Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Identifikasi Variabel
1. Variabel Terukur : Tegangan (volt), dan Temperatur / Suhu (℃ )
2. Variabel Terhitung : Sensitivitas (mV/℃ )
B. Definisi Operasional Variabel
1. Tegangan adalah komponen yang dengan dari terminal atau kutub ke
terminal/kutub lainnya yang dapat menggerakan muatan listrik, tegangan
ini diukur dengan alat ukur voltmeter dengan simbol V dan satuan (volt)
2. Temperatur atau suhu derajat panas yang yang diukur menggunakan
termometer dari gelas ukur dengan satuan (℃ ¿.
3. Sensitivitas adalah respon yang diberikan dari termokopel terhadap suhu
panas sehingga menghasilkan tegangan dengan satuan (mV/℃ ).
C. Alat dan Bahan
1. Termokopel 1 buah
2. Voltmeter Digital 1 buah
3. Termometer Batang 1 buah
4. Perangkat Pemanas 1 set
5. Gelas Ukur 1 buah
6. Air 50 ml
D. Prosedur Kerja
1. Perangkat yang diperlukan disiapkan, kemudian dirakit seperti pada
gambar dibawah ini.

Gambar 3.1 Rangkaian Sensor Suhu Termokopel


(Sumber : Tim Pemyusun Fisika. 2021)
2. Termokopel disiapkan dan kedua ujung referensinya dihubungkan ke
sebuah voltmeter, sedangkan ujung sambungannya dicelupkan ke gelas
ukur.
3. Pembacaan suhu pada termometer dan tegangan termokopel pada
voltmeter dicatat.
4. Pembakar dinyalakan, kemudian nilai tegangan termokopel untuk setiap
kenaikan suhu 5 oC dicatat.
5. Setelah suhu yang terbaca pada termometer mendekati nilai maksimum,
pembakar kemudian dimatikan.
6. Tegangan termokopel dicatat untuk setiap penurunan suhu 5 oC.
E. Teknik Analisis Data
 Membuat grafik hubungan antara kenaikan suhu dengan tegangan output
termokopel dan grafik hubungan antara penurunan suhu dengan tegangan
output termokopel
 Menghitung nilai tegangan
∆ V =V 2−V 1
 Menghitung nilai suhu
∆ T =T 2−T 1
 Menghitung nilai Sensitivitas Termokopel
∆V
ST =
∆T
 Menghitung ketidakpastian tegangan
∆ ∆ V =∆V × 0,9 %+ ( 0,001 ×2 )
 Menghitung ketidakpastian suhu
1
∆ ∆ T = × NST Termometer × ∆ T
2
 Menghitung ketidakpastian Sensitivitas Termokopel
∆V
ST =
∆T
Rambat Ralat
ST =¿ ∆ V . ∆ T −1
δ S T=
[| | | | ]
∂ ST
∂∆V
δ ∆V +
∂ ST
∂∆T
δ ∆T

δ S T=
[|
∂(∆ V . ∆ T −1)
∂∆V
δ∆V +| |
∂( ∆ V . ∆T −1 )
∂∆T | ]
δ ∆T

∆ ST = [|∆ T −1| ∆ ∆ V +|∆ V . ∆ T −2| ∆ ∆ T ]

[| | | | ]
−1 −2
∆ ST ∆T ∆V .∆T
= −1
∆∆V + −1
∆∆T
ST ∆ V . ∆T ∆V . ∆ T

∆ ST =
[| | ∆∆V
∆V
+|∆ ∆T ¿¿¿ ∆ T |S T
]
 Pelaporan Fisika
PF =S T =¿ S T ± ∆ S T ∨¿ satuan
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Temperatur suatu benda atau lingkungan dapat diukur dengan
thermometer. Namun ketika thermometer mempunyai keterbatasan pembacaan.
Thermometer hanya mampu mengukur hingga suhu 100°C. Dalam perindustrian,
pengukuran suhu untuk peleburan timah atau apapun memerlukan alat untuk
mengukur suhu dan thermometer tidak dapat digunakan karena hanya mempunyai
rentang 0°C – 100°C. Suhu merupakan salah satu parameter yang penting untuk
diukur dalam rangka menentukan kehilangan atau membuat keseimbangan energi
panas.
Model apapun yang digunakan dalam sistem otomatisasi industri sangat
tergantung kepada keandalan sistem kendali yang dipakai. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan ilmu teknologi dari masa ke masa berkembang pesat terutama
dibidang otomatisasi. Perkembangan ini tampak jelas terutama di industri
manufaktur, dimana sebelumnya banyak pekerjaan menggunakan tangan manusia,
kemudian beralih menggunakan mesin, berikutnya dengan electro-mechanic (semi
otomatis) dan sekarang sudah menggunakan robotic (full automotic).
Teknologi pengukuran telah berkembang dengan pesat seiring dengan
kebutuhan pengukuran yang akurat, beresolusi tinggi, teknik pengoperasian yang
mudah serta biaya yang murah. Perkembangan tersebut meliputi metode,
perangkat, bahan dan konfigurasi sistem sensor. Salah satu jenis sensor temperatur
yang mudah dibuat adalah termokopel. Selain biaya pembuatan yang murah,
termokopel juga mempunyai range pengukuran yang lebar dibanding dengan
beberapa sensor temperatur jenis lainnya.
Pada dunia elektronika, khususnya dibidang alat pemanas dan
pengendalinya, termokopel menjadi prinsip yang mereka gunakan.
Termokopel adalah sensor suhu yang banyak digunakan untuk mengubah
perbedaan suhudalam benda menjadi perubahan tegangan listrik(voltase).
Termokopel ini banyak digunakan untuk alat pemanas seperti heater,
boiler, pengering, dan mesin press karena termokopel memiliki rentang
suhu yang begitu besar. Untuk memahami lebih jelasnya mengenai cara
kerja dan kegunaan sensor suhu dalam hal ini termokopel maka
dilakukanlah praktikum ini yang berjudul “Karakteristik Sensor Suhu
Termokopel”.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan praktikum ini, yaitu :
1. Mampu memahami prinsip kerja Termokopel sebagai sensor suhu.
2. Menggambarkan kurva karasteristik Termokopel.
3. Menentukan sensitivitas Termokopel.
C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat yang diperoleh setelah melakukan praktikum ini,
yaitu:
1. Manfaat teoritis
a. Mampu memahami prinsip kerja termokopel sebagai sensor suhu.
b. Mampu menggambarkan kurva karakteristik termokopel.
c. Mampu menentukan sensitivitas termokopel
2. Manfaat praktis
Secara praktis, dengan melakukan praktikum ini dapat
dipahami lebih dalam mengenai termokopel sebagai sensor suhu
dan pengaplikasikaannya, serta mengetahui cara menentukan
sensitivitasnya. Termokopel ini banyak digunakan untuk alat
pemanas seperti heater, boiler, pengering, dan mesin press karena
termokopel memiliki rentang suhu yang begitu besar.
C. Analisis Grafik
1. Sensitivitas termokopel untuk kenaikan suhu (°C) dengan tegangan output
(mV)
 Tegangan
∆ V =V 2−V 1
∆ V =(2,7−2,1)mV
∆ V = 0,6 mV
 Suhu
∆ T =T 2−T 1
∆ T =(91−76) ℃
∆ T =15 ℃
 Nilai Sensitivitas Termokopel
∆V
ST =
∆T
0,6 mV
ST =
15 ℃
ST =0,04 mV /℃
 Ketidakpastian Tegangan
∆ ∆ V =∆V × 0,9 %+ ( 0,001 ×2 )
∆ ∆ V =0,6 mV ×0,9 %+ 0,002
∆ ∆ V =0,005 mV +0,002
∆ ∆ V =0,007 mV
 Ketidakpastian Suhu
1
∆ ∆ T = × NST Termometer
2
1
∆ ∆ T = × 1℃
2
∆ ∆ T =0,5 ℃
 Ketidakpastian Sensitivitas Termokopel
∆V
ST =
∆T
ST =¿ ∆ V . ∆ T −1
δ S T=
[| | | | ]
∂ ST
∂∆V
δ ∆V +
∂ ST
∂∆T
δ ∆T

