OLEH:
Pada kasus diatas yang mempengaruhi proses persalinannya yaitu passager. Passanger
disebut sebagai buah kehamilan yang terdiri dari janin, plasenta dan air ketuban. Pada
kasus menunjukkan bahwa ketuban dalam keadaan tidak utuh warna jernih dengan
tulang – tulang kepala janin saling tumpang tindih. Sehingga, passanger berpengaruh
penting dalam kasus diatas untuk lancarnya proses persalinan ibu.
Sumber : Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta Selatan.
Pembahasan :
Dari data diatas menunjukkan ibu sudah pembukaan 8cm, eff 100%, kontraksi 5x/10
menit. Sehingga itu menunjukkan bahwa ibu sudah memasuki persalinan kala 1 fase
aktif. Dimana kala 1 fase aktif adalah fase pembukaan serviks 4-10 cm yang diikuti
dengan jumlah kontraksi yang sudah lebih dari 3x/10mnt lamanya 40 detik atau lebih.
Maka dari itu dapat di tegakkan diagnosis G1P0A0 UK aterm preskep tunggal hidup
partus kala I fase aktif.
Sumber : JNPK_KR, 2017
4. Seorang perempuan umur 27 tahun G1P0A0 UK aterm datang puskesmas PONED
pukul 08.15 dengan keluhan sakit perut hilang timbul sejak kemarin malam. Hasil
pemeriksaan KU baik, S 360C, N. 80x/mt, P 24x/mt, TD 100/60 mmHg, wajah
tampak pucat, TFU 33 cm, janin tunggal, presentasi kepala, kontraksi uterus 3x/10
menit > 20 detik, DJJ 140x/mt. pembukaan 2 cm, ketuban utuh, teraba kepala, UUK
kiri depan, tulang – tulang kepala janin terpisah, penurunan sejajar HI melalui pinggir
bawah simfisis, kesan panggul normal. Hasil Pemeriksaan Hb 10,5 g%.
Apakah tindakan yang paling tepat dilakukan?
a. Pasang infus
b. Pasang Oksigen
c. Pasien dipulangkan
d. Observasi di puskesmas
e. Rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi
Pembahasan :
Pada kasus diatas sebaiknya dilakukan observasi di Puskesmas karena wajah ibu
tampak pucat dengan pemeriksaan Hb 10,5 g% sehingga ibu termasuk anemia ringan
karena Hb normal ibu hamil TW 3 adalah 11 g%, maka dari itu ibu harus di observasi
di puskesmas dengan tujuan dilakukan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan untuk
mendeteksi secara dini masalah yang muncul dengan hasil pemeriksaan yang sudah
dilakukan petugas kesehatan.
Sumber http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/2693/3/3.%20BAB%20II
%20%28TINJAUAN%20PUSTAKA%29.pdf
Pembahasan :
Kala 1 fase laten yaitu dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan serviks secara bertahap, berlangsung hingga serviks membuka kurang dari
4 cm, dan pada umumnya fase laten berlangsung 6-8 jam. Sehingga dengan hasil
pemeriksaan kasus diatas pembukaan serviks 3 cm dengan eff 50%, disebut persalinan
kala I fase laten.
Sumber : JNPK_KR, 2017
Partus kala I fase aktif yaitu frekuensi dan lama kontraksi uterus sudah adekuat
dengan frekuensi 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 40 detik atau lebih, pembukaan
serviks 4 cm – 10 cm, dan terjadi penurunan bagian terendah janin. Sehingga, pada
kasus diatas termasuk partus kala I fase aktif karena dilihat dari His yang sudah
adekuat yaitu terjadi 3 kali dalam 10 menit dengan durasi 30-40 detik, pembukaan
serviks sudah 4 cm dan sudah terjadi penurunan bagian terendah janin.
Pembahasan :
Persalinan adalah saat yang menegangkan dan dapat menggugah emosi ibu dan
keluarganya atau bahkan dapat menjadi saat yang menyakitkan dan menakutkan bagi
ibu. Upaya untuk mengatasi gangguan emosional dan pengalaman yang menegangkan
tersebut sebaiknya dilakukan melalui asuhan sayang ibu selama persalinan dan proses
kelahiran bayinya. Asuhan sayang ibu selama persalinan termasuk memberikan
dukungan emosional, membantu pengaturan posisi ibu, memfasilitasi pengurangan
rasa nyeri memberikan cairan dan nutrisi, keleluasan untuk menggunakan kamar
mandi secara teratur, dan pencegahan infeksi.
Sumber : JNPK-KR, 2017
12. Seorang perempuan umur 28 tahun G3P2A0 UK 39 minggu sedang bersalin di BPM.
Kontraksi 4-5 x/10’/40-45”, DJJ 140 x/mnt kuat dan teratur. Perlimaan 3/5. PD pk
09.00 Wita: v/v normal, PO tipis, ϕ 7 cm, eff 75%, ketuban utuh, presentasi kepala,
moulase (0), ttbk/tp. Kapankah dilakukan evaluasi kemajuan persalinan kasus
tersebut?
a. 1 jam lagi
b. 2 jam lagi
c. 3 jam lagi
d. 4 jam lagi
e. 5 jam lagi
Pembahasan :
Dari kasus diatas pembukaan serviks 7 cm, eff 75%, ketuban utuh, presentasi kepala,
moulase (0), ttbk/tp sehingga akan dilakukan kemajuan persalinan 4 jam lagi untuk
dilakukan pemerikaan kembali mengenai pembukaan serviks, penurunan bagian
terendah janin, tekanan darah dan temperatur tubuh.
Sumber : JNPK-KR 2017
13. Seorang perempuan umur 22 tahun G1P0A0 UK 40 minggu sedang bersalin di BPM.
Kontraksi 5 x/10’/50-55”, DJJ 140 x/mnt kuat dan teratur. Penurunan 1/5. PD pk
16.00 Wita: v/v normal, PO tipis, Φ 9 cm, eff 100%, ketuban utuh, presentasi kepala,
moulase (0), ttbk/tp. Kapankah perlu dilakukan evaluasi segera pada kasus tersebut?
a. Ingin mengedan
b. Mengeluh sakit perut
c. Mengeluh sangat kesakitan
d. Vulva dan vagina membuka
e. Blood slym bertambah banyak
Pembahasan :
Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah dekat adalah:
1. Ibu ingin meneran
2. Perineum menonjol
3. Vulva vagina dan sphincter anus membuka
4. Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
5. His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
6. Pembukaan lengkap (10 cm )
7. Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara rata-rata 0.5 jam
8. Pemantauan
a) Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus
b) Janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali normalnya detak
jantung bayi setelah kontraksi
Dari kasus diatas, dapat dilihat dari kontraksi ibu adekuat (lebih dari 40 detik) yaitu
50-55 detik, penurunan kepala janin 1/5 yang berarti sudah memasuki H III-IV dan
berada di dasar panggul, dan tidak terdapat data penyulit pada kasus tersebut. His
yang adekuat dapat mempercepat penurunan kepala janin sehingga evaluasi segera
yang dilakukan pada kasus tersebut adalah memastikan vulva dan vagina membuka.
Sumber : Kurniarum, Ari. 2016. Asuhan Kebidanan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta Selatan.
a. M
b. U
c. K
d. J
e. D
Pembahasan :
Pada partograf mencatat warna dan adanya air ketuban dalam kotak yang sesuai di
bawah lajur DJJ dengan menggunakan lambang-lambang sebagai berikut:
U selaput ketuban masih utuh (belum pecah)
J selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D selaput ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K selaput ketuban sudah pecah tetapi air ketuban tidak mengalir lagi (kering)
Dari kasus diatas pada saat melakukan pemeriksaan ditemukan ketuban ibu sudah
pecah dengan air ketuban jernih, jadi pendokumentasian warna dan air ketuban pada
partograf menggunakan lambang J (Jernih).
Sumber: JNPK-KR. 2017
15. Seorang perempuan umur 21 tahun G2P1A0 UK aterm bersalin di Puskesmas. Hasil
PD: vulva dan vagina normal, pembukaan 8 cm eff 75%, ketuban (-) jernih, teraba
kepala, UUK posisi jam 11 penurunan di hodge III +, moulage (0), ttbk/tp. Berapakah
penurunan kepala janin bila dilihat dari hasil pemeriksaan tersebut?
a. 1/5
b. 2/5
c. 3/5
d. 4/5
e. 5/5
Pembahsan :
Dari kasus diatas, data hasil pemeriksaan pada kasus tersebut penurunan kepala janin
teraba di hodge III+ yang berarti penurunan kepala janin sudah 2/5 dan saat palpasi
teraba bagian terbesar kepala sudah masuk panggul.
Menentukan penurunan janin dengan metode perlimaan dapat dilakukan dengan
palpasi abdominal atau leopold, dengan teknik jari tangan pemeriksa untuk meraba
kepala janin berasa pada stadion atau hodge berapa.
Penurunan kepala janin menurut metode perlimaan:
5/5 : Ketika dilakukan VT teraba kepala janin diatas PAP, kepala mudah
digerakkan atau digoyangkan dengan palpasi abdominal.
4/5 : Ketika dilakukan VT teraba H I-II, dan kepala sulit digerakkan atau
digoyangkan, bila dilakukan perabaan palpasi abdominal bagian terbesar kepala
belum masuk panggul
3/5 : Ketika dilakukan VT teraba H II-III, dan ketika dilakukan palpasi teraba
bagian terbesar kepala belum masuk panggul
2/5 : Ketika dilakukan VT teraba H III +, dan ketika dilakukan palpasi teraba
bagian terbesar kepala sudah masuk panggul
1/5 : Ketika dilakukan VT teraba H III-IV dan kepala sudah di dasar panggul
0/5 : Kepala janin telah berada pada posisi H IV dan sudah terlihat di perineum
Sumber: JNPK-KR. 2017
17. Seorang perempuan berumur 28 tahun hamil kedua 9 bulan diantar ke Puskesmas
pukul 07.00 wita dengan keluhan perut mulas dan keluar lender bercampur darah dari
kemaluannya sejak pukul 01.00 Wita. Anak pertama berumur 4 tahun. ibu tampak
mengantuk, makan dan minum terakhir 1 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan: T: 100/60
mm Hg, N: 84x/mt, S: 370C, TFU 34 cm, janin tunggal, presentasi kepala, Kontraksi
2x/10’/<20”, DJJ 150x/mnt, PD: pembukaan 3, tulang – tulang kepala saling terpisah
dan selaput ketuban utuh, H I – II
Apakah asuhan yang paling tepat untuk kasus tersebut?
a. Ibu dipulangkan
b. Masase bokong saat his
c. Istirahat disela – sela his
d. Anjurkan makan dan minum yang cukup
e. Ajarkan teknik meneran dan posisi persalinan
Pembahasan :
Selama proses persalinan berlangsung, kebutuhan istirahat pada ibu bersalin tetap
harus dipenuhi. Istirahat selama proses persalinan (kala I, II, III maupun IV) yang
dimaksud adalah bidan memberikan kesempatan pada ibu untuk mencoba relaks tanpa
adanya tekanan emosional dan fisik. Hal ini dilakukan selama tidak ada his (disela-
sela his). Ibu bisa berhenti sejenak untuk melepas rasa sakit akibat his, makan atau
minum, atau melakukan hal menyenangkan yang lain untuk melepas lelah, atau
apabila memungkinkan ibu dapat tidur.
Dari kasus diatas dapat dilihat dari hasil pemeriksaan ibu tampak mengantuk, makan
dan minum terakhir 1 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan: T: 100/60 mm Hg, N:
84x/mt, S: 370C, hal tersebut asuhan yang paling tepat untuk kasus tersebut adalah
memfasilitasi ibu untuk istirahat disela- sela his.
Sumber: JNPK-KR. 2017
18. Seorang perempuan umur 23 tahun G1P0A0 UK aterm bersalin di Puskesmas. Hasil
PD: vulva dan vagina normal, pembukaan 4 cm, ketuban (+), UUK posisi jam 11
penurunan terendah di hodge II, moulage tulang kepala janin bersentuhan, ttbk/tp.
Bagaimanakah penulisan lambang sutura janin di partograf?
a. 0
b. 1
c. 2
d. 3
e. 4
Pembahasan :
0 : sutura terpisah
Dari kasus diatas, pada saat pemeriksaan ditemukan moulage tulang kepala janin
bersentuhan dengan pencatatan pada partograf adalah 1
20. Seorang perempuan berumur 28 tahun G2P1A0 UK aterm dengan keluhan perutnya
mulas. Riwayat keluar air 1 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan pukul 08.00: KU baik,
TD 110/70 mmHg, kontraksi uterus 3x/10’/45”, TFU 33 cm, janin tunggal, presentasi
kepala, DJJ 140x/mt. PD: pembukaan 3 cm eff 50% ketuban utuh, teraba kepala
tulang – tulang kepala janin terpisah, Sutura sagitalis melintang penurunan kepala
janin HII, kesan panggul normal. Kapankah dilakukan pemantauan DJJ kembali?
a. Pukul 08.15 Wita
b. Pukul 08.30 Wita
c. Pukul 08.45 Wita
d. Pukul 09.00 Wita
e. Pukul 09.30 Wita
Pembahasan :
Pada kasus diatas dilakukan pemeriksaan pada pukul 08.00 sehingga pemeriksaan
DJJ dilakukan 30 menit lagi sehingga pukul 08.30. Pemeriksaan DJJ dilakukan
setiap 30 menit bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan janin.