Anda di halaman 1dari 10

Bojonegoro (beritajatim.

com) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)


Kabupaten Bojonegoro telah memetakan sejumlah wilayah yang rawan terjadi bencana
alam. Ancaman bencana di Kota Ledre sendiri diantaranya, banjir luapan Sungai
Bengawan Solo, banjir bandang, angin puting beliung, longsor, kekeringan, dan
kegagalan industri.

Kepala BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo mengatakan, bencana yang terjadi di


Kabupaten Bojonegoro petanya yakni setelah terjadi bencana kekeringan, saat musim
panca roba, masyarakat perlu mewaspadai ancaman angin puting beliung. Saat musim
hujan, bencana yang perlu diwaspadai yakni banjir bandang dan luapan Bengawan
Solo.

"Biasanya saat musim hujan bencana ikutan yang terjadi yakni tanah longsor,"
terangnya, Rabu (17/12/2014).

Namun di Bojonegoro sendiri longsor yang terjadi tidak begitu mengancam pemukiman
warga. Sebab, daerah yang teridentifikasi lonsor berada jauh dari pemukiman warga.
Wilayah yang terancam longsor berada di sisir selatan Bojonegoro yakni berada di
Kecamatan Temayang, Gondang, Sekar, dan Kecamatan Kedungadem.

"Daerah yang paling kritis terjadi longsor berada diwilayah sisir selatan karena daerah
pegunungan," katanya.

Sisir selatan Kabupaten Bojonegoro rawan terjadi longsor karena kondisi hutannya
rusak. Andik mengatakan, sejumlah perbukitan yang berada diwilayah selatan
Bojonegoro kini kondisinya gundul. Pohon yang menyangga keutuhan tanah rusak
karena lahan hutan banyak yang beralih fungsi untuk lahan pertanian.

Seperti, lanjut dia, longsor beberapa waktu lalu terjadi di Desa Deling, Kecamatan
Sekar. Beruntung tebing yang longsor tersebut berada jauh dari pemukiman warga.
Akibatnya longsor tersebut hanya menutupi saluran air yang berada diwilayah
setempat. "Namun, sudah kita tangani, karena jika tidak segera ditangani air bisa
mengalir kepemukiman warga dan ruas jalan," terangnya. [uuk/ted]
TEMPO.CO, Bojonegoro - Sebanyak 11 kecamatan dari 28 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro,
Jawa Timur, tergolong rawan dilanda bencana tanah longsor. “Kami sudah mengirim surat kepada
para camat dan kepala desa untuk mengingatkan warganya agar waspada,” kata Kepala Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Andi Sujarwo kepada Tempo, Senin, 15
Desember 2014.

Berdasarkan data BPBD Bojonegoro, di 11 kecamatan itu kawasan yang rawan dilanda tanah
longsor tersebar di 23 desa. Setiap kecamatan terdiri atas 1-6 desa.

Kecamatan Ngambon, Sugihwaras, Bubulan, Kepohbaru, Dander, dan Kecamatan Ngasem,


masing-masing satu desa. Kecamatan Gondang dan Kecamatan Sekar masing-masing empat desa,
Kecamatan Kedungadem dan Kecamatan Purwosari masing-masing dua desa. Sedangkan
Kecamatan Padangan lima desa.

Menurut Andi, selain sebelas kecamatan tersebut, yang juga perlu diwaspadai adalah permukiman
warga yang terletak di dataran tinggi. Di antaranya Kecamatan Margomulyo dan Kecamatan
Kedewan, yang berjarak lebih dari 50 kilometer dari Kota Bojonegoro.

Andi mengingatkan curah hujan pada Januari hingga Februari akan semakin tinggi. Hal itu diperkuat
dengan prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang diterima BPBD
Bojonegoro. Curah hujan yang tinggi berpotensi menimbulkan banjir bandang serta terjadinya tanah
longsor.

Hari ini petugas BPBD Bojonegoro mengirim berbagai jenis logistik ke desa-desa yang rawan
tertimpa bencana banjir dan tanah longsor, termasuk yang berada di sepanjang tepian Sungai
Bengawan Solo. “Kami melakukan langkah antisipasi,” ujar Andi.

Seorang warga Desa Ngoken, Kecamatan Padangan, Mono, 34 tahun, menjelaskan sebagian
wilayah desanya merupakan kawasan rawan terjadi bencana tanah longsor serta bahaya banjir.
Apalagi ada permukiman warga yang terletak di pinggir Sungai Bengawan Solo. “Bantaran sungai
sering longsor tergerus arus air sungai yang deras,” ucapnya.
TEMPO.CO, Bojonegoro - Pemerintah Kabupaten Bojonegoro mewaspadai ancaman banjir Sungai
Bengawan Solo yang diprediksi terjadi pertengahan bulan ini. Data yang dilansir Badan Meteorologi
Klimatologi dan Geofisika serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro
menyebutkan bahwa potensi banjir cukup besar mengingat curah hujan di daerah hulu cukup tinggi.
Kawasan hulu Bengawan Solo meliputi Kabupaten Karanganyar, Solo, Sukoharjo, Sragen, Ngawi,
Madiun, dan Blora.

Bila ramalan cuaca BMKG itu tidak meleset, kemungkinan permukaan Bengawan Solo akan
meningkat hingga status siaga merah. Banjir kali ini dinilai lebih besar dibandingkan dengan banjir
pada pertengahan Desember 2013 lalu. "Bisa jadi ini lebih besar," kata Sekretaris BPBD Bojonegoro
Budi Mulyono, Kamis, 6 Februari 2014.

Selain itu, Budi melanjutkan, luberan air juga bisa dipasok dari sungai-sungai lain di sekitar
Bengawan Solo, seperti Sungai Semarmendem di Kecamatan Baureno, Sungai Kening dari
Kabupaten Tuban, Sungai Kalipang di Kecamatan Kalitidu, Sungai Kalidandang di Kecamatan
Dander, Sungai Gandong di Kecamatan Purwosari, Sungai Kedungbajul di Kecamatan Kota, Sungai
Pacal di Kecamatan Temayang, Kali Wungu di Kecamatan Kasiman, dan Kali Besuki di Kecamatan
Balen. "Makanya perlu disiapkan antisipasi sejak dini," ujar Budi.

Wakil Bupati Bojonegoro Setyo Hartono telah mengundang 16 camat dan kepala desa yang
wilayahnya dilewati Bengawan Solo untuk rapat koordinasi di kantor BPBD. Mereka dibekali
kemampuan untuk menghadapi banjir musiman itu.

Setyo mengatakan persiapan menghadapi banjir sudah dilakukan sejak awal Februari. Mulai dari
pembuatan posko banjir, pos kesehatan, tim tanggap darurat, serta tim dari kecamatan dan desa-
desa yang dilalui banjir. "Sudah kami siapkan," ujarnya.
JENIS GUNUNG BERAPI BERDASARKAN BENTUKNYA
Posted by : MuhHabibSenin, 18 Februari 2013
JENIS GUNUNG BERAPI BERDASARKAN BENTUKNYA
03 Nov

55 Votes

Apa itu Volcano (Gunung Berapi)?

Gambar pada latar adalah Gunung berapi Mahameru atau Semeru. Latar depan adalah Kaldera Tengger
termasuk Bromo, Jawa Timur, Indonesia.
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu
sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar
10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi
material yang dikeluarkan pada saat meletus.
Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice
volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di
daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah
Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung
berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik
merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif
mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati.
Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif
kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah
gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung
berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung
berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
 Aliran lava.
 Letusan gunung berapi.
 Aliran lumpur.
 Abu.
 Kebakaran hutan.
 Gas beracun.
 Gelombang tsunami.
 Gempa bumi.
Jenis Gunung Berapi Berdasarkan Bentuknya
1. Stratovolcano

Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan
susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar
(raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali.
Gunung Merapi merupakan jenis ini.
2. Shield Volcano

Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat
membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri
dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
3. Cinder Cone Volcano
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung.
Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500
meter dari tanah di sekitarnya.
4. Kaldera Volcano

Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung
sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.

Tipe Letusan (Erupsi) Gunung Berapi

Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, juga kuat lemahnya letusan serta tinggi
tiang asap, maka gunungapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi:

1. Tipe Hawaiian,yaitu erupsi eksplosif dari magma basaltic atau mendekati basalt, umumnya
berupa semburanlava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah
atau kepundan sederhana;
2. Tipe Strombolian, erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari
magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi sering aktif di tepi benua atau di tengah
benua;
3. Tipe Plinian, merupakan erupsi yang sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau
magma asam, komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan
berupa batuapung dalam jumlah besar;
4. Tipe Sub Plinian, erupsi eksplosif dari magma asam/riolitik dari gunungapi strato, tahap erupsi
efusifnya menghasilkankubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan
ignimbrit;
5. TipeUltra Plinian, erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan
luas dari Plinian biasa;
6. Tipe Vulkanian, erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltic sampaidasit, umumnya
melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan seringdisertai bom kerak-
roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak melulu berasal dari magma
tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik;
7. Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian, kedua tipe tersebut merupakan erupsi yang terjadi
pada pulau gunungapi, gunungapi bawah laut atau gunungapi yang berdanau kawah. Surtseyan
merupakan erupsi interaksi antara magma basaltic dengan air permukaan atau bawah
permukaan, letusannya disebut freatomagmatik. Freatoplinian kejadiannya sama dengan
Surtseyan, tetapi magma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik.
Letusan-letusan gunung berapi kemudian dapat dikelompokkan juga berdasarkan tipe lavanya seperti
dibawah ini:
Tingkat Isyarat Gunung Berapi di Indonesia

Gunung api yang akan meletus biasanya memperlihatkan tanda-tanda sebagai berikut:
a) Suhu di sekitar gunung naik
b) Mata air menjadi kering
c) Sering mengeluarkan suara gemuruh dan kadang-kadang disertai getaran (gempa)
d) Tumbuhan di sekitar gunung menjadi layu, dan binatang di sekitar gunung bermigrasi.

Sumber : Wikipedia , vulkanologigeounpad.wordpress.com


- See more at: http://volcanoblogs.blogspot.com/2013/02/jenis-gunung-berapi-
berdasarkan.html#sthash.TbSxf252.dpuf
Bentuk-Bentuk Gunung Api dan Ciri-Cirinya

1). Gunung api Perisai/Prisma

(Gambar : Bentuk Gunung Api)


Gunung api perisai berciri lerengnya agak landai berbentuk perisai. Gunung api ini hanya terdiri dari
lapisan-lapisan lava saja, karena lava yang keluar dari gunung api hanya berupa lava yang cair
sekali, sehingga dapat mengalir jauh menuruni lereng, kemudian mengalami pembekuan. Gunung
api perisai terdapat di Kepulauan Hawai yaitu Gunung Mauna Loa dan Gunung Kilauea. Di
Indonesia tidak ditemukan jenis gunung api perisai.

2). Gunung api strato


Gunung api strato berciri bentuknya seperti kerucut. Strato artinya lapisan, oleh karena badan
gunung api ini terdiri dari lapisan lapisan lava yang bercampur dengan hasil-hasil vulkanis lainnya
seperti debu, pasir, kerikil, dan bom. Campuran yang dikandungnya memungkinkan endapan pada
lereng gunung berlapis-lapis sehingga gunung api semakin tinggi menjulang keatas. Sebagian besar
gunung api di Indonesia tergolong bentuk gunung api strato.

3). Gunung api maar


Kata maar berasal dan bahasa Jerman yang artinya “kawah”. Maar terjadi karena peletusan gunung
api itu hanya terjadi satu kali saja. Setelah itu kegiatan vulkanis berhenti sama sekali. Akibat
peletusan yang terjadi, terbentuklah lubang besar berbentuk corong, yang dikelilingi oleh tebing
yang terombak ketiká terjadi letusan. Apabila dasar dan dinding maar tidak dapat ditembus air,
maká terbentuklah danau yang disebut danau maar. Namun, ada juga maar yang kering karena
jenis tanah di dasarnya tidak dapat menahan air. Contoh gunung api maar antara lain maar di
Gunung Lamongan (Jawa Timur), maar di daerah Pegunungan Eifel (Jerman), maar di Dataran
Tinggi Auvergne (Perancis).

Sekian pembahasan tentang Bentuk-Bentuk Gunung Api dan Ciri-Cirinya semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai