I.1. Latar Belakang Vulkanologi merupakan studi yang mempelajari tentang aktifvitas yang ada pada gunung api dapat berupa lava, magma dan fenomena fenomena yang ada pada gunung api dan sebagai seorang geologis yang mempelajari ilmu vulkanologi dituntun untuk mengetahui pembentukan gunung api dan karakteristik gunung api. Lokasi Museum ini terletak di Dusun Banteng, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman. Pembangunan museum ini berlangsung selama empat tahun dan diresmikan pada tanggal 1 Oktober 2009. Harga tiket masuk museum ini adalah Rp. 3000,- .dan kami memulai perjalan ke museum pukul 8 pagi dan tiba di sana pukul 09.30 dan sesampainya di sana melakukan pengmatan pada museum dan data data apa saja yang di perlukan.
I.2. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan berkunjung di museum merapi adalah Mengetahui ring of fire Mengetahui penyebaran gunung api di indonesia Mengetahui ganesa gunung api Mengetahui sejarah gunung api berdasarkan tektoniknya Mengetahui tipe tipe letusan gunung api
I.3. Dasar Teori Gunung api adalah lubang atau rekahan pada kerak bumi yang mengeluarkan magma dan gas-gas dari dalam bumi. Biasanya aktivitas vulkanisme menyebabkan suatu erupi pada gunung api. Gunung api sendiri terbentuk pada pertemuan lempeng yang terjadi penunjaman pada lempeng samudra ke benua, selain itu pemekaran lantai samudra terjadi akibat adanya arus konveksi dan menyebabkan terjadi pertemuan lempeng divergen dan ada beberapa contoh dari pergerakan lempeng antara lain : Laboratorium Vulkanologi 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 2
1. Strato, contohnya gunung Fuji. Bentuk dari gunung ini memiliki slope yang curam. Kebanyakan terbentuk di daerah subduksi. 2. Kaldera, contohnya gunung Crater Lake. Gunung ini sangatlah eksplosif, dan memiliki lava berjenis riolith atau asam. 3. Kubah Lava, contohnya gunung Saint Helens. Akumulasi lava dengan viskositas tinggi pada lubang kawah. 4. Perisai (shield volcano), kebanyakan berupa gunung non eksplosif, memiliki lava basalt, dan biasanya di daerah hotspot. 5. Cinder Cone (kerucut), contohnya gunung La Poruna.
Laboratorium Vulkanologi 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 3
BAB II ISI II.1 Sejarah Bumi Berdasarkan Tektonik Teori tektonik lempeng adalah Teori yang di kemukan oleh Alfred Wegener yang menjelaskan tentang teori apungan benua dan membuktikan bahwa dulunya benua yang ada di bumi pernah menjadi satu dataran berdasarkan lingkungan magmatismenya terdapat 4 proses.
II.2. Lingkungan Magmatik Gunungapi Berdasarkan tatanan tektoniknya, terdapat 4 (empat) lingkungan magmatisme yaitu : 1. Batas lempeng Konstruktif 2. Batas lempeng Destruktif 3. Tatanan Lempeng Samudra 4. Tatanan Lempeng Benua II.3. Ring Of Fire Indonesia Dikelilingi RING of FIRE Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa Inggris : Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik. II.4. Jalur Gunungapi di Indonesia Sekitar 70 juta tahun yang lalu, Lempeng India-Australia (di selatan Indonesia) bertabrakan dengann lempeng Eurasia. Lempeng India-Australia menunjam ke bawah Kepulauan Indonesia (subduction). Peristiwa serupa juga terjadi di sekitar kepulauan Maluku, Sulawesi dan Irian Jaya; Lempeng Pasifik mengalami penunjaman ke bawah lempeng Eurasia.
