MK : Konsep Kebidanan
Dosen Pengampu : Made Widhi Gunapria Darmapatni, SST.,M.Keb
OLEH
PENDAHLUAN
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem saluran fluida panas ( batuan dalam wujud cair atau lava) yang
memanjang dari kedalaman sekitar 10 km dibawah permukaan bumi , termasuk endapan hasil
akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Istilah gunung api ini juga dipakai
untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes
atau gunung api lumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim
dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah Kuwu, Groboganm
Jawa Tengah yang populer sebagai bledok kuwu. Gunung berapi terdapat dalam beberapa
bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi
separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun
gunung berapi mampu beristirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif
kembali. Oleh karena itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya daripada suatu gunung
berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau memang sudah tidak
aktif lagi.
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam
perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat
tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi
disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung
berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau
lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km. Apabila terjadi
gunung meletus akan berdampak pada perumbuhan ekonomi di daerah tersebut dan
mengakibatkan kesulitan mencari lapangan pekerjaan, tetapi gunung meletus juga memiliki
dampak positif bagi daerah yang dikenainya.
BAB II
PEMBAHASAN
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam
perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar
yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan
lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan
abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa
membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
2.2 Tipe-Tipe Gunung Meletus
2.2.1 Letusan Tipe Hawaii
Tipe hawaii terjadi karena lava yang keluar dari kawah sangat cair, sehingga mudah
mengalir ke segala arah. Sifat lava yang sangat cair ini menghasilkan bentuk seperti perisai
atau tameng. Contoh: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.
Letusan Tipe Stromboli
Letusan tipe ini bersifat spesifik, yaitu letusan-letusannya terjadi dengan interval atau
tenggang waktu yang hampir sama. Gunung api stromboli di Kepulauan Lipari tenggang
waktu letusannya ± 12 menit. Jadi, setiap ±12 menit terjadi letusan yang memuntahkan
material, bom, lapili, dan abu. Contoh gunung api bertipe stromboli adalah Gunung Vesuvius
(Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
2.2.2 Letusan Tipe Vulkano
Letusan tipe ini mengeluarkan material padat, seperti bom, abu, lapili, serta bahan-
bahan padat dan cair atau lava. Letusan tipe ini didasarkan atas kekuatan erupsi dan
kedalaman dapur magmanya. Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna di Italia, serta Gunung
Semeru di Jawa Timur.
2.2.3 Letusan Tipe Merapi
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut kawah.
Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan sumbatan lava.
Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya terlempar keluar. Material ini
menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas
(gloedwolk) atau sering disebut wedhus
gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di sekitarnya.
2.2.4 Letusan Tipe Perret atau Plinian
Letusan tipe ini sangat berbahaya dan sangat merusak lingkungan. Material yang
dilemparkan pada letusan tipe ini mencapai ketinggian sekitar 80 km. Letusan tipe ini dapat
melemparkan kepundan atau membobol puncak gunung, sehingga dinding kawah melorot.
Contoh: Gunung Krakatau yang meletus pada tahun 1883 dan St. Helens yang meletus pada
tanggal 18 Mei 1980.
Letusan Tipe Pelee
Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak gunung api
yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas menjadi bertambah besar.
Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut meletus.
Letusan Tipe Sint Vincent
Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan
ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang lahar panas yang sangat
berbahaya. Contoh: Gunung Kelud yang meletus pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent
yang meletus pada tahun 1902.
2.3 Penyebab Terjadinya Gunung Meletus
2.3.1 Status awas
Pada status awas, aktifitas magma dari dalam bumi ini diketahui dari naiknya suhu
kawah dan adanya getaran-getaran gempa vulkanik. Temperatur magma yang sangat tinggi
ini akan mendekati sumbat yang menyebabkan air memanas. Proses pemanasan ini juga akan
mungkin diikuti dengan adanya rekahan-rekahan akibat tekanan magma, rekahan ini akan
sangat mungkin menyebabkan bocornya danau. Kebocoran danau ini tentunya menyebabkan
air danau menjadi uap di bawah kawah yang juga akan menambah tekanan dari dalam.
2.3.2 Awal letusan Hidrovolkanik
Akibat jumlah air yang bocor masuk ke dalam sudah sangat banyak akan mungkin
menimbulkan letusan akibat air yang mendidih. Letusan ini sering disebut sebagai letusan
hidrovulkanik, letusan ini memang akan banyak di jumpai pada gunung api yang berada di
laut, misalnya gunung Krakatau, dan gunung-gunung api di hawai, sangat mungkin yang
terjadi saat ini adalah letusan. Letusan awal akibat proses ini. Sangat mungkin terdengar
dentuman-dentuman serta longsoran-longsoran dinding kalau saja tekanan magma ini terus
menerus mendorong maka proses letusan akan berlanjut ke proses berikutnya.
2.3.3 Letusan semi Magmatik
Pada saat semua air di danau habis masuk dan bercampur dengan magma membara
yang menyembul dari dalam, akan terjadi proses perubahan fase air menjadi uap secara
mendadak, tentunya kita tahu ketika terjadi perubahan fase ini maka akan terjadi perubahan
tekanan. Temperatur magma ini rata-rata sekitar 600◦C hingga 1,170◦C (110-2140◦f)
sehingga air yang terkena magma panas ini akan serta merta menjadi uap dalam sekejap.
