Anda di halaman 1dari 12

SATUA ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERTOLONGAN PERTAMA TERSEDAK PADA BAYI

OLEH :
WIRA ANISA

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. TIURMAIDA SIMANDALAHI,M.Kep.

PRODI SI ILMU KEPERWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SYEDZA SAINTIKA PADANG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Tersedak Pada Bayi


Sub Pokok Bahasan : Pertolongan Pertama Tersedak Pada Bayi
Sasaran : Orang Tua Pemberi
Materi : Mahasiswa Tingkat III, S1 Keperawatan STIKes Syedza
Saintika Padang

Pelaksana Kegiatan
a. Hari/ Tanggal : Senin, 5 Juni 2017
b. Tempat :Posyandu Cendrawasih, Rw 04, Kel.Maleber,
Kec.Andir
c. Waktu : 09.00-09.40 WIB

A. Latar Belakang
Tersedak merupakan pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan gangguan
breathing dan circulation. Pada anak-anak, penyebab tersedak adalah tidak
dikunyahnya makanan dengan sempurna dan makan terlalu banyak pada satu waktu.
Penyebab bayi tersedak diantaranya adalah posisi menyusui yang salah dan
terlalu banyak susu yang masuk kedalam mulut bayi yang tidak seimbang dengan
kemampuan bayi menyedotnya, sehingga membuat bayi kesulitan bernapas, dan
menghalangi keluar masuknya udara, sehingga pada saat inspirasi, laring terbuka dan
minuman atau benda asing masuk kedalam laring, kemudian benda asing itu terjepit
di sfingter laring (Shelov, 2005 dalam Utami 2014).
Ketika tersedak, anak mungkin sudah tidak bisa mengeluarkan suara dengan
jelas untuk mengatakan sakitnya, anak merasa tercekik dan berusaha untuk batuk dan
kemudian akan membuat usaha napas tersengal-sengal. Sianosis akan terjadi, kepala
dan leher terlihat kongesti/membengkak, disertai penurunan kesadaran
B. Tujuan
1. Tujuan Intruksional Khusus (TIK) Setelah dilakukan penyuluhan selama 30
menit diharapkan:
a. Menyebutkan pengertian tentang Tersedak Pada Bayi
b. Menyebutkan penyebab Tersedak Pada Bayi
c. Pertolongan Pertama Pada Pasien Yang Tersedak
d. Pencegahan Pada pasien Tersedak

2. Tujuan Intruksional Umum (TIU) Setelah mendapatkan penyuluhan 30 menit


diharapkan peserta penyuluhan dapat memahami tentang Pertolongan Pertama
Pada Pasien Bayi yang tersedak.

3. Karakteristik Peserta Penyuluhan. Pertolongan Pertama Pada Pasien Bayi yang


Tersedak.

C.. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi dan tanya jawab
D. Media dan Alat
a. Laptop
b. Infocus
c. Leaflet
E. Setting Tempat

infocus

: Dosen : fasilitator

: Moderator : peserta

: presenter : observer

F. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Sasaran


1 5 Menit a. Mengucapkan salam a. Menjawab
b. Menyampaikan tujuan salam
penyuluhan b. Menyetujui
tujuan
penyuluhan

2 15 Menit a. Menyebutkan pengertian tentang a. Mendengar dan


Tersedak Pada Bayi. memperhatikan
b. Menyebutkan penyebab Tersedak b. Mendengar dan
Pada Bayi. memperhatikan
c. Pertolongan Pertama Pada Pasien c. Mendengar dan
Bayi Yang Tersedak. memperhatikan
d. Menyebutkan Pencegahan tersedak d. Mendengar dan
memperhatikan

3 a. Memberikan kesempatan bertanya. a. Mengajukan


Menjawab pertanyaan Pertanyaan.
b. Mengajukan pertanyaan tentang b. Menyimak
materi pembelajaran. Jawaban.
1. Menyebutkan pengertian tentang c. Peserta
Tersedak Pada Bayi menjawab.
2. Menyebutkan penyebab Tersedak d. Menjawab salam
Pada Bayi.
3. Pertolongan Pertama Pada Pasien
Bayi yang tersedak.
4. Menyebutkan pencegahan
Tersedak

5. Mengakhiri penyuluhan dengan


mengucapkan salam

a. Evaluasi Struktural
1) Peserta hadir minimal 50% dari peserta total di tempat penyuluhan.
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Pajajaran
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 1 hari
sebelumnya (Satuan Acara Penyuluhan).
4) Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum
penyuluhan selesai kecuali setelah diberi ijin untuk meninggalkan tempat.

b. Proses
1) Masing-masing anggota tim bekerja sesuai dengan tugas.
2) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang terlibat
aktif dalam penyuluhan 50% dari yang hadir.

c. Hasil
Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh
yaitu sesuai dengan tujuan khusus peserta dapat menyebutkan:
1.) 50% dari jumlah warga mampu menjelaskan Pertolongan Pertama Pada
Pasien Balita Yang Tersedak
2.) 50% dari jumlah warga mampu menjelaskan pengertian tentang Tersedak
Pada Balita.
3.) 50% dari jumlah warga mampu menjelaskan penyebab Tersedak Pada
Balita.
4.) 50% dari jumlah warga mampu menjelaskan Pertolongan Pertama Pada
Pasien Balita Yang Tersedak. 50% dari jumlah warga mampu menjelaskan
macam-macam Tersedak Pada Balita.
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Choking (tersedak)


adalah tersumbatnya saluran napas akibat benda asing secara total atau
sebagian, sehingga menyebabkan korban sulit bernapas dan kekurangan oksigen,
bahkan dapat segera menimbulkan kematian (Bagian Diklat RSCM, 2015). Tersedak
merupakan pembunuh tercepat, lebih cepat dibandingkan gangguan breathing dan
circulation.
Pada anak-anak, penyebab tersedak adalah tidak dikunyahnya makanan
dengan sempurna dan makan terlalu banyak pada satu waktu. Selain itu, anak-anak
juga sering memasukkan benda-benda padat kecil ke dalam mulutnya (Junha, 2014
dalam Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI, 2015).
Penyebab bayi tersedak diantaranya adalah posisi menyusui yang salah dan
terlalu banyak susu yang masuk kedalam mulut bayi yang tidak seimbang dengan
kemampuan bayi menyedotnya, sehingga membuat bayi kesulitan bernapas, dan
menghalangi keluar masuknya udara, sehingga pada saat inspirasi, laring terbuka dan
minuman atau benda asing masuk kedalam laring, kemudian benda asing itu terjepit
di sfingter laring (Shelov, 2005 dalam Utami 2014).
Tersedak merupakan suatu kegawat daruratan yang sangat berbahaya, karena
dalam beberapa menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general atau
menyeluruh sehingga hanya dalam hitungan menit klien akan kehilangan reflek nafas,
denyut jantung dan kematian secara permanen dari batang otak, dalam bahasa lain
kematian dari individu tersebut. Ketika tersedak, anak mungkin sudah tidak bisa
mengeluarkan suara dengan jelas untuk mengatakan sakitnya, anak merasa tercekik
dan berusaha untuk batuk dan kemudian akan membuat usaha napas tersengal-sengal.
Sianosis akan terjadi, kepala dan leher terlihat kongesti/membengkak, disertai
penurunan kesadaran (Shelov, 2004 dalam Sumarningsih, D., 2015).
B. Manifestasi Klinis
Pengenalan tanda-tanda tersedak merupakan kunci dari keberhasilan
penanganan. Benda asing dapat menyebabkan penyumbatan yang ringan atau berat.
Penyelamat harus segera melakukan penanganan jika korban tersedak menunjukkan
tanda-tanda penyumbatan yang berat, yaitu tanda-tanda pertukaran udara yang buruk
dan kesulitan bernapas, antara lain batuk tanpa suara, kebiruan, dan ketidakmampuan
untuk berbicara atau korban dapat sambil memegang atau mencengkeram lehernya.
Hal itu merupakan tanda umum dari tersedak. Segera tanyakan, “Apa anda tersedak?”
Jika korban mengiyakan dengan bersuara dan masih dapat bernapas, ini dapat
menunjukkan korban mengalami sumbatan saluran napas yang ringan. Jika korban
mengiyakan dengan menganggukkan kepalanya tanpa berbicara, ini dapat
menunjukkan korban mengalami sumbatan saluran napas yang berat (ECC
Guidelines, 2000 dalam Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI, 2015).
Pada bayi yang tersedak, harus diperhatikan apakah ada perubahan 4sikap
pada bayi karena mereka belum bisa melakukan tanda umum tersedak. Perubahan
yang mungkin terlihat adalah kesulitan bernapas, batuk yang lemah, dan suara
tangisan lemah. (Berg, et al., 2010 dalam Tim Bantuan Medis BEM IKM FKUI,
2015).

C. PENANGANAN
Penanganan Tersedak Untuk Bayi
Penanganan tersedak untuk bayi tentunya berbeda dengan anak yang berusia
lebih dari 1 tahun. Kita tidak bisa melakukan penekanan perut (Heimlich manuever)
pada bayi karena akan mencederai organ dalam yaitu hati. Penanganan tersedak untuk
bayi terdiri atas kombinasi penekanan dada (chest thrust) dan tepukan punggung
(back slaps).
Berikut ini merupakan langkah-langkah pertolongan tersedak terhadap Bayi Yang
Masih Sadar
1. Gendonglah bayi dengan posisi Anda duduk atau berlutut.
2. Buka pakaian bayi.
3. Gendong bayi dengan posisi wajah ke bawah telungkup di atas pangkuan tangan
Anda. Buat kepala bayi lebih rendah dari kakinya. Sangga kepala dan rahang
bawah bayi menggunakan tangan Anda (hati-hati untuk tidak menekan leher
bayi, karena ini akan menyebabkan tersumbatnya saluran napas.
4. Berikan 5 kali tepukan di punggung (tepuklah dipunggung, antara 2 tulang
belikat bayi, JANGAN menepuk di tengkuk!). Gunakan pangkal telapak tangan
Anda ketika memberikan tepukan.
5. Setelah memberikan 5 kali tepukan punggung, sanggalah leher belakang bayi
Anda dengan tangan dan balikkan tubuh bayi sehingga dalam posisi terlentang.
Buat posisi kepala bayi lebih rendah dari kakinya.
6. Lakukan 5 kali penekanan dada (lokasi penekanan sama dengan posisi
penekanan dada pada proses CPR yaitu di tengan-tengan tulang dada/ di bawah
garis imajiner antara 2 puting susu bayi). Hanya gunakan2 jari saja (jari telunjuk
dan jari tengah untuk melakukan chest thrust.
7. Ulangi langkah No. 4,5,6 di atas sampai benda asing keluar dari mulut bayi atau
bayi menjadi tidak sadar.
ika benda asing belum bisa keluar dan bayi Anda menjadi tidak sadar (bayi terkulai
lemas, tidak ada pergerakan, bibir membiru, tidak dapat menangis atau mengeluarkan
suara) penanganan nya adalah sebagai berikut:
1. Baringkan bayi di atas permukaan yang rata dan keras.
2. Buka jalan napas bayi (mulut bayi) dan lihat apakah benda asing terlihat atau
tidak. Jika terlihat ambil dengan menggunakan sapuan jari Anda. Jika Anda
tidak melihatnya JANGAN lakukan “blind finger swab” / mengkorek -korek
mulut bayi dengan tujuan untuk mencari benda asing tersebut
3. Jika benda asing tidak terlihat lakukan langkah selanjutnya yaitu lakukanlah
CPR yang terdiri dari 30 kali penekanan dada diikuti 2 kali napas.
Tetapi perbedaan CPR korban tersedak dengan korban biasa adalah setiap
Anda selesai melakukan 30 kali penekanan dada periksalah dahulu mulut bayi
sebelum memberikan 2 kali bantuan napas.
4. Jika setelah 5 kali siklus CPR, benda asing masih belum dapat keluar dan
bayi masih belum sadar. Panggil bantuan medis segera, kemudian lanjutkan
CPR Anda sampai bantuan medis datang atau benda asing nya keluar.

D. PENCEGAHAN
Menurut Sabrina (2008) dalam Sumarningsih, D., (2015), setengah dari
orang-orang dewasa tidak tahu apa yang harus dilakukan agar tidak tesedak. Selain
itu, survey yang dilakukan The Home Safety Council menemukan banyak masyarakat
Amerika Serikat yang tidak peduli dan tidak tahu penyebab tersedak bisa terjadi,
dikarenakan pendidikan yang ibu miliki, pengetahuan yang kurang tentang perawatan
anak serta informasi yang kurang dan didukung umur ibu.
Penanganan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki dapat juga
menyelamatkan nyawa seseorang dengan masalah-masalah medis akut. Informasi dan
edukasi dibutuhkan, karenanya, tidak hanya keamanan dan pencegahan kecelakaan,
tapi juga penanganan yang cepat dan tepat.
Salah satu upaya agar informasi dapat dipahami dan dapat memberikan
dampak perubahan perilaku masyarakat khususnya keluarga adalah dengan
menggunakan edukasi sebagai salah satu metode tersampainya informasi. Hal ini
dikarenakan edukasi merupakan salah satu cara pendekatan pada keluarga yang baik
dan efektif dalam rangka memberikan atau menyampaikan pesan atau informasi
kesehatan dengan tujuan untuk mengubah perilaku dengan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan keluarga. Sehingga masyarakat tidak hanya sadar,
tahu, dan mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungan dengan kesehatan yaitu tentang pencegahan dan pelaksananaan tersedak
pada anak sehingga adakan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga
dalam melakukannya (Sumarningsih, D., 2015).
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah bayi tersedak,
diantaranya dengan memperhatikan cara menyusui yang baik dan benar sesaat
sebelum menyusui. Tersedak memang sepintas terlihat sepele, namun jika di lakukan
dengan penanganan yang salah akan menyebabkan fatal. Sebagai tenaga kesehatan
harus benar-benar dapat menjelaskan di dalam melakukan edukasi tentang
penanganan tersedak, lebih baik mencegah dari pada menangani (Diane M, 2009
dalam Utami).
Menyendawakan bayi adalah salah satu upaya mengeluarkan gas yang ikut
masuk ke dalam perutnya saat ia menyusu. Biasanya, bayi baru lahir belum tahu cara
menyusu yang benar atau masih bingung cara menyusu dari botol, sehingga, saat
mengenyot puting susu ibunya atau dot, terdengar suara atau mengecap. Saat hal itu,
udara dari luar ikut masuk ke dalam mulutnya. Jika tidak disendawakan, maka bayi
akan gumoh (muntah), atau bahkan dapat tersedak air susunya sendiri (Erin, 2013
dalam Utami)
DAFTAR PUSTAKA

Andareto, Obi. 2015. Penyakit Menular di Sekitar Anda. Jakarta : Pustaka Ilmu
Semesta

Brunner&Suddarth. 2001. Penyakit Menular. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai