Anda di halaman 1dari 14

SOAL DAN PEMBAHASAN PERSALINAN

MK : Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir


Dosen Pengampu : Ni Luh Putu Sri Erawati,S.Si.T., MPH

OLEH:

PUTU CINDY ANITYA


KELAS B
27

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI AFFILIASI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
2021
SOAL PERSALINAN

1. Seorang perempuan umur 24 tahun G1P0A0 UK39 mg datang puskesmas dengan


keluhan sakit perut hilang timbul sejak kemarin malam. Hasil pemeriksaan: KU baik,
S 36,80C, N. 80x/mt, P 24x/mt, TD 100/60 mmHg, kontraksi uterus 3x/10 menit > 20
detik, TFU 36 cm, janin tunggal, presentasi kepala, DJJ 140x/mt. pembukaan 2,
ketuban tidak utuh warna jernih, teraba kepala sutura sagitalis melintang, tulang –
tulang kepala janin saling tumpang tindih, penurunan HI. Apakah faktor yang dapat
mempengaruhi proses persalinan pada kasus tersebut?
a. Psikis
b. Power
c. Passage
d. Passager
e. Penolong
Pembahasan :

Pada kasus diatas yang mempengaruhi proses persalinannya yaitu passager. Passanger
disebut sebagai buah kehamilan yang terdiri dari janin, plasenta dan air ketuban. Pada
kasus menunjukkan bahwa ketuban dalam keadaan tidak utuh warna jernih dengan
tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih. Sehingga, passanger berpengaruh
penting dalam kasus diatas untuk lancarnya proses persalinan ibu.
Sumber : Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta Selatan.

2. Seorang perempuan umur 17 tahun G1P0A0 UK aterm datang ke puskesmas dengan


keluhan sakit perut hilang timbul sejak kemarin malam. Anamnesis: merasa sedih
karena tidak ada yang mendampingi dan kehamilannya tidak diingikan oleh keluarga.
Hasil pemeriksaan: KU baik, S 36,80C, N. 80x/mt, P 24x/mt, TD 100/60 mmHg,
kontraksi uterus 2x/10 menit < 20, TFU 30 cm, janin tunggal, presentasi kepala, DJJ
140x/mt. VT : pembukaan 2, eff 75%, ketuban tidak utuh warna jernih, teraba kepala
sutura sagitalis melintang, tulang – tulang kepala janin terpisah, penurunan HI.
Apakah faktor yang dapat mempengaruhi proses persalinan pada kasus tersebut?
a. Psikis
b. Power
c. Passage
d. Passager
e. Penolong
Pembahasan :
Pada kasus di atas ibu mengatakan sedih karena tidak ada yang mendampingi dan
kehamilannya tidak diinginkan oleh keluarga maka faktor yang mempengaruhi proses
persalinan ibu yaitu faktor psikis. Dimana psikis merupakan faktor yang menunjukkan
sebuah perasaan dan keadaan emosional yang dimiliki seseorang ketika akan
menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya. Sehingga, keadaan psikis ibu
dapat menyebabkan sistem saraf endokrinnya meningkat yang menyebabkan ibu
hamil yang sedang menuju proses persalinan lebih mudah marah atau tersinggung,
sering melamun dan sedih.
Sumber : https://dosenpsikologi.com/pengaruh-faktor-psikologis-terhadap-persalinan

3. Seorang perempuan berumur 25 tahun G2P1A0 UK aterm dengan keluhan perutnya


mulas dan keluar lendir bercampur darah dari kemaluannya sejak pukul 02.00 WIB.
Hasil pemeriksaan: TFU 33 cm, janin tunggal, presentasi kepala, kontraksi uterus
5x/10 menit > 40”, DJJ 140x/mnt, pembukaan 8 cm eff 100% selaput ketuban utuh
UUK di depan, tulang – tulang kepala janin terpisah penurunan di HIII, kesan panggul
normal. Apakah diagnosis kasus tersebut?
a. G1P0A0 UK aterm preskep tunggal hidup partus kala I fase laten
b. G1P0A0 UK aterm preskep tunggal hidup partus kala I fase aktif
c. G1P0A0 UK aterm preskep tunggal hidup partus kala II
d. G1P1A0 UK aterm preskep tunggal hidup partus kala III
e. G1P1A0 UK aterm preskep tunggal hidup partus kala IV

Pembahasan :

