Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PERAWATAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktik Klinik Keperawatan Anak
Dosen Pengampu : Methia Ariyanti, Ners., M.Kep., Sp.Kep.An

Disusun oleh :

Syifa Nurul Hikmah


P17320118095
Tingkat 3C

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN BANDUNG


JURUSAN D-III KEPERAWATAN BANDUNG
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN

A. Judul : Penyuluhan mengenai perawatan berat bayi lahir rendah (bblr) di rumah
B. Tujuan Promosi Kesehatan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, diharapkan Keluarga klien dapat
mengerti mengenai BBLR dan dapat mengaplikasikan bagaimana cara perawatan BBLR
di rumah.
2. Tujuan Khusus
Setelah mampu mengikuti penyuluhan diharapkan keluarga klien mampu :
a. Menjelaskan kembali dengan benar tanpa melihat leaflet mengenai pengertian
BBLR
b. Menyebutkan kembali dengan benar tanpa melihat leaflet mengenai penyebab
BBLR
c. Menyebutkan kembali dengan benar tanpa melihat leaflet mengenai tanda dan gejala
BBLR
d. Menjelaskan kembali dengan benar tanpa melihat leaflet mengenai masalah yang
muncul pada BBLR
e. Menyebutkan kembali dengan benar tanpa melihat leaflet mengenai cara perawatan
BBLR di rumah
C. Tempat : Ruang Perinatologi RSUD Al-Ihsan
D. Waktu : 09.00-09.30. WIB (30 Menit)
E. Sasaran
1. Peserta : Ny. S (Ibu kandung bayi)
2. Jumlah : 1 Orang
F. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
G. Media : Leaflet
H. Rencana Pelaksanaan
1. Persiapan :
a. Menyiapkan materi mengenai :
- Pengertian BBLR
- Penyebab BBLR
- Tanda dan gejala BBLR
- Masalah yang muncul pada BBLR
- Perawatan BBLR di rumah
b. Membuat media (leaflet) penyuluhan
c. Melakukan setting tempat pelaksanaan
2. Proses

No Kegiatan
Tahap Waktu
. Promotor Kesehatan Sasaran
1. Pembukaan 1. Salam pembuka Menjawab salam 5 menit
2. Perkenalan dan memperhatikan
3. Menyatakan tujuan
4. Kontrak waktu
2. Inti 1. Memberikan materi Memperhatikan, 15 menit
2. Menjawab memperagakan,
pertanyaan yang dan memberi
diajukan pertanyaan
3. Penutup 1. Menyimpulkan Bersama penyaji 10 menit
materi yang menyimpulkan
dijelaskan materi dan
2. Melakukan evaluasi menjawab salam
3. Mengakhiri kegiatan
dan memberikan
salam

3. Evaluasi
1) Waktu
Evaluasi dilakukan diakhir kegiatan promosi kesehatan
2) Cara/Bentuk
Evaluasi disampaikan melalui lisan
3) Pokok-pokok evaluasi
a. Jelaskan pengertian BBLR
b. Sebutkan penyebab BBLR
c. Sebutkan tanda dan gejala BBLR
d. Sebutkan masalah yang muncul pada BBLR
e. Sebutkan perawatan BBLR di rumah
I. Lampiran
1. Pengertian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Menurut World Health Organization (WHO) dalam Hasriyani 2018, Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) didefinisikan sebagai bayi yang lahir dengan berat < 2500 gram.
BBLR dapat terjadi pada bayi kurang bulan/prematur ataupun bayi cukup bulan yang
mengalami hambatan pertumbuhan selama kehamilan.
2. Penyebab Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
BBLR dapat disebabkan oleh beberapa factor yaitu:
1. Prematuritas murni :
a. Faktor Ibu
i. Penyakit
1) Toksemia gravidarum
2) Perdarah antepartum
3) Trauma fisik dan psikologis
4) Nefritis akut
5) Diabetes mellitus
ii. Usia Ibu
1) Usia ibu < 16 tahun
2) Usia> 35 tahun
3) Multi gravid yang jarak kehamilannya terlalu dekat
iii. Keadaan social
1) Golongan sosial ekonomi rendah
2) Perkawinan yang tidak sah
iv. Sebab lain
1) Ibu yang merokok
2) Ibu peminum alcohol
3) Ibu pecandu narkotik
b. Faktor janin
1) Hidramnion (cairan ketuban yang berlebihan)
2) Kelainan ganda
3) Kelainan kromosom
4) Cacat bawaan
5) KPD
6) Infeksi
c. Faktor lingkungan
1) Tempat tinggal dataran tinggi
2) Radiasi
3) Zat-zat beracun
2. Dismaturitas
Penyebab dismaturitas ialah setiap keadaan yang mengganggu pertukaran zat antara
ibu dan janin.
3. Tanda dan gejala Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
1) Sebelum lahir
a. Pembesaran uterus tidak sesuai dengan usia kehamilan.
b. Pada anamneses sering dijumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus, dan
lahir mati.
c. Pergerakan janin lebih lambat.
d. Pertambahan berat berat badan ibu lambat dan tidak sesuai yang seharusnya.
2) Setelah bayi lahir
a. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
b. Bayi premature kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya.
3) Gambaran klinis BBLR secara umum adalah:
a. Berat badan dari ≤ 2500 gram.
b. Panjang kurang dari 45 cm.
c. LD < 30 cm.
d. LK < 33 cm.
e. Umur kehamilan < 37 minggu.
f. Kulit tipis, transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang.
g. Otot hipotonik.
h. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea.
i. Ekstremitas : paha abduks, sendi lutut atau kaki fleksi-lurus.
j. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga seolah-
olah tidak teraba tulang rawan.
k. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.
l. Alat kelamin pada laki-laki pigmentasi dan rugae pada skrotum kurang.
m. Testis belum turun ke dalam skrotum. Pada bayi perempuan klitoris menonjol, labia
minora belum tertutupoleh labia mayora.
n. Fungsi syaraf belum matang menyebabkan reflek menghisap,menelan dan batuk
masih lemah.
o. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan
lemak masih kurang.
4. Masalah yang muncul pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
1) Suhu Tubuh
a. Pusat pengatur panas badan belum sempurna
b. Luas badan bayi relatifbesar sehingga penguapannya bertambah
c. Otot bayi masih lemah
d. Lemak kulit dan lemak coklat kurang sehingga cepat kehilangan panas badan
e. Kemampuan metabolisme panas masih rendah, sehingga bayi dengan BBLR perlu
diperhatikan agar tidak terlalu banyak kehilangan panas badan dan dapat
diperhatikan sekitar 30 0C sampai 370C
2) Pernafasan
a. Pusat pengatur pernafasan belum sempuma
b. Surfaktan paru-paru masih kurang, sehingga perkembangannya tidak sempurna
c. Otot pernafasan dan tulang iga lemah
d. Dapat disertai penyakit-penyakit : penyakit hialin membran, mudah infeksi paru-
paru, gagal pernafasan.
3) Organ pencernaan makanan
a. Belum berfungsi sempurna, sehingga penyerapan makanan kurang baik
b. Aktivitas otot pencernaan makanan masih belum sempurna
sehingga    pengosongan lambung berkurang.
c. Mudah terjadinya regurtasi isi lambung dan dapat menimbulkan aspirasi
pneumonia.
4) Hepar yang belum matang (immatur)
Mudah menimbulkan gangguan pemecahan bilirubin, sehingga mudah terjadi
hiperbilirubinemia (kuning) sampai keroikterus.
5) Ginjal masih belum matang
Kemampuan mengatur pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna
sehingga mudah terjadi edema.
6) Perdarahan dalam otak
a. Pembuluh darah bayi prematur masih rapuh dan mudah pecah
b. Sering mengalami gangguan pernafasan sehingga memudahkan terjadi perdarahan
dalam otak.
c. Pemberian oksigen belum mampu diatur sehingga memudahkan terjadi perdarahan
dan nekrosis
5. Perawatan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di rumah
1) Memberikan ASI sesuai jadwal
ASI merupakan nutrisi terbaik bagi bayi selama enam bulan pertama kehidupan
dan pemberian ASI merupakan cara terbaik dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
dengan berat lahir rendah. Pemberian ASI sebaiknya dilakukan sesering mungkin,
misalnya diberikan minimal setiap tiga jam sekali, diberikan sedikit-sedikit lalu
naikkan secara bertahap sesuai dengan kemampuan bayi. Dengan diberikannya ASI
sesuai jadwal diharapkan bedan badan bayi dapat segera mencapai normal serta
sendawakan bayi setelah minum ASI, karena bayi BBLR mudah gumoh.
2) Menjaga suhu bayi
Bayi yang lahir dengan berat badan rendah memiliki jaringan lemak yang tipis,
sehingga akan kesulitan mempertahankan suhu tubuhnya tetap hangat sehingga
mudah menyebabkan hipotermia. Badan kesehatan dunia (WHO) menyarankan Ibu
bayi melakukan kontak dengan bayi sesering mungkin dengan menggendong bayi
menggunakan kain membentuk seperti kantung kangguru. Bersentuhan langsung dan
menggendong bayi dengan metode kangguru (skin to skin) bisa membantu menjaga
kehangatan tubuh bayi selain itu juga dapat meningkatkan berat badan bayi,
mengatur denyut jantung dan pernapasan bayi, membantu bayi tidur lebih nyenyak
dan membuat bayi lebih tenang dan nyaman. Selain itu juga perhatikan suhu ruangan
bayi dan sebaiknya, tidak menggunakan AC terlalu dingin. Apabila bayi akan
diamndikan maka tidak boleh terlalu lama dan lakukan persiapan dulu, agar ketika
selesai mandi, bayi bisa langsung dipakaikan baju sehingga terminimalisir dari resio
hipotermi.  
3) Mengatur posisi tidur bayi
Sebaiknya dilakukan pada bulan pertama usia bayi. Menemani tidur bayi dapat
dilakukan dengan menggendong maupun meletakkan bayi di samping ibu. Bayi
dengan berat lahir rendah juga sebaiknya digendong  atau didekatkan dengan ibu
bayi. Perhatikan posisi tidur bayi BBLR. Tidak diberikan banyak mainan dan boneka
di sekeliling tempat tidurnya karena bisa menghalangi jalan napas. Posisi tidurnya
tidak terlalu menekuk ke bawah atau terlalu menengadah. Pastikan jalan napas tidak
terhalang
4) Mencegah Infeksi
Penting sekali untuk menjaga kebersihan di sekitar bayi dengan berat lahir
rendah karena ia lebih rentan terkena infeksi. Biasakan untuk mencuci tangan
sebelum menyentuh bayi dan jagalah kebersihan ruangan dan tempat tidur bayi.
Usahakan agar sirkulasi udara di ruangan bayi  baik dan sinar matahari dapat masuk.
Bila bayi telah dipulangkan sebelum tali pusat terlepas, maka harus dilakukan
perawatan tali pusat dengan cara bersih dan kering. Perawatan tali pusat bersih dan
kering artinya tidak mengoleskan zat apapun atau membungkusnya tetapi harus
terjaga kebersihannya. Bila tali pusat kotor karena terkena kotoran/feses,
kencing/urin, ataupun lainnya maka harus dibersihkan dengan sabun dan air bersih
atau alkohol 70 % terutama bagian dasar tali pusat. Popok ataupun diapers/popok
sekali pakai dipakaikan di bawah tali pusat untuk mencegah kontaminasi dengan
feses ataupun urin.
Penularan penyakit seperti flu, diare, dan pneumonia merupakan infeksi yang
paling sering dialami bayi dan dampaknya akan lebih parah pada bayi dengan berat
lahir rendah. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan diri
sendiri, kebersihan lingkungan rumah, dan kebersihan alat keperluan bayi.  Khusus
penyakit yang dapat ditularkan melalui droplet udara seperti tuberkulosis dan
influenza, jauhkan bayi dan minimalisir kontak dengan penderita, karena permukaan
benda maupun udara yang tercemar kuman akan sangat mudah menularkan penyakit
kepada  bayi.
5) Memantau pertumbuhan dan perkembangan bayi
Gangguan tumbuh kembang adalah salah satu komplikasi yang cukup banyak
terjadi pada bayi dengan berat badan lahir rendah. Oleh karena itu pentik untuk
membawa bayi ke dokter anak secara teratur, agar dokter bisa memantau kondisinya
dan mendeteksi kemungkinan adanya masalah tumbuh kembang sejak dini.
Lakukanlah pengawasan pada bayi secara rutin dengan memperhatikan permukaan
kulit, pernapasan, dan suhu tubuh bayi. Beberapa gejala yang harus diwaspadai pada
bayi berat lahir rendah :
a. Gejala sakit kuning: terdapat perubahan warna menjadi kuning pada kulit dan
mata
b. Sesak napas atau napas tidak teratur
c. Demam
d. Bayi terlihat lemas dan tidak mau menyusui
6) Melengkapi imunisasi bayi
Bayi dengan berat badan lahir rendah memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah,
sehingga rentan terkena penyakit infeksi. Untuk mencegah terjadinya hal ini,
pastikan jadwal imunisasi bayi lengkap dan pemberiannya sesuai waktu yang
dianjurkan dokter.
7) Menghindari paparan asap rokok
Asap rokok merupakan paparan yang berbahaya bagi bayi. Dampak pada bayi berupa
asma dan infeksi saluran pernapasan dan telinga. Bahkan pada bayi berat lahir rendah
dapat menyebabkan sindrom kematian mendadak. Oleh karena itu, bayi perlu
dihindarkan dari asap rokok sebisa mungkin.

Lampiran Leaflet
DAFTAR PUSTAKA
Fajar K. (2020). Panduan Merawat Bayi dengan Berat Lahir Rendah.
https://hellosehat.com/parenting/tips-parenting/panduan-merawat-bayi-dengan-berat-
lahir-rendah/ Diakses pada 22 November 2020
Hasriyani, H., Hadisaputro, S., Budhi, K., Setiawati, M., & Setyawan, H. (2018). Berbagai
Faktor Risiko Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)(Studi di Beberapa Puskesmas
Kota Makassar). Jurnal Epidemiologi Kesehatan Komunitas, 3(2), 91-101.
Rifa'i, A. (2019). Asuhan Keperawatan Pada By. Ny. L dengan Diagnosa Medis Berat Badan
Bayi Lahir Rendah (BBLR) Di Ruang Perinatologi RSUD Bangil Kab. Pasuruan.
https://repository.kertacendekia.ac.id/media/299552-asuhan-keperawatan-pada-by-ny-l-
dengan-d-284ae1a1.pdf Diakses pada 22 November 2020
Suleha. (2016). 6 Cara Merawat BBLR. https://www.medcom.id/rona/kesehatan/zNA8e46K-
6-cara-merawat-bblr-di-rumah Diakses pada 22 November 2020

Anda mungkin juga menyukai