[| | | | ]
−1 −1
∂(∆ V . ∆ T ) ∂( ∆ V . ∆T )
δ S T= δ∆V + δ ∆T
∂∆V ∂∆T
∆ ST = [|∆ T −1| ∆ ∆ V +|∆ V . ∆ T −2| ∆ ∆ T ]

∆ ST
ST
=
[|
∆ T −1
∆ V . ∆T −1
∆ |
∆ V + |
∆ V . ∆ T −2
∆V . ∆ T −1
∆∆T| ]
∆ ST =
[| |
∆∆V
∆V
+|∆ ∆T ¿¿¿ ∆ T |S T
]
∆ ST =
[| |
0,007 mV
0,6 mV
+|0,5 ℃ ¿¿¿ 15 ℃|0,04 mV /℃
]
∆ ST =0,013 mV /℃
 Pelaporan Fisika
PF=S T =¿ S T ± ∆ S T ∨¿ satuan
PF=S T =¿ 0,04 ± 0,01∨¿ mV /℃
2. Sensitivitas termokopel untuk penurunan suhu (°C) dengan tegangan
output (mV)
 Tegangan
∆ V =V 2−V 1
∆ V =(2,3−1,8)mV
∆ V = 0,4 mV
 Suhu
∆ T =T 2−T 1
∆ T =(81−71)℃
∆ T =10 ℃
 Nilai Sensitivitas Termokopel
∆V
ST =
∆T
0,4 mV
ST =
10℃
ST =0,04 mV /℃
 Ketidakpastian Tegangan
∆ ∆ V =∆V × 0,9 %+ ( 0,001 ×2 )
∆ ∆ V =0,4 mV ×0,9 % +0,002
∆ ∆ V =0,004 mV +0,002
∆ ∆ V =0,006 mV
 Ketidakpastian Suhu
1
∆ ∆ T = × NST Termometer
2
1
∆ ∆ T = × 1℃
2
∆ ∆ T =0,5 ℃
 Ketidakpastian Sensitivitas Termokopel
∆V
ST =
∆T
ST =¿ ∆ V . ∆ T −1

δ S T=
[| |
∂ ST
∂∆V
δ ∆V +
∂ ST
∂∆T | | ]
δ ∆T

[| | | | ]
−1 −1
∂(∆ V . ∆ T ) ∂(∆ V . ∆T )
δ S T= δ∆V + δ ∆T
∂∆V ∂∆T
∆ ST = [|∆ T −1| ∆ ∆ V +|∆ V . ∆ T −2| ∆ ∆ T ]

∆ ST
ST
=
[|
∆ T −1
∆ V . ∆T
−1
∆ ∆|V + |
∆ V . ∆ T −2
∆V . ∆ T
−1 | ]
∆∆T

∆ ST = |[ ∆∆∆VV |+|∆ ∆T ¿¿¿ ∆ T |S ]


T

∆ ST =
[| 0,006 mV
0,4 mV |+|0,5 ℃ ¿¿¿ 10 ℃|0,04 mV /℃
]
∆ ST =0,017 mV /℃
 Pelaporan Fisika
PF=S T =¿ S T ± ∆ S T ∨¿ satuan
PF=S T =¿ 0,04 ± 0,02∨¿ mV /℃
D. Pembahasan
Termokopel merupakan sensor temperatur yang bekerja menggunakan
prinsip thermoelectric, di mana thermoelectric merupakan tegangan yang
timbul adanya perubahan temperatur pada 2 buah kawat logam yang berbeda
yang saling terhubung di ujung-ujungnya. Pada percobaan “Karakteristik
Sensor Suhu Termokopel” bertujuan untuk memahami prinsip kerja dari
termokopel sebagai sensor suhu, menggambarkan kurva karakteristik
termokopel, dan menentukan sensitivitas termokopel. Pada percobaan ini
terdapat dua kegiatan, yaitu pengamatan tegangan output pada saat air
dipanaskan (kenaikan suhu) dan tegangan output pada air saat didinginkan
(saat penurunan suhu).
Cara kerja atau prinsip kerja termokopel sebenarnya cukup
sederhana. Termokopel mempunyai dua buah kawat logam konduktor beda
jenis yang kemudian digabungkan ujungnya. Logam yang satu mempunyai
fungsi sebagai referensi dengan suhu konstan atau tetap, kemudian logam
satunya lagi berfungsi sebagai pendeteksi panas.
Pada kegiatan pertama dilakukan pengamatan tegangan output pada
kenaikan suhu. Disini pengamatan dilakukan menggunakan termometer untuk
mengetahui keadaan suhu yang sedang kita amati dengan cara termometer
digantung pada statif dan ujung termometer menyentuh air yang sedang
dipanaskan. Pengamatan dimulai pada suhu 26˚C dan berhenti pada suhu
91˚C untuk setiap kenaikan suhu 5˚C dan akan menghasilkan 14 data
pengamatan. Dengan menggunakan voltmeter tersebut kita bisa dapat melihat
tinggi tegangan yang terjadi setiap kelipatan 5˚C  serta mencatat besar
tegangan  tersebut. Dari data hasil pengamatan diperoleh grafik hubungan
antara kenaikan suhu (˚C) dengan tegangan output (V) termokopel.
Berdasarkan analisis grafiknya diperoleh nilai sensitivitas termokopel sebesar
o
ST =0,04 mV / ¿ C ¿ .
Pada kegiatan kedua dilakukan pengamatan tegangan output pada
penurunan suhu. Pengamatan dimulai pada suhu 91˚C dan berhenti pada suhu
26˚C untuk setiap penurunan suhu 5˚C dan akan menghasilkan 14 data
pengamatan. Dengan menggunakan voltmeter tersebut kita bisa dapat melihat
tinggi tegangan yang terjadi setiap kelipatan 5˚C  serta mencatat besar
tegangan  tersebut. Dari data hasil pengamatan diperoleh grafik hubungan
antara penurunan suhu (˚C) dengan tegangan output (V) termokopel.
Berdasarkan analisis grafiknya diperoleh nilai sensitivitas termokopel sebesar
ST =0,04 mV /℃ .
Dari hasil pengamatan dapat dikatakan bahwa percobaan yang
dilakukan sesuai dengan teori meskipun terdapat beberapa kesalahan.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi bisa saja berasal dari alat yang tidak
berfungsi dengan baik maupun dari praktikannya sendiri.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Cara kerja atau prinsip kerja termokopel sebenarnya cukup
sederhana. Termokopel mempunyai dua buah kawat logam konduktor
beda jenis yang kemudian digabungkan ujungnya. Logam yang satu
mempunyai fungsi sebagai referensi dengan suhu konstan atau tetap,
kemudian logam satunya lagi berfungsi sebagai pendeteksi panas.
2. Kurva karakteristik dari Termokopel adalah suhu (⁰C) berbanding lurus
dengan tegangan output (V). Artinya, semakin besar suhunya maka
tegangan output yang dihasilkan akan semakin besar. Begitupun
sebaliknya, semakin kecil suhunya (⁰C) maka tegangan output (V) yang
dihasilkan akan semakin kecil.
3. Berdasarkan analisis grafik hubungan antara kenaikan suhu (⁰C) dengan
tegangan output (V) diperoleh nilai sensitivitas termokopel sebesar
o
ST =S T =0,04 mV /¿ C ¿. Berdasarkan analisis grafik hubungan antara
penurunan suhu (⁰C) dengan tegangan output (V) diperoleh nilai
sensitivitas termokopel sebesar ST =0,04 mV /℃ .

A. Saran
1. Untuk praktikan :
Diharapkan berhati-hati dalam pengambilan data terutama saat
pembacaan suhu pada termometer batang dan pembacaan tegangan pada
voltmeter digital agar data yang diperoleh lebih akurat.
2. Untuk asisten :
Diharapkan kedepannya lebih memperhatikan dan memantau
praktikan agar melakukan pengambilan data dengan benar dan tepat tanpa
melakukan kesalahan.
3. Untuk laboran :
Diharapkan agar memperhatikan kualitas alat dan bahan yang akan
digunakan untuk praktikum, agar kegiatan tersebut berjalan lancar.

Anda mungkin juga menyukai