Anda di halaman 1dari 15

BAB III

PEMBAHASAN

A. Identifikasi daerah rawan bencana


1. Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta

Gunung Merapi merupakan salah satu gunung di Indonesia yang masih aktif dan
memiliki siklus erupsi yang cukup teratur yakni 2-5 tahun untuk siklus pendek dan 5-7 tahun
untuk siklus erupsi yang panjang. Karena seringkali mengalami aktifitas vulcanik dan sering
meletus, menyebabkan gunung Merapi mendapat julukan sebagai gunung teraktif di dunia.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa gunung Merapi setidaknya pernah mengalami erupsi
sebanyak 100 x. Gunung Merapi memang menjadi salah satu gunung di Indonesia yang masih
aktif dan sering mengalami letusan yang cukup dahsyat, namun letusan gunung Merapi
merupakan letusan yang berada di tingkat sedang saja, bukan letusan yang bersifat katastrofik (
letusan yang dapat menghanjurkan dirinya sendiri ) seperti yang dialami oleh gunung Krakatau
di selat sunda.
Gunung Merapi kembali bererupsi pada Jumat (11/5/2018). Tinggi letusannya mencapai
5.500 meter dari puncak kawah disertai suara gemuruh. Letusan kali ini melontarkan abu
vulkanik, pasir, dan material piroklatik. Status Gunung Merapi masih tetap normal dengan radius
berbahaya adalah 3 km dari puncak kawah.
Status Gunung Merapi, Jawa Tengah ditingkatkan dari normal (level 1) menjadi waspada
(level 2) sejak 21 Mei 2018, pukul 23.00 WIB. Kenaikan status Gunung Merapi itu berdasarkan
surat dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG)
Yogyakarta Nomor 271/45/BGV.kg/2018 tanggal 21 Mei 2018.

2. Gunung Kelud di Jawa Timur

Pada tahun 2014 lalu, masyarakat khususnya di Jawa Timur dihebohkan dengan adanya
hujan abu vulcanik yang mengharuskan aktifitas masyarakat terhenti untuk beberapa hari. Hujan
abu vulcanik tersebut berasal dari erupsi gunung Kelud yang secara administratif berada di
perbatasan antara Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri Propinsi Jawa Timur. Hujan abu
vulcanik yang dihasilkan oleh letusan gunung Kelud tidak hanya dirasakan masyarakat Jawa
Timur saja, melainkan juga dirasakan oleh masyarakat di Yogyakarta. Pasalnya akibat erupsi
gunung Kelud, ribuan ton abu vulcanik terlempar membumbung tinggi ke angkasa dan menyebar
ke berbagai wilayah yang berjarak ratusan kilometer dari Kota Kediri termasuk di Kota
Yogyakarta yang jaraknya ratusan kilometer dari kota Kediri. Gunung Kelud termasuk gunung
aktif yang jarang meletus, namun setiap kali meletus kekuatan yang dihasilkan cukup besar yakni
5 Volcanix Explosif Index (VEI)
3. Gunung Sinabung di Dataran Tinggi Karo

Tidak lengkap rasanya jika tidak memasukkan gunung Sinabung yang berada di Dataran
Tinggi Karo ke dalam daftar gunung di Indonesia yang masih dan paling aktif. Gunung Sinabung
dalam beberapa tahun ini menjadi pusat perhatian terutama bagi ahli geologi, pasalnya gunung
Sinabung sudah lama tidak ada aktifitas vulcanik namun dalam beberapa tahun lalu gunung ini
mengalami erupsi terlama di Indonesia yang sebelumnya dipegang oleh gunung Bromo. Selama
tujuh bulan lebih gunung ini mengalami erupsi, sedangkan erupsi terakhir tercatat sekitar 800
tahun yang lalu. Siapa sangka, justru gunung ini mengeluarkan letusan yang dahsyat. Peristiwa
800 tahun lalu tetap menjadi misteri yang pelan-pelan dikupas menjadi fakta.

4. Anak gunung Krakatau di Selat Sunda


Keberadaan anak Gunung Krakatau tidak lepas dari sejarah Gunung Krakatau Purba yang
tercatat pernah meletus dengan tipe letusan katastrofik pada tahun 1883 dan mengakibatkan
tsunami, serta menewaskan setidaknya 36.000 jiwa. Bahkan suara letusan gunung ini sampai
terdengar di Alice Spring Australia serta pulau Rodrigues Afrika 4.653 km dari lokasi letusan.
Krakatau mencetak sejarah sebagai gunung aktif di Indonesia yang letusannya bardampak pada
perubahan iklim dunia. Bumi ini pernah mengalami kegelapan selama setidaknya dua hari karena
material dan debu vulcanik dari letusan krakatau menutupi atmosfer bumi pada masa itu. Kini
gunung Krakatau purba telah tergantikan dengan anak gunung Krakatau yang muncul 40 tahun
setelah letusan dahsyat. Anak gunung Krakatau muncul sebagai sebuah gunung muda yang aktif
mengeluarkan material dan memiliki pertumbuhan ketinggian setidaknya 0,5 meter dalam satu
bulan. Menurut beberapa riset yang dilakukan oleh beberapa ilmuwan dari negera Jepang,
gunung Krakatau memungkinkan akan mengalami erupsi yang besar pada rentang tahun 2030-
2050.

5. Gunung Galunggung di Jawa Barat

Gunung Galunggung merupakan salah satu gunung yang masih aktif dan terletak di
Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Gunung yang memiliki ketinggian 2.176 meter ini tercatat
pernah mengalami letusan hebat yakni di tahun 1822. Setelah itu gunung ini seringkali
mengalami erupsi yang menyebabkan hujan pasir panas serta meluncurkan awan panas yang
mengakibatkan setidaknya 4.011 jiwa melayang dan menyebabkan setidaknya 122 desa harus
hancur. Tidak hanya awan panas dan hujan abu vulkanik saja, ancaman banjir lahar dingin
juga mengakibatkan terputusnya jaringan jalan dan aliran sungai serta areal perkampungan
akibat melimpahnya aliran lava dingin berupa material batuan-kerikil-pasir.

6. Gunung Bromo di Jawa Timur

Siapa yang tidak kenal dengan gunung Bromo di Jawa Timur. Keindahan kawasan
gunung ini tidak hanya terkenal di Indonesia saja melainkan juga di mancanegara. Hal itu
dibuktikan dengan banyaknya kunjungan turis mancanegara ke gunung yang memiliki ketinggian
2.329 MDPL ini. Gunung Bromo secara administratif masuk dalam kawasan Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru dan wilayahnya masuk ke dalam empat wilayah Kabupaten sekaligus
yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten
Malang. Gunung Bromo menjadi sangat menarik karena gunung ini termasuk gunung yang
masih aktif serta pengunjung dapat melihat dengan jelas lembah serta kalderanya yang seringkali
mengeluarkan asap putih. Dalam catatannya gunung ini pernah mengalami setidaknya 4 x erupsi
dengan interval yang cukup teratur yakni 30 tahun. Letusan gunung Bromo yang terbesar tercatat
pada tahun 1974 sedangkan letusan terakhir tercatat pada tahun 2015.
7. Gunung Lokon Sulawesi Utara

Siapa yang menyangka gunung yang hanya memiliki ketinggian 1.580 MDPL ini masuk
dalam 15 gunung di Indonesia yang masih aktif. Gunung yang lebih rendah dibandingkan
dengan gunung Andong di Kabupaten Magelang Jawa Tengah ini tercatat mengalami letusan
sebanyak 5 x terhitung sejak tahun 1941. Letusan terbesar tercatat pada tahun 1991 yang
berakibat menimbulkan kerugian hingga milyaran rupiah serta menewaskan korban jiwa karena
longsoran material vulcanik.

8. Gunung Kerinci di Propinsi Jambi

Gunung Kerinci selain terkenal dengan alamnya yang masih perawan, juga terkenal
sebagai salah satu gunung yang masih aktif mengalami aktifitas vulcanik. Gunung yang memiliki
puncak tertinggi di Pulau Sumatera ini memiliki sebuah kawah aktif selebar 400 x 120 meter di
bagian puncaknya dan berisi air berwarna hijau. Gunung Kerinci tercatat mengalami erupsi
terakhir pada tahun 2009. Gunung Kerinci seakan menjadi magnet tersendiri bagi kalangan
pendaki gunung karena alamnya yang masih sangat alami. Kawasan lereng gunung menjadi
habitat alami harimau Sumatera, Gajah, Babi hutan serta hewan liar lainnya.

9. Gunung Egon Pulau Flores Nusa Tenggara Timur

Mungkin belum banyak yang mendengar gunung aktif yang satu ini. Gunung Egon
merupakan gunung berapi dan masih aktif yang terletak di Pulau Flores. Gunung Egon sendiri
berada di wilayah timur dari Maumere atau sekitar tiga puluh kilometer dari ibu kota Kabupaten
Sikka. Gunung yang memiliki ketinggian 1703 ini pernah mengalami erupsi dahsyat pada tahun
1925. Setelah vakum sekian puluh tahun, pada tahun 2006 lalu status gunung ini dinaikkan
menjadi siaga. akibat dari aktivitas vulkanik yang meningkat pada saat itu. Gunung Egon
layaknya gunung yang cantik untuk di jawamah terutama di kalangan pendaki, pasalnya
kawasan ini menawarkan panorama yang eksotis. Pendaki dapat melihat kawah yang seringkali
menyemburkan asap putih sebagai tanda bahwa gunung ini masih memiliki aktifitas vulcanik di
dalamnya.
10. Gunung Awu di Kepulauan Sangihe

Jauh di Propsnsi Sulawesi utara terdapat sebuah gunung dengan ketinggian 1.320 MDPL
yang masih aktif. Gunung yang dimaksud adalah gunung Awu. Dari catatan sejarah diketahui,
dari tahun 1640 sampai dengan 1966 telah terjadi 5 kali erupsi yang menelan korban serta
kerugian yang cukup besar. Korban manusia yang tewas akibat letusan Gunung Awu sebelum
tahun 1711 tidak diketahui, namun yang tercatat sejak tahun 1711 sampai dengan erupsi 1966
adalah 7.377 orang ( tahun 1966 korban tewas 39 orang, lebih dari 1.000 orang luka-luka
ringan).

11. Gunung Karangetan Kabupaten Siau


Gunung Karangetang yang terletak di Kepulauan Siau, Sulawesi Utara. Gunung ini
merupakan salah satu gunung api yang cukup aktif di Indonesia. Gunung Karangetan merupakan
gunung yang bertipe stratovolcano yang hampir setiap tahunnya meletus. Terbentuknya gunung
ini mirip dengan gunung api Krakatau yang telah tenggelam akibat erupsi hebat. Karena adanya
zona subduksi dan tumbukan maka magma yang terdapat di perut bumi naik melalui celah
subduksi sehingga terbentuklah gunung api ini. Letusan yang cukup besar tercatat pada tahun
2011 dimana gunung ini meluncurkan awan panas yang merusak pemukiman warga sekitarnya.
12. Gunung Soputan Sulawesi Utara

Gunung Soputan merupakan gunung aktif yang terletak di Propinsi Sulawesi Utara dan
berjarak kurang lebih 50 km di sebelah barat daya Kota Manado. Gunung Soputan akhir-akhir ini
juga menjadi perhatian ahli kegunung apian karena dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan
adanya peningkatan kegiatan vulcanik. Gunung yang memiliki ketinggian 1.784 MDPL ini
tercatat mengalami erupsi pada tanggal 7 maret tahun 2015 dan menyemburkan awan panas yang
membumbung tinggi sejauh 2.500 meter dan menyebabkan hujan debu di Kecamatan Touluaan,
Kecamatan Tombatu, dan Kecamatan Ratahan di Kabupaten Mihanasa Tenggara.

13. Gunung Semeru Propinsi Jawa Timur

Tiada yang bisa menyangkal keindahan gunung Semeru yang berada di Jawa Timur.
Mendaki Gunung Semeru bagi sebagian pendaki merupakan suatu impian. Gunung yang terkenal
dengan adanya danau alaminya ini juga termasuk gunung yang aktif mengeluarkan meterial dan
gas beracun dari kawah Jonggring Saloka. Gunung Semeru seolah menjadi magnet bagi sebagian
pendaki baik itu di wilayah Jawa maupun bagi pendaki yang berasal dari luar Pulau Jawa.
Beberapa kali gunung ini mengalami buka tutup jalur pendakian dikarenakan aktifitas vulcanik
gunung ini dirasa cukup membahayakan para pendaki yang nekad mendaki sampai wilayah
Kalimati.

14. Gunung Agung di Propinsi Bali

Gunung agung merupakan gunung tertinggi di Bali dan memiliki ketinggian 3.031 mdpl.
Gunung ini termasuk gunung yang masih aktif ditandai dengan adanya asap yang keluar dari
kawahnya yang sangat besar dan dalam, Bagi masyarakat Bali gunung Agung merupakan tempat
bersemayam para dewa dan tempat bersemayamnya Dewata. Dari atas ketinggian di gunung
Agung dalam kondisi yang cukup cerah kita dapat melihat puncak gunung-gunung lainnya di
pulau seberang yakni gunung Rinjani di pulau Lombok. Gunung Agung tercatat mengalami
letusan terakhir pada tahun 1963 dimana erupsi yang terjadi meluncurkan lahar sejauh 7 km
selama 20 hari.

15. Gunung Talang Propinsi Sumatera Barat


Gunung yang memiliki ketinggian 2.957 mdpl ini berjarak 40 km dari kota Padang.
Gunung ini menjadi surganya pendaki di Sumatera Barat berkat adanya hamparan kebun teh di
awal pendakian, serta terdapat hutan Mati yang eksotis, Di bagian puncak gunung, pendaki akan
menyaksikan indahnya 3 danau dari ketinggian 2.597 mdpl. Danau yang ada sebenarnya
merupakan bekas dari kawah gunung Talang.

Itulah tadi gunung di Indonesia yang masih aktif. Erupsi ataupun kegiatan vulcanik memang
seringkali mengakibatkan korban jiwa maupun korban materi. Namun kita dapat mengambil sisi
positif dari fenomena tersebut. Hutan yang tumbuh dengan lebat, jutaan material yang dapat
dimanfaatkan manusia serta tanah yang subur di daerah lereng gunung merupakan berkah
tersendiri.

Status Gunung Api 2018


Gunung Api Status Waspada (Level II)
1) Merapi Jawa Tengah
2) Ili Lewotolok NTT
3) Banda Api Maluku
4) Dempo Sumsel
5) Bromo Jatim
6) Rinjani Lombok
7) Lokon Sulsel
8) Soputan Sulut
9) Karangetang Sulut
10) Gamalama Maluku Utara
11) Sangeangapi NTB
12) Rokatenda NTT
13) Ibu Maluku Utara
14) Gamkonora Maluku Utara
15) Semeru Jatim
16) Anak Krakatau Lampung
17) Marapi Sumbar
18) Dukono Maluku Utara
19) Kerinci Sumbar

Gunung Api Status Level III (Siaga)


Sinabung Sumut

Gunung Api Status Level IV (Awas)


Agung Bali

B. Alat dan bahan medis penanggulangan bencana gunung berapi


Standar minimal peralatan penanggulangan bencana yang tersedia apabila terjadi bencana
Gunung Api meliputi: Standar Minimal Peralatan Penanggulangan Bencana ditambah, Standar
Peralatan bencana Gunung Api, meliputi:

NO NAMA ALAT INSTANSI


1. Masker dan Topi BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
2. Buldozer BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
3. Baju Pelindung Abu BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
4. Baju anti Api BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga
5. Tabung Oksigen BNPB/BPBD/Instasi/Lembaga

Alat transportasi: truk dan mobil siaga disediakan untuk mengevakuasi korban. Serta tidak lupa
menyiapkan alat-alat medis, dan obat-obatan.

C. Kebutuhan Tenaga Kesehatan Berdasarkan Bencana Gunung Berapi


Kebutuhan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jumlah pengungsi yang ada pada suatu daerah.
Pada saat bencana jenis tenaga kesehatan yang diperlukan antara lain:
1. Dokter Umum
Kompetensi tenaga yang dibutuhkan antara lain PPGD/ATLS/ACLS. Tenaga dokter
umum diperlukan pada saat tanggap darurat hingga recovery pada saat bencana untuk
penanganan korban pasca bencana terjadi.
2. Apoteker dan asisten apoteker
Kompetensi tenaga dibutuhkan untuk pengelolaan obat dan alat kesehatan yang tentunya
sangat banyak diperlukan untuk penanganan korban bencana gubung berapi yang tengah
terjadi. Apoteker dan asisten apoteker berperan dalam mengatur dan mengelola
keseluruhan penggunaan dari obat-obatan yang diperlukan beserta alat medis yang
dibutuhkan pada saat bencana dan pasca bencana.
3. Perawat D3/Sarjana Keperawatan
Kompetensi tenaga yang diperlukan diantaranya emergency nursing /PPGD /BTLS
/PONED /PONEK /ICU.
4. Perawat Mahir
Kompetensi tenaga yang diperlukan antara lain utnuk anastesi ataupun emergency
nursing.
5. Bidan
Kompetensi yang dibutuhkan adalah untuk APN dan PONED
6. Sanitarian (D3 kesling/sarjana Kesmas)
Kompetensi tenaga yang diperlukan pada saat terjadi bencana terutama gunung berapi
adalah sanitarian yang ditujukan untuk penanganan kualitas air bersih dan penyediaan
sarana sanitasi.
7. Ahli Gizi
Kompetensi yang dibutuhkan antara lain penanganan gizi darurat pada saat terjadi
gunung meletus, hal ini dapat menanggulangi kekurangan gizi akibat adanya kekurangan
bahan makanan.
8. Dokter spesialis
Kompetensiyang dibutuhkan antara lain bedah umum, penyakit dalam hal ini terkait
dengan abu vulkanik yang disebabkan oleh letusan gunung berapi memicu banyaknya
penyakit pernapasan, anastesi dan ahli intensive care, bedah plastic, forensic, dental
forensic, kesehatan jiwa.
Kemenkumham. 2014. Berita Negara Republik Indonesia. (daring),
(ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2014/bn1089-2014.pd), diakses 8 Agustus 2018
Ucnews. 2018. Gunung Berapi Berstatus Waspada, (daring) (https://www.ucnews.id/news/19-
Gunung-Berapi-Berstatus-Waspada/3170570687160129.html), diakses 8 Agustus 2018.
kepmenkes nomor 066/menkes/SKII/2006.PEDOMAN MANAGEMEN SUMBERDAYA
MANUSIA (SDM) DALAM PENANGGULANGAN BENCANA.(online) https://bencana-
kesehatan.net/images/referensi/undang2/Kepmenkes_No.066_2006_%20Buku%20Pedoman%20
SDM%20Bencana.pdf

Anda mungkin juga menyukai