Dari data diatas menunjukkan ibu sudah pembukaan 8cm, eff 100%, kontraksi 5x/10
menit. Sehingga itu menunjukkan bahwa ibu sudah memasuki persalinan kala 1 fase
aktif. Dimana kala 1 fase aktif adalah fase pembukaan serviks 4-10 cm yang diikuti
dengan jumlah kontraksi yang sudah lebih dari 3x/10mnt lamanya 40 detik atau lebih.
Maka dari itu dapat di tegakkan diagnosis G1P0A0 UK aterm preskep tunggal hidup
partus kala I fase aktif.
Sumber : JNPK_KR, 2017
4. Seorang perempuan umur 27 tahun G1P0A0 UK aterm datang puskesmas PONED
pukul 08.15 dengan keluhan sakit perut hilang timbul sejak kemarin malam. Hasil
pemeriksaan KU baik, S 360C, N. 80x/mt, P 24x/mt, TD 100/60 mmHg, wajah
tampak pucat, TFU 33 cm, janin tunggal, presentasi kepala, kontraksi uterus 3x/10
menit > 20 detik, DJJ 140x/mt. pembukaan 2 cm, ketuban utuh, teraba kepala, UUK
kiri depan, tulang – tulang kepala janin terpisah, penurunan sejajar HI melalui pinggir
bawah simfisis, kesan panggul normal. Hasil Pemeriksaan Hb 10,5 g%.
Apakah tindakan yang paling tepat dilakukan?
a. Pasang infus
b. Pasang Oksigen
c. Pasien dipulangkan
d. Observasi di puskesmas
e. Rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
Pembahasan :
Pada kasus diatas sebaiknya dilakukan observasi di Puskesmas karena wajah ibu
tampak pucat dengan pemeriksaan Hb 10,5 g% sehingga ibu termasuk anemia ringan
karena Hb normal ibu hamil TW 3 adalah 11 g%, maka dari itu ibu harus di observasi
di puskesmas dengan tujuan dilakukan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan untuk
mendeteksi secara dini masalah yang muncul dengan hasil pemeriksaan yang sudah
dilakukan petugas kesehatan.
Sumber http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/2693/3/3.%20BAB%20II
%20%28TINJAUAN%20PUSTAKA%29.pdf

5. Seorang perempuan berumur 25 tahun G2P1A0 UK aterm dengan keluhan perutnya


mulas. Riwayat keluar air 1 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan fisik dalam batas
normal, VT: pembukaan 3 cm eff 50% ketuban utuh, teraba kepala tulang – tulang
kepala janin terpisah, penurunan kepala janin HII, kesan panggul normal. Apakah
tahap persalinan yang dialami kasus tersebut?
a. Persalinan kala I fase laten
b. Persalinan kala I fase aktif
c. Persalinan kala II
d. Persalinan kala III
e. Persalinan kala IV

Pembahasan :
Kala 1 fase laten yaitu dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap, berlangsung hingga serviks membuka kurang dari
4 cm, dan pada umumnya fase laten berlangsung 6-8 jam. Sehingga dengan hasil
pemeriksaan kasus diatas pembukaan serviks 3 cm dengan eff 50%, disebut persalinan
kala I fase laten.
Sumber : JNPK_KR, 2017

6. Seorang perempuan umur 23 tahun G1P0A0 UK aterm datang ke puskesmas dengan


keluhan perut mules – mules sejak tadi pagi disertai keluar lender campur darah.
Apakah penyebab keluhan utama yang terjadi pada kasus tersebut?
a. Meningkatnya estrogen
b. Meningkatnya oksitosin
c. Meningkatnya progesteron
d. Meningkatnya adrenalin
e. Meningkatnya Norepinefrin
Pembahasan :
Pada kasus diatas Ibu hamil dengan keluhan perut mules-mules disertai lendir campur
darah, menurut teori oksitosin hal tersebut disebabkan karena adanya perubahan
keseimbangan estrogen dan progesteron yang mengubah sensitivitas otot rahim dan
diakhir kehamilan kadar progesteron menurun, sehingga oksitosin bertambah dan
meningkatkan aktivitas otot-otot rahim yang memicu terjadinya kontraksi sehingga
terdapat tanda-tanda persalinan.
Sumber : Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta Selatan.

7. Seorang perempuan umur 20 tahun G1P0A0 UK 39 mg datang puskesmas dengan


keluhan sakit perut hilang timbul sejak kemarin malam. Hasil pemeriksaan: KU baik,
TD 110/70 mmHg, kontraksi uterus 3x/10 menit > 40 detik, TFU 36 cm, janin
tunggal, presentasi kepala, DJJ 140x/mt. pembukaan 2 cm, ketuban tidak utuh warna
jernih, teraba kepala. Berapakah peningkatan curah jantung pada kasus tersebut sesuai
dengan perubahan fisiologis?
a. 5 – 10%
b. 10 – 15%
c. 15 – 20%
d. 20 – 25%
e. 25 – 30%
Pembahasan :
Peningkatan curah jantung sesuai dengan perubahan fisiologis yaitu setiap kontraksi,
400 ml darah dikeluarkan dari uterus dan masuk ke dalam sistem vaskuler ibu,
sehingga hal ini menyebabkan peningkatan curah jantung sebesar 10-15%.
Sumber :
Rohani, dkk, 2014. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba
Medika.
8. Seorang perempuan umur 20 tahun G1P0A0 UK 39 mg datang ke puskesmas dengan
keluhan sakit perut hilang timbul sejak kemarin malam. Hasil pemeriksaan: KU baik,
TD 110/70 mmHg, kontraksi uterus 3x/10 menit > 40 detik, TFU 36 cm, janin
tunggal, presentasi kepala, DJJ 140x/mt. PO tipis, ϕ 9 cm, eff 100%, ketuban utuh,
presentasi kepala, penurunan kepala setinggi spina istiadika, moulase (0), ttbk/tp.
Dimanakah penurunan kepala janin tersebut?
a. Hodge I
b. Hodge I - II
c. Hodge II - III
d. Hodge III
e. Hodge IV
Pembahasan :
Kemenkes RI, 2016 menyatakan bahwa Bidang Hodge adalah bidang semu sebagai
pedoman untuk menentukan kemajuan persalinan yaitu seberapa jauh penurunan
kepala melalui pemeriksaan dalam/vagina toucher (VT).
Adapun bidang hodge sebagai berikut:
1) Hodge I: Bidang yang setinggi Pintu Atas Panggul (PAP) yang dibentuk oleh
promontorium, artikulasio sakro iliaca, sayap sacrum, linia inominata, ramus
superior os pubis, dan tepi atas symfisis pubis.
2) Hodge II: Bidang setinggi pinggir bawah symfisis pubis berhimpit dengan PAP
(Hodge I).
3) Hodge III: Bidang setinggi spina ischiadika berhimpit dengan PAP (Hodge I)
4) Hodge IV: Bidang setinggi ujung os coccygis berhimpit dengan PAP (Hodge I)
Jadi, kasus diatas termasuk hodge III karena penurunan kepala setinggi spina
istiadika.
9. Seorang perempuan umur 27 tahun G2P1A0 UK 40 minggu datang ke Puskesmas.
Hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dalam batas normal, His 3 x/10 menit (30—40
detik), DJJ 150 x/mnt kuat dan teratur. Penurunan 2/5. PD pk 10.00 Wita: v/v normal,
PO lunak, ϕ 4 cm, eff 50%, ketuban utuh, presentasi kepala, moulase (0), ttbk/tp.
Apakah diagnosis kasus tersebut?
a. Partus Kala II
b. Inpartu normal
c. Inpartu tidak normal
d. Partus Kala I fase aktif
e. Partus Kala I fase laten
Pembahasan :

Partus kala I fase aktif yaitu frekuensi dan lama kontraksi uterus sudah adekuat
dengan frekuensi 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 40 detik atau lebih, pembukaan
serviks 4 cm – 10 cm, dan terjadi penurunan bagian terendah janin. Sehingga, pada
kasus diatas termasuk partus kala I fase aktif karena dilihat dari His yang sudah
adekuat yaitu terjadi 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 30-40 detik, pembukaan
serviks sudah 4 cm dan sudah terjadi penurunan bagian terendah janin.

Sumber : JNPK-KR, 2017

10. Seorang perempuan umur 26 tahun G1P0A0 UK 40 minggu sedang bersalin di


Puskesmas. Kontraksi 3-4 x/10’/40-45” DJJ 140 x/mnt kuat dan teratur. Penurunan
2/5. PD pk 08.00 Wita: v/v normal, PO tipis, ϕ 8 cm, eff 100%, ketuban utuh,
presentasi kepala, penurunan hodge III, moulase (0), ttbk/tp. Apakah asuhan yang
diberikan bidan?
a. Membimbing meneran
b. Melakukan amniotomi
c. Memberi banyak makan padat
d. Memfasilitasi pengurangan rasa nyeri
e. Meminta suami membantu memposisikan istrinya

Pembahasan :
Persalinan adalah saat yang menegangkan dan dapat menggugah emosi ibu dan
keluarganya atau bahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi
ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang menegangkan
tersebut sebaiknya dilakukan melalui asuhan sayang ibu selama persalinan dan proses
kelahiran bayinya. Asuhan sayang ibu selama persalinan termasuk memberikan
dukungan emosional, membantu pengaturan posisi ibu, memfasilitasi pengurangan
rasa nyeri memberikan cairan dan nutrisi, keleluasan untuk menggunakan kamar
mandi secara teratur, dan pencegahan infeksi.
Sumber : JNPK-KR, 2017

11. Seorang perempuan umur 24 tahun G2P1A0 UK 39 minggu sedang bersalin di


Puskesmas. Kontraksi 3-4 x/10’/40-45”, DJJ 150 x/mnt kuat dan teratur.
Bagaimanakah penulisan hasil pemeriksaan his pada kasus tersebut dalam partograf?
a. 3 kotak diarsir
b. 4 kotak diarsir
c. 3 kotak titik-titik
d. 4 kotak titik-titik
e. 4 kotak arsir penuh
Pembahasan :
Dari kasus diatas, pada saat dilakukan pemeriksaan, kontraksi sebanyak 3-4 kali
dalam 10 menit dengan lama kontraksi 40-45 detik maka sesuai dengan buku panduan
menulis hasil pemeriksaan his menyatakan lamanya kontraksi dengan 4 kotak arsir
penuh.
Sumber : JNPK-KR. 2017

12. Seorang perempuan umur 28 tahun G3P2A0 UK 39 minggu sedang bersalin di BPM.
Kontraksi 4-5 x/10’/40-45”, DJJ 140 x/mnt kuat dan teratur. Perlimaan 3/5. PD pk
09.00 Wita: v/v normal, PO tipis, ϕ 7 cm, eff 75%, ketuban utuh, presentasi kepala,
moulase (0), ttbk/tp. Kapankah dilakukan evaluasi kemajuan persalinan kasus
tersebut?
a. 1 jam lagi
b. 2 jam lagi
c. 3 jam lagi
d. 4 jam lagi
e. 5 jam lagi
Pembahasan :
Dari kasus diatas pembukaan serviks 7 cm, eff 75%, ketuban utuh, presentasi kepala,
moulase (0), ttbk/tp sehingga akan dilakukan kemajuan persalinan 4 jam lagi untuk
dilakukan pemerikaan kembali mengenai pembukaan serviks, penurunan bagian
terendah janin, tekanan darah dan temperatur tubuh.
Sumber : JNPK-KR 2017
13. Seorang perempuan umur 22 tahun G1P0A0 UK 40 minggu sedang bersalin di BPM.
Kontraksi 5 x/10’/50-55”, DJJ 140 x/mnt kuat dan teratur. Penurunan 1/5. PD pk
16.00 Wita: v/v normal, PO tipis, Φ 9 cm, eff 100%, ketuban utuh, presentasi kepala,
moulase (0), ttbk/tp. Kapankah perlu dilakukan evaluasi segera pada kasus tersebut?
a. Ingin mengedan
b. Mengeluh sakit perut
c. Mengeluh sangat kesakitan
d. Vulva dan vagina membuka
e. Blood slym bertambah banyak
Pembahasan :
Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah dekat adalah:
1. Ibu ingin meneran
2. Perineum menonjol
3. Vulva vagina dan sphincter anus membuka
4. Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
5. His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
6. Pembukaan lengkap (10 cm )
7. Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara rata-rata 0.5 jam
8. Pemantauan
a) Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus
b) Janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali normalnya detak
jantung bayi setelah kontraksi
Dari kasus diatas, dapat dilihat dari kontraksi ibu adekuat (lebih dari 40 detik) yaitu
50-55 detik, penurunan kepala janin 1/5 yang berarti sudah memasuki H III-IV dan
berada di dasar panggul, dan tidak terdapat data penyulit pada kasus tersebut. His
yang adekuat dapat mempercepat penurunan kepala janin sehingga evaluasi segera
yang dilakukan pada kasus tersebut adalah memastikan vulva dan vagina membuka.
Sumber : Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta Selatan.

