Skenario 2:
Bersaudara
Kelompok 7
Anggota kelompok:
1. RAISA MAULIDA 2110333010
2. ZALESTYA VIANI 2110332013
3. HIJRIA ZULKARNAIN 2110332028
4. DHIAULHAQ AFRA 2110331024
5. VAUZIA INDRIANI 2110331011
6. SRI MAHARANI 2110332021
7. RACHEL ANGELIKA AGUSRAL 2110331022
8. ZIADATI SHOULHUNA 2110332009
9. MAYA FAUZIAH 2110332011
Skenario 2: Bersaudara
Ny. Kintan datang ke PMB bersama suaminya dan anak pertamanya yang berusia 4 tahun, menjelaskan
kepada Bidan bahwa bayinya lahir dengan berat badan lahir rendah. Saat ini bayi kurang menyusui sejak 2 hari
yang lalu. Ny. Kintan sangat takut jika anaknya mengalami penyakit karena ibunya yang memiliki riwayat
merokok dan menggunakan narkoba sebelum kehamilan.
Bidan melakukan anamnesis lebih lanjut terkait bayi dan reaksi kakaknya terhadap adiknya yang baru lahir.
Setelah anamnesis, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, didapatkan hasil suhu 390C, pernafasan 50x/i,
seborrhoea, hemangioma pada paha kiri ikterik derajat 2 serta adanya labioschizis. Ny. Kintan menyampaikan
bahwa selama perawatan di rumah, selalu melakukan metode kanguru kepada bayinya agar bayi tersebut selalu
hangat, namun entah kenapa 2 hari ini bayinya kurang menyusui. Bidan pun menjelaskan bahwa jika bayi kurang
mendapatkan nutrisi akan mengalami hipoglikemia dan hiperbilirubinemia.
Bidan menjelaskan kepada keluarga bahwa kondisi bayi memerlukan rujukan namun bayi harus tetap
mendapatkan ASI selama diperjalanan menuju tempat rujukan. Ny. Kintan dan suami bersedia untuk dilakukan
rujukan terhadap bayi dan menyatakan harapan agar bayinya kembali sehat.
A. BBLR
BBLR biasanya belum mampu
menghisap dengan baik karena itu pemberian makannya berupa ASI
Cara pemberian nutrisi pada bayi BBLR di bagi menjadi 2 yaitu:
a. Nutrisi parenteral
b. Nutrisi enteral
Jenis-jenis nutrisi yang di butuhkan
- energi
- protein
- lemak
- karbohidrat
B. Labioschizis
Pada saat pemberian asi Posisi bayi duduk/setengah duduk agar bayi tidak tersedak, Puting susu dimasukkan
sedalam mungkin melewati celah sampai mendekati tenggorokan, Bila tidak berhasil, pergunakan dot khusus
sumbing , Dapat juga mempergunakan sendok, disarankan dengan sendok plastik bayi agar lebih aman dan tidak
menusuk langit-langit bayi.
4. Askeb pada bayi dengan kebutuhan khusus
a) BBLR
Penatalaksanaan:1. Memberitahu kepada keluarga bahwa bayinya BBLR
2. Memberikan bayi ke ibu untuk Mulai memberikan ASI dalam 1 jam sesudah kelahiran.
3. Memeriksa bayi sekurangnya dua kali sehari untuk menilai kemampuan minum, asupan cairan,
adanya suatu Tanda Bahaya atau tanda-tanda adanya infeksi bakteri berat.
4. Melakukan perawatan kulit-ke-kulit di antara kedua payudara ibu atau beri pakaian di ruangan yang
hangat atau dalam humidicrib jika staf telah berpengalaman dalam menggunakannya.
b) Kejang
Penatalaksaan: 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga tentang keadaan bayinya saat
ini.
2. Memberikan informed consent untuk setiap tindakan dalam penanganan kejang yang dialami bayi
3. Melakukan pembebasan jalan nafas agar tidak terjadi hipoksia sel-sel otak
c) Asfiksia
Penatalaksaan: 1. Penilaian BBL dan kebutuhan tindakan resusitasi
2. Melakukan langkah awal resusitasi
d) Hipotermia
Penatalaksanaan:Langkah promotif/preventif 1. Segera keringkan bayi.
2. Segera selimuti bayi dari seluruh tubuhnya dan di beri topi
3. Jangan memandikan bayi sebelum berumur 12 jam
4. Rawat bayi diruang yang hangat(tidak kurang dari 25◦c dan bebas dari aliran dingin)
5. Resusitasi dalam lingkungan yang hangat
6. Lakukan skin to skin contak
7. Pemberian ASI dini
8. Rawat gabung
9. Transposisi dalam lingkungan yang hangat
10. Kesadaran tenaga medis Asuhan bayi hipotermi
e) Hipoglikemi
Penatalaksanaan: 1. Monitor Pada bayi yang beresiko (BBLR, BMK, bayi dengan ibu DM) perlu dimonitor dalam 3
hari pertama
2. Kadar glukosa darah < 45 mg/dl
3. Persisten hipoglikemia (hipoglikemia lebih dari 7 hari)
4. Apabila terjadi hipoglikemia, maka hal - hal yang harus dilakukan
f). Tetanus neonatorum
Penatalaksanaan Tetanus Neonatorum: 1. Mengatasi kejang dengan memberikan suntikan anti kejang.
2. Menjaga jalan nafas tetap bebas dengan membersihkan jalan nafas dan pakaian bayi
dikendorkan/dibuka. Pemasangan spatel lidah atau sendok yang dibungkus kain ke dalam mulut bayi
agar lidah tidak tergigit dan untuk mencegah agar lidah tidak jatuh kebelakang menutupi saluran
pernafasan.
3. Mencari tempat masuknya spora tetanus, umumnya di tali pusat atau telinga.
4. Mengobati penyebab tetanus dengan anti tetanus serum (ATS) dan antibiotik.
5. Perawatan yang adekuat, kebutuhan oksigen, makanan, keseimbangan cairan dan elektrolit.
6. Bayi ditempatkan di kamar/ruangan yang tenang dengan sedikit sinar, mengingat bayi sangat peka
terhadap suara atau cahaya yang dapat merangsang kejang.
7. Bila tidak dalam keadaan kejang berikan ASI sedikit demi sedikit dengan menggunakan sendok
(kalau bayi tidak menyusu).
8. Perawatan tali pusat dengan teknik aseptik dan anti septik.
9. Rujuk ke rumah sakit
5. Perawatan bagi bayi berkebutuhan khusus di rumah
A. Perawatan Bayi BBLR di rumah
1. Jaga agar tubuh bayi tetap hangat, caranya:
2. Letakkan botol berisi air hangat di dekat bayi, sementara bayidibungkus dengan kain bersih yang lembut dan
kepalanyaditutup topi agar tetap hangat
3. Periksa popoknya secara rutin, dan segera ganti jika basah, agar tidak kedinginan
4. Rawat dengan metode kangoroo care (ayah/bunda memelukbayi setiap saat dengan kulit bayi terkena kulit ayah
ataubundanya, lalu tubuh kesuanya diselimuti dengan pakaiantebal dan lembut
5. Berikan ASI segera setelah bayi lahir, sedikit namunfrekuensi sering sesuai dengan kemapuan bayi
6. Bersihkan bekas luka tali pusat bayi dengan teliti dan teratur, agar tetap steril
7. Jauhkan bayi dari orangg sakit, karena bayi mudah tertularpenyakit
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499 gram). Berkaitan
dengan penanganan dan harapan hidupnya, bayi berat lahir rendah
dibedakan dalam:
- Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500 - 2500 gram.
- Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), berat lahir < 1500 gram.
- Bayi berat lahir ekstrem rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram
(dismatur).
9. gejala pada bayi dengan ibu perokok, narkoba, alkohol dan HIV
Tanda dan Gejala Pada Bayi Dengan Ibu HIV
Tanda Dan Gejala Pada Bayi Dengan Ibu
Kriteria klinis diagnosis HIV pada anak berdasarkan
Pengguna Obat / Zat Terlarang
WHO :
Gejala pada bayi yang cukup bulan: a. Gejala Mayor
• Tremor 1) Penurunan BB / pertumbuhan yang lambat
• Menangis berlebihan 2) Diare kronis (>1 bulan)
• Kejang 3) Pneumonia berat atau berulang
• Muntah b. Gejala Minor
• Diare 1) Pemebesaran kelenjar getah bening generalisata
2) Kandidiasis orofaring
• Dehidrasi
3) Infeksi yang berulag (missal infeksi telinga,
• Demam
faringitis)
4) Batuk persisten (tanpa adanya penyakit
tuberkulosa) ruam
generalisata
5) Infeksi HIV maternal
9. gejala pada bayi dengan ibu perokok, narkoba, alkohol dan HIV
Tanda Dan Gejala Pada Bayi Dengan
Ibu Perokok
a) Kelainan Kongenital b) BBLR
Komponen mutagen yang terkandung Mekanisme BBLR akibat peningkatan kadar karbon
pada asap rokok mengakibatkan monoksida dijelaskan sebagai berikut.
munculnya reaksi teratogenik. Karbon monoksida (CO) hasil pembakaran asap
Reaksi rokok mengakibatkan oksigen (O2) yang diedarkan
teratogenik dini akan berdampak melalui sirkulasi darah menuju seluruh tubuh
menurun . Karena hemoglobin yang seharusnya
terhadap terjadinya abortus dan
mengikat oksigen saja, berubah menjadi mengikat
kematian
CO membentuk carboxyhemoglobin (COHb). Hal
perinatal, sedangkan reaksi teratogenik ini menyebabkan terjadinya fetotoxicity yang
pada periode organogenesis akan termanifestasi dalam bentuk hipoksia janin. Kondisi
menyebabkan terjadinya kelainan ini terjadi sangat berkaitan dengan terjadinya
kongenital pada anak yang dilahirkan gangguan pertumbuhan janin.
Thank You!
Do you have any questions for
me before we go?