Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“ HIPERBILIRUBIN PADA BAYI YANG FISIOLOGIS DAN


PATOLOGIS ”
Disusun untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Kesehatan Praktik
Keperawatan anak

Pembimbing Klinik : Dinni Marhamah, S.Kep. Ns

Pembimbing Akademik : Hj. Ns. Agustine Ramie, M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 1B:

Aspianor P07120215044
Hendry Kristyawan P07120215056
Muhammad Baihaqi NIP P07120215067
Rahmah Maulidah P07120215076

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN D IV KEPERAWATAN

2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Hiperbilirubin Pada Bayi Yang Fisiologis Dan


Patologis
Sub Topik : Pengertian Hiperbilirubin, Penyebab Hiperbilirubin,
Tanda Gejala Hiperbilirubin, Komplikasi Hiperbilirubin,
Ragam Terapi Hiperbilirubin, Penanganan Hiperbilirubin
Sasaran :Bapak-Bapak Ibu–Ibu Yang anaknya resiko Hiperbilirubin
Tempat : Posyandu Flamboyan.
Hari/Tanggal : Rabu, 6 Desember 2017
Waktu : Pukul 10.00 WITA selama 25 Menit
I. Analisa Data
A. Kebutuhan peserta didik
Pendidikan kesehatan diberikan kepada orang tua bayi di Posyandu
Flamboyan, dimana di tempat tersebut masih ada sebagian orang tua bayi
yang masih belum mengetahui tentang Hiperbilirubin Pada Bayi Yang
Fisiologis Dan Patologis. Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat
disimpulkan bahwa orang tua bayi di Posyando kurang mengetahui tentang
Hiperbilirubin Pada Bayi Yang Fisiologis Dan Patologis. Maka dari itu
perlu diadakan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan di lakukan
dalam rangka memberikan pengetahuan tentang Hiperbilirubin Pada Bayi
Yang Fisiologis Dan Patologis.
B. Karakteristik peserta didik
Orang tua bayi di Posyandu Flamboyan yang rata-rata
berpendidikan SD/SMP dan ibu rumah tangga.

II. Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan, orang tua dapat memahami tentang
Hiperbilirubin Pada Bayi dan mampu melakukan perawatan Hiperbilirubin
pada bayi
III. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 25 menit, diharapkan
masyarakat mampu mengetahui tentang :
a. Pengertian Hiperbilirubin
b. Klasifikasi Hiperbilirubin
c. Penyebab Hiperbilirubin
d. Tanda dan gejala Hiperbilirubin
e. Komplikasi Hiperbilirubin
f. Ragam Terapi Hiperbilirubin
g. Pencegahan Hiperbilirubin
h. Penanganan Hiperbilirubin
IV. Materi (terlampir)
a. Pengertian Hiperbilirubin
b. Klasifikasi Hiperbilirubin
c. Penyebab Hiperbilirubin
d. Tanda dan gejala Hiperbilirubin
e. Komplikasi Hiperbilirubin
f. Ragam Terapi Hiperbilirubin
g. Pencegahan Hiperbilirubin
h. Penanganan Hiperbilirubin
V. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
VI. Media
a. Leaflet
b. PPT
VII. Pengorganisasian
Penyuluh 1 : Aspianor (P07120215044)
Penyuluh 2 : Rahmah Maulida (P07120215044)
Moderator : M Baihaqi Nurrizki I P (P07120215067)
Operator : Hendri Kristiawan (P07120215076)
VIII. Waktu Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1.  Memberikan salam  Menjawab salam
 Perkenalan  Mendengarkan dan
Pembukaan 2 menit  Menjelaskan TIU dan TIK memperhatikan
 Menyebutkan materi yang
akan diberikan
2. Menanyakan (review)  Menjawab
kepada orang tua bayi tentang pertanyaan penyuluh
Hiperbilirubin menurut  Mendengarkan dan
pengetahuan orang tua. memperhatikan
Menjelaskan tentang:  Bertanya pada
a. Pengertian Hiperbilirubin penyuluh bila masih
b. Penyebab Hiperbilirubin ada yang belum
Inti 15 menit
c. Tanda dan gejala jelas
Hiperbilirubin
d. Komplikasi Hiperbilirubin
e. Ragam Terapi
Hiperbilirubin
f. Penanganan
Hiperbilirubin
3.  Tanya jawab tentang  Menjawab
Tanya Jawab 3 Bilirubinemia pada bayi. pertanyaan
Menit  Memperhatikan
 Menjawab
4. Penutup 3 Menit  Evaluasi  Menjawab Salam
 Menyimpulkan  Mendengarkan dan
 Mengucapkan salam Memerhatikan
penutup
IX. Evaluasi
Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyuluh pada
saat evaluasi secara lisan dengan pertanyaan sebagai berikut :
1. Jelaskan pengertian Hiperbilirubin ?
2. Sebutkan Klasifikasi Hiperbilirubin ?
3. Sebutkan Penyebab Hiperbilirubin ?
4. Sebutkan Tanda dan Gejala Hiperbilirubin ?
5. Sebutkan Komplikasi Hiperbilirubin ?
6. Sebutkan Ragam Terapi Hiperbilirubin ?
7. Sebutkan Cara Pencegahan Hiperbilirubin ?
8. Sebutkan Penanganan Hiperbilirubin ?
X. Referensi
http://warungbidan.blogspot.co.id/2016/09/satuan-acara-penyuluhan-sap-
penanganan.html
http://dianuul.blogspot.co.id/2014/03/hiperbilirubin.html
“Hiperbilirubin Pada Bayi Yang Fisiologis Dan Patologis”

A. Definisi Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia adalah suatu kondisi di mana ada terlalu banyak
bilirubin dalam darah. Ketika sel-sel darah merah memecah, sebuah zat yang
disebut bilirubin terbentuk. Bayi tidak mudah mampu menyingkirkan
bilirubin dan dapat membangun dalam darah dan jaringan dan cairan tubuh
bayi lainnya.
Hiperbilirubin adalah suatu keadaan dimana konsentrasi bilirubin dalam
darah berlebihan sehingga menimbulkan joundice pada neonatus (Dorothy R.
Marlon, 1988).
Hyperbilirubin merupakan gejala fisiologis terdapat pada 25 - 50 % neonatus
cukup bulan dan lebih tinggi pada neonatus kurang bulan (IKA II, 2002).
Hiperbilirubin adalah peningkatan kadar bilirubin serum (
hyperbilirubinemia yang di sebabkan oleh kelainan bawaan, juga meningkat
kan ikterus ( C.Smeltzer, 2002 )
Hiperbilirubin adalah kondisi dimana terjadi akumulasi bilirubin dalam darah
yang mencapai kadar tertentu dan dapat menimbulkan efek patologis pada
neonatus ditandai joundice pada sklera mata, kulit, membran mukosa dan
cairan tubuh (Adi Smith, G. 1988).

B. Klasifikasi

Penggolongan Hiperbilirubinemia berdasarkan saat terjadi Ikterus:

1. Ikterus Patologis timbul pada 24 jam pertama.


Penyebab Ikterus terjadi pada 24 jam pertama menurut besarnya
kemungkinan dapat disusun sebagai berikut:
- Inkomptabilitas darah Rh, ABO atau golongan lain.
- Infeksi Intra Uterin (Virus, Toksoplasma, Siphilis dan kadang-
kadang Bakteri)
- Kadang-kadang oleh Defisiensi Enzim G6PD.
Pemeriksaan yang perlu dilakukan:

- Kadar Bilirubin Serum berkala.


- Darah tepi lengkap.
- Golongan darah ibu dan bayi.
- Test Coombs.
- Pemeriksaan skrining defisiensi G6PD, biakan darah atau
biopsi Hepar bila perlu.

2. Ikterus Fisiologis timbul 24 - 72 jam sesudah lahir.


- Biasanya Ikterus fisiologis, timbul pada hari ke 2 atau ke 3,
tampak jelas pada hari ke 5-6 dan menghilang pada hari ke 10.
- Bayi tampak biasa, minum baik, berat badan naik biasa
- Kadar bilirubin serum pada bayi cukup bulan tidak lebih dari
12 mg %, pada BBLR 10 mg %, dan akan hilang pada hari ke
14.

Bila keadaan bayi baik dan peningkatannya cepat maka


pemeriksaan yang perlu dilakukan:

- Pemeriksaan darah tepi.


- Pemeriksaan darah Bilirubin berkala.
- Pemeriksaan skrining Enzim G6PD.
- Pemeriksaan lain bila perlu.
C. Etiologi
Etiologi pada bayi dengan hiperbilirubinemia diantaranya :
1. Produksi bilirubin berlebihan, yang dapat terjadi karena; polycethemia,
issoimun, hemolytic disease, kelainan struktur dan enzim sel darah merah,
keracunan obat (hemolisis kimia : salisilat, kortikosteroid,
klorampenikol), hemolisis ekstravaskuler, cephalhematoma, ecchymosis.
2. Gangguan fungsi hati; obstruksi empedu/atresia biliari, infeksi
Toksoplasmosis, masalah metabolik Seperti terganggunya pemecahan
karbohidrat, lemak dan Protein.
3. Gangguan dalam ekskresi yang terjadi intra atau ekstra Hepatik
4. Prematur
Prematur adalah bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37
minggu atau berat badan lahir antara 500-2499 gram. Prematuritas
menimbulkan imaturitas perkembangan dan fungsi sistem, membatasi
kemampuan bayi untuk melakukan koping terhadap masalah
penyakit. (Ai Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010:222)
Bayi prematur/BBLR sering mengalami kuning karena fungsi hati belum
matang, timbulnya kuning lebih awal dan lama dari bayi cukup bulan.
(Kemenkes RI, 2011)
5. Berat badan lahir
Berat lahir adalahberatbayi yang ditimbangdalam 1 (satu) jam
setelahlahir.Berat badan lahir yang kurang dari normal dapat
mengakibatkan berbagai kelainan yang timbul dari dirinya, salah satunya
bayi akan rentan terhadap infeksi yang nantinya dapat menimbulkan
ikterus neonatorum. Banyak bayi baru lahir, terutama bayi kecil (bayi
dengan berat lahir <2500 gram) mengalami ikterus pada minggu pertama
hidupnya. Data epidemiologi menunjukan bahwa lebih dari 50% bayi
baru lahir menderita ikterus yang dapat terdeteksi secara klinis dalam
minggu pertama kehidupannya. (Moslichan, 2004)
D. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinik yang sering dijumpai pada bayi dengan
hiperbilirubinemia diantaranya :
1. Ikterus pada kulit dan konjungtiva, mukosa bibir, dan alat-alat tubuh
lainnya. Bila ditekan akan timbul kuning.
2. Bilirubin direk ditandai dengan kulit kuning kehijauan dan keruh pada
ikterus berat.
3. Bilirubin indirek ditandai dengan kulit kuning terang pada ikterus berat.
4. Bayi menjadi lesu.
5. Bayi menjadi malas minum.
6. Letargi/penurunan kesadaran.
7. Tonus otot meningkat.
8. Leher kaku.
9. Muntah, anorexia, warna urine gelap, warna tinja pucat.
E. Komplikasi Hiperbilirubin
Jika bayi kuning patologis tidak mendapatkan pengobatan, maka akan
terjadi penyakit kern ikterus. kren ikterus adalah suatu sindrom neurologis
yang timbul sebagai akibat penimbunan tak terkonjugasi dalam sel-sel otak
kern ikterus dapat menimbulkan kerusakan otak dengan gejala gangguan
pendengaran , keterbelakangan mental dan gangguan tinggkah laku

F. Ragam Terapi
a. Terapi sinar (fototerapi)
Terapi sinar dilakukan selama 24 jam atau setidaknya sampai kadar
bilirubin dalam darah kembali dalam batas normal
b. Terapi transfusi
Jika setelah menjalani fototerapi tak ada perbaikan dan kadar bilirubin
terus meningkat hingga mencapai 20 mg/dl atau lebih, maka perlu
dilakukan terapi transfusi darah. Di khawatirkan kelebihan bilirubin dapat
menimbulkan kerusakan sel saraf otak.
c. Terapi Obat-obatan
Misalnya, obat phenobarbital atau luminal untuk meningkatkan bilirubin
di sel-sel hati sehingga bilirubin yang sifatnya indirek berubah menjadi
direk. Ada juga obat-obatan yang mengandung plasma atau albumin
berguna untuk mengurangi timbunan bilirubin dan mengangkut bilirubin
bebas ke organ hati, biasanya terapi ini di lakukan berbarengan dengan
terapi fototerafi.
G. Pencegahan
1. Cek kadar Hbsg (Hepatitis) Pada saat ibu Hamil.
2. Imunisasi HB0 untuk bayi
3. Menyusui Bayi Setiap 2 jam sekali
4. Jemur Bayi pada sinar mathari langsung, dan waktu yang bagus untuk
menjemur bayi tersebut pada Pukul 06.30-08.00 WITA
H. Penanganan
1. Ajarkan orangtua cara merawat bayi agar tidak terjadi infeksi dan jelaskan
tentang daya tahan tubuh.
2. Jelaskan pada orangtua pentingnya pemberian ASI apabila sudah tidak
ikterik. Namun bila penyebabnya bukan dari jaundice ASI tetap
diteruskan pemberiannya.
3. Jelaskan pada orangtua tentang komplikasi yang mungkin terjadi segera
lapor dokter/perawat.
4. Jelaskan untuk pemberian imunisasi.
5. Jelaskan tentang pengobatan yang diberikan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hiperbillirubin adalah suatu keadaan dimana kadar billirubin
mencapai nilai yang mempunyai potensi menimbulkan kernikterus, kalau
tidak ditanggulangi dengan baik.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, maka disarankan apabila bayi
terdapat tanda dan gejala seperti yang sudah di jelaskan maka segeralah
bawa bayi ke pusat layanan terdekat.
DAFTAR PUSTAKA

Buku Ilmu Kebidanan 2010 edisi 3,Jakarta Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo
Bobak.2004.buku ajarankeperawatanmaternitas.jakarta:EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2010. Ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan.
Jakarta : Salemba Medika
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2008. Diagnosa Nanda (Nic & Noc).
Jakarta: Med Action.

Anda mungkin juga menyukai