Laboratorium Vulkanologi 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 4
II.5. Tipe-tipe Letusan Gunungapi beserta efek positif maupun negatif Terdapat beberapa tipe letusan Gunungapi yang berada didunia yaitu : Letusan Tipe Hawaii Letusan Tipe Pelee Letusan Tipe Vulkano Letusan Tipe Sint Vincent Letusan Tipe Perret atau Plinian Letusan Tipe Stromboi Letusan Tipe Merapi a) Berikut adalah efek negatif dan positif dari letusan gunungapi : Efek negatif a) Pada waktu gunung meletus puluhan ribu manusia dan ternak banyak yang menjadi korban, b) Gas beracun yang dikeluarkan dari gunung api sangat membahayakan bagi manusia, c) Awan panas yang di keluarkan gunung api dapat menewaskan makhluk dan tumbuh-tumbuhan, d) Lahar dingin dan panas dapat merusak daerah yang dilalui nya, e) Bom lapili dan pasir vulkanik dapat merusak rumah, jembatan, dan daerah pertanian, f) Abu vulkanik yang bertaburan diangkasa dapat mengganggu penerbangan. Efek Positif a) Menambah kesuburan tanah di sekitar kawasan gunung merapi sehingga masyarakat bisa memanfaatkannya dengan mencocok tanam b) Sebagai obyek wisata sehingga wisatawan domestik dan mancanegara berdatangan. c) Sisa aktivitas gunungapi bisa dimanfaatkan sebagai tambang, misal keterdapatan biji besi, emas dan hasil mineral lainnya. d) aktivitas gunung api Bisa menghasilkan panas bumi sehingga bisa dimanfaatkan sebagai energi. Laboratorium Vulkanologi 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 5
II.6. Morfologi dan Genesa Terbentuknya Gunungapi Kerucut Gunung api Kubah Kaki Vulkanik Kawah Kaldera II.6.1. Genesa terbentuknya gunung api Gunungapi terbentuk akibat adanya pergerakan lempeng yang terus menekan dan memberikan suatu gesekan pada lempeng dan menyebabkan subduksi zone dan menghasilkan suatu gunung II.7. Sejarah Pertumbuhan Gunungapi Merapi Pemantauan Gunung merapi merupakan kegiatan pengukuran kegiatan pengukuran dan pengamatan untuk mendeteksi perubahan dari gunung berapi sebagai gambaran peningkatan aktifitas gunung api yang disebabkan pergerakan magma di bawah gunung api. Sistem pemantaun meliputi pengukuran deformasi permukaan, kegempaan, perubahaan emisi gas, dan pengukuran suhu fumarola. Hasil pemantauan gununapi digunakan sebagai informasi untuk peringatan dini dalam bahaya letusan gunungapi. Hasil penelitian stratigrafi menunjukkan sejarah terbentuknya Merapi sangat kompleks. Wirakusumah (1989) membagi Geologi Merapi menjadi 2 kelompok besar yaitu Merapi Muda dan Merapi Tua. Penelitian selanjutnya (Berthomier, 1990; Newhall & Bronto, 1995; Newhall et.al, 2000) menemukan unit-unit stratigrafi di Merapi yang semakin detil. Menurut Berthommier,1990 berdasarkan studi stratigrafi, sejarah Merapi dapat dibagi atas 4 bagian : PRA MERAPI (+ 400.000 tahun lalu) MERAPI TUA (60.000 - 8000 tahun lalu) MERAPI PERTENGAHAN (8000 - 2000 tahun lalu) MERAPI BARU (2000 tahun lalu sampai sekarang) Laboratorium Vulkanologi 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 6
II.8. Sejarah Pemantauan Gunungapi Merapi Pemantauan Gunung merapi merupakan kegiatan pengukuran kegiatan pengamatan untuk mendeteksi suatu perubahan dari aktifitas gunung berapi sebagai gambaran peningkatan aktifitas gunung api yang disebabkan pergerakn magma di bawah gunung api Terdapat beberapa jenis pemantauan yang di gunakan antara lain : Pemantauan Seismik Pemantauan Kimia Gas Pemantauan Deformasi Pemantauan Visual Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 7
II.9. Morfologi Puncak Gunungapi Merapi Gunung Merapi merupakan gunung api yang paling aktif di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah, ketinggiannya saat ini sekitar 2900-an meter di atas permukaan air laut. Pada deretan gunung api yang terletak di tengah pulau jawa, Gunung Merapi merupakan gunung berapi yang terletak paling selatan diantara deretan Gunung Api Ungaran, Telomoyo-Soropati, Merbabu, dan Merapi yang membujur relatif dari utara-selatan. Menurut Van Bemmelen, 1970, rangkaian gunung api tersebut terletak pada suatu sesar geser yang besar.
II.10. Instrumen dan Jenis jenis Pemantauan Gunung Merapi Jenis Pemantauan Merapi Alat Seismik Pengamatan / pemantauan kimia Pemantauan deformasi Pencatatan gas Pemantauan visual Instrumen pemantauan Penginderaan jauh (remote sensing) komputer Seismograf Radio Termometer Peralatan seismik.
Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 8
II.11. Material Erupsi Gunungapi Gas vulkanik Lava dan aliran pasir serta batu panas Lahar Hujan Abu Awan panas
Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 9
BAB III PEMBAHASAN
III.1. Sejarah Bumi Berdasarkan Tektonik Menurut para ahli geologi, sebenarnya pelebaran alur-alur dasar samudera, gerakan - gerakan benua, pola seismik dunia, dan pola kegiatan vulkanik merupakan bagian dari satu desakan energi dari perut bumi. Permukaan planet bumi terdiri dari enam bentangan besar lempeng benua yang bersifat keras, tetapi sebenamya tipis bila dibanding dengan ukuran bola bumi. Ukuran yang paling tebal pada benua-benua itu tidak mencapai 150 km. Lempeng - lempeng benua itu saling bergeseran. Gerakan- gerakan pergeseran kerak bumi ini juga disebabkan oleh desakan hebat dari energi yang dikeluarkan oleh perut bumi. Benua Asia terdiri dari tiga lempeng benua yang besar, yaitu Eurasia, Pasifik, dan India. Eurasia merupakan lempeng yang paling besar dan relatif statis, sedangkan lempengan Pasifif dan India terus menerus bergerak, menggeser ke arah barat laut (Pasifik), dan utara (India). Gerakan-gerakan "tabrakan" ini menghasilkan jajaran pulau-pulau dan jajaran pegunungan seperti Pegunungan Himalaya. Hal-hal penting tentang gerakan benua adalah sebagai berikut. Gerakan-gerakan lempeng tektonik terus-menerus terjadi dan menciptakan perubahan - perubahan di permukaan bumi. Sumber gerakan ini ialah arus yang disebabkan oleh panas. Arus ini terjadi dalam batuan padat tetapi kenyal di dalam lapisan astenosfer selubung bumi. Lempeng tektonik dapat meleleh waktu mendekati kulit bumi dan keluar lewat gunung api, celah, atau retakan seperti yang terjadi pada Pematang Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 10
Atlantik Tengah. Sambil meninggalkan retakan dasar samudera, batuan yang meleleh membentuk dasar baru di laut. Dasar batuan yang meleleh mendesak maju bagian kerak bumi yang lebih tua. Bagian tua ini mungkin mendukung benua. Kalau bagian kerak bumi seperti itu bertemu ujung, maka benturan itu menyebabkan gempa. Inilah yang terjadi di dalam laut di lepas pantai Amerika Selatan. Satu bagian bumi didorong masuk ke selubung untuk meleleh kembali, bagian lainnya didorong ke atas sehingga membentuk pematang. Teori gerakan lempeng tektonik banyak kaitannya dengan persebaran gunung api di muka bumi dan terjadinya gempa bumi Sejak sekitar tahun 1900, para ahli geologi telah mengetahui bahwa kerak bumi bagian luar mengapung di atas lapisan lebih dalam yang lunak. Akan tetapi, teori mengenai gerakan-gerakan benua tersebut baru dipublikasikan secara luas sejak tahun 1960. Teori gerakan benua salah satunya disampaikan oleh Alfred Lothar Wegener (1880-1930) la mengemukakan teori yang disebut Apungan dan Pergeseran Benua-benua. mengungkapkan teori tersebut pada tahun 1912 di hadapan perhimpunan ahli geologi di Frankfurt, Jerman. Teori tersebut diungkapkan pertama kalinya di dalam bentuk buku pada tahun 1915 yang berjudul Die Enstehung der Kontinente und Ozeane (Asal Usul Benua dan Lautan). Buku tersebut menimbulkan kontroversi besar di lingkungan ahli-ahli geologi. Kontroversi itu aru mereda tahun enampuluhan setelah teori apungan Benua Wegener ini makin banyak mendapat penganut di lingkungan ahli ilmu pengetahuan. A. Adapun titik tolak teori Wegener tersebut adalah: Adanya persamaan yang mencolok antara garis kontur pantai timur Benua Amerika Utara dan Selatan dengan garis kontur pantai barat Eropa dan Afrika. Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 11
Kedua garis yang sama tersebut sebenamya dahulu adalah daratan yang berimpitan. Itulah sebabnya formasi geologi di bagian-bagian yang bertemu itu sama. Keadaan ini telah dibuktikan kebenarannya. Formasi geologi di sepanjang pantai Afrika Barat dari Sierra Leone sampai Tanjung Afrika Selatan sama dengan apa yang ada di pantai Timur Amerika, dari Peru sampai Bahia Blanca. Daerah Greenland sekarang ini bergerak menjauhi daratan Eropa dengan kecepatan 36 meter /tahun, sedangkan Kepulauan Madagaskar menjauhi Afrika Selatan dengan kecepatan 9 meter/tahun. Menurut Wegener, benua-benua yang sekarang ini, dahulunya adalah satu benua yang disebut Benua Pangea. Benua tunggal itu mulai memecah karena gerakan benua besar di selatan baik ke arah barat maupun ke utara menuju khatulistiwa. Dengan peristiwa tersebut maka terjadilah hal- hal sebagai berikut : Bentangan-bentangan samudera dan benua-benua mengapung sendiri-sendiri. Samudera Atlantik menjadi semakin luas karena Benua Amerika masih terus melangsungkan gerakannya ke arah barat. Dengan demikian terjadi lipatan- lipatan kulit bumi yang menjadi jajaran pegunungan utara-selatan, yang