Anda di halaman 1dari 8

JURNAL GUNUNG SEMERU

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA (IPBA)

PERTEMUAN 16

Dosen Pengampu:

Dr. I Wayan Distrik, M.Pd.

Dr. Viyanti, M.Pd.

Oleh:

Ayu Iin Hidayah

2013022017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2021/2022
GUNUNG SEMERU

A. Identifikasi Gunung Semeru


Gunung Semeru atau biasa disebut dengan Gunung Meru adalah sebuah gunung
berapi kerucut di Jawa Timur, Indonesia. Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi
di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl).
Gunung ini terbentuk akibat subduksi Lempeng Indo-Australia kebawah Lempeng
Eurasia. Gunung Semeru juga merupakan gunung berapi tertinggi ketiga di Indonesia
setelah Gunung Kerinci di Sumatra dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara
Barat.[2] Kawah di puncak Gunung Semeru dikenal dengan nama Jonggring Saloko.
Gunung Semeru secara administratif termasuk dalam wilayah dua kabupaten,
yakni Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Gunung ini
termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Semeru mempunyai
kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan Hutan
Ericaceous atau hutan gunung. Posisi geografis Semeru terletak antara 8°06' LS dan
112°55' BT.
Pada tahun 1913 dan 1946 Kawah Jonggring Saloka memiliki kubah dengan
ketinggian 3.744,8 m hingga akhir November 1973. Di sebelah selatan, kubah ini
mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava mengarah ke sisi selatan meliputi
daerah Pronojiwo dan Candipuro di Lumajang.
B. Informasi Meletusnya Gunung Semeru
Ciri-ciri gunung berapi yang akan erupsi dan meletus:
1. Suhu di sekitar gunung naik.
2. Mata air menjadi kering
3. Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
4. Tumbuhan di sekitar gunung layu
5. Binatang di atas gunung akan turun ke bawah
6. Binatang di sekitar gunung akan bermigrasi dan kelihatan gelisah
Tiga proses terjadinya erupsi gunung berapi:
1. Terdapat Endapan Magma di Perut Bumi
Proses terjadinya gunung meletus biasanya diawali dengan adanya endapan
magma di perut bumi atau pada inti bumi. Magma merupakan sebuah batuan
cair yang berada pada perut bumi. Magma dapat terbentuk akibat panasnya
suhu di dalam interior bumi.
2. Adanya Gas Bertekanan Tinggi
Proses terjadinya gunung meletus juga tak lepas dari adanya gas yang
bertekanan tinggi. Suhu panas yang ada di dalam bumi akan mampu
melelehkan batuan penyusun lapisan bumi. Ketika batu-batuan tersebut
meleleh maka akan dihasilkan gas yang kemudian bercampur dengan magma.
Magma ini akan terbentuk di kedalaman 60 hingga 160 km di bawah
permukaan bumi.
3. Magma yang Didorong Gas Bertekanan Tinggi
Proses terjadinya gunung meletus juga tak lepas dari magma yang telah
terdorong oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma yang mengandung gas
kemudian akan terdorong sedikit demi sedikit ke permukaan bumi karena
memiliki massa yang lebih ringan daripada batuan padat yang ada di
sekelilingnya. Magma yang mengandung gas berada dalam kondisi dibawah
tekanan batuan- batuan berat yang berada di sekitarnya. Tekanan inilah yang
menyebabkan magma meletus atau yang disebut dengan erupsi gunung berapi
atau gunung meletus.
Letusan paling mematikan Gunung Semeru terjadi pada 29 Agustus 1909 ketika aliran
piroklastik dan lava menghancurkan 38 pemukiman dan 600-800 hektar lahan pertanian.
Letusan itu merenggut 208 korban jiwa. Sejak saat itu, sebagian besar aktivitas letusan
gunung berapi terbatas pada letusan strombolian kecil . Letusan pada tahun 1994
menyebabkan kematian tiga orang.
Letusan Gunung Semeru 2021 terjadi pada 4 Desember 2021 di Jawa Timur,
Indonesia. Setidaknya 48 orang tewas, 169 orang terluka, dan 22 orang hilang. 45 orang
mengalami luka bakar karena letusan tersebut. Jembatan Gladak Perak, jembatan
penghubung jalur selatan antara Kabupaten Lumajang dan Malang terputus akibat
