Anda di halaman 1dari 4

PROSES GEOLOGI GUNUNG SEMERU

Dosen pengampu: Dr.rer.nat.Thomas Triadi Putranto, S.T., M.Eng.

Disusun oleh:
Audria Herlisa Maharani
21040122140196

FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
UNIVERSITAS DIPONEGORO 2022
PROSES GEOLOGI GUNUNG SEMERU

Gunung
Gunung merupakan fenomena alam yang terjadi akibat lempeng bumi yang menjauh karena
panas bumi yang semakin naik dari perut bumi sehingga lempeng bumi menjauh dan
bergerak menabrak satu sama lain hingga menonjol ke permukaan bumi membentuk gunung.
Gunung dibagi menjadi gunung berapi dan gunung biasa, perbedaannya ialah gunung berapi
mengandung magma, lava, dan api. namun pada gunung biasa tidak terdapat 3 komponen itu
tetapi berisi air.
Lelehan bumi kemudian akan naik sebagai magma. Seiring waktu, tekanan tinggi di dalam
bumi membuat magma keluar dari dalam bumi. Magma akan naik ke hot spot. Hot spot
adalah area bumi yang amat panas. Area ini membuat magma semakin panas dan encer.
Semakin encer magma, maka semakin ringan dan mudah naik dan keluar. Magma yang
keluar dari bumi disebut lahar atau lava. Lahar atau lava yang terkena udara ini lama-lama
akan mendingin dan berubah menjadi batu. Lapisan-lapisan batu inilah yang kemudian
menjadi gunung api.

Proses erupsi
Gunung Semeru telah diketahui sebagai gunung api aktif di Indonesia. Beberapa proses
erupsi gunung berapi diantaranya ialah:
1. Gempa bumi dan peningkatan emisi gas Saat magma bergerak di perut bumi tepatnya
di bawah gunung berapi, aktivitas ini memicu terjadinya gempa bumi secara berkala
dengan intensitas dan kekuatan yang terus meningkat. Kemudian, fumarol yang
merupakan celah terbuka untuk mengeluarkan gas mulai memuntahkan berbagai zat
seperti uap, karbon dioksida, belerang, ataupun gas beracun lainnya. Peningkatan
emisi gas dan gempa bumi sering kali menandakan bahwa letusan gunung akan
terjadi. Gempa bumi terus-menerus dan peningkatan emisi gas biasanya merupakan
tahap pertama letusan.
2. Keluarnya abu dan uap panas Proses maupun tanda bahwa letusan gunung berapi
selanjutnya adalah pengeluaran abu dan uap air melalui lubang pada gunung yang
terbuka. Misalnya pada letusan freatik yang terjadi ketika magma memanaskan
permukaan atau air tanah yang dilepaskan melalui lubang dan celah baru. Baca juga:
Gunung Semeru Meletus, Ahli: Termasuk Erupsi Sekunder
3. Pembentukan kubah lava Tahap yang terakhir dari erupsi gunung berapi menurut para
ahli yaitu pembentukan kubah lava atau lava dome. Kubah lava terbentuk karena
magma yang mengalir di permukaan mengalami penurunan tekanan maupun suhu
yang membeku sehingga membentuk suatu bentuk seperti kubah. Sementara itu,
pembentukan kubah lava diidentifikasi ahli menggunakan peralatan ilmiah yang
dimiliki. Sebab, penumpukan kubah lava mungkin tidak terlihat dengan mata
telanjang. Tim ahli vulkanologi menggunakan satelit GPS dan peralatan lain untuk
mencatat aktivitas ini. Saat gunung api menjadi lebih aktif, terjadi serangkaian proses
penumpukan kubah yang kemudian runtuh, dan akhirnya menyebabkan letusan hebat.
Gunung Semeru
Gunung semeru merupakan salah satu gunung berapi yang secara administratif masuk
kedalam Wilayah Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur. Gunung Semeru
merupakan gunung tertinggi ketiga di Indonesia dengan ketinggian 3.676meter diatas
permukaan laut. Gunung Semeru merupakan gunung berapi yang terdiri dari struktur sesar,
kaldera, kawah, dan maar yang berada dalam satu kelurusan arah selatan-utara serta
berbentuk kerucut sempurna (strato) jika dilihat dari arah selatan dan tenggara. Gunung
Semeru memiliki tipe letusan vulkanian-strombolian, yang artinya mengalami erupsi secara
terus-menerus dalam jangka waktu panjang dan mengeluarkan material vulkanik berupa lava,
magma, dan batuan samping di sekitar kawah.

Perubahan bentuk Gunung Semeru


Terjadinya deformasi(perubahan bentuk) pada gunung berapi karena adanya aktivitas magma
berupa uplift(kenaikan) sebelum aktivitas vulkanik dan subsidence(penurunan) saat aktivitas
vulkanik dapat menyebabkan terjadinya deformasi permukaan gunung api. Selanjutnya
dilakukan uji coba oleh para ahli dan didapatkan bahwa nilai deformasi setelah terjadi
aktivitas vulkanik pada Jumat, 17 April 2020 pukul 06.08 WIB menunjukkan adanya
fenomena deflasi atau penurunan permukaan tanah dengan rata-rata -26 milimeter yang
direpresentasikan dari 92 titik sampel di seluruh area Gunung Semeru, dimana pada area jalur
aliran lava (timur, tenggara, selatan, dan barat daya) mengalami deflasi yang lebih besar
dibanding dengan area yang lain (barat, barat laut, utara, dan timur laut). Fenomena ini
dipengaruhi oleh tekanan magma di dalam tubuh gunung api yang telah melemah, sehingga
menyebabkan permukaan tanah cenderung kembali ke posisi semula

Dampak erupsi
Dampak erupsi bagi masyarakat yang tinggal di kawasan dekat Gunung Semeru tentu saja
negatif, karena proses erupsi gunung aktif yang mengeluarkan lava ataupun abu vulkanik
dapat membuat orang disekitar terluka. Sehingga KESDM (Kementrian Energi dan Sumber
Daya Mineral) mengimbau kepada masyarakat untuk menghindari aktivitas dalam radius 1
kilometer dari kawah Gunung Semeru, dan jarak 5 kilometer dari arah bukaan kawah di
sektor tenggara-selatan. Selain itu, masyarakat diminta untuk menjauhi kawasan yang
terdampak material awan panas, mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur
awan panas Besuk Kobokan, serta selalu mewaspadai ancaman lahar di hulu sungai.
Sebaliknya pun gunung berapi dapat memberi manfaat bagi masyarakat, yaitu;
1. Sumber air
Gunung berapi ternyata juga dapat bermanfaat bagi masyarakat disekitarnya, yaitu
sebagai sumber air. Gunung yang merupakan tempat penyimpanan air dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kehidupan sehari-hari karena mata airnya murni.
2. Menyuburkan tanaman
Gunung berapi menyemburkan abu vulkanis yang nyatanya memiliki komponen
unsur hara sehingga dapat menyuburkan tanah pertanian.
3. Menghasilkan bahan mentah
Magma yang keluar menuju permukaan bumi mambawa banyak bahan mentah
didalamnya. Bahan mentah seperti sulfur, emas, dan tembaga tersedia berkat adanya
aktivitas vulkanik gunung berapi.
4. Manghasilkan bahan bangunan
Batu-batuan berupa pasir, kerikil, dan batuan besar yang dikeluarkan gunung berapi
saat erupsi sangat bermanfaat untuk penduduk sekitar. Pasalnya penduduk sekitar
dapat mengambilnya dan menjualnya ke daerah-daerah yang membutuhkan untuk
membangun rumah atau gedung.
5. Objek wisata
Selanjutnya ialah sebagai objek wisata. Manfaat gunung berapi satu ini sangat
dirasakan oleh orang-orang yang tinggal di sekitar pegunungan. Mereka bisa
membuka usaha yang cocok diberikan untuk para pendaki gunung atau wisatawan.
Bahkan tak sedikit turis mancanegara yang datang ke Indonesia hanya untuk
menikmati keindahan gunung.
6. Usaha perkebunan
Berkat tanah yang kaya akan air dan subur, masyarakat sekitar dapat membuka usaha
perkebunan di wilayah sekitar pegunungan.
7. Habitat bagi hewan
Selain manfaat bagi manusia, gunung pun dapat menghasilkan habitat baru bagi
hewan karena lingkungannya yang bersih dan banyak mengandung nutrisi.

Penerapan di PWK
Pada bidang Perencanaan Wilayah dan Kota diperlukan pengetahuan terhadap gunung agar
dapat membangun rencana yang kontinu di masa mendatang, terutama terkait keselamatan
masyarakat disekitar gunung yang harus diwaspadai. Namun tidak hanya gunung yang dapat
melukai manusia, berlaku pula sebaliknya. Diperlukan pengelolaan sumber daya di gunung
agar pengambilan dan pemakaiannya tidak semena-mena. Gunung yang berperan sebagai
sumber kehidupan makhluk hidup harus dilestarikan sekaligus dilindungi agar manfaatnya
dapat terus dinikmati oleh masyarakat mendatang.
Daftar Pustaka:
• Zintan Prihatini. (2021). Gunung Semeru Meletus, Ini 3 Proses Terjadinya Erupsi
Gunung Berapi.
• Husnul Abdi. (2020). 6 Manfaat Gunung Berapi bagi Kehidupan Manusia, Jaga
Kelestariannya.
• Wikipedia Gunung Semeru
• Eka Diah Nur Safitri, Noorlaila Hayati, dan Filsa Bioresita . JURNAL TEKNIK ITS
Vol. 10, No. 2, (2021) ISSN: 2337-3539.
• Nibras Nada Nailufar. (2020). Proses Terbentuknya Gunung Berapi.

Anda mungkin juga menyukai