GUNUNG MELETUS
KABUPATEN KUNINGAN
DISUSUN OLEH :
030.11.067
PEMBIMBING :
JAKARTA
1. PENDAHULUAN
Didalam perut bumi magma dan gas – gas bertekan tinggi tertahan
oleh batuan padat di sekelilingnya. Tingginya tekanan menyebabkan magma
bergolak disertai gemuruh dan berusaha keluar melalui retakan – retakan
atau bagian yang lunak dan paling tipis. Magma bergerak keatas melalui
saluran retakan – retakan kulit bumi sampai di permukaan. Ketika magma
mendekati permukaan bumi terjadi pelepasan gas – gas didalamnya. Gas –
gas dan lava keluar ke permukaan saat lapisan kulit bumi pecah disertai
letusan. Lava, gas dan material – material lain yang terus – menerus keluar
akan menumpuk di sekitar tempat letusan dan membentuk kepundan atau
gunung.
Bahaya utama
Bahaya ikutan letusan gunung api adalah bahaya yang terjadi setelah
proses peletusan berlangsung. Bila suatu gunung api meletus akan terjadi
penumpukan material dalam berbagai ukuran di puncak dan lereng bagian
atas. Pada saat musim hujan tiba, sebagian material tersebut akan terbawa
oleh air hujan dan tercipta adonan lumpur turun ke lembah sebagai banjir
bebatuan, banjir tersebut disebut lahar
Selain itu dalam Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2003
disebutkan bahwa kawasan hutan gunung ciremai termasuk dalam kawasan
perlindungan alam plasma nutfah eks-situ, kawasan rawan bencana gunung
berapi dan kawasan rawan gempa bumi.
2. Geografi
3. PENDUDUK
Komposisi penduduk Kabupaten Kuningan masih didominasi oleh
penduduk muda dan dewasa. Hal menarik yang dapat diamati pada piramida
penduduk adalah adanya perubahan semakin menurunnya jumlah penduduk
pada kelompok penduduk usia muda baik laki-laki maupun perempuan yang
menunjukkan keberhasilan Pemerintah Kabupaten Kuningan dalam
menekan laju pertumbuhan penduduk.
4. REKAYASA KASUS
Dikabarkan terjadi peningkatan aktivitas gunung ciremai. Telah terjadi
sedikitnya 6 kali gempa vulkanik. Peringatan untuk mengungsi sudah di
informasikan kepada penduduk yang tinggal di sekitar gunung ciremai. Pada
15 mei 2016 pagi hari pukul 05.00 WIB gunung ini meluapkan lava
pijarnya. Letusan terjadi cukup besar menerbangkan abu vulkanik dan
material - material yang lainnya. Abu vulkanik dilaporkan telah mencapai
Kabupaten majalengka. Di kabupaten Kuningan, teramati hampir seluruh
wilayah tertutup abu vulkanik yang cukup tebal hingga jarak pandang hanya
sejauh 2 m. Ketebalan abu vulkanik di kawasan Kuningan dan Majalengka
diperkirakan lebih dari 3 cm. Dampak abu vulkanik juga mengarah ke arah
Barat Jawa, dan dilaporkan sudah mencapai Kota Cirebon, Kabupaten
Ciamis, Bandung dan beberapa daerah lain di Jawa Barat. Dikabarkan
terdapat 10 korban jiwa terdiri dari lansia dan anak karena korban tidak
menghiraukan himbauan untuk mengungsi sehingga tertimpa bangunan
rumahnya dan penyakit yang disebabkan oleh abu vulkanik. Ketebalan abu
vulkanik ini menyulitkan tim untuk melakukan evakuasi dan penyaluran
bantuan.
5. HAZARD
Kabupaten Kuningan terletak di sisi barat daya dari gunung Ciremai
yang akan terkena dampak jika terjadi letusan gunung. Gunung Ceremai
termasuk gunungapi Kuarter aktif, tipe A yakni, gunungapi magmatik yang
masih aktif semenjak tahun 1600. Letusan G. Ceremai tercatat sejak 1698
dan terakhir kali terjadi tahun 1937 dengan selang waktu istirahat terpendek
3 tahun dan terpanjang 112 tahun. Tiga letusan 1772, 1775 dan 1805 terjadi
di kawah pusat tetapi tidak menimbulkan kerusakan yang berarti. Pada
tahun 1917 dan 1924 terjadi letusan uap belerang dan asap Fumarola secara
kuat dari tebing kawah sebelah selatan sehingga membuat lubang yang
cukup besar. Pada 24 Juni 1937 – 7 Januari 1938 terjadi letusan freatik di
kawah pusat dan celah radial. Sebaran abu mencapai daerah seluas
52,500 km bujursangkar.
6. VULNERABILITY
a. Kerentanan dari Aspek Lingkungan
Gunung ciremai adalah gunung tertinggi di Jawa Barat yang terletak
pada ketinggian 3.078 meter dari permukaan laut dan merupakan salah
satu ekosistem pegunungan yang terletak tidak terlalu jauh dengan
laut. Kawasan rawan bencana letusan gunung berapi dengan luas
kurang lebih 3.743 hektar.
7. CAPACITY
Kabupaten Kuningan memiliki 7 unit rumah sakit tipe b,c dan d
dengan jumlah tempat tidur 797. Jumlah tenaga medis yang tercatat di RS
Kabupaten Kuningan sebnyak 49 dokter umum, 38 dokter spesialis dan 6
dokter gigi. Sejumlah puskesmas tersebar di 39 wilayah kabupaten
Kuningan dengan jumlah tenaga medis sebanyak 69 dokter umum dan 20
dokter gigi.
8. DISASTER MANAGEMENT
Dalam penyelenggaraan operasi badan oenanggulangan bencana
daerah atau BPBD Kabupaten Kuningan menyelenggarakan siaga
penanggulangan bencana, ada 5 komponen kesiapsiagaan penanggulangan
bencana yang yang harus dibangun kemampuannya, agar pelayanan jasa
penanggulangan bencana dapat dilakukan dengan baik. Komponen-
komponen tersebut antara lain:
C. Pasca letusan