Tekanan uap air ini akan sangat besar dan mampu menggetarkan dan bahkan melemparkan
material-material vulkanik di atasnya. Sumbat kawah serta kerikil dan pasir yang berada
dikelilingnya kepundan akan mungkin terlempar keluar.
Pada saat ini juga akan terjadi ketidak seimbangan landasan atau fondasi dari dinding-dinding
kawah ini akan membuat dinding kawah runtuh.
2.3.4 Letusan magmatik
Ketika letusan preatik (preathic eruption) terjadi bersamaan dengan aktifitas
magmatic, maka akan sangat mungkin letusannya sangat dasyat. Namun kalau saja letusan
semi magmatic di atas dihabiskan terlebih dahulu kemudian diikuti dengan letusan magmatik,
maka mungkin letusannya tidak optimum. Namun yang ditakutkan justru mengapa kemarin
itu tanda-tanda kejadian pra letusan 1990 sudah terlihat kok masih juga belum meletus
seolah-olah.
Gunung Agung adalah gunung berapi yang besar dengan puncak 3.142 meter di atas
permukaan laut. Gunung ini mendominasi pemandangan timur Bali. Letusan pada 1963
didahului oleh gempa bumi. Kemudian pada Februari tahun itu, lahar mulai mengalir dari
puncak kawah, yang akhirnya membentang hingga sekitar 7 kilometer ke bawah lereng utara.
Ledakan kecil abu vulkanik menyertai aktivitas ini.
Intensitas aktivitas eksplosif berkembang dengan cepat sampai pada letusan besar
pada 17 Maret. Pada waktu bersamaan, letusan dari aliran puing medan tersembunyi dari blok
lava merah panas, abu dan gas (aliran piroklastik), merobohkan lereng-lereng yang mengenai
daerah-daerah yang luas di sisi utara dan selatan gunung berapi. Hujan deras di atas material
vulkanik yang terpisah-pisah memicu arus lumpur dan batu-batu besar ke sisi lereng gunung
yang lain. Arus puing ini disebut lahar, sebuah kata bahasa Indonesia yang telah diadopsi
secara global. Gunugn Agung meletus kembali dua bulan kemudian dengan konsekuensi fisik
yang serupa. Dikatakan, pada tahun 1963 pemahaman masyarakat akan gunung berapi betul-
betul minim. Waktu itu, masyarakat hanya bisa melakukan sembahyang memohon supaya
selamat. Bahkan, saat sudah ada gempa dan letusan pun, masyarakat tidak tahu itu berbahaya,
yang akhirnya mereka justru mendekat dan selanjutnya menjadi korban karena tidak sempat
menyelamatkan diri.
Telah terjadi erupsi Gunung Agung pada pukul 17:30 WITA. Kolom abu teramati
berwarna kelabu-kehitaman bertekanan sedang setinggi 1500 meter di atas puncak Gunung
Agung. Abu letusan bertiup lemah ke arah Barat. Masyarakat agar tetap tenang dan tetap
mengikuti rekomendasi PVMBG pada status Level III (Siaga) yaitu agar tidak melakukan
aktivitas apapun di dalam radius 6 km ditambah perluasan sektoral sejauh 7.5 km ke arah
Utara-Timurlaut, Tenggara dan Selatan-Baratdaya. VONA color code: ORANGE.
3.1 Kesimpulan
Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam
perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Magma adalah cairan pijar
yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan
lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang
dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan
abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa
membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Berbagai macam dampak yang ditimbulkan dari letusan gunung agung tersebut
diantaranya seperti dampak bisnis dan perekonomian di Bali, dampak pariwisata di Bali,
dampak kesehatan di Bali, dampak cuaca yang berubah di Bali, dan dampak sosial di Bali.
Upaya pencegahan apabila gunung agung meletus seperti menggunakan masker agar
abu vulkanik tidak menganggu pernafasan dan usahakan mengungsi ke tempat yang jauh dari
terkena letusan gunung.
3.2 Saran
Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus mengetahui jenis-
jenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencana dan akibat yang ditimbulkannya.
Saran saya sampaikan kepada semua pihak untuk mengantisipasi dan penanggulangan
bencana agar tidak menimbulkan kerusakan lingkungan hidup, korban meninggal, dan
kerugian perekonomian yang besar.
Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat yang tinggal
di daerah bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang terjadi. Peran serta masyarakat
sangat dibutuhkan dalam penyelamatan dan pelestarian lingkungan, karena sebagian bencana
yang terjadi diakibatan oleh kerusakan lingkungan. Sedapat mungkin tidak tinggal di tempat
atau daerah rawan benca, agar tidak terjadi korban dan kerugian yang besar.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.academia.edu/12325397/Makalah_Bencana_Gunung_Meletus
http://theconversation.com/gunung-agung-di-bali-berpotensi-meletus-untuk-pertama-kalinya-
dalam-50-tahun-84529
http://sepengatahuanku.blogspot.co.id/2013/08/makalah-tentang-letusan-gunung-berapi.html
https://tulisan78.blogspot.co.id/2017/11/gunung-agung-hari-ini-25-nopember-2017.html
http://baranews.co/blog/2017/10/05/sektor-pariwisata-terancam-status-awas-gunung-agung-
berpengaruh-terhadap-perekonomian-bali/
http://www.marmans.com/2017/12/objek-wisata-terkena-dampak-gunung-agung.html
http://www.tandapagar.com/dampak-abu-vulkanik/