Anda di halaman 1dari 2

GEMPA ITU DATANG MERUSAK TIAP PINTU KOTA CIANJUR.

FAKTA PENYEBAB DAN KONDISI TERKINI, PATUT DIBERI RESPON LEBIH.


Oleh : Taqiya Noor Mafaza (2210710047)

Musibah gempa telah terjadi di pulau Jawa bagian barat. Dilansir dari laman berita
elektronik, detiknews.com bencana gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 5,6 telah
menimpa wilayah Cianjur, Jawa Barat dan sekitarnya. Musibah ini terjadi pada Senin, 21
November 2022 pukul 13.21 WIB. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG), gempa dengan kekuatan magnitudo M5,6 terletak pada di darat pada titik koordinat
107,05 BT dan 6,84 LS, berjarak sekitar 9,65 km barat daya Kota Cianjur. Atau bisa
dikatakan juga terletak pada 6,8 km timur laut Kota Sukabumi. Walaupun begitu, menurut
BMKG gempa saat itu tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Sampai saat ini, memantau update dari akun twitter Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil
telah diberitakan bahwa data terakhir korban jiwa berjumlah 268 jiwa. Korban yang belum
ditemukan, 151 jiwa. Korban luka-luka 1.083 orang. Untuk pengungsi kira-kira sebanyak
58.000 orang. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Daerah (BNPB)
membenarkan berita ini. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, "Setiap sore
akan ada update  penanganan bencana dari Posko Tanggap Darurat yang ada di Kantor
Bupati Cianjur," kata beliau pada keterangan resmi, selasa (22/11/22) wawancara liputan
kompas. Selain korban jiwa dan korban luka-luka. Gempa pada hari senin lalu ini juga
menimbulkan kerusakan infrastruktur dan rumah warga terparah, dari pada gempa yang
sebelumnya pernah terjadi di Jawa Barat.

Berdasarkan data BNPB, Senin(21/11/22), terdapat sejumlah 21.282 rumah yang terdampak
gempa Cianjur. Dari angka tersebut, sejumlah 6.570 dalam kondisi rusak berat atau hancur.
Sedangkan, 2.071 unit mengalami rusak sedang. Sedangkan, untuk bangunan-bangunan
rumah warga yang mengalami rusak ringan sebanyak 12.641 unit. Bukan hanya itu,
berdasarkan data dari kompas.com. terdapat pula kerusakan infrastruktur yang terjadi di 12
wilayah sekitar Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Daerah yang ikut terdampak gempa
diantaranya yaitu, Cianjur, Karangtengah, Warungkondang, Cugenang, dan Cilaku, Cibeber,
Sukaresmi, Bojongpicung, Cikalongkulong, Sukaluyu, Pacet, dan Gekbrong. Melihat dari
besarnya dampak kerusakan dan juga korban jiwa dengan adanya gempa berkekuatan M5,6
ini, para ahli menyimpulkan beberapa faktor penyebab kerusakan utama. Berdasarkan kajian
BMKG, gempa yang mengguncang wilayah Cianjur dan sekitarnya ini merupakan gempa
dengan siklus 20 tahunan. Karena itu, bukan hanya dari pihak otonom daerah Jawa Barat,
saat kunjungan Presiden pada Selasa (22/11/2022), Presiden Joko Widodo menginstruksikan
jajarannya untuk bekerja sama membantu penanganan korban. Presiden menambahkan saran
bahwa pembangunan rumah-rumah yang rusak akibat gempa harus menggunakan standar
bangunan antigempa sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan oleh Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Gempa di Cianjur Jawa Barat termasuk Gempa Tektonik Daratan. Gempa ini disebabkan oleh
pergeseran lapisan lempeng tektonik dalam bumi. Sebagian ahli menyebutkan bahwa
kejadian gempa bumi ini diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif. Keberadaan sesar aktif yang
hingga kini belum diketahui dengan baik karakteristiknya menjadi salah satu penyebab
kerusakan paling parah gempa di wilayah Cianjur dan sekitarnya. Dikutip dari
BBCNews.com. Dari liputannya degan pakar kegempaan ITB, Irwan Meilano. Beliau juga
mengatakan bahwa Gempa Cianjur merupakan gempa dengan siklus berulang setiap 20
tahun. Namun literasi kegempaan yang rendah dan mitigasi bencana yang buruk ditenggarai
menyebabkan tewasnya ratusan jiwa dan kerusakan infrastruktur menjadi tinggi.

Sumber gempa diyakini berada di zona sesar Cimandiri, yang memiliki potensi gempa hingga
magnitudo 6,7.BMKG pun telah menyatakan wilayah Cianjur sebagai “kawasan rawan
gempa permanen” dengan riwayat gempa bumi merusak yang telah tercatat setidaknya sejak
1844. Menurut Irwan, ada tiga faktor yang memengaruhi mengapa gempa berkekuatan
moderat di Cianjur bisa berdampak begitu fatal.
Pertama, gempa yang terjadi cukup dangkal pada kedalaman 10 kilometer.
Selain itu terjadi pula amplifikasi, yakni bertambahnya kekuatan dari guncangan gempa pada
wilayah yang memiliki lapisan tanah lunak. Terlebih, Cianjur merupakan wilayah dengan
karakter berbukit yang bergelombang hingga terjal karena berada di sisi tenggara Gunung
Gede. Inilah yang juga menyebabkan terjadinya longsor di beberapa titik.
Faktor kedua ialah penduduknya yang padat. Sebernarnya gempa senin lalu, sama seperti
gempa yang terjadi 20 tahun lalu, namun bedanya, dampak gempa pada zaman dulu pasti
tidak akan sebesar saat ini. Karena pada tahun ini, jumlah penduduk yang lebih padat menjadi
salah satu faktor penyebab jumlah korban yang terdampak menjadi lebih besar.
Faktor terakhur adalah bangunan di wilayah terdampak memiliki struktur yang tidak tahan
gempa.
“Banyak kerusakan terjadi karena stukturnya tidak disiapkan untuk itu,” kata Irwan kepada
wartawan BBC News Indonesia, Nicky Aulia Widadio. Menurutnya, hal itu pasti tidak akan
terjadi karena pemerintah daerah dan masyarakat tidak memahami risiko gempa yang
mengintai di wilayah mereka.

Sebagian besar masyakat yang terdampak gempa mengatakan tidak tahu kalau daerah tempat
tinggalnya merupakan daerah rawan bencana gempa. Sampai saat ini, berita tentang korban
bencana gempa Cianjur masih menjadi trending di laman berita dan media sosial Indonesia.
Terlebih pula, beberapa hari yang lalu, bencana ini menjadi liputan hangat bagi beberapa
negara lain yang turut mengetahui tentang besarnya kerusakan bencana pada saat itu.
Menurut saya, kesimpulan dari bencana kemarin dapat menjadi bahan evaluasi lebih dalam
bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia. Baik dari sisi pemerintah juga dari masyarakat
indonesia sendiri. Karena, seperti yang kita tahu, sebagian wilayah Indonesia berada di
daerah rawan pergeseran tektonik. Dan perealisasian dari bantuan perbaikan rumah
antigempa lebih menjadi fokus pembangunan saat ini.

Anda mungkin juga menyukai