14. Seorang perempuan umur 29 tahun G2P1A0 UK 39 minggu bersalin di Puskesmas


ingin mengedan dan keluar air. Kontraksi 5 x/10’/50-55”, DJJ 145 x/menit kuat
teratur. Perlimaan 1/5, perineum tidak menonjol. PD: V/V normal, pembukaan
lengkap, ketuban (-) jernih, UUK posisi jam 11 penurunan terendah di hodge III,
moulage (0), ttbk/tp. Bagaimanakah mendokumentasikan warna ketuban dalam
partograf?

a. M
b. U
c. K
d. J
e. D
Pembahasan :
Pada partograf mencatat warna dan adanya air ketuban dalam kotak yang sesuai di
bawah lajur DJJ dengan menggunakan lambang-lambang sebagai berikut:
U selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K selaput ketuban sudah pecah tetapi air ketuban tidak mengalir lagi (kering)
Dari kasus diatas pada saat melakukan pemeriksaan ditemukan ketuban ibu sudah
pecah dengan air ketuban jernih, jadi pendokumentasian warna dan air ketuban pada
partograf menggunakan lambang J (Jernih).
Sumber: JNPK-KR. 2017

15. Seorang perempuan umur 21 tahun G2P1A0 UK aterm bersalin di Puskesmas. Hasil
PD: vulva dan vagina normal, pembukaan 8 cm eff 75%, ketuban (-) jernih, teraba
kepala, UUK posisi jam 11 penurunan di hodge III +, moulage (0), ttbk/tp. Berapakah
penurunan kepala janin bila dilihat dari hasil pemeriksaan tersebut?
a. 1/5
b. 2/5
c. 3/5
d. 4/5
e. 5/5
Pembahsan :
Dari kasus diatas, data hasil pemeriksaan pada kasus tersebut penurunan kepala janin
teraba di hodge III+ yang berarti penurunan kepala janin sudah 2/5 dan saat palpasi
teraba bagian terbesar kepala sudah masuk panggul.
Menentukan penurunan janin dengan metode perlimaan dapat dilakukan dengan
palpasi abdominal atau leopold, dengan teknik jari tangan pemeriksa untuk meraba
kepala janin berasa pada stadion atau hodge berapa.
Penurunan kepala janin menurut metode perlimaan:
 5/5 : Ketika dilakukan VT teraba kepala janin diatas PAP, kepala mudah
digerakkan atau digoyangkan dengan palpasi abdominal.
 4/5 : Ketika dilakukan VT teraba H I-II, dan kepala sulit digerakkan atau
digoyangkan, bila dilakukan perabaan palpasi abdominal bagian terbesar kepala
belum masuk panggul
 3/5 : Ketika dilakukan VT teraba H II-III, dan ketika dilakukan palpasi teraba
bagian terbesar kepala belum masuk panggul
 2/5 : Ketika dilakukan VT teraba H III +, dan ketika dilakukan palpasi teraba
bagian terbesar kepala sudah masuk panggul
 1/5 : Ketika dilakukan VT teraba H III-IV dan kepala sudah di dasar panggul
 0/5 : Kepala janin telah berada pada posisi H IV dan sudah terlihat di perineum
Sumber: JNPK-KR. 2017

16. Seorang perempuan umur 25 tahun G2P1A0 UK aterm bersalin di Puskesmas.Hasil


PD: vulva dan vagina normal, pembukaan 6 cm, eff 100 % ketuban (-) jernih, UUK
posisi jam 11 penurunan terendah di hodge III, moulage (0), ttbk/tp. Berapakah
panjang canalis cervikalis bila dilihat dari hasil pemeriksaan tersebut?
a. 2 cm
b. 1,5 cm
c. 1 cm
d. 0,5 cm
e. Setipis kertas
Pembahasan :
Saat terjadi penipisan serviks akan memendek atau menipis, menarik ke dalam rahim
dan menjadi bagian dari dinding rahim bagian bawah. Penipisan dapat diukur dalam
persentase, dari nol persen (tidak terhapus sama sekali) hingga 100 persen, yang
menunjukkan serviks setipis kertas.
Sumber :
https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/
Cervical_effacement&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search diakses hari
Minggu, 8 Agustus 2021 pukul 17.25 wita.

17. Seorang perempuan berumur 28 tahun hamil kedua 9 bulan diantar ke Puskesmas
pukul 07.00 wita dengan keluhan perut mulas dan keluar lender bercampur darah dari
kemaluannya sejak pukul 01.00 Wita. Anak pertama berumur 4 tahun. ibu tampak
mengantuk, makan dan minum terakhir 1 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan: T: 100/60
mm Hg, N: 84x/mt, S: 370C, TFU 34 cm, janin tunggal, presentasi kepala, Kontraksi
2x/10’/<20”, DJJ 150x/mnt, PD: pembukaan 3, tulang – tulang kepala saling terpisah
dan selaput ketuban utuh, H I – II
Apakah asuhan yang paling tepat untuk kasus tersebut?
a. Ibu dipulangkan
b. Masase bokong saat his
c. Istirahat disela – sela his
d. Anjurkan makan dan minum yang cukup
e. Ajarkan teknik meneran dan posisi persalinan

Pembahasan :
Selama proses persalinan berlangsung, kebutuhan istirahat pada ibu bersalin tetap
harus dipenuhi. Istirahat selama proses persalinan (kala I, II, III maupun IV) yang
dimaksud adalah bidan memberikan kesempatan pada ibu untuk mencoba relaks tanpa
adanya tekanan emosional dan fisik. Hal ini dilakukan selama tidak ada his (disela-
sela his). Ibu bisa berhenti sejenak untuk melepas rasa sakit akibat his, makan atau
minum, atau melakukan hal menyenangkan yang lain untuk melepas lelah, atau
apabila memungkinkan ibu dapat tidur.
Dari kasus diatas dapat dilihat dari hasil pemeriksaan ibu tampak mengantuk, makan
dan minum terakhir 1 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan: T: 100/60 mm Hg, N:
84x/mt, S: 370C, hal tersebut asuhan yang paling tepat untuk kasus tersebut adalah
memfasilitasi ibu untuk istirahat disela- sela his.
Sumber: JNPK-KR. 2017

18. Seorang perempuan umur 23 tahun G1P0A0 UK aterm bersalin di Puskesmas. Hasil
PD: vulva dan vagina normal, pembukaan 4 cm, ketuban (+), UUK posisi jam 11
penurunan terendah di hodge II, moulage tulang kepala janin bersentuhan, ttbk/tp.
Bagaimanakah penulisan lambang sutura janin di partograf?
a. 0
b. 1
c. 2
d. 3
e. 4
Pembahasan :

Pencatatan perubahan bentuk kepala janin (molase) adalah sebagai berikut :

0 : sutura terpisah

1 : sutura (pertemuan 2 tulang tengkorak) yang tepat / bersesuaian

2 : sutura tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki

3 : sutura tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki

Dari kasus diatas, pada saat pemeriksaan ditemukan moulage tulang kepala janin
bersentuhan dengan pencatatan pada partograf adalah 1

Sumber: JNPK-KR. 2017

19. Seorang perempuan umur 25 tahun G1P0A0 UK 40 mg datang puskesmas dengan


keluhan sakit perut hilang timbul sejak kemarin malam. Hasil pemeriksaan: KU baik,
TD 110/70 mmHg, kontraksi uterus 3x/10’/55”, TFU 33 cm, janin tunggal, presentasi
kepala, DJJ 140x/mt. PO tipis, ϕ 7 cm, eff 100%, ketuban utuh, presentasi kepala,
penurunan kepala setinggi spina istiadika, moulase (0), ttbk/tp. Pada station berapakah
penurunan bagian terendah janin tersebut?
a. – 2
b. – 1
c. 0
d. + 1
e. + 2
Pembahasan :
Pada kasus diatas penurunan bagian terendah janin adalah station 0 karena penurunan
presentasi kepala janin tepat di spina istiadika.
Sumber : https://www.bidankita.com/

20. Seorang perempuan berumur 28 tahun G2P1A0 UK aterm dengan keluhan perutnya
mulas. Riwayat keluar air 1 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan pukul 08.00: KU baik,
TD 110/70 mmHg, kontraksi uterus 3x/10’/45”, TFU 33 cm, janin tunggal, presentasi
kepala, DJJ 140x/mt. PD: pembukaan 3 cm eff 50% ketuban utuh, teraba kepala
tulang – tulang kepala janin terpisah, Sutura sagitalis melintang penurunan kepala
janin HII, kesan panggul normal. Kapankah dilakukan pemantauan DJJ kembali?
a. Pukul 08.15 Wita
b. Pukul 08.30 Wita
c. Pukul 08.45 Wita
d. Pukul 09.00 Wita
e. Pukul 09.30 Wita

Pembahasan :

Pada kasus diatas dilakukan pemeriksaan pada pukul 08.00 sehingga pemeriksaan
DJJ dilakukan 30 menit lagi sehingga pukul 08.30. Pemeriksaan DJJ dilakukan
setiap 30 menit bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan janin.

Sumber : JNPK-KR, 2017

Anda mungkin juga menyukai