terdapat di sepanjang pantai Amerika Utara Selatan. Adanya kegiatan seismik yang luar biasa di sepanjang Patahan St. Andreas, dekat pantai barat Amerika Serikat. Batas Samudera Hindia makin mendesak ke utara. Anak Benua India semula di duga agak panjang, tetapi karena gerakannya ke utara maka India makin menyempit dan makin mendekat ke Benua Eurasia. Proses tersebut menimbulkan lipatan Pegunungan Himalaya. Benua-benua sekarang ini pun masih terus bergerak. Gerakan itu dapat dibuktikan dengan makin melebarnya celah yang terdapat di alur-alur dalam samudera. B. Descartes la mengemukakan teori kontraksi yang kemudian diteruskan oleh Suess. Menurut Rene Descartes (1596-1650), bumi kita makin susut dan mengkerut karena pendinginan. Karena itu, terjadilah gunung-gunung dan lembah-lembah. Teori ini tidak mendapat dukungan para ahligeologi. Daerah tanggul dasar samudera terdapat di tempat dua lempeng merenggang. Terbentuknya tanggul itu akibat produk vulkanisme yang bertumpuk sepanjang celah. Tanggul seperti itu terdapat di Lautan Atlantik, memanjang dari dekat Kutub Utara sampai mendekati Kutub Selatan. Celah ini menjadikan benua Amerika bergerak saling menjauh dengan benua Eropa dan Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 12
Afrika. Di Samudera Pasifik terdapat tanggul di bagian Tenggara samudera ini, membujur ke Utara sampai ke Teluk California. Di bagian Selatan Samudera Hindia, tanggul seperti itu memanjang dari Baratke Timur, mendorong lempeng dasar Samudera Hindia atau lempeng Indo - Australia ke arah Utara. Pergeseran lempeng tersebut mendorong anak benua India yang berasal dari dekat Antarktika hingga bertabrakan dengan lempengbenua Asia dan menyebabkan pembentukan Pegunungan Himalaya : a. Di daerah dua lempeng saling bertumbukan Di daerah pertumbukan dua lempeng terjadi beberapa fenomena,yaitu: lempeng dasar samudera menunjam ke bawah lempeng benua terbentuk palung laut di tempat tumbukan itu pembengkakan tepi lempeng benua yang merupakan deretan pegunungan terdapat aktivitas vulkanisme, intrusi, dan ekstrusi merupakan daerah hiposentra gempa dangkal dan dalam penghancuran lempeng akibat pergesekan lempeng; dan timbunan sedimen campuran yang dalam geologi dikenal dengan nama batuan bancuh atau melange (Bahasa Perancis). b. Di daerah dua lempeng saling menjauh terdapat beberapa fenomena, seperti: perenggangan lempeng yang disertai pertumbukan kedua tepi lempeng tersebut pembentukan tanggul dasar samudera di sepanjang tempat perenggangan lempeng aktivitas vulkanisme laut dalam yang menghasilkan lava basa berstruktur bantal dan hamparan leleran lava yang encer aktivitas gempa di dasar laut dan sekitarnya. Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 13
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 14
Foto. III.2.c Foto. III.2.d Gambar 2a menjelaskan tentang pemekaran MOR dan peroses penujaman subduksi zone yang mengakibatkan terbentuknya gunung api dan tatanan Samudra dan Benua. Gambar 2b menjelaskan tentang penunjaman subduksi dari lempeng samudra menunjam ke lempeng benua. Gambar 2c menjelaskan tentang tabrakan lempeng samudra dan samudra yang menghasilkan busur kepulauan Gambar 2d menjelaskan tentang lempeng benua yang dulunya menjadi satu atau yang disebut pangea dan sekarang berpisah akibat pemekaran lantai samudran yang menyebabkan benua benua saling menjauh
Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 15
III.3. Ring Of Fire
Foto III.3.a ring of fire Indonesia Dikelilingi RING of FIRE Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (bahasa Inggris : Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Daerah ini berbentuk seperti tapal kuda dan mencakup wilayah sepanjang 40.000 km. Daerah ini juga sering disebut sebagai sabuk gempa Pasifik. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini. Daerah gempa berikutnya (56% dari seluruh gempa dan 17% dari gempa terbesar) adalah sabuk Alpide yang membentang dari Jawa ke Sumatra, Himalaya, Mediterania hingga ke Atlantika.
Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 16
III.4. Jalur Gunungapi di Indonesia
Foto III.4.a jalur pegunungan api Sekitar 70 juta tahun yang lalu, Lempeng India-Australia (di selatan Indonesia) bertabrakan dengann lempeng Eurasia. Lempeng India-Australia menunjam ke bawah Kepulauan Indonesia (subduction). Peristiwa serupa juga terjadi di sekitar kepulauan Maluku, Sulawesi dan Irian Jaya; Lempeng Pasifik mengalami penunjaman ke bawah lempeng Eurasia. Proses penunjaman menimbulkan gempa dan melepas panas hingga melelehkan batuan menjadi magma yang kemudian dengann energi panasnya mampu mendesak permukaan bumi hingga menjadi guunung api/deretan gunung api. Di jalur gunung api inilah banyak terjadi gempa bumi.
Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 17
Peta Persebaran Gunung Api di Indonesia
Foto III.4.b penyebaran gunung api Peta Lempeng Aktif di Sekitar Indonesia
Foto III.4.b lempeng aktif indonesia Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 18
JALUR GUNUNG API DI INDONESIA Indonesia memiliki 3 sistem gunung api, yaitu: 1.Gunung Api yang Termasuk Jalur Pegunungan (Sirkum) Mediterania : a.Jalur gunung api busur dalam (inner arc), yang bersifat vulkanik aktif. berderet mulai dari Kep.Andaman (barat Sumatera), Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Flores, alor, Wetar sampai Laut Banda. b.Jalur gunung api busur luar (outer arc), yang bersifat nonaktif. berderet mulai dari P.Simeulue, Nias, Batu, Mentawai, Enggano, pegunungan yang tenggelam dan muncul kembali di Pulau Sawu, Rote, Timor, Leti, Sermata, Buru, dan pulau2 kecil di sekitarnya. 2.Gunung Api yang Termasuk Jalur Pegunungan (Sirkum) Pasifik, berderet melalui Sulawesi Utara, yaitu G.Lokon, Soputan, Klabat, bersambung ke Kep.Sangir, Talaud, Tidore, Ternate, serta Lampobatang (SulSel). 3.Gunung Api yang Termasuk Jalur Pegunungan (Sirkum) Lingkar Australia, berderet di bagian ekor sampai kepala burung Irian dan berakhir di P.Halmahera dan sekitarnya.
Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 19
III.5. Tipe-tipe Letusan Gunungapi beserta efek positif maupun negatif
Foto III.5.a Tipe tipe letusan 1. Tipe Hawaii Ciri letusan tipe ini adalah lava yang dikeluarkan dari lubang kepundan bersifat cair , lava mengalir ke segala arah, bentuk gunung yang dihasilkan tipe hawaai menyerupai perisai atau tameng, skala letusannya relative lebih kecil namun intensitasnya cukup Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 20
tinggi. Umumnya berupa semburan lava pijar, dan sering diikuti leleran lava secara simultan, terjadi pada celah atau kepundan sederhana. Contoh: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii. 2. Tipe Pele Ciri erupsinya adalah adanya lava kental, tekana gas tinggi, dan dapur magma yang dalam. Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus. Contoh : Gunung Montagne pelee di Amerika Tengah. 3. Tipe Strombolian Erupsinya Berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal, umumnya terjadi pada gunungapi aktif di tepi benua atau di tengah benua. Letusan tipe ini memuntahkan material, bom, lapili, dan abu. Contoh gunung api bertipe stromboli adalah Gunung Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa). 4. Tipe Merapi Ciri erupsinya adalah lavanya yang cair-kental. Dapur magmanya relatif dangkal dan tekanan gas yang agak rendah. Erupsinya yang berupa lava kental sehingga menyumbat mulut kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau wedhus gembel. Contoh : Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Gunung Galunggung di Jawa Barat 5. Tipe Vincent Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 21
Erupsinya berupa lava agak kental, tekanan gas sedang, kawahnya terdapat danau. Contoh : gunung kelud. Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada tahun 1902. 6. Tipe Vulkano Erupsinya brupa cairan magma yang kental dan dapur magma yang bervariasi dari dangkal sampai dalam, sehingga memiliki tekanan yang sedang sampai tinggi. Tipe ini merupakan tipe letusan gunung api pada umumnya, besar kecilnya letusan didasarkan atas kekuatan tekanan dan kedalaman dapur magmanya, daya rusak cukup besar. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung Semeru di Jawa Timur. 7. Tipe Perret/Plinian Adalah tipe letusan yang sangat merusak karena ledakannya sangat dahsyat. Ciri utama tipe ini ialah letusan tiangan, gas yang sangat tinggi, dan dihiasi oleh awan menyerupai bunga kol di ujungnya. Karena letusannya sangat hebat, menyebabkan puncak gunung menjadi tenggelam dan merosotnya dinding kawah, kemudian membentuk sebuah kaldera. Contoh: letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 dan St. Helens yang meletus pada tanggal 18 Mei 1980 merupakan tipe perret yang letusannya paling kuat dengan fase gas setinggi 50 km POSITIF DAN NEGATIF LETUSAN GN API : Dampak Negatif Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam- macam gas mulai dari Sulfur Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 22
H2S, No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya. Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk di sekitar wilayah tersebut akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi. Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas akan merusak pemukiman warga. Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem alamiah hutan terancam. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja ISPA. DAMPAK POSITIF Tanah yang dilalui oleh hasil bulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab tanah tersebut secara alamah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis. Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi pepohonan yang membentuk hutan baru dengan ekosistem yang juga baru. Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang keluar dri dalam bumi dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini kabarnya baik bagi kesehatan kulit. Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral yang sangat melimpah. Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 23
Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi sebab gunung adalah penangkan hujan terbaik. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan pembangkit listrik. III.6. Morfologi dan Genesa Terbentuknya Gunungapi MORFOLOGI GUNUNG API 1. Kerucut Gunung api Memiliki bentuk seperti kerucut yang berada di gunung api. Terbentuk akibat penumpukan material erupsi dan terletak di tubuh bagian atas gunung api. 2. Kubah Suatu morfologi yang memperlihatkan bentukan mirip kubah yang terbentuk akibat pembekuan lava yang bertekstur kental. 3. Kaki Vulkanik Morfologi dari tubuh gunung api bagian bawah yang tersusun oleh material- material hasil erupsi. 4. Kawah Morfologi yang menunjukkan bentuk cekung yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik sebagai tempat keluarnya magma ke permukaan. 5. Kaldera Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 24
Morfologi yang berbentuk cekung yang dihasilkan oleh aktivitas vulkanik yang eksplosif maupun runtuhan lantai kawah, memiliki diameter lebih besar dari pada kawah. Genesa terbentuknya gunung api Gunungapi terbentuk akibat adanya pergerakan lempeng yang terus menekan sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang. Gunungapi terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua, terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua, busur tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera dan busur dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera. Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur gunungapi berbeda : 1) Pemekaran kerak benua, terjadi akibat adanya arus konveksi menyebabkan penipisan lantai samudra sehingga terjadi pemekaran pemekaran lantai samudra dan menyebabkan lempeng bergerak 2) Tumbukan antar kerak, menyebabkan peroses penunjaman lempeng samudra ke dalam lempeng benua sehingga menyebabkan busur gunung api ataupun kepulauan 3) Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan ke permukaan lelehan batuan atau magma sehingga membentuk busur gunung api tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan. 4) Penipisan kerak samudera akibat MOR sehingga menyebabkan magma keluar melalu hotspotnya lalu membuat deretan perisai gunung api.
Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 25
III.7. Sejarah Pertumbuhan Gunungapi Merapi SEJARAH GEOLOGI Hasil penelitian stratigrafi menunjukkan sejarah terbentuknya Merapi sangat kompleks. Wirakusumah (1989) membagi Geologi Merapi menjadi 2 kelompok besar yaitu Merapi Muda dan Merapi Tua. Penelitian selanjutnya (Berthomier, 1990; Newhall & Bronto, 1995; Newhall et.al, 2000) menemukan unit-unit stratigrafi di Merapi yang semakin detil. Menurut Berthommier,1990 berdasarkan studi stratigrafi, sejarah Merapi dapat dibagi atas 4 bagian : PRA MERAPI (+ 400.000 tahun lalu) Disebut sebagai Gunung Bibi dengan magma andesit-basaltik berumur 700.000 tahun terletak di lereng timur Merapi termasuk Kabupaten Boyolali. Batuan gunung Bibi bersifat andesit-basaltik namun tidak mengandung orthopyroxen. Puncak Bibi mempunyai ketinggian sekitar 2050 m di atas muka laut dengan jarak datar antara puncak Bibi dan puncak Merapi sekarang sekitar 2.5 km. Karena umurnya yang sangat tua Gunung Bibi mengalami alterasi yang kuat sehingga contoh batuan segar sulit ditemukan. MERAPI TUA (60.000 8000 tahun lalu) Pada masa ini mulai lahir yang dikenal sebagai Gunung Merapi yang merupakan fase awal dari pembentukannya dengan kerucut belum sempurna. Ekstrusi awalnya berupa lava basaltik yang membentuk Gunung Turgo dan Plawangan berumur sekitar 40.000 tahun. Produk aktivitasnya terdiri dari batuan dengan komposisi andesit basaltic dari awanpanas, breksiasi lava dan lahar. MERAPI PERTENGAHAN (8000 2000 tahun lalu) Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 26
Terjadi beberapa lelehan lava andesitik yang menyusun bukit Batulawang dan Gajahmungkur, yang saat ini nampak di lereng utara Merapi. Batuannya terdiri dari aliran lava, breksiasi lava dan awan panas. Aktivitas Merapi dicirikan dengan letusan efusif (lelehan) dan eksplosif. Diperkirakan juga terjadi letusan eksplosif dengan debris-avalanche ke arah barat yang meninggalkan morfologi tapal-kuda dengan panjang 7 km, lebar 1-2 km dengan beberapa bukit di lereng barat. Pada periode ini terbentuk Kawah Pasarbubar. MERAPI BARU (2000 tahun lalu sekarang) Dalam kawah Pasarbubar terbentuk kerucut puncak Merapi yang saat ini disebut sebagai Gunung Anyar yang saat ini menjadi pusat aktivitas Merapi. Batuan dasar dari Merapi diperkirakan berumur Merapi Tua. Sedangkan Merapi yang sekarang ini berumur sekitar 2000 tahun. Letusan besar dari Merapi terjadi di masa lalu yang dalam sebaran materialnya telah menutupi Candi Sambisari yang terletak 23 km selatan dari Merapi. Studi stratigrafi yang dilakukan oleh Andreastuti (1999) telah menunjukkan bahwa beberapa letusan besar, dengan indek letusan (VEI) sekitar 4, tipe Plinian, telah terjadi di masa lalu. Letusan besar terakhir dengan sebaran yang cukup luas menghasilkan Selokopo tephra yang terjadi sekitar sekitar 500 tahun yang lalu. Erupsi eksplosif yang lebih kecil teramati diperkirakan 250 tahun lalu yang menghasilkan Pasarbubar tephra. Skema penampang sejarah geologi Merapi menurut Berthommier, 1990 (gambar kanan).
Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 27
III.8. Sejarah Pemantauan Gunungapi Merapi
Foto III.8 a., Pemantauan Gunung merapi merupakan kegiatan pengukuran kegiatan pengukuran dan pengamatan untuk mendeteksi gejala gejala vulkanisme yang ada dalam aktifitas gunung api ada beberapa macam yaitu : Pemantauan Seismik Seismik adalah instrumen pemantauan tertua yang diterapkan di merapi sejak tahun 1924 dan telah berkembang pesat sejak awal tahun 1990. Fungsinya sangat membantu untuk mengetahui aktifitas gunung api tersebut. Pemantauan Visual Pengamatan visual paling menarik dan paling penting digunug merapi adalah pengamatan perubahan morfologi kubah lava karena memberikan inforamasi secara cepat saat terjadi longsoran dari foto foto yang di ambil dapat menjadi data apabila aktifitas gunung apinya sedang berlangsung. Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 28
Pemantauan Kimia Gas Merapi merupakan gunungapi sangat aktif yang memiliki hembusan gas solfatara dan fumarola secara terus menerus. Solfatara dan fumarola merupakan fenomena yang menunjukan bahwa magama berada relatif dekat dengan permukaan. Pemantauan Deformasi Deformasi bawah permukaan gunungapi memberikan petunjuk proses magama dibawah gunungapi yang dapat dijadikan indikator kemungkinan letusan gunungapi. Pemantauan deformasi gunungapi merapi, salah satunya menggunakan alat GPS dan EDM untuk mengukur pertumbuhan kubah lava. GPS untuk mengamati titik lokasi apabila ada perubahan titik bearti ada pergerakan atau aktifitas sedang berlangsung. EDM untuk mengetahui deformasi yang di lihat pada daerah puncak apakah kawasan horizontalnya berubah bentuk dapat diamati seperti itu.
Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 29
III.9. Morfologi Puncak Gunungapi Merapi
Foto. III.9.a., morfologi
Gunung Merapi merupakan gunung api yang paling aktif di perbatasan Yogyakarta dan Jawa Tengah, ketinggiannya saat ini sekitar 2900-an meter di atas permukaan air laut. Pada deretan gunung api yang terletak di tengah pulau jawa, Gunung Merapi merupakan gunung berapi yang terletak paling selatan diantara deretan Gunung Api Ungaran, Telomoyo-Soropati, Merbabu, dan Merapi yang membujur relatif dari utara-selatan. Menurut Van Bemmelen, 1970, rangkaian gunung api tersebut terletak pada suatu sesar geser yang besar. Gunung Merapi sendiri dibagi menjadi dua, yaitu Merapi Tua dan Merapi Muda. Kedua gunung merapi tersebut dapat dibedakan morfologi dan lithologinya, karena masa pembentukannya berbeda.Gunung Merapi Tua telah aktif semenjak akhir dari Pleistosen Akhir, sedangkan Merapi Muda aktif semenjak tahun 1006.Untuk litologi Merapi Muda cenderung bersifat intermediet, sedangkan litologi Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 30
Merapi Tua lebih cenderung bersifat basa. Untuk morfologinya, Merapi Muda yang terletak di sebelah barat, memiliki pola kontur radial yang menunjukkan gunungapi stadia muda, belum menunjukkan erosi lanjut, sedangkan untuk Merapi Tua tampak memiliki pola kontur yang menunjukkan stadia dewasa, terlihat dari banyaknya proses erosi yang terjadi dan terpotong oleh sesar. Sehingga Van Bemmelen (1970) dapat menyimpulkan bahwa tubuh Merapi Tua terpotong-potong oleh sesar-sesar turun yang mengarah ke barat, yang kemudian tertutup oleh Merapi Muda pada hanging wall-nya.Hal ini terkait dengan pembentukan Perbukitan Gendol.Karena puncak Gunung Merapi pada bagian utara dan timur dikelilingi oleh formasi Merapi Tua maka mulut kubah terbuka ke arah barat daya, hal ini menyebabkan kegiatan erupsi Gunung Merapi menuju ke arah barat daya.
III.10. Instrumen dan Jenis jenis Pemantauan Gunung Merapi
Foto. III.10.a., alat pemantauan Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 31
Foto. III.10.b., alat sesmik Foto. III.10.c., pemantauan satelit
Foto. III.10.d., hasil sesmik
Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 32
Jenis Pemantauan Merapi Pemantauan Seismik Pemantauan Kimia Gas Pemantauan Deformasi Pemantauan visual Instrumen pemantauan Penginderaan jauh (remote sensing) komputer Seismograf Radio Termometer Peralatan seismik.
III.11. Material Erupsi Gunungapi material yang dikeluarkan saat terjadi erupsi gunung api. Material yang dikeluarkan saat terjadi erupsi atau meletusnya gunung api ada bermacam-macam. Secara umum kita akan menggolongkannya menjadi tiga macam, yakni material cair, padat dan gas. a. Material Cair Magma yang terkandung di dalam dapur magma akan keluar ke permukaan bumi dalam keadaan cair bila saat keluarnya magma tersebut tidak ada hambatan atau tidak tersumbat. Nah, material cair tersebut antara lain. Lava adalah magma yang meleleh keluar dari gunung api. Lahar panas merupakan campuran magma dan air yang kemudian mengalir seperti lumpur panas. Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 33
Lahar dingin merupakan campuran material padat (Efflata) dan air hujan yang kemudian menjadi lumpur yang mengalir menuruni lereng gunung. b. Material Padat (Efflata) Material padat yang dikeluarkan oleh gunung api saat meletus atau terjadinya erosi antara lain bom (batu besar), terak (batu yang ukurannya tidak beraturan & lebih kecil dari bom), lapili (kerikil), debu, batu apung dan pasir. Nah, material padat itu sendiri berasal dari dua kemungkinan. Efflata allogen, yakni material padat yang berasal dari batu-batuan di sekitar kawah yang ikut terlempar ketika terjadi letusan gunung api. Efflata autogen (Pyroclastica), yaitu material yang terbentuk dari magma yang membeku akibat pendinginan. Material Gas (Ekshalasi) Material gas yang dikeluarkan oleh gunung api saat terjadi letusan antara lain: 1) Fumarol, berbentuk uap air (H2O). 2) Solfatar, berbentuk gas belerang (H2S). 3) Mofet, berbentuk gas asam arang (CO2). Mofet merupakan gas beracun. Massa jenis yang lebih berat daripada massa oksigen membuat mofet bisa beredar tak jauh dari permukaan bumi akibatnya memiliki peluang yang besar akan terhirup oleh makhluk hidup
Laboratorium Vulcanology 2014
Nama : Muhammad Indra Siswanto Nim : 111.120.010 Plug : 2 Page 34
BAB IV PENUTUP. IV.1. Kesimpulan Vulkanologi merupakan studi tentang gunung berapi ,lava, magma dan fenomena fenomena yang terjadi pada gunung api Gunungapi adalah lubang atau rekahan pada kerak bumi yang mengeluarkan magma dan gas-gas dari dalam bumi. Aktivitas volkanik meliputi keluarnya batuan yang kemudian membentuk pegunungan atau bentuk-bentuk seperti gunung dalam waktu tertentu. Terdapat Teori tektonik lempeng yang dikemukan oleh alfred wangler tentang teori apungan benua : Berdasarkan tatanan tektoniknya, terdapat 4 (empat) lingkungan magmatisme yaitu : Batas lempeng Konstruktif, Batas lempeng Destruktif, Tatanan Lempeng Samudra, Tatanan Lempeng Benua. Tipe tipe letusan gn api : Letusan Tipe Hawaii, Letusan Tipe Stromboi, Letusan Tipe Vulkano, Letusan Tipe Merapi, Letusan Tipe Perret atau Plinian, Letusan Tipe Pelee, Letusan Tipe Sint Vincent sejarah terbentuknya Merapi sangat kompleks. Wirakusumah (1989) membagi Geologi Merapi menjadi 2 kelompok besar yaitu Merapi Muda dan Merapi Tua. Penelitian selanjutnya (Berthomier, 1990; Newhall & Bronto, 1995; Newhall et.al, 2000) menemukan unit-unit stratigrafi di Merapi yang semakin detil. Menurut Berthommier,1990 berdasarkan studi stratigrafi, sejarah Merapi dapat dibagi atas 4 bagian : Pra Merapi, Merapi Tua, Merapi Pertengahan, Merapi baru. Dalam melakukan pemantauan ada beberapa metode dan instrumen yang digunakan dalam mengamati aktifitasi gunung api.