Disusun Oleh:
KELAS 2A
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK NEGERI SUBANG
2024
Jln Brigjen Katamso No. 37 (Belakang RSUD Subang), Dangdeur, Kec. Subang,
Kab. Subang, Jawa barat 41211
Sudah Tahukah kalian Mengenai Penyakit Silent Epidemic “Osteoporosis”?
Oleh Aulia Nurfadilah
Massa tulang pada lansia adalah massa tulang maksimum yang dicapai
antara usia 18 dan 25 tahun, dikurangi massa tulang yang hilang sejak saat itu.
Massa tulang maksimal ditentukan oleh faktor genetik, faktor nutrisi, status
hormonal, aktivitas fisik, dan kesehatan selama pertumbuhan. Fase pertumbuhan
membangun 90% massa tulang, diikuti dengan fase pengerasan yang berlangsung
dari usia 15 hingga 30 tahun. Proses pembentukan dan resorpsi tulang biasanya
terjadi berpasangan. Pada orang dewasa muda, tulang yang diserap digantikan
oleh jaringan tulang baru dalam jumlah yang sama. Namun apa jadinya jika
tulang tersebut tidak tergantikan dengan yang baru? Maka yang terjadi adalah
pengeroposan tulang atau dalam bahasa medis disebut Osteoporosis.
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi massa tulang pada orang
lanjut usia. Yang pertama adalah faktor penentu massa tulang yang dipengaruhi
oleh faktor genetik, mekanik, nutrisi, dan hormonal. yang kedua adalah faktor
penentu pengeroposan tulang, antara lain faktor genetik, faktor mekanik,
rendahnya kalsium, protein, hormon estrogen, asupan kafein, dan asupan alkohol
(Vinna, 2023).
Jika Osteoporosis terdeteksi sejak dini dan diobati, hasilnya akan baik.
Namun, jika kondisi ini tidak diobati, hal ini dapat menyebabkan nyeri kronis dan
patah tulang. Risiko Osteoporosis dapat diturunkan melalui penggunaan
bifosfonat, olahraga, dan pola makan kaya kalsium. Sayangnya, bifosfonat tidak
hanya mahal tetapi juga memiliki efek samping yang serius. Selain itu, apakah
obat tersebut dapat mengurangi patah tulang masih menjadi perdebatan. Patah
tulang belakang juga sering terjadi dan dapat menyebabkan kifosis, nyeri kronis,
gangguan pernapasan, dan risiko tinggi terkena pneumonia. Kebanyakan pasien
kehilangan kemampuan untuk hidup mandiri karena tidak mampu berfungsi
(Porter & Varacallo, 2024).
Ahkyar, A. W. (2018). Studi Profil Pengobatan Osteoporosis pada Pasien Rawat Jalan Rumah
Sakit Umum Pusat Fatmawati Tahun 2016. Universitas Negeri Syarifudin Hidayatullah
Jakarta.
Djuwantono, T., Bayuaji, H., & Permadi, W. (2012). Step By Step Penanganan Kelainan
Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas dalam Praktikb Sehari-hari (G. Ginanjar & W.
Andi, Ed.). CV Sagung Seto.
Setiyorini, E., & Wulandari, N. A. (2018). Asuhan Keperawatan Lanjut Usia dengan Penyakit
Degeneratif. Media Nusa Creative.
Vinna, A. F. (2023). Asuhan Keperawatan Gerontiik pada Klien dengan Osteoporosis di Panti
Jompo Bhakti Abadi Kota Balikpapan Tahun 2023. Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan.