Anda di halaman 1dari 34

Laboratorium Vulkanologi 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto


Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 1

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang
Vulkanologi merupakan studi yang mempelajari tentang aktifvitas yang ada
pada gunung api dapat berupa lava, magma dan fenomena fenomena yang ada pada
gunung api dan sebagai seorang geologis yang mempelajari ilmu vulkanologi
dituntun untuk mengetahui pembentukan gunung api dan karakteristik gunung api.
Lokasi Museum ini terletak di Dusun Banteng, Desa Hargobinangun,
Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. Pembangunan museum ini berlangsung
selama empat tahun dan diresmikan pada tanggal 1 Oktober 2009. Harga tiket masuk
museum ini adalah Rp. 3000,- .dan kami memulai perjalan ke museum pukul 8 pagi
dan tiba di sana pukul 09.30 dan sesampainya di sana melakukan pengmatan pada
museum dan data data apa saja yang di perlukan.

I.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan berkunjung di museum merapi adalah
Mengetahui ring of fire
Mengetahui penyebaran gunung api di indonesia
Mengetahui ganesa gunung api
Mengetahui sejarah gunung api berdasarkan tektoniknya
Mengetahui tipe tipe letusan gunung api

I.3. Dasar Teori
Gunung api adalah lubang atau rekahan pada kerak bumi yang mengeluarkan
magma dan gas-gas dari dalam bumi. Biasanya aktivitas vulkanisme menyebabkan
suatu erupi pada gunung api. Gunung api sendiri terbentuk pada pertemuan lempeng
yang terjadi penunjaman pada lempeng samudra ke benua, selain itu pemekaran
lantai samudra terjadi akibat adanya arus konveksi dan menyebabkan terjadi
pertemuan lempeng divergen dan ada beberapa contoh dari pergerakan lempeng
antara lain :
Laboratorium Vulkanologi 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 2

1. Strato, contohnya gunung Fuji. Bentuk dari gunung ini memiliki slope yang
curam. Kebanyakan terbentuk di daerah subduksi.
2. Kaldera, contohnya gunung Crater Lake. Gunung ini sangatlah eksplosif, dan
memiliki lava berjenis riolith atau asam.
3. Kubah Lava, contohnya gunung Saint Helens. Akumulasi lava dengan
viskositas tinggi pada lubang kawah.
4. Perisai (shield volcano), kebanyakan berupa gunung non eksplosif, memiliki
lava basalt, dan biasanya di daerah hotspot. 5. Cinder Cone (kerucut),
contohnya gunung La Poruna.
















Laboratorium Vulkanologi 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 3

BAB II
ISI
II.1 Sejarah Bumi Berdasarkan Tektonik
Teori tektonik lempeng adalah Teori yang di kemukan oleh Alfred Wegener
yang menjelaskan tentang teori apungan benua dan membuktikan bahwa dulunya
benua yang ada di bumi pernah menjadi satu dataran berdasarkan lingkungan
magmatismenya terdapat 4 proses.

II.2. Lingkungan Magmatik Gunungapi
Berdasarkan tatanan tektoniknya, terdapat 4 (empat) lingkungan magmatisme yaitu :
1. Batas lempeng Konstruktif
2. Batas lempeng Destruktif
3. Tatanan Lempeng Samudra
4. Tatanan Lempeng Benua
II.3. Ring Of Fire
Indonesia Dikelilingi RING of FIRE Cincin Api Pasifik atau Lingkaran
Api Pasifik (bahasa Inggris : Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami
gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra
Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang
40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.
II.4. Jalur Gunungapi di Indonesia
Sekitar 70 juta tahun yang lalu, Lempeng India-Australia (di selatan
Indonesia) bertabrakan dengann lempeng Eurasia.
Lempeng India-Australia menunjam ke bawah Kepulauan Indonesia (subduction).
Peristiwa serupa juga terjadi di sekitar kepulauan Maluku, Sulawesi dan Irian Jaya;
Lempeng Pasifik mengalami penunjaman ke bawah lempeng Eurasia.

Laboratorium Vulkanologi 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 4

II.5. Tipe-tipe Letusan Gunungapi beserta efek positif maupun negatif
Terdapat beberapa tipe letusan Gunungapi yang berada didunia yaitu :
Letusan Tipe Hawaii
Letusan Tipe Pelee
Letusan Tipe Vulkano
Letusan Tipe Sint Vincent
Letusan Tipe Perret atau
Plinian
Letusan Tipe Stromboi
Letusan Tipe Merapi
a) Berikut adalah efek negatif dan positif dari letusan gunungapi :
Efek negatif
a) Pada waktu gunung meletus puluhan ribu manusia dan ternak banyak yang
menjadi korban,
b) Gas beracun yang dikeluarkan dari gunung api sangat membahayakan bagi
manusia,
c) Awan panas yang di keluarkan gunung api dapat menewaskan makhluk dan
tumbuh-tumbuhan,
d) Lahar dingin dan panas dapat merusak daerah yang dilalui nya,
e) Bom lapili dan pasir vulkanik dapat merusak rumah, jembatan, dan daerah
pertanian,
f) Abu vulkanik yang bertaburan diangkasa dapat mengganggu penerbangan.
Efek Positif
a) Menambah kesuburan tanah di sekitar kawasan gunung merapi sehingga
masyarakat bisa memanfaatkannya dengan mencocok tanam
b) Sebagai obyek wisata sehingga wisatawan domestik dan mancanegara
berdatangan.
c) Sisa aktivitas gunungapi bisa dimanfaatkan sebagai tambang, misal
keterdapatan biji besi, emas dan hasil mineral lainnya.
d) aktivitas gunung api Bisa menghasilkan panas bumi sehingga bisa
dimanfaatkan sebagai energi.
Laboratorium Vulkanologi 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 5

II.6. Morfologi dan Genesa Terbentuknya Gunungapi
Kerucut Gunung api
Kubah
Kaki Vulkanik
Kawah
Kaldera
II.6.1. Genesa terbentuknya gunung api
Gunungapi terbentuk akibat adanya pergerakan lempeng yang terus menekan
dan memberikan suatu gesekan pada lempeng dan menyebabkan subduksi zone dan
menghasilkan suatu gunung
II.7. Sejarah Pertumbuhan Gunungapi Merapi
Pemantauan Gunung merapi merupakan kegiatan pengukuran kegiatan
pengukuran dan pengamatan untuk mendeteksi perubahan dari gunung berapi
sebagai gambaran peningkatan aktifitas gunung api yang disebabkan pergerakan
magma di bawah gunung api. Sistem pemantaun meliputi pengukuran deformasi
permukaan, kegempaan, perubahaan emisi gas, dan pengukuran suhu fumarola. Hasil
pemantauan gununapi digunakan sebagai informasi untuk peringatan dini dalam
bahaya letusan gunungapi.
Hasil penelitian stratigrafi menunjukkan sejarah terbentuknya Merapi sangat
kompleks. Wirakusumah (1989) membagi Geologi Merapi menjadi 2 kelompok
besar yaitu Merapi Muda dan Merapi Tua. Penelitian selanjutnya (Berthomier, 1990;
Newhall & Bronto, 1995; Newhall et.al, 2000) menemukan unit-unit stratigrafi di
Merapi yang semakin detil. Menurut Berthommier,1990 berdasarkan studi stratigrafi,
sejarah Merapi dapat dibagi atas 4 bagian :
PRA MERAPI (+ 400.000 tahun lalu)
MERAPI TUA (60.000 - 8000 tahun lalu)
MERAPI PERTENGAHAN (8000 - 2000 tahun lalu)
MERAPI BARU (2000 tahun lalu sampai sekarang)
Laboratorium Vulkanologi 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 6

II.8. Sejarah Pemantauan Gunungapi Merapi
Pemantauan Gunung merapi merupakan kegiatan pengukuran kegiatan
pengamatan untuk mendeteksi suatu perubahan dari aktifitas gunung berapi sebagai
gambaran peningkatan aktifitas gunung api yang disebabkan pergerakn magma di
bawah gunung api Terdapat beberapa jenis pemantauan yang di gunakan antara lain :
Pemantauan Seismik
Pemantauan Kimia Gas
Pemantauan Deformasi
Pemantauan Visual
Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 7





II.9. Morfologi Puncak Gunungapi Merapi
Gunung Merapi merupakan gunung api yang paling aktif di perbatasan
Yogyakarta dan Jawa Tengah, ketinggiannya saat ini sekitar 2900-an meter di atas
permukaan air laut. Pada deretan gunung api yang terletak di tengah pulau jawa,
Gunung Merapi merupakan gunung berapi yang terletak paling selatan diantara
deretan Gunung Api Ungaran, Telomoyo-Soropati, Merbabu, dan Merapi yang
membujur relatif dari utara-selatan. Menurut Van Bemmelen, 1970, rangkaian
gunung api tersebut terletak pada suatu sesar geser yang besar.

II.10. Instrumen dan Jenis jenis Pemantauan Gunung Merapi
Jenis Pemantauan Merapi
Alat Seismik
Pengamatan / pemantauan kimia
Pemantauan deformasi
Pencatatan gas
Pemantauan visual
Instrumen pemantauan
Penginderaan jauh (remote sensing)
komputer
Seismograf
Radio
Termometer
Peralatan seismik.



Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 8





II.11. Material Erupsi Gunungapi
Gas vulkanik
Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lahar
Hujan Abu
Awan panas





















Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 9





BAB III
PEMBAHASAN

III.1. Sejarah Bumi Berdasarkan Tektonik
Menurut para ahli geologi, sebenarnya pelebaran alur-alur dasar samudera,
gerakan - gerakan benua, pola seismik dunia, dan pola kegiatan vulkanik merupakan
bagian dari satu desakan energi dari perut bumi. Permukaan planet bumi terdiri dari
enam bentangan besar lempeng benua yang bersifat keras, tetapi sebenamya tipis bila
dibanding dengan ukuran bola bumi. Ukuran yang paling tebal pada benua-benua itu
tidak mencapai 150 km. Lempeng - lempeng benua itu saling bergeseran. Gerakan-
gerakan pergeseran kerak bumi ini juga disebabkan oleh desakan hebat dari energi
yang dikeluarkan oleh perut bumi.
Benua Asia terdiri dari tiga lempeng benua yang besar, yaitu Eurasia, Pasifik,
dan India. Eurasia merupakan lempeng yang paling besar dan relatif statis,
sedangkan lempengan Pasifif dan India terus menerus bergerak, menggeser ke arah
barat laut (Pasifik), dan utara (India). Gerakan-gerakan "tabrakan" ini menghasilkan
jajaran pulau-pulau dan jajaran pegunungan seperti Pegunungan Himalaya.
Hal-hal penting tentang gerakan benua adalah sebagai berikut.
Gerakan-gerakan lempeng tektonik terus-menerus terjadi dan menciptakan
perubahan - perubahan di permukaan bumi.
Sumber gerakan ini ialah arus yang disebabkan oleh panas. Arus ini terjadi
dalam batuan padat tetapi kenyal di dalam lapisan astenosfer selubung bumi.
Lempeng tektonik dapat meleleh waktu mendekati kulit bumi dan keluar
lewat gunung api, celah, atau retakan seperti yang terjadi pada Pematang
Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 10





Atlantik Tengah. Sambil meninggalkan retakan dasar samudera, batuan yang
meleleh membentuk dasar baru di laut.
Dasar batuan yang meleleh mendesak maju bagian kerak bumi yang lebih tua.
Bagian tua ini mungkin mendukung benua. Kalau bagian kerak bumi seperti
itu bertemu ujung, maka benturan itu menyebabkan gempa. Inilah yang
terjadi di dalam laut di lepas pantai Amerika Selatan. Satu bagian bumi
didorong masuk ke selubung untuk meleleh kembali, bagian lainnya didorong
ke atas sehingga membentuk pematang.
Teori gerakan lempeng tektonik banyak kaitannya dengan persebaran gunung
api di muka bumi dan terjadinya gempa bumi
Sejak sekitar tahun 1900, para ahli geologi telah mengetahui bahwa kerak bumi
bagian luar mengapung di atas lapisan lebih dalam yang lunak. Akan tetapi, teori
mengenai gerakan-gerakan benua tersebut baru dipublikasikan secara luas sejak
tahun 1960.
Teori gerakan benua salah satunya disampaikan oleh Alfred Lothar Wegener
(1880-1930)
la mengemukakan teori yang disebut Apungan dan Pergeseran Benua-benua.
mengungkapkan teori tersebut pada tahun 1912 di hadapan perhimpunan ahli geologi
di Frankfurt, Jerman. Teori tersebut diungkapkan pertama kalinya di dalam bentuk
buku pada tahun 1915 yang berjudul Die Enstehung der Kontinente und Ozeane
(Asal Usul Benua dan Lautan).
Buku tersebut menimbulkan kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli geologi.
Kontroversi itu aru mereda tahun enampuluhan setelah teori apungan Benua
Wegener ini makin banyak mendapat penganut di lingkungan ahli ilmu pengetahuan.
A. Adapun titik tolak teori Wegener tersebut adalah:
Adanya persamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur Benua
Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika.
Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 11





Kedua garis yang sama tersebut sebenamya dahulu adalah daratan yang berimpitan.
Itulah sebabnya formasi geologi di bagian-bagian yang bertemu itu sama. Keadaan
ini telah dibuktikan kebenarannya. Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat
dari Sierra Leone sampai Tanjung Afrika Selatan sama dengan apa yang ada di
pantai Timur Amerika, dari Peru sampai Bahia Blanca.
Daerah Greenland sekarang ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan
kecepatan 36 meter /tahun, sedangkan Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika
Selatan dengan kecepatan 9 meter/tahun. Menurut Wegener, benua-benua yang
sekarang ini, dahulunya adalah satu benua yang disebut Benua Pangea. Benua
tunggal itu mulai memecah karena gerakan benua besar di selatan baik ke arah barat
maupun ke utara menuju khatulistiwa. Dengan peristiwa tersebut maka terjadilah hal-
hal sebagai berikut :
Bentangan-bentangan samudera dan benua-benua mengapung sendiri-sendiri.
Samudera Atlantik menjadi semakin luas karena Benua Amerika masih terus
melangsungkan gerakannya ke arah barat. Dengan demikian terjadi lipatan-
lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran pegunungan utara-selatan, yang
terdapat di sepanjang pantai Amerika Utara Selatan.
Adanya kegiatan seismik yang luar biasa di sepanjang Patahan St. Andreas,
dekat pantai barat Amerika Serikat.
Batas Samudera Hindia makin mendesak ke utara. Anak Benua India semula
di duga agak panjang, tetapi karena gerakannya ke utara maka India makin
menyempit dan makin mendekat ke Benua Eurasia. Proses tersebut
menimbulkan lipatan Pegunungan Himalaya. Benua-benua sekarang ini pun
masih terus bergerak. Gerakan itu dapat dibuktikan dengan makin
melebarnya celah yang terdapat di alur-alur dalam samudera.
B. Descartes la mengemukakan teori kontraksi yang kemudian diteruskan oleh
Suess. Menurut Rene Descartes (1596-1650), bumi kita makin susut dan mengkerut
karena pendinginan. Karena itu, terjadilah gunung-gunung dan lembah-lembah. Teori
ini tidak mendapat dukungan para ahligeologi. Daerah tanggul dasar samudera
terdapat di tempat dua lempeng merenggang. Terbentuknya tanggul itu akibat produk
vulkanisme yang bertumpuk sepanjang celah. Tanggul seperti itu terdapat di Lautan
Atlantik, memanjang dari dekat Kutub Utara sampai mendekati Kutub Selatan. Celah
ini menjadikan benua Amerika bergerak saling menjauh dengan benua Eropa dan
Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 12





Afrika. Di Samudera Pasifik terdapat tanggul di bagian Tenggara samudera ini,
membujur ke Utara sampai ke Teluk California. Di bagian Selatan Samudera Hindia,
tanggul seperti itu memanjang dari Baratke Timur, mendorong lempeng dasar
Samudera Hindia atau lempeng Indo - Australia ke arah Utara. Pergeseran lempeng
tersebut mendorong anak benua India yang berasal dari dekat Antarktika hingga
bertabrakan dengan lempengbenua Asia dan menyebabkan pembentukan
Pegunungan Himalaya :
a. Di daerah dua lempeng saling bertumbukan Di daerah pertumbukan dua lempeng
terjadi beberapa fenomena,yaitu:
lempeng dasar samudera menunjam ke bawah lempeng benua
terbentuk palung laut di tempat tumbukan itu
pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan
terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ekstrusi
merupakan daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam
penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng; dan
timbunan sedimen campuran yang dalam geologi dikenal dengan nama
batuan bancuh atau melange (Bahasa Perancis).
b. Di daerah dua lempeng saling menjauh terdapat beberapa fenomena, seperti:
perenggangan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepi lempeng
tersebut
pembentukan tanggul dasar samudera di sepanjang tempat perenggangan
lempeng
aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur
bantal dan hamparan leleran lava yang encer
aktivitas gempa di dasar laut dan sekitarnya.
Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 13






Foto. III.1.a

III.2. Lingkungan Magmatik Gunungapi

Foto. III.2.a Foto. III.2.b
Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 14






Foto. III.2.c Foto. III.2.d
Gambar 2a menjelaskan tentang pemekaran MOR dan peroses penujaman
subduksi zone yang mengakibatkan terbentuknya gunung api dan tatanan
Samudra dan Benua.
Gambar 2b menjelaskan tentang penunjaman subduksi dari lempeng samudra
menunjam ke lempeng benua.
Gambar 2c menjelaskan tentang tabrakan lempeng samudra dan samudra
yang menghasilkan busur kepulauan
Gambar 2d menjelaskan tentang lempeng benua yang dulunya menjadi satu
atau yang disebut pangea dan sekarang berpisah akibat pemekaran lantai
samudran yang menyebabkan benua benua saling menjauh






Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 15





III.3. Ring Of Fire

Foto III.3.a ring of fire
Indonesia Dikelilingi RING of FIRE Cincin Api Pasifik atau Lingkaran
Api Pasifik (bahasa Inggris : Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami
gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra
Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang
40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik.
Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi
di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (56% dari seluruh gempa
dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke
Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika.



Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 16





III.4. Jalur Gunungapi di Indonesia

Foto III.4.a jalur pegunungan api
Sekitar 70 juta tahun yang lalu, Lempeng India-Australia (di selatan
Indonesia) bertabrakan dengann lempeng Eurasia.
Lempeng India-Australia menunjam ke bawah Kepulauan Indonesia (subduction).
Peristiwa serupa juga terjadi di sekitar kepulauan Maluku, Sulawesi dan Irian Jaya;
Lempeng Pasifik mengalami penunjaman ke bawah lempeng Eurasia.
Proses penunjaman menimbulkan gempa dan melepas panas hingga melelehkan
batuan menjadi magma yang kemudian dengann energi panasnya mampu mendesak
permukaan bumi hingga menjadi guunung api/deretan gunung api. Di jalur gunung
api inilah banyak terjadi gempa bumi.

Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 17





Peta Persebaran Gunung Api di Indonesia

Foto III.4.b penyebaran gunung api
Peta Lempeng Aktif di Sekitar Indonesia

Foto III.4.b lempeng aktif indonesia
Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 18





JALUR GUNUNG API DI INDONESIA
Indonesia memiliki 3 sistem gunung api, yaitu:
1.Gunung Api yang Termasuk Jalur Pegunungan (Sirkum) Mediterania :
a.Jalur gunung api busur dalam (inner arc), yang bersifat vulkanik aktif.
berderet mulai dari Kep.Andaman (barat Sumatera), Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa,
Flores, alor, Wetar sampai Laut Banda.
b.Jalur gunung api busur luar (outer arc), yang bersifat nonaktif. berderet
mulai dari P.Simeulue, Nias, Batu, Mentawai, Enggano, pegunungan yang tenggelam
dan muncul kembali di Pulau Sawu, Rote, Timor, Leti, Sermata, Buru, dan pulau2
kecil di sekitarnya.
2.Gunung Api yang Termasuk Jalur Pegunungan (Sirkum) Pasifik, berderet melalui
Sulawesi Utara, yaitu G.Lokon, Soputan, Klabat, bersambung ke Kep.Sangir, Talaud,
Tidore, Ternate, serta Lampobatang (SulSel).
3.Gunung Api yang Termasuk Jalur Pegunungan (Sirkum) Lingkar Australia,
berderet di bagian ekor sampai kepala burung Irian dan berakhir di P.Halmahera
dan sekitarnya.






Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 19





III.5. Tipe-tipe Letusan Gunungapi beserta efek positif maupun negatif

Foto III.5.a Tipe tipe letusan
1. Tipe Hawaii
Ciri letusan tipe ini adalah lava yang dikeluarkan dari lubang kepundan bersifat cair ,
lava mengalir ke segala arah, bentuk gunung yang dihasilkan tipe hawaai menyerupai
perisai atau tameng, skala letusannya relative lebih kecil namun intensitasnya cukup
Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 20





tinggi. Umumnya berupa semburan lava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara
simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana. Contoh: Gunung Maona Loa,
Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.
2. Tipe Pele
Ciri erupsinya adalah adanya lava kental, tekana gas tinggi, dan dapur magma yang
dalam. Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak
gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas
menjadi bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut
meletus. Contoh : Gunung Montagne pelee di Amerika Tengah.
3. Tipe Strombolian
Erupsinya Berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi
pada gunungapi aktif di tepi benua atau di tengah benua. Letusan tipe ini
memuntahkan material, bom, lapili, dan abu. Contoh gunung api bertipe stromboli
adalah Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
4. Tipe Merapi
Ciri erupsinya adalah lavanya yang cair-kental. Dapur magmanya relatif dangkal dan
tekanan gas yang agak rendah. Erupsinya yang berupa lava kental sehingga
menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat
dan memecahkan sumbatan lava. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan
akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau
gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau wedhus gembel.
Contoh : Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Gunung Galunggung di Jawa Barat
5. Tipe Vincent
Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 21





Erupsinya berupa lava agak kental, tekanan gas sedang, kawahnya terdapat danau.
Contoh : gunung kelud. Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah
bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan
diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus
pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902.
6. Tipe Vulkano
Erupsinya brupa cairan magma yang kental dan dapur magma yang bervariasi dari
dangkal sampai dalam, sehingga memiliki tekanan yang sedang sampai tinggi. Tipe
ini merupakan tipe letusan gunung api pada umumnya, besar kecilnya letusan
didasarkan atas kekuatan tekanan dan kedalaman dapur magmanya, daya rusak
cukup besar. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung Semeru di
Jawa Timur.
7. Tipe Perret/Plinian
Adalah tipe letusan yang sangat merusak karena ledakannya sangat dahsyat. Ciri
utama tipe ini ialah letusan tiangan, gas yang sangat tinggi, dan dihiasi oleh awan
menyerupai bunga kol di ujungnya. Karena letusannya sangat hebat, menyebabkan
puncak gunung menjadi tenggelam dan merosotnya dinding kawah, kemudian
membentuk sebuah kaldera. Contoh: letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 dan
St. Helens yang meletus pada tanggal 18 Mei 1980 merupakan tipe perret yang
letusannya paling kuat dengan fase gas setinggi 50 km
POSITIF DAN NEGATIF LETUSAN GN API :
Dampak Negatif
Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-
macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau
Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 22





H2S, No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang
berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.
Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas
penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan
ekonomi.
Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu
vulkanik panas akan merusak pemukiman warga.
Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar
dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam.
Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan
sejumlah penyakit misalnya saja ISPA.
DAMPAK POSITIF
Tanah yang dilalui oleh hasil bulkanis gunung berapi sangat baik bagi
pertanian sebab tanah tersebut secara alamah menjadi lebih subur dan bisa
menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk
sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.
Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis.
Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh
lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga
baru.
Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas
yang keluar dri dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini
kabarnya baik bagi kesehatan kulit.
Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan
mineral yang sangat melimpah.
Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 23





Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial
terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik.
Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan
pembangkit listrik.
III.6. Morfologi dan Genesa Terbentuknya Gunungapi
MORFOLOGI GUNUNG API
1. Kerucut Gunung api
Memiliki bentuk seperti kerucut yang berada di gunung api. Terbentuk akibat
penumpukan material erupsi dan terletak di tubuh bagian atas gunung api.
2. Kubah
Suatu morfologi yang memperlihatkan bentukan mirip kubah yang terbentuk
akibat pembekuan lava yang bertekstur kental.
3. Kaki Vulkanik
Morfologi dari tubuh gunung api bagian bawah yang tersusun oleh material-
material hasil erupsi.
4. Kawah
Morfologi yang menunjukkan bentuk cekung yang terbentuk akibat aktivitas
vulkanik sebagai tempat keluarnya magma ke permukaan.
5. Kaldera
Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 24





Morfologi yang berbentuk cekung yang dihasilkan oleh aktivitas vulkanik
yang eksplosif maupun runtuhan lantai kawah, memiliki diameter lebih besar dari
pada kawah.
Genesa terbentuknya gunung api
Gunungapi terbentuk akibat adanya pergerakan lempeng yang terus menekan
sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Gunungapi terbentuk pada empat busur,
yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua,
terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua, busur tengah
samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera dan busur dasar samudera yang
terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera.
Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi berbeda :
1) Pemekaran kerak benua, terjadi akibat adanya arus konveksi menyebabkan
penipisan lantai samudra sehingga terjadi pemekaran pemekaran lantai
samudra dan menyebabkan lempeng bergerak
2) Tumbukan antar kerak, menyebabkan peroses penunjaman lempeng samudra
ke dalam lempeng benua sehingga menyebabkan busur gunung api ataupun
kepulauan
3) Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga
menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi
jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur
gunung api tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan.
4) Penipisan kerak samudera akibat MOR sehingga menyebabkan magma keluar
melalu hotspotnya lalu membuat deretan perisai gunung api.

Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 25





III.7. Sejarah Pertumbuhan Gunungapi Merapi
SEJARAH GEOLOGI
Hasil penelitian stratigrafi menunjukkan sejarah terbentuknya Merapi sangat
kompleks. Wirakusumah (1989) membagi Geologi Merapi menjadi 2 kelompok
besar yaitu Merapi Muda dan Merapi Tua. Penelitian selanjutnya (Berthomier, 1990;
Newhall & Bronto, 1995; Newhall et.al, 2000) menemukan unit-unit stratigrafi di
Merapi yang semakin detil. Menurut Berthommier,1990 berdasarkan studi stratigrafi,
sejarah Merapi dapat dibagi atas 4 bagian :
PRA MERAPI (+ 400.000 tahun lalu)
Disebut sebagai Gunung Bibi dengan magma andesit-basaltik berumur 700.000
tahun terletak di lereng timur Merapi termasuk Kabupaten Boyolali. Batuan gunung
Bibi bersifat andesit-basaltik namun tidak mengandung orthopyroxen. Puncak Bibi
mempunyai ketinggian sekitar 2050 m di atas muka laut dengan jarak datar antara
puncak Bibi dan puncak Merapi sekarang sekitar 2.5 km. Karena umurnya yang
sangat tua Gunung Bibi mengalami alterasi yang kuat sehingga contoh batuan segar
sulit ditemukan.
MERAPI TUA (60.000 8000 tahun lalu)
Pada masa ini mulai lahir yang dikenal sebagai Gunung Merapi yang merupakan
fase awal dari pembentukannya dengan kerucut belum sempurna. Ekstrusi awalnya
berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan Plawangan berumur sekitar
40.000 tahun. Produk aktivitasnya terdiri dari batuan dengan komposisi andesit
basaltic dari awanpanas, breksiasi lava dan lahar.
MERAPI PERTENGAHAN (8000 2000 tahun lalu)
Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 26





Terjadi beberapa lelehan lava andesitik yang menyusun bukit Batulawang dan
Gajahmungkur, yang saat ini nampak di lereng utara Merapi. Batuannya terdiri dari
aliran lava, breksiasi lava dan awan panas. Aktivitas Merapi dicirikan dengan letusan
efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif dengan
debris-avalanche ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal-kuda dengan
panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng barat. Pada periode ini
terbentuk Kawah Pasarbubar.
MERAPI BARU (2000 tahun lalu sekarang)
Dalam kawah Pasarbubar terbentuk kerucut puncak Merapi yang saat ini disebut
sebagai Gunung Anyar yang saat ini menjadi pusat aktivitas Merapi. Batuan dasar
dari Merapi diperkirakan berumur Merapi Tua. Sedangkan Merapi yang sekarang ini
berumur sekitar 2000 tahun. Letusan besar dari Merapi terjadi di masa lalu yang
dalam sebaran materialnya telah menutupi Candi Sambisari yang terletak 23 km
selatan dari Merapi. Studi stratigrafi yang dilakukan oleh Andreastuti (1999) telah
menunjukkan bahwa beberapa letusan besar, dengan indek letusan (VEI) sekitar 4,
tipe Plinian, telah terjadi di masa lalu. Letusan besar terakhir dengan sebaran yang
cukup luas menghasilkan Selokopo tephra yang terjadi sekitar sekitar 500 tahun yang
lalu. Erupsi eksplosif yang lebih kecil teramati diperkirakan 250 tahun lalu yang
menghasilkan Pasarbubar tephra. Skema penampang sejarah geologi Merapi menurut
Berthommier, 1990 (gambar kanan).




Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 27





III.8. Sejarah Pemantauan Gunungapi Merapi

Foto III.8 a.,
Pemantauan Gunung merapi merupakan kegiatan pengukuran kegiatan
pengukuran dan pengamatan untuk mendeteksi gejala gejala vulkanisme yang ada
dalam aktifitas gunung api ada beberapa macam yaitu :
Pemantauan Seismik
Seismik adalah instrumen pemantauan tertua yang diterapkan di merapi sejak
tahun 1924 dan telah berkembang pesat sejak awal tahun 1990. Fungsinya sangat
membantu untuk mengetahui aktifitas gunung api tersebut.
Pemantauan Visual
Pengamatan visual paling menarik dan paling penting digunug merapi adalah
pengamatan perubahan morfologi kubah lava karena memberikan inforamasi secara
cepat saat terjadi longsoran dari foto foto yang di ambil dapat menjadi data apabila
aktifitas gunung apinya sedang berlangsung.
Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 28





Pemantauan Kimia Gas
Merapi merupakan gunungapi sangat aktif yang memiliki hembusan gas
solfatara dan fumarola secara terus menerus. Solfatara dan fumarola merupakan
fenomena yang menunjukan bahwa magama berada relatif dekat dengan permukaan.
Pemantauan Deformasi
Deformasi bawah permukaan gunungapi memberikan petunjuk proses
magama dibawah gunungapi yang dapat dijadikan indikator kemungkinan letusan
gunungapi. Pemantauan deformasi gunungapi merapi, salah satunya menggunakan
alat GPS dan EDM untuk mengukur pertumbuhan kubah lava.
GPS untuk mengamati titik lokasi apabila ada perubahan titik bearti ada pergerakan
atau aktifitas sedang berlangsung.
EDM untuk mengetahui deformasi yang di lihat pada daerah puncak apakah kawasan
horizontalnya berubah bentuk dapat diamati seperti itu.








Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 29





III.9. Morfologi Puncak Gunungapi Merapi

Foto. III.9.a., morfologi

Gunung Merapi merupakan gunung api yang paling aktif di perbatasan
Yogyakarta dan Jawa Tengah, ketinggiannya saat ini sekitar 2900-an meter di atas
permukaan air laut. Pada deretan gunung api yang terletak di tengah pulau jawa,
Gunung Merapi merupakan gunung berapi yang terletak paling selatan diantara
deretan Gunung Api Ungaran, Telomoyo-Soropati, Merbabu, dan Merapi yang
membujur relatif dari utara-selatan. Menurut Van Bemmelen, 1970, rangkaian
gunung api tersebut terletak pada suatu sesar geser yang besar.
Gunung Merapi sendiri dibagi menjadi dua, yaitu Merapi Tua dan
Merapi Muda. Kedua gunung merapi tersebut dapat dibedakan morfologi dan
lithologinya, karena masa pembentukannya berbeda.Gunung Merapi Tua telah aktif
semenjak akhir dari Pleistosen Akhir, sedangkan Merapi Muda aktif semenjak tahun
1006.Untuk litologi Merapi Muda cenderung bersifat intermediet, sedangkan litologi
Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 30





Merapi Tua lebih cenderung bersifat basa. Untuk morfologinya, Merapi Muda yang
terletak di sebelah barat, memiliki pola kontur radial yang menunjukkan gunungapi
stadia muda, belum menunjukkan erosi lanjut, sedangkan untuk Merapi Tua tampak
memiliki pola kontur yang menunjukkan stadia dewasa, terlihat dari banyaknya
proses erosi yang terjadi dan terpotong oleh sesar. Sehingga Van Bemmelen (1970)
dapat menyimpulkan bahwa tubuh Merapi Tua terpotong-potong oleh sesar-sesar
turun yang mengarah ke barat, yang kemudian tertutup oleh Merapi Muda pada
hanging wall-nya.Hal ini terkait dengan pembentukan Perbukitan Gendol.Karena
puncak Gunung Merapi pada bagian utara dan timur dikelilingi oleh formasi Merapi
Tua maka mulut kubah terbuka ke arah barat daya, hal ini menyebabkan kegiatan
erupsi Gunung Merapi menuju ke arah barat daya.

III.10. Instrumen dan Jenis jenis Pemantauan Gunung Merapi

Foto. III.10.a., alat pemantauan
Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 31






Foto. III.10.b., alat sesmik Foto. III.10.c., pemantauan satelit



Foto. III.10.d., hasil sesmik




Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 32





Jenis Pemantauan Merapi
Pemantauan Seismik
Pemantauan Kimia Gas
Pemantauan Deformasi
Pemantauan visual
Instrumen pemantauan
Penginderaan jauh (remote sensing)
komputer
Seismograf
Radio
Termometer
Peralatan seismik.


III.11. Material Erupsi Gunungapi
material yang dikeluarkan saat terjadi erupsi gunung api. Material yang
dikeluarkan saat terjadi erupsi atau meletusnya gunung api ada bermacam-macam.
Secara umum kita akan menggolongkannya menjadi tiga macam, yakni material cair,
padat dan gas.
a. Material Cair Magma yang terkandung di dalam dapur magma akan keluar
ke permukaan bumi dalam keadaan cair bila saat keluarnya magma tersebut tidak ada
hambatan atau tidak tersumbat. Nah, material cair tersebut antara lain.
Lava adalah magma yang meleleh keluar dari gunung api.
Lahar panas merupakan campuran magma dan air yang kemudian mengalir
seperti lumpur panas.
Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 33





Lahar dingin merupakan campuran material padat (Efflata) dan air hujan
yang kemudian menjadi lumpur yang mengalir menuruni lereng gunung.
b. Material Padat (Efflata) Material padat yang dikeluarkan oleh gunung api
saat meletus atau terjadinya erosi antara lain bom (batu besar), terak (batu yang
ukurannya tidak beraturan & lebih kecil dari bom), lapili (kerikil), debu, batu apung
dan pasir. Nah, material padat itu sendiri berasal dari dua kemungkinan.
Efflata allogen, yakni material padat yang berasal dari batu-batuan di sekitar
kawah yang ikut terlempar ketika terjadi letusan gunung api.
Efflata autogen (Pyroclastica), yaitu material yang terbentuk dari magma
yang membeku akibat pendinginan.
Material Gas (Ekshalasi) Material gas yang dikeluarkan oleh gunung api saat
terjadi letusan antara lain: 1) Fumarol, berbentuk uap air (H2O). 2) Solfatar,
berbentuk gas belerang (H2S). 3) Mofet, berbentuk gas asam arang (CO2).
Mofet merupakan gas beracun. Massa jenis yang lebih berat daripada massa
oksigen membuat mofet bisa beredar tak jauh dari permukaan bumi akibatnya
memiliki peluang yang besar akan terhirup oleh makhluk hidup









Laboratorium Vulcanology 2014

Nama : Muhammad Indra Siswanto
Nim : 111.120.010
Plug : 2 Page 34





BAB IV
PENUTUP.
IV.1. Kesimpulan
Vulkanologi merupakan studi tentang gunung berapi ,lava, magma dan
fenomena fenomena yang terjadi pada gunung api Gunungapi adalah lubang atau
rekahan pada kerak bumi yang mengeluarkan magma dan gas-gas dari dalam bumi.
Aktivitas volkanik meliputi keluarnya batuan yang kemudian membentuk
pegunungan atau bentuk-bentuk seperti gunung dalam waktu tertentu.
Terdapat Teori tektonik lempeng yang dikemukan oleh alfred wangler tentang teori
apungan benua :
Berdasarkan tatanan tektoniknya, terdapat 4 (empat) lingkungan
magmatisme yaitu : Batas lempeng Konstruktif, Batas lempeng Destruktif,
Tatanan Lempeng Samudra, Tatanan Lempeng Benua.
Tipe tipe letusan gn api : Letusan Tipe Hawaii, Letusan Tipe Stromboi,
Letusan Tipe Vulkano, Letusan Tipe Merapi, Letusan Tipe Perret atau Plinian,
Letusan Tipe Pelee, Letusan Tipe Sint Vincent
sejarah terbentuknya Merapi sangat kompleks. Wirakusumah (1989) membagi
Geologi Merapi menjadi 2 kelompok besar yaitu Merapi Muda dan Merapi Tua.
Penelitian selanjutnya (Berthomier, 1990; Newhall & Bronto, 1995; Newhall et.al,
2000) menemukan unit-unit stratigrafi di Merapi yang semakin detil. Menurut
Berthommier,1990 berdasarkan studi stratigrafi, sejarah Merapi dapat dibagi atas 4
bagian : Pra Merapi, Merapi Tua, Merapi Pertengahan, Merapi baru.
Dalam melakukan pemantauan ada beberapa metode dan instrumen yang
digunakan dalam mengamati aktifitasi gunung api.

Anda mungkin juga menyukai