Anda di halaman 1dari 21

BAB I.

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Mengapa terdapat relief alam berupa gunung, bukit, lereng


dan lain sebagainya dikarenakan adanya tenaga endogen. Tenaga
endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam bumi yang
menyebabkan perubahan pada kulit bumi. Tenaga endogen ini sifatnya
membentuk permukaan bumi menjadi tidak rata. Mungkin saja di suatu
daerah dulunya permukaan bumi rata (datar) tetapi akibat tenaga
endogen ini berubah menjadi gunung, bukit atau pegunungan. Pada
bagian lain permukaan bumi turun menjadikan adanya lembah atau
jurang. Secara umum tenaga endogen dibagi dalam tiga jenis yaitu
tektonisme, vulkanisme, dan seisme atau gempa bumi. Memang kita
mengakui bahwa dampak dari gejala vulkanisme adalah Gempa Bumi
yang dapat ditimbulkanya dapat merusak bangunan. Awan panas dan
lava pijar dari gunung berapi (Gunung berapi atau gunung api secara
umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem
saluran fluida panas batuan dalam wujud cair atau lava yang memanjang
dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke
permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang
dikeluarkan pada saat meletus.)dapat menyebabkan kebakaran hutan,
matinya hewan ternak dan bahkan tebaran abu yang sangat tebal dan
meluas dapat merusak kesehatan dan mengotori sarana yang ada. Akibat
gejala vulkanisme sehingga esensi dari sifat membangun tenaga endogen
untuk kehidupan terus terjadi, karena itu sudah gejala alam untuk
menyeimbangankan energi bumi yang bersifat membangun bagi
kehidupan dan bumi itu sendiri.

1
B. TUJUAN

Dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai tugas Mata Kulia Ilmu
Pengetahuan Bumi dan Antariksa. Adapun tema yang diangkat dalam
makalah ini yaitu gunung berapi .

Tujuan disusunnya makalah ini adalah :

1. Menambah pengetahuan kegunung apain.

2. Mengetahui bagaimana pembentukkan Gunung Api, gunung meletus.

3. Mengetahui jenis-jenis gunung berapi menurut letusannya.

4. Mengetahui lebih dalam gejala-gejala dari gunung api meletus

2
BAB II. PEMBAHASAN

A. DEFINISI PENGENALAN GUNUNG BERAPI

Gunung adalah sebuah bentuk tanah yang menonjol di atas


wilayah sekitarnya. Sebuah gunung biasanya lebih tinggi dan curam dari
sebuah bukit, tetapi ada kesamaaan, dan penggunaan sering tergantung
dari adat lokal. Beberapa otoritas mendefinisikan gunung dengan puncak
lebih dari besaran tertentu; misalnya, Encyclopdia Britannica
membutuhkan ketinggian 2000 kaki (610 m) agar bisa didefinisikan
sebagai gunung. Sebuah gunung biasanya terbentuk Gaya Endogen
(Endogene Forces) adalah gaya yang bekerja pada kulit bumi dan berasal dari
dalam bumi yang berlangsung sangat lambat namun kekuatannya sangat
hebat.T erdiri dari gerakan tektonik lempeng, gerakan orogenik atau
gerakan epeirogenik. Gaya ini mengakibatkan perubahan muka bumi:

a) Orogenik (Orogenesis)

Proses pembentukan pegunungan akibat pengaruh gaya endogen berupa


tekanan/tumbukan (horisontal) dan pengangkatan (vertikal) sehingga terbentuk
pegunungan lipatan maupun pegunungan patahan.

b) Vulkanisma (Volcanism)

Proses penerobosan magma atau keluarnya magma dari dalam perut bumi
menuju ke permukaan bumi yang dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan gas
yang tinggi sehingga terbentuk tubuh gunung

c) Tektonika (Tectonic)

Proses pergerakan/pergeseran pada kerak bumi (kerak batuan dan kerak


samudera) berupa tumbukan, pemekaran dan perpapasan yang menimbulkan
perubahan muka bumi dan terjadinya berbagai fenomena geologi seperti gunung
api, gempa bumi, tsunami, dll.

Pegunungan merupakan kumpulan atau barisan gunung. Gunung


berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam
wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di

3
bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan
hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Vulkanologi
adalah ilmu yang mempelajari tentang kegunungapian dan merupakan
mata rantai yang tak terpisahkan dengan ilmu geologi.

B. TERJADINYA GUNUNG API


Gunungapi terbentuk sejak jutaan tahun lalu hingga sekarang.
Pengetahuan tentang gunungapi berawal dari perilaku manusia dan
manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunung api. Hal
tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan
vulkanik dan sebagian besar penemuan fosil itu ditemukan di Afrika dan
Indonesia berupa tulang benulang manusia yang terkubur oleh endapan
vulkanik. Gunung api terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah
benua, terbentuk akibat pemekaran kerak benua; busur tepi benua,
terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua;busur
tengah samudera, terjadi akibat pemekaran kerak samudera; dan busur
dasar samudera yang terjadi akibat terobosan magma basa pada
penipisan kerak samudera.

Gambar 1. Penampang yang memperlihat kan batas lempeng utama


dengan dengan pembentukan busurgunungapi. (Modifikasi dari Krafft,
1989)

C. MENGAPA TERJADI GUNUNGAPI

4
Pengetahuan tentang tektonik lempeng merupakan
pemecahan awal dari teka-teki fenomena alam termasuk deretan
pegunungan, benua, gempa bumi dan gunung api. Planet bumi
mempunyai banyak cairan dan air di permukaan. Kedua factor tersebut
sangat mempengaruhi pembentukan dan komposisi magma serta lokasi
dan kejadian gunung api.Panas bagian dalam bumi merupakan panas
yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu,
bersamaan dengan panas yang timbul dari unsure radioaktif alami, seperti
elemen-elemen isotop terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih
panas,tetapi kemudian mendingin secara berangsur sesuai dengan
perkembangan sejarahnya.Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan
panas dan intensitas vulkanisma di permukaan.Perambatan panas dari
dalam bumi ke permukaan berupa konveksi, dimana material-material
yang terpanaskan pada dasar mantel, kedalaman 2.900 km di bawah
muka bumi bergerak menyebar dan menyempit disekitarnya.
Pada bagian atas mantel, sekitar 7 35 km di bawah muka
bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian
tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir termasuk juga
kerak umumnya mempunyai ketebalan 70-120 km dan terpecah menjadi
beberapa fragmen besar yang disebut lempeng tektonik. Lempeng
bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi
mantel.Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas
mantel, yang disebut juga astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada
saat atau dekat suhu dimana mulai terjadi pelelehan, kosekuensinya
beberapa bagian astenosfir melebur, walaupun sebagian besar masih
padat. Kerak benua mempunyai tebal lk. 35 km, berdensiti rendah dan
berumur 1 2 miliartahun, sedangkan kerak samudera lebih tipis (lk. 7 km),
lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak benua
posisinya lebih di atas dari pada kerak samudera karena perbedaan berat
jenis, dan keduanya mengapung di atas astenosfir.

5
Gambar 2 Penampang bumi. Kerak yang menindih mantel hampir
seluruhnya terdiri dari oksida yangtidak melebur. Proses vulkanik
membawa fragmen batuan ke permukaan dari kedalaman lk.200 km
melalui mantel, hal tersebut ditunjukkan dengan adanya mineral-mineral
olivine, piroksen dan garnet dalam peridotit pada bagian atas mantel.
(Modifikasi dari Krafft, 1989;Sigurdsson, 2000).
D. BAGAIMANA GUNUNG API TERBENTUK
Pergerakan antar lempeng ini menimbulkan empat busur
gunungapi berbeda:
1. Pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh sehingga
memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan, kemudian
membentuk busur gunung api tengah samudera.
2. Tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah
kerak benua. Akibat gesekan antar kerak tersebut terjadi peleburan
batuan dan lelehan batuan ini bergerak kepermukaan melalui rekahan
kemudian membentuk busur gunung api di tepi benua.
3. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga
menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut
menjadi jalan ke permukaan lelehan batuanatau magma sehingga
membentuk busur gunung api tengah benua atau banjir lavasepanjang
rekahan.
4. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan
kesempatan bagi magma menerobos ke dasar samudera, terobosan

6
magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi
perisai.

Gambar 3. Penampang diagram yang memperlihatkan bagaimana


gunungapi terbentuk di permukaan melalui kerak benua dan kerak
samudera serta mekanisme peleburan batuan yangmenghasilkan busur
gunungapi, busur gunungapi tengah samudera, busur gunungapi
tengahbenua dan busur gunungapi dasar samudera. (Modifikasi dari
Sigurdsson, 2000).

Gambar4 .

E. GUNUNG MELETUS

7
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat
endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang
bertekanan tinggi.

Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan
suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 C. Cairan
magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 C. Letusan gunung berapi yang
membawa batu dan abu dapat menyembur.Tidak semua gunung berapi
sering meletus. Gunung berapi yang sering meletus disebut gunung
berapi aktif.

Vulkanisme adalah peristiwa yang sehubungan dengan


naiknya magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran batu-
batuan dalam keadaan cair, liat serta sangat panas yang berada dalam
perut bumi. Aktifitas magma disebabkan oleh tingginya suhu magma dan
banyaknya gas yang terkandung di dalamnya sehingga dapat terjadi
retakan-retakan dan pergeseran lempeng kulit bumi. Magma dapat
berbentuk gas padat dan cair. Proses terjadinya vulkanisme dipengaruhi
oleh aktivitas magma yang menyusup ke lithosfer (kulit bumi). Apabila
penyusupan magma hanya sebatas kulit bumi bagian dalam dinamakan
intrusi magma. Sedangkan penyusupan magma sampai keluar ke
permukaan bumi disebut ekstrusi magma.

Ekstrusi magma adalah peristiwa penyusupan magma hingga


keluar Permukaan bumi dan membentuk gunung api. Hal ini terjadi bila
tekanan Gas cukup kuat dan ada retakan pada kulit bumi .

Ekstrusi magma dapat di bedakan Menjadi:

a) Erupsi linier, yaitu magma keluar melalui retakan pada kulit bumi,
berbentuk kerucut gunung api.

b). Erupsi sentral, yaitu magma yang keluar melalui sebuah lubang
permukaan bumi dan membentuk gunung yang letaknya tersendiri.

8
c) Erupsi areal, yaitu magma yang meleleh pada permukaan bumi
karena letak Magma yang sangat dekat dengan permukaan bumi,
sehingga terbentuk kawah gunung berapi yang sangat luas.

Sehingga dapat disimpukan bahwa Gunung dan pegunungan terbentuk


karena adanya tenaga endogen. Dan apabila suatu tempat di permukaan
bumi yang pernah atau masih mengeluarkan magma maka terbentuklah
gunung berapi

F. BERDASARKAN TIPE LETUSAN GUNUNG BERAPI DAPAT DIBEDAKAN


MENJADI LAIMA YAITU:

Gambar 5 jenis-jenis gunung berapi

9
Gambar 6enis-jenis gunung berapi

a.Gunungapi strato atau kerucut.

Gambar 5. Gunung merapi

Kebanyakan gunung berapi di dunia merupakan gunung api


kerucut. Letusan pada gunung api kerucut termasuk letusan kecil.
Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah
sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis sehingga
letusan dapat berupa lelehan batuan yang panas dan cair. Seringnya
terjadi lelehan menyebabkan lereng gunung tersebut berlapis lapis.Oleh
karena itu, gunung api ini disebut gunung api strato. Sebagian besar
gunung berapi di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan Maluku
termasuk Gunung Merapi merupakan jenis ini.

10
b.Gunung api maar.

Bentuk gunung api maar seperti danau kering. Jenis gunung


api maar seperti danau kering. Jenis gunung api maar tidak banyak.
gunung berapi ini terbentuk karena ada letusan besar yang membentuk
lubang besar pada puncak yang di sebut kawah. Gunung api maar
memiliki corong. Contohnya Gunung Lamongan jawa Timur dengan
kawahnya Klakah.

c.Gunung api perisai

Di Indonesia tidak ada gunung yang berbentuk perisai.


Gunung api perisai contohnya Maona Loa Hawaii, Amerika Serikat.
Gunung api perisai terjadi karena magma cair keluar dengan tekanan
rendah hampir tanpa letusan. Lereng gunung yang terbantuk menjadi
sangat landai. Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat

11
diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut
yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya
terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini
terdapat di kepulauan Hawai.

d. Cinder Cone

Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan


vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini
membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500
meter dari tanah di sekitarnya
e. Kaldera

Gamabar 3. Bentuk Gunung api

Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang
melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung
Bromo merupakan jenis ini.

12
Hasil letusan gunung berapi (sumber:MPBI)

gas vulkanik
Lava dan aliran pasir serta batu panas
Lahar
Tanah longsor
Gempa bumi
Abu letusan
Awan panas (Piroklastik)

Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi


letusan gunung berapi yang dikeluarkan antara lain carbon monoksida
(CO), Carbondioksida(Co2), Hidrogen Sulfida (H2S), sulfurdioksida(SO2)
dan nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia.

Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang


mengalir ke permukaan melalui kawah gunung berapi. Lava encer
mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau lembah
yang ada sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.

Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat


yang tingla di lereng gunung berapi. Lahar adalah banjir Bandang di
lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan vulkanik berukuran
lempung sampai bongkah. Dikenal sebagai lahar letusan dan lahar hujan.
Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah
meletus, sehingga air danau yang panas bercampur dengan material
letusan, sedangkan lahar hujan terjadi karena percampuran material
letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya.

13
Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas
hembusan dan awan panas jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari
material letusan besar yang panas, mengalir Turun dan akhirnya
mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas
hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas,
dihembuskan angin dengan kecepatan mencapai 90 km/jam. Awan panas
jatuhan adalah awan dari material letusan panas besar dan kecil yang
dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran
besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh
mencapai puluhan, ratusan bahkan ribuan km dari puncak karena
pengaruh hembusan angin. Awan panas bisa mengakibatkan luka bakar
pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki
dan juga menyebabkan sesak sampai tidak bernafas.

Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena
hembusan angin dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya.

Dampak abu letusan

Permasalahan pernafasan, kesulitan penglihatan, pencemaran sumber air


bersih, menyebabkan badai listrik, mengganggu kerja mesin dan
kendaraan bermotor, merusak atap, merusak ladang, merusak
infrastruktur
G. ISYARAT ATAU CIRI GUNUNG BERAPI MELETUS

Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa


tanda, antara lain
Suhu di sekitar gunung naik.
Mata air menjadi kering
Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran
(gempa)
Tumbuhan di sekitar gunung layu dan Binatang di sekitar gunung
bermigrasi

14
H. Bencana Gunung Berapi

Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik

yang dikenal dengan istilah " erupsi ". Hampir semua kegiatan gunung api

berkaitan dengan zona kegempaan aktif, sebab berhubungan dengan batas

lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu

yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang


AWAS Menandakan gunung berapi yang segera atau sedang
meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan
bencana
Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap
Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam

SIAGA Menandakan gunung berapi yang sedang bergerak ke


arah letusan atau menimbulkan bencana
Peningkatan intensif kegiatan seismik
Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat
segera berlanjut ke letusan atau menuju pada
keadaan yang dapat menimbulkan bencana
Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi
dalam waktu 2 minggu

WASPADA Ada aktivitas apa pun bentuknya


Terdapat kenaikan aktivitas di atas level normal
Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis
lainnya
Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh
aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal

NORMAL Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma


Level aktivitas dasar

merupakan cairan pijar ( magma ). Magma adalah cairan pijar yang terdapat

di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan

lebih dari 1.000 C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut

lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 C. Letusan

gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai

15
sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai

sejauh radius 90 km.

Bencana yang ditimbulkan oleh gunung berapi adalah letusan gunung

berapi atau erupsi, karena saat terjadi erupsi gunung berapi tersebut

mengeluarkan lava panas, awan panas atau dikenal dengan wedus gembel,

gas beracun dan lahar dingin.

I. Sebab-sebab terjadinya bencana gunung berapi


a. Pada batas lempeng terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat

tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang

merupakan cairan pijar ( magma ).


b. Kegiatan gunung berapi menyebabkan zona kegempaan aktif di

sekitarnya.
c. Erupsi gunung berapi yang memuntahkan lava dan awan panas

hingga mencapai suhu di atas 1000oC


d. Lahar yang tertampung di kantong-kantong sekitar kawah gunung, jika

terjadi hujan akan menyebabkan banjir lahar dingin.

J. Dampak yang diakibatkan oleh bencana gunung berapi


Dampak negative akibat aktifitas gunung berapi ini sering disebut

bencana gunung berapi. Wilayah bencana dapat mencapai hingga radius

jangkauan lava dan abu vulkanik yang dikenal dengan wedus gembel

hingga mencapai jarak 18 km. Akibat negative lainnya dari letusan

gunung berapi adalah gempa vulkanik. Gempa vulkanik yang ditimbulkan

gunung berapi di dasar laut dapat mengakibatkan terjadinya tsunami.


Tapi dibalik peristiwa letusan gunung berapi terdapat dampak

positipnya yaitu:
1. Kesuburan tanah dan banyak bahan tambang

Aliran Lava menghasilkan banyak material isi perut bumi yang

keluar saat terjadinya letusan gunung. Material itu bisa berbentuk

pasir, silika, lava, kristal dan lain sebagainya yang dimuntahkan dari

dalam perut bumi dalam jumlah besar. Kristal bisa dimanfaatkan untuk

membuat perhiasan dan pajangan rumah tangga,Silika bisa

16
dimanfaatkan untuk membuat kaca dan material lainnya bisa

dikembangkan untuk menggerakkan ekonomi.

2. Cuaca berubah

Para ilmuwan telah lama menyelidiki bahwa ledakan besar gunung

berapi bisa mempengaruhi cuaca global dengan cara memuntahkan

partikel-partikel ke udara bebas yang dapat menghalangi energy

panas matahari dan dapat mendinginkan suhu udara. Ini tentu sebuah

kabar yang baik, mengingat akhir-akhir ini suhu udara terasa panas

yang diperkirakan akan terus berlanjut hingga mencapai puncaknya

pada tahun 2012.

Para peneliti juga meyakini bahwa letusan gunung berapi juga akan

berpengaruh terhadap curah hujan di kawasan Asia. Para peneliti dari

Columbia University's Lamont-Doherty Earth Observatory menyatakan

bahwa letusan besar akan cenderung menyebabkan beberapa

kawasan di Asia tengah mengalami kekeringan, namun akan

menyebabkan banyak hujan di negara-negara Asia Tenggara dan

termasuk Vietnam, Laos, Cambodia, Thailand dan Myanmar .

Sebuah letusan besar akan memuntahkan unsur-unsur belerang yang

akan berubah menjadi partikel kecil di dalam atmosfer yang akan

menghalangi radiasi matahari. Dan akibatnya hal itu akan menurunkan

suhu pada permukaan bumi selama berbulan-bulan, dan bahkan

hingga bertahun-tahun.

Seperti yang sudah terjadi adalah letusan Gunung Tambora di Pulau

Sumbawa pada 1815, yang berdampak atas membekunya tanaman-

tanaman pertanian di wilayah hingga sejauh New England. Juga

letusan Gunung Pinatubo pada tahun 1991, di Filipina yang mampu

17
menurunkan suhu gobal sebesar 0,7 oFahrenheit, sehingga mampu

untuk menutupi efek gas rumah kaca selama sekitar setahun.

3. Obyek Wisata yang indah


Sisa-sisa letusan gunung dapat berubah menjadi obyek wisata yang

indah dan mempesona, membentuk danau kawah dan sumber air

panas.

K. Cara penanggulangan bencana gunung berapi

a. Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi

1. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan

daerah aliran lahar.


2. Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas.

Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.


3. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan

panjang atau jaket, celana panjang, topi dan lainnya.


4. Jangan memakai lensa kontak.
5. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
6. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah

dengan kedua belah tangan.

b. Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi

1. Jauhi tempat aliran sungai, kemungkinan akan terjadi banjir

lahar dingin dan batu-batu besar.


2. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
3. Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa

merusak atau meruntuhkan atap bangunan.


4. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu

sebab bisa merusak mesin.


L. Usaha Pencegahan Gunung Meletus
Upaya memperkecil jumlah korban jiwa dan kerugian harta benda akibat

letusan gunung berapi, tindakan yang perlu dilakukan :


1. Pemantuan
Aktivitas gunung api dipantau selama 24 jam menggunakan alat

pencatat gempa (seismograf). Data harian hasil pemantuan dilaporkan

ke kantor Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di

18
Bandung dengan menggunakan radio komunikasi SSB. Petugas pos

pengamatan Gunung Berapi menyampaikan laporan bulanan ke

pemda setempat.
2. Tanggap Darurat
Tindakan yang dilakukan oleh DVMG ketika terjadi peningkatan

aktivitas gunung berapi.

Tindakan tersebut antara lain :


- Mengevaluasi laporan dan data
- Membentuk Tim Tanggap Darurat
- Mengirimkan Tim ke lokasi
- Melakukan pemeriksaan secara terpadu
3. Pemetaan
Peta kawasan rawan bencana gunung berapi dapat menjelaskan jenis

dan sifat bahaya gunung berapi, daerah rawan bencana, arah

penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penggulangan

bencana

4. Penyelidikan
Penyelidikan gunung berapi menggunakan metoda Geologi, Geofisika,

dan Geokimia. Hasil penyelidikan ditampilkan dalam bentuk buku, peta

dan dokumen lainnya


5. Sosialisasi
Petugas melakukan sosialisasi kepada pemerintah Daerah serta

masyarakat terutama yang tinggal di sekitar gunung berapi. Bentuk

sosialisasi dapat berupa pengiriman informasi kepada Pemda dan

penyuluhan langsung kepada masyarakat.

19
BABIII

PENUTUP

3.1. Simpulan

Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan

magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gasyang

bertekanan tinggi. Secara geografis Indonesia terletak diantara dua

samudra (pasifik dan hindia) dan dua benua (Asia dan Australia). Selain

itu Indonesia terlatak diatas pertemuan tiga lempeng bumi, yaitu

lempeng Eurasia, lempeng Indoaustralia dan lempeng pasifik. Pertemuan

dari tiga lempeng bumi diatas menyebabkan terjadinya aktivitas magma

di dalam bumi, hal ini yang menyebabkan mengapa di Indonesia banyak

terdapat gunung berapi. Dibumi ini terdapat dua jalur gunung api/sabuk

api (ring of fire), yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania yang

kedanya melewati Indonesia.

3.2. Saran

Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus

mengetahui jenis-jenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencana

dan akibat-akibat yang ditimbulkannya.

Saran-saran, saya sampaikan kepada semua pihak untuk mengantisipasi

dan penanggulangan bencana agar tidak menimbulkan kerusakan

lingkungan hidup, korban meninggal dan kerugian harta benda yang

besar.

1. Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada

masyarakat yang tinggal di daerah bencana, bagaimana cara

mengatasi bencana yang terjadi.

20
2. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam penyelamatan dan

pelestarian lingkungan, karena sebagian bencana yang terjadi

diakibatkan oleh kerusakan lingkungan.

3. Sedapat mungkin tidak tinggal di tempat atau daerah rawan bencana,

agar tidak terjadi korban dan kerugian yang besar.

DAFTAR PUSTAKA

http://nurhadiprayogi.blogspot.com/2013/10/makalah-gunung-meletus.html

http://ekookdamezs.blogspot.com/2012/04/makalah-bencana-alam.html

http://yudipurnawan.wordpress.com/2007/11/13/bencana-alam-dan-

antisipasinya/

21

Anda mungkin juga menyukai