Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 2

FISIKA BUMI ANTARIKSA

Membuat Resume Materi Vulkanisme

NAMA : NURUL FACHMI

NIM : 200104500005

KELAS : FISIKA SAINS

DOSEN PENGAMPU : SULISTIAWATI, S.Si.,M.Si.,M.T

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


VULKANISME
A. Pengertian Vulkanisme

Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar
mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita
sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema. Magma yang keluar sampai ke
permukaan bumi disebut lava.

Vulkanik didefinisikan sebagai tempat munculnya batuan leleran dan rempah lepas
gunungapi yang berasal dari dalam bumi, jenis atau kegiatan magma yang sedang
berlangsung serta bentuk timbulan dipermukaan bumi yang dibangun oleh timbunan
rempah gunungapi. Definisi yang lain menyatakan bahwa gunung api ialah tempat dimana
magama keluar kepermukaan bumi.Dari definisi diatas bahwa bentuk luar dari suatu
gunungapi tidak perlu berbentuk kerucut melainkan dapat berbentuk lain yaitu hanya
berupa lubang kepundan saja atau bentuk lain sebagai rekah memanjang.

Vulkanisme adalah semua peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar


mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi atau melalui sebuah pita
sentral yang disebut terusan kepundan atau diatrema. Magma yang keluar sampai ke
permukaan bumi disebut lava.Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu yang
tinggi dan mengandung gas-gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di
atasnya.

Di dalam litosfer magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma.
Kedalaman dapur magma merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api
yang terjadi. Pada umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka
semakin kuat letusan yang ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang bersumber
dari magma ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma. Dapur magma
inilah yang merupakan sumber utama aktivitas vulkanik.

Magma dapat bergerak naik karena memiliki suhu yang tinggi dan mengandung gas-
gas yang memiliki cukup energi untuk mendorong batuan di atasnya. Di dalam litosfer
magma menempati suatu kantong yang disebut dapur magma. Kedalaman dapur magma
merupakan penyebab perbedaan kekuatan letusan gunung api yang terjadi. Pada
umumnya, semakin dalam dapur magma dari permukaan bumi, maka semakin kuat letusan
yang ditimbulkannya. Lamanya aktivitas gunung api yang bersumber dari magma
ditentukan oleh besar atau kecilnya volume dapur magma. Dapur magma inilah yang
merupakan sumber utama aktivitas vulkanik.

B. Bentuk Gerakan Magma


Ada dua bentuk gerakan magma yang berhubungan dengan vulkanisme, yaitu intrusi
dan ekstrusi magma.

1. Intrusi Magma
Ketika sebuah gunung api meletus, ia akan memuntahkan aneka partikel yang
panas ke udara. Salah satu material Intrusi Magma, yaitu terobosan magma ke dalam
lapisan-lapisan litosfer tetapi tidak sampai ke permukaan bumi. Intrusi magma dapat
dibedakan menjadi empat, yaitu:
•Intrusi Datar (sill atau lempeng intrusi), yaitu magma menyusup di antara dua lapisan
batuan, mendatar dan pararel dengan lapisan batuan tersebut.
•Lakolit, yaitu magma yang menerobos di antara lapisan bumi paling atas. Bentuknya
seperti lensa cembung atau kue serabi.
•Gang (korok), yaitu batuan hasil intrusi magma yang menyusup dan membeku di sela-
sela lipatan (korok).
•Diaterma adalah lubang (pipa) di antara dapur magma dan kepundan gunungapi,
bentuknya seperti silinder memanjang.
Bentukan hasil intrusi magma merupakan sumber mineral yang memiliki arti
penting secara ekonomi. Di daerah intrusi tersebut, seringkali ditemukan berbagai
mineral, seperti intan, tembaga, besi, emas, perak, mineral logam serta mineral lainnya.
2. Ekstrusi Magma
Ekstrusi Magma, yaitu proses keluarnya magma dari dalam bumi dan sampai ke
permukaan bumi. Materi hasil ekstrusi magma antara lain sebagai berikut.

 Lava, yaitu magma yang keluar sampai ke permukaan bumi dan mengalir ke permukaan
bumi.
 Lahar, yaitu material campuran antara lava dan materi-materi yang terdapat di permukaan
bumi berupa pasir, kerikil, atau debu, dengan air sehingga membentuk lumpur.
 Eflata dan piroklastika, yaitu material padat berupa bom, lapili, kerikil, dan debu
vulkanik.
 Ekhalasi (gas), yaitu material berupa gas asam arang, seperti fumarol (sumber uap air dan
zat lemas), solfatar (sumber gas belerang), dan mofet (gas asam arang).

C. Ciri Bentuk Lahan Vulkanik


Tanah vulkanik merupakan tanah yang terbentuk dari material-material letusan
gunung api. Material ini kemudian lapuk dengan berjalannya waktu sehingga menjadi
tanah yang sangat tinggi unsur haranya. Tanah ini banyak dijumpai pada wilayah-wilayah
sekitar lereng gunung berapi.
Yang dikeluarkan gunung api adalah abu vulkanis. Ketika pertama kali muncul, abu
yang sangat panas dan pekat ini bisa membahayakan. Namun, begitu kondisi mendingin,
abu yang melapisi permukaan tanah tersebut bisa meningkatkan kesuburan tanah.
Lapisan tanah yang dilapisi abu vulkanik tersebut sangat kaya mineral dan bisa
menumbuhkan aneka tanaman dengan baik tanpa memerlukan tambahan pupuk.

Lapisan tanah vulkanik gembur serta berwarna hitam. Pada lapisan subsoil
mempunyai warna kecoklatan dan terasa licin apabila di gosok di antara jari-jari. Bulk
densitnya sangatlah rendah (<0,85). Daya tahan air sangat tinggi dan perkembangan
struktur tanah baik. Dari itulah dapat kita dlihat bahwa pada kawasan lereng-lereng
gunung yang pernah terjadi letusan gunung api, lahan pertaniannya sangatlah subur.

Indonesia kaya akan sumber daya alam . Lahan pertanian dan perkebunan  luas di
seluruh pelosok negri. Tidak heran jika Negara Indonesia di sebut Negara agraris. Hal ini
tidak terlepas dari banyaknya tanah vulkanis di wilayah kepulauan Indonesia yang
terbentuk dari materiletusan gunung berapi. Materi yang terbentuk dari abu vulkanik
tersebut di muntahkan ke daratan, kemudian mengalami pelapukan kemudian membentuk
mineral dan unsure hara yang berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah

Ciri-ciri tanah vulkanik :

1. Tanah nya subur


2. Mengandung unsure hara yang tinggi
3. Merupakan hasil materi letusan gunung berapi
4. Mudah menyerap air
5. Tanahnya berwarna lebih gelap
6. Terdapat disekitar gunung berapi

Tanah vulkanis dibentuk dengan tambahan abu vulkanik dari gunung berapi yang
meletus. Abu vulkanik merupakan hasil dari peleburan dan pembakaran bahan-bahna
mineral. Lapisan tanah yang di lapisi abu tersebut kemudian menjadi sangat kaya mineral
dan bisa menumbuhkan aneka tanaman dengan baik tanpa memerlukan tambahan pupuk.

Tidak mengherankan jika banyak orang yang tetap memilih untuk tinggal di sekitar
gunung berapi. Meskipun letusan gunung berapi sangat menakutkan dan membahayakan,
namun manfaatnya sangat banyak untuk lahan pertanian. Daerah-daerah pertanian yang
di usahakan di wilayah bertanah vulkanis banyak terdapat diIndonesia , yang memang
memiliki banyak gunung berapi aktif. Misalnya di bagian utara pulau Jawa , Sumatera ,
Bali, Lombok, Halmahera, Sulawesi dll. Pulau Jawa dan Sumatera yang memiliki lebih
banyak gunung berapi.

D. Jenis-jenis Erupsi

Ekstrusi atau keluarnya magma dari dalam bumi sampai ke permukaan bumi
identik dengan erupsi atau letusan gunungapi yang dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
erupsi efusif dan eksplosif.
1. Erupsi Efusif
Erupsi Efusif, yaitu erupsi berupa lelehan lava melalui retakan (rekahan) atau lubang
kawah suatu gunungapi

2. Erupsi Eksplosif
Erupsi Eksplosif, yaitu erupsi berupa ledakan dengan menge luarkan bahan-bahan padat
(eflata/piroklastika) berupa bom, lapili, kerikil, dan debu vulkanik, bersama-sama
dengan gas dan fluida.

E. Tipe Letusan Gunung Api


Berdasarkan tinggi rendahnya derajat fragmentasi dan luasnya, dan juga kuat
lemahnya letusan serta tinggi tiang asap, gunung api dibagi menjadi beberapa tipe erupsi:
1. Tipe Stromboli
Merupakan jenis letusan yang mempunyai interval waktu yang hampir sama di setiap
letusannya sehingga letusan dapat terjadi setiap beberapa kali dalam interval waktu yang
sama. Material-material yang keluar akibat letusan ini berupa bom, lipari maupun abu
vulkanik.
2. Tipe Hawai
Merupakan letusan yang terjadi pada gunung yang memiliki lava sangat cair dan
memiliki bentuk seperti perisai atau tameng yang dapat mengalir ke segala arah. Skala
letusan tipe Hawaii ini relatif kecil namun memiliki intensitas yang tinggi.
3. Tipe Merapi
Adalah letusan untuk gunung yang memiliki lava yang kental yang dapat menyumbat
mulut kawah. Hal ini akan berakibat tekanan gas menjadi semakin kuat dan
menyebabkan sumbatan di mulut kawah menjadi pecah dan terangkat ke atas. Sumbatan
di mulut kawah yang terangkat ke atas dan pecah ini pada akhirnya terlempar keluar.
Material- material ini akan turun ke lereng gunung menjadi sebuah ladu atau
gloedlawine.Tipe letusan ini juga mengeluarkan awan panas atau yang disebut dengan
gloedwolk. Tipe letusan ini pernah terjadi di Gunung Merapi (Jawa Tengah) yang pernah
menimbulkan banyak korban jiwa.
4. Tipe Vulkano
Merupakan letusan yang mengeluarkan material- material padat seperti bom, abu
vulkanik, lapili dan juga bahan- bahan padat atau cair seperti lava.
5. Tipe Perret atau Plinian
Adalah letusan gunung berapi yang disertai ledakan yang sangat dahsyat dan dapat
merusak lingkungan. Dengan demikian, material yang dikeluarkan pun jangkauannya
bisa sangat sejauh hingga 80 km. Karakteristik yang dimiliki oleh letusan ini adalah
ketika erupsi dikeluarkannya juga gas yang sangat tinggi dan juga awan yang menyembur
menyerupai kembang kol.
6. Tipe Pelee
Adalah letusan yang terjadi apabila terdapat sumbatan kawah di puncak gunung api yang
berbentuk jarum sehingga akan menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar.
Apabila sumbatan pada kawah gunung tersebut tidak terlalu kuat maka gunung ini akan
meletus.
7. Tipe Saint Vincent
Terjadi pada gunung api yang memiliki danau kawah. Ketika gunung ini meletus maka
air di danau kawah tersebut akan tumpah bersama lava.

F. Gejala Vulkanisme

Peristiwa vulkanisme memiliki gejala yang dapat diamati loh gais, yakni gejala
sebelum terjadinya vulkanisme (pravulkanisme) dan gejala sesudah terjadinya
vulkanisme (pascavulkanisme).

1. Gejala pravulkanisme

Gejala pravulkanisme atau ciri-ciri dari gunung api yang akan meletus antara lain adalah:

 Sering terjadi gempa


 Banyak sumber air mengering
 Peningkatan temperatur di sekitar kawah
 Terdengar gemuruh dari dalam gunung
 Hewan-hewan dari puncak gunung turun ke lereng gunung

2. Gejala pascavulkanisme

Sedangkan untuk gejala pascavulkanisme yang muncul setelah gunung api selesai


meletus adalah:

 Munculnya sumber air panas atau geiser


 Munculnya sumber gas atau ekshalasi seperti belerang
 Munculnya sumber air yang mengandung mineral seperti belerang atau sulfur

G. Pengaruh Vulkanisme terhadap Kehidupan


Pengaruh vulkanisme terhadap kehidupan manusia, dapat menguntungkan tetapi
dapat juga merugikan. Di antara yang menguntungkan, antara lain:

a. Abu vulkanik yang dikeluarkan bcrsifat menyuburkan tanah pertanian di sekitarnya.


Hal itu berarti meningkatkan produksi pertanian daerah di sekitarnya.

b. Gejala pasca vulkanik merupakan objek wisata yang menarik. Misalnya: bekas
kepundan, geyser, dan kawah yang tergenang air seperti di Galunggung. Kaawh
ini mendidih seperti di Dieng, solfatar, fumarol, danau bekas kawah, mata air panas,
dan air mineral (belerang) untuk obat.

c.  Bahan-bahan galian, misalnya belerang, besi, emas, dan perak, biasanya terdapat di
daerah bekas vulkan. Demikian juga bahan-bahan bangunan, seperti pasir, batu, dan
batu apung, banyak dihasilkan di daerah vulkan.

d. Daerah gunung api yang tinggi merupakan daerah penangkap hujan. Tanah subur
dengan curah hujan cukup banyak, memungkinkan terjadinya hutan alami yang baik.
Hal itu akan berpengaruh terhadap ekoslstem daerah itu. Mata air bertambah banyak,
sehingga pada musim kemarau tidak terjadi kekeringan. Pada musim penghujan,
tidak. terjadi erosi dan banjir.

Akibat-akibat yang merugikan antara lain:

a. Pada waktu terjadi letusan, kemungkinan terjadi banyak korban. Lebih-lebih jika
letusan itu disertai lahar panas, awan panas atau bahan-bahan padat dalam jumlah
besar. 

b. Korban jiwa dapat terjadi akibat gas beracun yang dikeluarkan pgda saat terjadi erupsi.
Misalnya pada waktu terjadi. Letusan kawah Timbang dan Sihila pada tahun 1979.
Sekitar 149 jiwa mati karena menghirup gas beracun.
DAFTAR PUSTAKA
https://cerdika.com/vulkanisme/

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-vulkanisme/

https://www.ruangguru.com/blog/pengertian-dan-gejala-vulkanisme

https://www.zenius.net/prologmateri/geografi/a/816/tipe-gunungapi

https://geograph88.blogspot.com/2017/02/pengaruh-vulkanisme-terhadap-kehidupan.html

Anda mungkin juga menyukai