Anda di halaman 1dari 12

Kelompok: Siti rohima Sri yuliani Sukriani Umi hidayati Velya nugrahanti Wahyuni Wilis oktafiana

KASUS
Ibu O (60 thn) masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada tulang punggung,

pinggang, panggul, kaki dan lengan. Klien mengatakan sudah pernah cek kepadatan tulang dan hasilnya tulangnya rapuh, mulai merasakan nyeri sejak menyusui anaknya yg ketiga (30 thn yang lalu) dan sekarang anaknya ada 5 orang, sering mengalami patah tulang biasanya akibat mengangkat beban berat. Dari hasil pemeriksaan didapatkan: TTV TD: 130/80 mmHg, HR: 98 x/menit, RR: 20 x/menit, suhu: 36 C, skala nyeri 6, postur: kiposis, TB: 140 cm (awalnya TB: 165 cm), rontgen tulang terlihat kekeroposan tulang dan di perkirakan mengalami kehilangan kalsium tulang sebesar 40 %.

Definisi
Osteoporosis berasal dari

kata osteo dan porous, osteo artinya tulang, dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra, 2009).

klasifikasi
Osteoporosis primer
Osteoporosis primer sering

Osteoporosis sekunder
Sedangkan osteoporosis sekunder

menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.

1.
2. 3. 4. 5.

disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan : Hiperparatiroid Hipertiroid Anoreksia nervosa Hamil dan menyusui Pola makan tidak tepat

Etiologi
Beberapa penyebab osteoporosis dalam (Junaidi, 2007),

yaitu: a. Osteoporosis pascamenopause b. Osteoporosis senilis c. Osteoporosis sekunder yang disebakan oleh keadaan medis lain atau obat-obatan. d. Osteoporosis juvenil idiopatik

Manifestasi Klinis
Osteoporosis dimanifestasikan dengan :

1. Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. 2. Nyeri timbul mendadak. 3. Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang. 4.Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur. 5.Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah jika melakukan aktivitas. 6.Deformitas vertebra thorakalis Penurunan tinggi badan

patofisiologis
Dalam keadaan normal, tulang dalam keadaan seimbang

antara proses pembentukan dan penghancuran. Fungsi penghancuran (resorpsi) yang dilaksanakan oleh osteoklas, dan fungsi pembentukan yang dijalankan oleh osteoblas senantiasa berpasangan dengan baik. Fase yang satu akan merangsang terjadinya fase yang lain. Dengan demikian tulang akan beregenerasi. Keseimbangan kalsium, antara yang masuk dan keluar, juga memiliki peranan yang penting, bahkanmerupakan faktor penentu utama untuk terjadinya osteoporosis adalah kadar kalsium yang masih terdapat pada tulang. Seseorang memiliki densitas tulang yang tinggi (tulang yang padat), mungkin tidak akan sampai menderita osteoporosis. Kehilangan kalsium tidak akan mencapai tingkat dimana terjadi osteoporosis.

Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan radiologik
Dilakukan untuk menilai

Pemeriksaan densiometri
Beberapa metode yang

densitas massa tulang sangat tidak sensitif. Gambaran radiologik yang khas pada osteoporosis adalah penipisan korteks dan daerah trabekuler yang lebih lusen.Hal ini akan tampak pada tulang-tulang vertebra yang memberikan gambaran picture-frame vertebra.

digunakan untuk menilai densitas massa tulang: 1. Single-Photon Absortiometry (SPA) 2. Dual-Photon Absorptiometry (DPA) 3. Quantitative Computer Tomography (QCT)

Cont
c. Sonodensitometri d. Magnetic Resonance Imaging (MRI) e. Biopsi tulang dan Histomorfometri f. Radiologis g. CT-Scan h. Pemeriksanan laboratorium
Kadar Ca, P, Fosfatase alkali tidak menunjukkan kelainan yang nyata. Kadar HPT (pada pascamenoupouse kadar HPT meningkat) dan Ct (terapi ekstrogen merangsang pembentukkan Ct) Kadar 1,25-(OH)2-D3 absorbsi Ca menurun. Eksresi fosfat dan hidroksipolin terganggu sehingga meningkat kadarnya.

komplikasi
Osteoporosis mengakibatkan tulang secara progresif menjadi panas,

rapuh dan mudah patah. Osteoporosis sering mengakibatkan fraktur. Bisa terjadi fraktur kompresi vertebra torakalis dan lumbalis, fraktur daerah kolum femoris dan daerah trokhanter, dan fraktur colles pada pergelangan tangan. Selain itu osteoporosis juga dapat mengakibatkan kifosis. Kifosis adalah salah satu bentuk kelainan tulang punggung, di mana punggung yang seharusnya berberntuk kurva dan simetris antara kiri dan kanan ternyata melengkung ke depan melebihi batas normal. Kelainan ini di masyarakat awam sering disebut sebagai Bungkuk. Kifosis juga dapat dipengaruhi kelainan otot ,cacat lahiran bawaan,kekurangan vitamin D dan kalsium.

penatalaksanaan
Penatalaksanaan medis: a. Pengobatan 1) Meningkatkan pembentukan tulang, obatobatan yg dapat meningkatkan pembentukan tulang adalah Na-fluorida dan steroid anabolic 2) Menghambat resobsi tulang, obat-obatan yang dapat mengahambat resorbsi tulang adalah kalsium, kalsitonin, estrogen dan difosfonat. b. Pencegahan Pencegahan sebaiknya dilakukan pada usia pertumbuhan/dewasa muda, hal ini bertujuan: 1) Mencapai massa tulang dewasa Proses konsolidasi) yang optimal 2) Mengatur makanan dan life style yg menjadi seseorang tetap bugar seperti: a) Diet mengandung tinggi kalsium (1000 mg/hari)\ b) Latihan teratur setiap hari c) Hindari : Makanan tinggi protein Min um alkohol Merokok Minum kopi Minum antasida yang mengandung aluminium

2. Penatalaksanaa n keperawatan a. Membantu klien mengatasi nyeri. b.Membantu klien dalam mobilitas. c. Memberikan informasi tentang penyakit yang diderita kepada klien. d. Memfasilitasikan klien dalam beraktivitas agar tidak terjadi cedera e. Senam osteoporosis

kesimpulan
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang,

dan porous berarti berlubang-lubang atau keropos. Jadi, osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya rendah atau berkurang, disertai gangguan mikro-arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra, 2009). Ada 2 penyebab utama osteoporosis, yaitu pembentukan massa puncak tulang yang kurang baik selama masa pertumbuhan dan meningkatnya pengurangan setelah menopause massa tulang. Massa tulang meningkat secara konstan dan mencapai puncak sampai usia 40 tahun, pada wanita lebih muda sekitar 30-35 tahun. Walaupun demikian tulang yang hidup tidak pernah beristirahat dan akan selalu mengadakanremodelling dan memperbaharui cadangan mineralnya sepanjang garis beban mekanik.

Anda mungkin juga menyukai