Anda di halaman 1dari 6

KARYA TULIS ILMIAH

PENGIMPLEMENTASIAN BANGUNAN TAHAN GEMPA DI


INDONESIA SEBAGAI BENTUK MEMINIMALISIR DAMPAK
KERUSAKAN BENCANA

SMA NEGERI 1 SUMEDANG

Tahun Ajaran 2024/2025


SISTEMATIKA PENELITIAN SKRIPSI

I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan
1.3.1 Tujuan Penulisan
1.3.2 Manfaat Penulisan
1.4 Metode Penelitian
II. Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi Gempa Bumi
III. Pembahasan
3.1 Prinsip-prinsip Utama Konstruksi Tahan Gempa
3.1.1 Denah Yang Sederhana dan Simetris
3.1.2 Bahan Bangunan Harus Seringan Mungkin
4.2 Perlunya Sistem Konstruksi Penahan Beban Yang Memadai
3.2 Struktur Rumah Penahan Gempa
4.4.2 struktur Atap
4.4.3 Struktur Dinding
4.4.3 Struktur Pondasi
IV. Penutup
4.1 Kesimpulan & Saran
Daftar Pustaka
BAB 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah.

Setiap tahun kerak luar bumi bergetar sekitar satu juta kali. Getaran-getaran tersebut
dapat diukur dengan peralatan seismograf. Sekitar 20 getaran diantaranya merupakan gempa
bumi kuat dan 2 getaran merupakan gempa bumi yang sangat kuat. Gempa bumi merambat
melalui getaran keseluruh permukaan Bumi, akan tetapi menjadi berbahaya disekitar pusat
gempa. Daerah yang paling rawan adalah yang mengalami pergeseran lempeng tektonik.
Gempa bumi merupakan bencana alam yang paling menakutkan bagi manusia, karena
bencana alam ini terjadi secara tiba-tiba, tidak dapat diprediksi kapan terjadinnya. Hal ini
akibat kita selalu mengandalkan tanah tempat kita berpijak di bumi sebagai landasan yang
paling stabil yang bisa selalu dalam keadaan diam dan menopang kita. Begitu terjadi gempa
bumi, kita tiba-tiba menyadari bahwa tanah yang kita pijak tersebut ternyata bisa kehilangan
stabilitasnya sehingga dapat merusak lingkungan dan bangunan yang ada di atas lapisan
permukaan tanah, dan mampu menelan korban.
Wilayah Indonesia mencakup daerah-daerah yang mempunyai tingkat resiko gempa
yang tinggi diantara beberapa daerah gempa diseIuruh dunia. Data-data terakhir yang berhasil
direkam menunjukkan bahwa rata-rata setiap tehun terjadi sepuluh kegiatan gempa bumi yang
mengakibatkan kerusakan yang cukup besar di Indonesia. Sebagian terjadi pada daerah lepas
pantai dan sebagian lagi pada daerah pemukiman. Pada daerah pemukiman yang cukup padat,
perlu adanya suatu perlindungan untuk mengurangi angka kematian penduduk dan kerusakan
berat akibat goncangan gempa. Dengan menggunakan prinsip teknik yang benar, detail
konstruksi yang baik dan praktis maka kerugian harta benda dan jiwa menusia dapat
dikurangi.
Seperti halnya peristiwa beberapa tahun yang lalu di Kabupaten Cianjur diguncang
oleh gempa berkekuatan 5,6 skala Richter pada tanggal 21 November 2022 kurang lebih
pukul 13.21 WIB selama. Meskipun ukuran gempanya sedang, kedalamannya yang dangkal
menyebabkan goncangan yang kuat. BNPB mengatakan tingkat kerusakan rumah dan
bangunan masih dipelajari, tetapi kerusakan tampak "masif". Sedikitnya 1.362 rumah rusak,
dan 343 diantaranya rusak berat. Sebuah pusat perbelanjaan runtuh. Dua gedung kantor
pemerintah, tiga sekolah, rumah sakit, fasilitas ibadah, dan pesantren rusak. Di Kabupaten
Bogor, empat rumah terdampak. Longsor di jalan nasional Puncak-Cipanas-Cianjur memaksa
arus lalu lintas dialihkan. Pohon tumbang, tiang listrik tumbang, dan kabel listrik tumbang
juga terjadi di sepanjang jalan.
Pemerintah Kabupaten Cianjur menunjukkan jumlah korban tewas mencapai 635 orang
tewas. Sebagian besar kematian disebabkan oleh runtuhnya bangunan. Lusinan siswa terluka
oleh puing-puing yang jatuh di sekolah mereka. Banyak korban masih terkubur di bawah
reruntuhan bangunan.
Lebih lanjut BNPB mengungkapkan bahwa sepertiga dari korban tewas adalah anak-
anak. Di Cikancana, sebuah desa di Kecamatan Gekbrong, enam siswa meninggal akibat luka
di kepala. Mayat 10 orang ditemukan tertimbun tanah longsor di Kecamatan Cugenang. Pada
22 November, jumlah korban tewas resmi dilaporkan sebanyak 62 orang, namun kemudian
salah dilaporkan sebanyak 162 orang oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil setelah
menggabungkan laporan lisan yang tidak diverifikasi dari 100 kematian dengan angka resmi
sebelumnya. Jumlah korban cenderung bertambah karena korban masih tertimbun puing-
puing bangunan, dan satu area terhalang tanah longsor.
Sebanyak 2.046 orang lainnya terluka dan hingga 39 orang masih hilang, kemungkinan
terkubur di bawah reruntuhan bangunan. Tiga puluh dua orang berada di desa Cijedil,
sementara tujuh orang sedang melintas di dekat desa tersebut ketika gempa melanda. Korban
luka dibawa ke empat rumah sakit di sekitar Cianjur. Karena banyaknya korban luka yang tiba
di RS Cianjur, dibangunlah rumah sakit lapangan di tempat parkir. Di RS Cimacan, 237 orang
mendapat perawatan—150 dipulangkan sementara 13 lainnya meninggal dunia. Sebanyak
62.545 orang lainnya mengungsi.
Gambar 1. Bangunan yang hancur akibat gempa
Biasanya setelah terjadi gempa manusia baru sadar akan konstruksi bangunan yang
kurang kokoh menyebabkan banyak menelan korban jiwa. Bangunan yang tahan gempa bisa
dibangun dengan teknologi sederhana yang biasa dipakai dalam rumah-rumah konvensional
dengan sistem struktur beton bertulang, dinding batu-bata dan atap kayu. Penambahan yang
perlu dilakukan, misalnya pada penambahan angkur yang memperkuat hubungan antara
elemen beton, dinding, atap dan elemen lainnya. Dengan sistem-sistem bangunan yang
dikenal di Indonesia dan dibuat oleh standarisasi pemerintah.

1.2 Perumusan Masalah

1. Bagaimana cara meminimalisir hancurnya bangunan akibat dampak yang


ditimbulkan gempa bumi?
2. Apakah struktur suatu bangunan berpengaruh terhadap kekuatan bangunan untuk
menahan gempa bumi?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

1.3.1.TujuanPenulisan
1. Memahami dampak yang ditimbulkan gempa bumi agar dapat meminimalisir
rusaknya suatu bangunan
2. Berpengaruh atau tidaknya struktur bangunan dalam menahan gempa bumi
1.3.2. Manfaat Penulisan
1. Kita dapat mengetahui, memahami arti dari gempa bumi, dampak yang
ditimbulkannya.
2. mengetahui bahwa struktur bangunan sangat berpengaruh terhadap kekuatan
suatu bangunan dalam menahan gempa bumi.

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam tulisan ini adalah metode deskriptif.
Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antarfenomena yang diselidiki secara sistematis, faktual, dan akurat dari
sampel penelitian melalui persepsi yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai