Anda di halaman 1dari 4

Logbook PBL 2.1 Blok 1.3 T.A.

2021/2022

Skenario:

Seorang Wanita berusia 48 tahun memeriksakan diri ke dokter karena keluhan sering merasakan
nyeri otot dan kram. Ia juga menceritakan bahwa saat tulang tumitnya diperiksa dengan alat di
suatu booth promosi produk susu, disampaikan bahwa ia mengalami osteoporosis. Setelah
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter menduga pasien tersebut mengalami
hipokalsemia akibat kurangnya asupan kalsium dalam diet harian. Pasien tidak mengalami
masalah kesehatan akut maupun kronis lain.

Singkat cerita, dokter mendapati bahwa hasil pemeriksaan kadar kalsium darah pasien kurang dari
normal. Demikian pula, kepadatan tulangnya pun rendah. Dokter menjelaskan kepada pasien
bahwa keluhan yang dialami pasien dapat disebabkan oleh kebiasaan pola makan harian yang
rendah kandungan kalsium atau pun vitamin D. Rendahnya kadar kalsium darah pun memicu
pelepasan kalsium dari tulang, sehingga menyebabkan osteoporosis. Dokter memberikan terapi
medikamentosa dan mengedukasi pentingnya pemenuhan asupan kalsium dan vitamin D dalam
diet harian.

1. Klarifikasi Istilah
a. Hipokalsemia : Penurunan kadar kalsium dalam darah sampai di bawah batas normal
(Dorland, 2012).
b. Medikamentosa : Berkenaan dengan suatu pengobatan atau tatalaksana pemberian obat
(Dorland, 2012).

2. Rumusan Masalah
a. Mengapa wanita tersebut sering merasakan nyeri otot dan kram?
b. Gejala apa yang dijadikan landasan diagnosis osteoporosis?
c. Apakah ada hubungan antara konsumsi kalsium dengan osteoporosis?
d. Berapa jumlah kalsium yang harus dikonsumsi setiap harinya?
e. Apa tujuan dari terapi medikamentosa pada penderita osteoporosis?
f. Bagaimana keterkaitan osteoporosis dengan proses homeostasis?
3. Brainstorming
a. Wanita tersebut sering mengalami nyeri otot dan kram karena tulang pada penderita
osteoporosis terjadi fraktur dan pengeroposan secara perlahan sehingga mengurangi
kepadatan tulang. Pengurangan densitas tulang tersebut mengakibatkan rasa pegal pada
daerah fraktur dan akan bertambah parah apabila tidak ditangani lebih awal. Berkurangnya
kepadatan tulang dapat disebut juga sebagai deformitas tulang. Deformitas tulang terutama
terjadi pada anggota gerak bawah seperti daerah tibia anterior atau femur anterolateral
(Rasjad, 2009).
b. Gejala-gejala yang seringkali digunakan sebagai dasar penarikan diagnosis osteoporosis
terbagi menjadi beberapa bagian.
- Secara fisik, penderita osteoporosis dapat dilihat dari tinggi badan yang berkurang dan
gaya berjalan yang menunjukkan kifosis dorsal (Setiati et al., 2014).
- Secara laboratorium, pengukuran dilakukan berdasarkan aktivitas osteoklas dan osteoblas
dalam pergantian tulang untuk memprediksi terjadinya osteoporosis secara tidak
langsung. Proses osteoklastik menghasilkan piridinolin crosslink (pyd) dan
deoksipiridinolin (dpd), sedangkan proses osteoblastik menghasilkan osteokalsin dan
alkali fosfatase (Sjamsuhidayat, 2010)
- Secara radiologis, penderita osteoporosis menunjukkan kelainan tulang seperti codfish
deformity atau fish mouth setelah penurunan massa tulang lebih dari 30% (Sjamsuhidayat,
2010).
c. Kalsium pada tulang berlaku sebagai building block yang berfungsi memberikan rigiditas
dan kekuatan mekanik tulang. Hal ini merupakan alasan kalsium sangat dibutuhkan untuk
menjaga kepadatan tulang. Jika tubuh kekurangan kalsium, maka secara natural tulang akan
mengalami pengurangan densitas (Rasjad, 2009)
d. Jumlah kalsium yang harus dikonsumsi oleh manusia bersifat variatif atau berbeda tiap
individunya. Kisaran rekomendasi konsumsi kalsium setiap hari adalah 1500 mg untuk
perempuan dan 1000 mg pada laki-laki (Sjamsuhidayat, 2010).
e. Tujuan dari terapi medikamentosa pada penderita osteoporosis adalah mencegah
berlanjutnya resorpsi tulang, merangsang pembentukan tulang, dan mengurangi rasa nyeri
yang dialami penderita (Sjamsuhidayat, 2010).
f. Homeostasis adalah kecenderungan untuk menjaga keadaan dalam tubuh tetap stabil.
Kalsium memiliki peran yang penting dalam berbagai proses biologis, salah satunya adalah
metabolisme tulang. Konsentrasi kalsium di luar sel tulang yang rendah merangsang sel
tulang untuk melepaskan kalsium. Hal ini menyebabkan berkurangnya massa tulang dan
terjadinya osteoporosis (Muliani, 2012).

4. Mind Map
5. Sasaran Belajar

Anda mungkin juga menyukai