diterjang lahar dingin letusan gunung. Aliran piroklastik dan lahar merusak sedikitnya
5.205 rumah dan beberapa bangunan umum. Letusan 4 Desember adalah yang terbaru
dari serangkaian letusan eksplosif di gunung berapi sejak tahun 2014. Kemudian terjadi
lagi erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu, 08 Desember 2021, pukul 00:01 WIB dengan
tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak (± 4176 m di atas permukaan laut).
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara. Erupsi ini
terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 16 mm dan durasi 233 detikLetusan
baru-baru ini di gunung berapi telah disertai dengan aliran piroklastik, gumpalan debu
vulkanik, dan tanah longsor.
C. Kelemahan Informasi dari BMKG
Informasi yang berasal dari BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika)
sering salah dalam memprediksi meletusnya Gunung Semeru yang secara tiba-tiba terjadi.
Walaupun sudah ada peringatan dini namun tetap memakan korban.
Kepala PVMBG Andiani mengaku sudah memberikan peringatan dini kepada pihak-
pihak tertentu untuk disampaikan kepada masyarakat sekitar Gunung Semeru. Menurut
informasi, diketahui bahwa kepala PVMBG sudah memberikan informasi peringatan dini
pada tanggal 1 Desember 202. “Pertama pada tanggal 1 semburan awan panas itu sudah
kami peringatkan. Bahkan di tanggal 2, diingatkan secara resmi melalui surat”. Kemudian
pihak PVMBG juga sudah menyebarkan informasi peringatan aktivitas yang terpantau di
gunung Semeru sejak awal Desember, ada grup WhatsApp sebagai wadah informasi bagi
warga sekitar gunung Semeru. Kepala PVMBG Andiani juga menuturkan bahwa
pantauan aktivitas di gunung api bisa dilihat secara visual. Dan pada tanggal 4 Desember
2021 memang tidak ada tanda-tanda visual dari gunung Semeru. Namun ternyata sore
harinya di tanggal 4 Desember 2021, awan panas turun dari gunung Semeru dan warga
berlarian karena panik. Sontak meletusnya Semeru pada hari itu terkesan tidak ada
pemberitahuan sebelumnya karena warga belum ada yang mengungsi sampai akhirnya
terjadi erupsi. Namun ternyata berdasarkan keterangan kepala PVMBG tersebut,
peringatan dini memang sudah diinformasikan jauh sebelum erupsi terjadi. Dan informasi
peringatan tersebut memang berdasarkan pantauan dari alat yang ada di sekitar gunung
Semeru. Kepala PVMBG Andiani juga mengatakan bahwa aktivitas pada gunung api bisa
terpantau namun terjadinya erupsi tidak bisa dipastikan waktunya, hanya bisa diprediksi.
Namun menurut Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Prof
Nana Sulaksana mengatakan, letusan yang terjadi pada Sabtu sore pekan lalu ternyata
tidak terjadi tiba-tiba. letusan kemarin bukan tiba-tiba, tapi memang sudah terjadi letusan
kegiatan magmatisme jauh sebelumnya. Hanya kemarin saat letusan besar, secara
kebetulan bersamaan dengan curah hujan tinggi.
D. Dampak Erupsi Gunung Semeru
1. Dampak lingkungan
Dengan terjadi nya erupsi Gunung Semeru memiliki dampak yaitu pasir hasil
semburan gunung meletus akan membawa banyak pasir, serta tanah yang
dilalui oleh abu vulkanis akan membuat tanah menjadi lebih subur dan sangat
baik untuk bercocok tanam. Tentunya bisa membawa keuntungan bagi
masyarakat dalam membuat perkebunan baru, bangkit pasca bencana alam
gunung meletus.
2. Dampak korban jiwa
Jumlah warga mengungsi mengalami peningkatan menjadi 3.697 jiwa. Warga
yang mengungsi ini sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Lumajang,
sedangkan di Kabupaten Malang hanya terdapat 24 jiwa. Sebaran titik
pengungsian di Kabupaten Lumajang berada di Kecamatan Pronojiwo dengan
9 titik berjumlah 382 jiwa, Kecamatan Candipuro 6 titik 1.136 jiwa,
Kecamatan Pasirian 4 titik 563 jiwa, Kecamatan Lumajang 188 jiwa,
Kecamatan Tempeh 290 jiwa, Kecamatan Sumberseko 67 jiwa, Kecamatan
Sukodono 45 jiwa. Data korban jiwa tercatat warga luka-luka 56 jiwa, hilang
17 jiwa dan meninggal dunia 34 jiwa, sedangkan jumlah populasi terdampak
sebanyak 5.205 jiwa. Terkait dengan jumlah warga yang dinyatakan hilang
dan luka, posko masih melakukan pemutakhiran data dan validasi.
3. Dampak pembangunan (infrastuktur) daerah
Dampak yang diakibatkan oleh erupsi Gunung Semeru adalah erupsi
mengakibatkan 2.970 unit rumah terdampak. Pihak pemerintah daerah masih
melakukan pemutakhiran jumlah rumah terdampak maupun tingkat kerusakan.
Bangunan terdampak lainnya berupa fasilitas pendidikan 38 unit dan jembatan
terputus (Gladak Perak) 1 unit.
4. Dampak ekonomi
Melumpuhkan aktivitas masyarakat di bidang ekonomi, baik dalam bercocok
tanam dan mencari nafkah jadi terhenti karena terpaksa mengungsi cukup
lama. Ekonomi yang harus dibangkitkan kembali dari awal setelah bencana
alam.Adapula kerugian finansial dari warga yang terdampak dari gunung
meletus ini jika pekerjaan mereka diliburkan dan tidak mendapatkan gaji.
Kerusakan dan kerugian yang dihimpun meliputi 31 fasilitas umum
terdampak, hewan ternak sapi 764 ekor, kambing atau domba 648 ekor dan
unggas 1.578 ekor dan masih banyak lagi.
5. Dampak sosial budaya
Dampak yang disebabkan adalah banyaknya warga yang mengungsi di posko
yang telah disiapkan oleh pemerintah setempat. Yang dimana hidup bersama
saat bencana akan menanamkan jiwa sosial saling membantu disaat kondisi
yang memprihatinkan ini. Kemudian dengan adanya peristiwa ini banyak
manusia dari daerah lain yang ikut menyumbangkan baik itu materi ataupun
jasa dengan menjadi relawan untuk saling membantu.
6. Dampak religi
Dampak religi dari erupsi Gunung Semeru ini adalah mengingatkan manusia
akan kuasa Allah SWT dan menambah derajat keimanan sehingga kita
senantiasa bersyukur atas kesehatan jasmani dan kenyamanan lingkungan
yang diberikan kepada manusia.
E. Sasaran Pembaca
Sasaran pembaca untuk ini adalah masyarakat untuk umur remaja hingga orang tua
karena bacaan ini memuat informasi mengenai Gunung Semeru dan peristiwa-peristiwa
meletusnya Gunung Semeru yang bisa menambah wawasan untuk pembaca.
F. Pesan Moral Meletusnya Gunung Semeru
Pada hakikatnya walaupun semua bencana alam yang terjadi merupakan fenomena
atau gejala yang alam lakukan akan tetapi semua itu tidak lepas dari kuasa Allah SWT.
Setelah terjadinya bencana gunung semeru meletus ini semoga selalu mengingatkan kita
akan Allah SWT. Supaya kita selalu istiqomah dijalan-Nya dan selalu dalam
perlindungan-Nya. Terlepas dari kehendak Nya kita sebagai manusia juga dapat
mengantisipasi terkait akan terjadinya bencana seperti mendengarkan peringatan dini
yang telah diinfokan dari pemerintah setempat agar waspada ataupun secepat mungkin
mengungsikan diri agar terhindar bencana yang tiak diinginkan. Selain itu kita harus
selalu waspada jika bertempat tinggal ditempat yang rawan bencana, selalu lebih sering
membaca dan menerapkan literasi mengenai keadaan darurat di zona daerah yang rawan
bencana serta menyiapakan segala perlengkapan aman yang dapat melindungi diri dari
bahaya dan menyimpan semua berkas dokemen yang penting dalam satu tempat dan
mudah dijangkau ketika keadaan darurat.
Pesan moral dari meletusnya Gunung Semeru juga adalah dengan adanya peristiwa ini
kita sesama manusia semakin mempererat tali persaudaraan, saling membantu, dan
menumbuhkan jiwa sosial sehingga dapat menjunjung persatuan dan kesatuan sebagai
warga Negara Kesatuan Republik Indonesia.
G. Perbandingan Meletusnya Gunung Semeru dengan Teori yang Ada
Letusan Gunung Semeru diperkirakan dimulai ketika kubah lava di kawah puncak
runtuh karena curah hujan yang tinggi. Seorang ahli vulkanologi di Institut Teknologi
Bandung mengatakan aliran puing letusan merupakan akumulasi material dari letusan
masa lalu. Hujan deras mengikis material vulkanik di puncak, membuat kubah lava tidak
stabil. Kubah yang runtuh memicu serangkaian aliran piroklastik yang menuruni lereng
gunung berapi. Menurut laporan dari departemen geologi Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, semburan tingginya mungkin bisa mencapai 45 km, meski ada
yang mengklaim tingginya hanya 11 km. Investigasi sedang berlangsung untuk
menentukan ketinggian asap. Antara tanggal 5 dan 9 Desember, delapan aliran piroklastik
menempuh jarak 3 km atau lebih dari puncaknya. Arus mengalir ke arah tenggara.
Menurut Guru Besar Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Prof Nana
Sulaksana mengatakan, letusan yang terjadi pada Sabtu sore pekan lalu ternyata tidak
terjadi tiba-tiba. letusan kemarin bukan tiba-tiba, tapi memang sudah terjadi letusan
kegiatan magmatisme jauh sebelumnya. Hanya kemarin saat letusan besar, secara
kebetulan bersamaan dengan curah hujan tinggi. Erupsi Gunung Semeru diakibatkan
adanya dua gaya yang bekerja, yaitu endogen dan eksogen. Gaya endogen terjadi dari
aktivitas magma yang mendorong material vulkanik naik ke permukaan, sedangkan gaya
eksogen diakibatkan hujan ekstrem. Material vulkanik yang tertumpuk di kubah secara
langsung bersentuhan dengan air. Akumulasi material tersebut kemudian dialirkan oleh
air dan hanyut ke bawah melalui lembahan dan sungai-sungai. Akibatnya, banjir lahar
mampu menyapu kawasan di lembahan Semeru. “Kalau tidak ada hujan, maka seluruh
material yang keluar sifatnya belum langsung menjadi lahar. Ini karena musim hujan,
kebetulan hujan besar, material yang teronggok di atas terkena air dan hanyut ke sungai.
Sedangkan menurut teori yang ada letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi
akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang
bertekanan tinggi. Peristiwa ini berhubungan dengan naiknya magma dari dalam perut
bumi. Aktifitas magma yang mempunyai suhu yang sangat tinggi di dalam perut bumi
berusaha keluar sehingga dapat terjadi retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit
bumi. Magma yang keluar dari perut gunung berapi adalah gunung yang sedang meletus
atau vulkanisme. Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan
suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang
keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-
1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai
sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius
90 km. Jenis dan bentuk gunung api bermacammacam karena derajat kekentalan dan
kedalaman magma terbentuknya gunung api berbeda-beda. Gunung api meletus, terjadi
akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang
bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung api terbentuk. Hasil letusan
gunung berapi berupa: gas vulkanik, lava dan aliran pasir serta batu panas, lahar, tanah
longsor, gempa bumi, abu letusan, awan panas. Letusannya yang membawa abu dan batu
dapat menyembur dengan keras hingga sejauh radius 18 km atau lebih, sedang lavanya
bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung berapi bisa menimbulkan
korban jiwa dan harta benda yang besar hingga sampai ribuan kilometer jauhnya dan
bahkan bisa mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.
H. Referensi
Referensi yang digunakan dalam menyusun tugas ini adalah;
1. Eko Widianto (October 25, 2014). "Foreign Plantations Invade Mt Semeru".
2. Media, Kompas “Ternyata Erupsi Gunung Semeru Tak Terjadi Tiba-tiba,
Alam Telah Memberi Tanda”. Diakses dari
https://regional.kompas.com/read/2021/12/06/174702878/ternyata-erupsi-
gunung-semeru-tak-terjadi-tiba-tiba-alam-telah-memberi?page=all pada
tanggal 17 Desember 2021 pukul 10.16 WIB.
3. Medistiara, Yulinda. “Gunung Semeeru Meletus, BNPB: Sejumlah Lokasi
Gelap”. Diakses dari https://news.detik.com/berita/d-5840535/gunung-
semeru-meletus-bnpb-sejumlah-lokasi-gelap pada tanggal 17 Desember 9.13
WIB.
4. Wikipedia, “Gunung Semeru”. Diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Semeru pada tanggal 17 Desember
08.52 WIB

Anda mungkin juga menyukai