Jadi, faktor utama pada gejala vulkanisme ini adalah magma. Karena aktivitas
magma itu beragam, maka dapat menimbulkan gejala vulkanik yang beragam juga,
seperti tipe erupsinya, bentuk gunung api, dan aktivitasnya.
Gejala vulkanisme
1. Gejala pravulkanisme
Gejala pravulkanisme atau ciri-ciri dari gunung api yang akan meletus antara
lain adalah:
2. Gejala pascavulkanisme
Erupsi eksplosif adalah erupsi dengan tekanan yang sangat kuat, hingga menghasilkan
letusan yang besar atau ledakan. Ini karena magma di bawah gunung memiliki
kandungan gas yang sangat tinggi, sehingga memiliki tekanan yang tinggi dan
menghasilkan ledakan besar yang biasanya hanya satu kali.
Sedangkan erupsi efusif adalah erupsi dengan tekanan yang kecil, sehingga hanya berupa
lelehan yang berangsur keluar. Ini terjadi karena magma di dalamnya bersifat basa
dan memiliki kandungan gas yang sedikit ya gais. Jadi biasanya erupsi tipe ini
tidak menghasilkan ledakan yang dahsyat.
Karena dua tipe erupsi ini, gunung-gunung api yang tersebar di bumi memiliki
bentuk yang berbeda. Secara umum, ada 3 jenis gunung api yang perlu
diketahui, yaitu gunung api perisai, maar, dan strato.
Sesuai namanya, gunung api perisai adalah gunung yang bentuknya relatif
datar. Gunung ini hanya terbentuk karena erupsi efusif. Karena magma yang
keluar sangat cair, gunung ini memiliki lereng yang sangat landai dan dasar
yang relatif luas. Gunung api tipe ini tidak ditemukan di Indonesia, melainkan
di negara lain. Contohnya seperti Gunung Mauna Loa dan Gunung Kilauea di
Hawaii.
3. Gunung Api Kerucut
Gunung api kerucut atau biasa juga disebut strato merupakan bentuk gunung
api yang paling umum di Indonesia. Gunung ini terbentuk karena erupsi
campuran antara eksplosif dan efusif. Tumpukan magma yang bergantian dari
letusan (eksplosif) dan lelehan (efusif) mengendap semakin tinggi seiring
perjalanan waktu. Inilah yang menyebabkan dinding kawah dari gunung jenis
ini memiliki batuan beku yang berlapis-lapis. Beberapa gunung api di Indonesia
dengan bentuk ini antara lain adalah Gunung Kerinci, Gunung, Merapi, Gunung
Merbabu, dan Gunung Pangrango. Gunung Semeru dan Gunung Raung yang
sebelumnya aku bahas juga masuk pada kategori ini.
Berdasarkan Permen ESDM No. 15 Tahun 2011, tingkat aktivitas gunung api di
Indonesia dibagi menjadi 4 level atau tingkatan. Keempat level itu dari paling
rendah ke paling tinggi adalah Level I (Normal), Level II (Waspada), Level III
(Siaga), dan Level IV (Awas). Kamu bisa cermati lagi lebih dalam melalui
gambar di bawah ya:
Hasil Vulkanisme
Hasil dari vulkanisme mencakup dua bentuk, yaitu intrusi magma dan
ekstrusi magma. Yang kita bahas dulu tentang intrusi magma.
Gejala intrusi magma itu sendiri dapat dibagi menjadi lima jenis, yaitu: