L (49 TAHUN)
DENGAN GANGGUAN SISTEM NEURO (STROKE NON
HEMORAGIC) DI RUANG CENGKIR 1 RSUD INDRAMAYU
KABUPATEN INDRAMAYU
Oleh :
1. ACHMAD SUCIPTO
2. AGNES SARI PERMANA
3. DEDEH ROSITA
4. EKA RIZKY SETIAWAN
5. ELSA AINUN INNAYAH
6. ELVERDA KIRANA NADIA
SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan kemudahan dan
Indramayu.
fasilitas dari berbagai pihak tidak banyak yang bisa penulis lakukan dalam
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, oleh karena itu penulis menyampaikan rasa
hormat dan terima kasih yang telah diberikan selama pelaksanaan dan penyusunan
Indramayu, yang telah menjadi inspirator bagi penulis untuk terus semangat menjalani
kuliah ini.
Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu, yang telah memberikan motivasi kepada kami.
3. Wiwin Nur Aeni, S.Kep., Ners., M.Kep., Selaku Ketua Program Studi Profesi
Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu dan selaku pembimbing
akademik, yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan ilmunya guna memberikan
4. Perawat di ruang cengkir 1 yang selalu memberi saran positif dan semangat
memberikan izin untuk melaksanakan tindakan asuhan keperawatan dan selalu membantu
apa yang penulis butuhkan dalam proses pengerjaan tugas dengan stase keperawatan
medical bedah.
atas segala bantuan dan dukungan kepada penulis. Serta semoga tugas ini dapat
Penulis
DAF
TAR
ISI
H
alaman HALAMAN JUDUL
.................................................................................... i
KATA PENGANTAR
............................................................................... vii DAFTAR ISI
.............................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR
................................................................................. xi DAFTAR
TABEL ..................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN
............................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
......................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
D. Ruang Lingkup ................................................................................ 4
E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 5
F. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 6
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Anatomi dan Fisiologi ................................................................
12
Gambar 2. Pathway ......................................................................................
32
Gambar 3. Genogram ...................................................................................
59
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Saraf otak .................................................................................. 17
Tabel 2. Organ Tubuh dan system .......................................................... 21
Tabel 3. Perbedaan Stroke non hemoragic dan stroke hemoragic .......... 27
Tabel 4. Perbandingan Stroke Kiri dan Kanan ....................................... 27
Tabel 5. Faktor Resiko Stroke ................................................................. 27
Tabel 6. Definisi Neurologi Stroke ......................................................... 28
Tabel 7. Perencanaan .............................................................................. 51
Tabel 8. Pola aktivitas ............................................................................. 61
Tabel 9. Kognitif dan persepsi penyakit ................................................. 62
Tabel 10. Pemeriksaan Kepala ................................................................. 63
Tabel 11. Pemeriksaan Abdomen ............................................................ 64
Tabel 12. Pemeriksaan Abdomen ............................................................ 65
Tabel 13. Pemeriksaan Fungsi Saraf Kranialis ........................................ 66
Tabel 14. Pemeriksaan patologi klinik ..................................................... 67
Tabel 15. Terapi pengobatan .................................................................... 67
Tabel 16. Analisa Data ............................................................................. 68
Tabel 17. Perencanaan Keperawatan ....................................................... 71
Tabel 18. Catatan Perkembangan ............................................................. 75
Tabel 19. Pemeriksaan Ekstremitas ......................................................... 86
Tabel 20. Pemeriksaan Ekstremitas ......................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA
A. Latar Belakang
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
1. TUJUAN UMUM
Mendapatkan pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan keperawatan
Tn.L dengan stroke non hemoragik di Ruang Cengkir 1 RSUD Indramayu Kab.
Indramayu.
2. TUJUAN KHUSUS
Penulis mendapatkan pengalaman nyata dalam:
D. RUANG LINGKUP
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Hasil penulisan ini diharapkan dapat membantu penulis maupun penulis
lainnya untuk mengembangkan pengetahuan ,wawasannya dan menambah
pengalaman nyata dalam asuhan keperawatan pada pasien yang menderita stroke
non hemoragik.
2. Bagi Ruangan
Hasil penulisan diharapkan dapat bermanfaat bagi Ruang di Ruang Cengkir 1
RSUD Indramayu Kab. Indramayu. dan menjadi masukan dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yaitu program kesehatan yang ada
khususnya tentang untukstroke non hemoragik.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penulisan karya tulis ilmiah diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi dan bacaan sehingga dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan,
khususnya tentang asuhan keperawatan pada pasien Tn.L dengan stroke non
hemoragik di Ruang Cengkir 1 RSUD Indramayu Kab. Indramayu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Pengertian
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit
neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak.
Istilah stroke biasanya digunakan secara spesifik untuk menjelaskan infark
serebrum (Nurarif & Hardhi, 2015).
Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah
otak (GDPO) dengan awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa defisit
neurologis dan bukan sebagai akibat tumor, trauma, ataupun infeksi susunan saraf
pusat (Dewanto, 2009).
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus di
tangani secara tepat dan cepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang
timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan peredaran
darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Stroke non hemoragik
merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan trombosis serebral
biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun tidur atau di pagi hari
dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia yang menimbulkan hipoksia
dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder.
(Arif Muttaqin, 2008).
2. Anatomi
Otak adalah alat tubuh yang sangat penting karena merupakan pusat
computer dari semua alat tubuh. Bagia dari saraf sentral yang yang terletak
didalam rongga tengkorak (cranium) dibungkus oleh selaput otak yang kuat. Otak
terletak dalam rongga cranium berkembang dari sebuah tabung yang mulanya
memperlihatkan tiga gejala pembesaran otak awal.
hipotalamus.
Cerebrum (otak besar) merupakan bagian terbesar dan terluas dari otak,
berbentuk telur, mengisi penuh bagian depan atas rongga tengkorak. Masing-
masing disebut fosakranialis anterior atas dan media. Kedua permukaan ini
dilapisi oleh lapisan kelabu (zat kelabu) yaitu pada bagian korteks serebral dan zat
putig terdapat pada bagian dalam yang mengndung serabut syaraf.
Pada otak besar ditemukan beberapa lobus yaitu :
sulkussentralis.
Korteks serebri terdiri dari atas banyak lapisan sel saraf yang
merupakan.ubstansi kelabu serebrum. Korteks serebri ini tersusun dalam banyak
gulungan-gulungan dan lipatan yang tidak teratur, dan dengan
demikian menambah daerah permukaan korteks serebri, persis sama
seperti melipat sebuah benda yang justru memperpanjang jarak sampai titik ujung
yang sebenarnya. Korteks serebri selain dibagi dalam lobus juga dibagi menurut
fungsi dan banyaknya area. Cambel membagi bentuk korteks serebri menjadi
20 area. Secara umum korteks dibagi menjadi empat bagian:
1) Korteks sensori, pusat sensasi umum primer suatu hemisfer
serebri yang mengurus bagian badan, luas daerah korteks yang menangani suatu
alat atau bagian tubuh tergantung ada fungsi alat yang bersangkutan. Korteks
sensori bagian fisura lateralis menangani bagian tubuh bilateral lebih dominan.
2) Korteks asosiasi. Tiap indra manusia, korteks asosiasi sendiri
merupakan kemampuan otak manusia dalam bidang intelektual, ingatan, berpikir,
rangsangan yang diterima diolah dan disimpan serta dihubungkan dengan data
yang lain. Bagian anterior lobus temporalis mmpunyai hubungan dengan fungsi
luhur dan disebutpsikokortek.
3) Kortek motorik menerima impuls dari korteks sensoris, fungsi
utamanya adalah kontribusi pada taktus piramidalis yang mengatur bagian
tubuhkontralateral.
4) Korteks pre-frontal terletak pada lobus frontalis berhubungan
dengan sikap mental dan kepribadian.
b. Batang otak
Urutan Nama Saraf Sifat Saraf Memberikan saraf untuk dan fungsi
saraf
I Nervus Sensorik Hidung, sebagai alat penciuman
olfaktorius
V Nervus Motorik dan sensorik Kulit kepala dan kelopak mata atas
trigeminus Motorik dan sensorik Rahang atas, palatum dan hidung
N. Oftalmikus Sensorik Rahang bawah dan lidah
N. Maksilaris Motorik dan sensorik
N. Mandibularis
VI Nervus abdusen Motorik Mata, penggoyang sisi mata
VII Nervus fasialis Motorik dan Sensorik Otot lidah, menggerakkan lidah dan selaput
lendir rongga mulut
VIII Nervus auditorius Sensorik Telinga, rangsangan pendengaran
IX Nervus vagus Sensorik dan motorik Faring, tonsil, dan lidah, rangsangan citarasa
X Nervus vagus Sensorik dan motorik Faring, laring, paru-paru dan esophagus
XI Nervus asesorius Motorik Leher, otot leher
XII Nervus Motorik Lidah, citarasa, dan otot lidah
hipoglosus
e. Saraf otonom
1) Saraf Simpatis
yaitu :
pleksus solare
yang bercabang – cabang ke dalam pelvis
simpatis :
abdomen
okulomotorik.
parasimpatis :
rongga hidung.
nervus IX
nervus X
1. Thrombosis Cerebral.
biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun
1)
Atheroskler
osis
mekanisme berikut :
serebral.
2. Emboli
3. Hemoragik
dari atherosklerosis.
4. Hypoksia Umum
5. Hipoksia setempat
kepala migrain.
4. Manifestasi Klinik
1. Hipertensi
3. Gangguan sensorik
4. Gangguan visual
5. Gangguan keseimbangan
6. Nyeri kepala (migran, vertigo)
7. Muntah
5. Patofisiologi
sebagai faktor penyebab infark pada otak. Trombus dapat berasal dari
plak arterosklerotik, atau darah dapat beku pada area yang stenosis,
ini menyebabkan disfungsi yang lebih besar daripada area infark itu
dan nekrosis diikuti trombosis. Jika terjadi septik infeksi akan meluas
pada dinding pembuluh darah maka akan terjadi abses atau ensefalitis,
atau jika sisa infeksi berada pada pembuluh darah yang tersumbat .
yang lebih berat dapat menyebabkan herniasi otak pada falk serebri
2. Stroke Haemoragik
melakukan aktivitas atau saat aktif, namun bisa juga terjadi saat
8. Komplikasi
terjadi pada stroke dan menyebabkan reaksi emosional dan fisik yang
tubuh.
9. Penatalaksanaan Medis
1. Stadium
Hiperakut
dan keluarga serta tata cara perawatan pasien yang dapat dilakukan
keluarga.
a. Stroke Iskemik
o
Terapi umum : letakkan kepala pasien pada posisi 30 ,
kepala dan dada pada satu bidang, ubah posisi tidur setiap 2
hindari cairan
> 80 mg%
dengan gejala) diatasi segera dengan dekstrosa 40% IV sampai
diberikan dopamin
menit setiap
atau
furosem
id.
jam; kaptopril 3 x
6,25-25 mg per oral. Jika didapatkan tanda tekanan intrakranial
0
meningkat, posisi kepala dinaikkan 30 , posisi kepala dan dada
3
cm , hidrosefalus akut akibat perdarahan intraventrikel atau
penyebabnya
kognitif, dan
terapi okupasi, prevensi sekunder, edukasi keluarga dan
Discharge
Planning.
1.
Laboratori
um
Waktu protrombin
APTT
Kadar fibrinogen
D-dimer
INR
Viskositas plasma
2. Foto
Thorax
Dapat memperlihatkan keadaan jantung. Serta mengidentifikasi
memperburuk prognosis.
3. Angiografi serebral
vaskular.
4. Lumbal pungsi
5. CT scan.
6. MRI
sistem karotis).
8. EEG
1. Pengkajian
psikososial.
a. Identitas Klien
medis.
b. Keluhan utama
kesadaran.
c. Riwayat penyakit sekarang
tindakan selanjutnya.
terdahulu.
f. Pengkajian psiko-sosio-spiritual
g. Pemeriksaan Fisik
dari klien.
1) B1
(Breathing)
Palpasi
toraks didapatkan taktil premitus seimbang kanan
tambahan.
2) B2 (Blood)
3) B3 (Brain)
lainnya.
4) B4 (Bladder)
5) B5 (Bowel)
6) B6 (Bone)
istirahat.
pemberian asuhan.
9) Status Mental
Observasi penampilan, tingkah laku, nilai gaya bicara,
perubahan.
10) Fungsi Intelektual
nyata.
rambutnya.
h. Pengkajian Saraf Kranial
fungsi penciuman.
bagian tubuh.
paralisis, pada
tulis persepsi.
trapezius.
10) Saraf XII : Lidah simetris, terdapat deviasi pada satu sisi
pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang
I.PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. L
Umur : 46 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Paoman
Tanggal Masuk : 2 November 2021
Tanggal Pengkajian : 3 November 2021
No. Rm : 085083
Diagnosa Medis : Stoke Non-Hemoragic
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. A
Umur : 45 Tahun
Hubungan : Istri
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Paoman
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan Utama
Hemiparase sinistra
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang kerumah sakit pada tanggal 02 November 2021 dengan
keluhan tangan dan kaki kiri tidak bisa digerakan, keluhan sudah dirasakan sejak 1
minggu yang lalu, keluhan disertai nyeri pada perut, mual dan muntah sebanyak
2x dan bicara tidak jelas. Pasien juga mengatakan sulit untuk menelan, kalau
makan atau minum sering tersedak. Sebelum dibawa ke RSUD Indramayu pasien
sempat dibawa ke tenaga kesehatan terdekat namun tidak kunjung sembuh, lalu
pasien langsung dibawa ke RSUD Indramayu oleh leuarga beserta istrinya,
keadaan fisik lemah, gerakan terbatas, kekuatan otot menurun, Saat dilakukan
pemeriksaan tingkat kesadaran GCS 15 : compos mentis ( E4 M6 V5) . Hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital didapat TD: 240/150 mmHg Nadi: 95x/menit suhu:
37,00 Frekuensi nafas ; 22x/menit.
c. Riwayat kesehatan yang lalu
Keluarga pasien mengatakan1 tahun yang lalu pasien menderita penyakit
darah tinggi atau hipertensi, pasien tidak mempunyai riwayat alergi makanan
maupun obat-obatan.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien mengatakan tidak mempunyai penyakit turunan seperti DM, jantung,
Ginjal, namun mempunyai riwayat hipertensi dari orang tuanya.
Genogram :
Keluarga pasien mengatakan mempunyai anak 3, wanita 2 dan laki-laki 1. Anak
pertama wanita sudah menikah dan mempunyai anak 1, sedangkan anak kedua
laki-laki dan anak ketiga perempuan belum menikah. Pasien tinggal bersama anak
kedua dan ketiga.
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Pasien
: Hubungan keluarga
Mandi
Toileting
Berpindah
Berpakaian
Keterangan 0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat, 4: tergantung total
2) Latihan
Sebelum sakit : pasien jarang berolah raga, keseharian pasien adalah
bekerja.
Saat sakit : tidak melakukan apapun hanya tirah baring
e. Pola kognitif dan persepsi
Orientasi baik, bicara tidak jelas, bicara menggunakan bahasa Indonesia,
kemampuan bicara kurang baik, komponen interaksi sesuai, respon pasien
terhadap penyakit yang menerima, pengetahuan pasien tentang penyakit mengerti.
f. Pola persepsi-konsep diri
tidak terkaji
g. Pola tidur dan istirahat
Sebelum sakit : pasien jarang tidur siang, pasien tidur 7-8 jam pada malam
hari, kualitas nyenyak, tidak ada keluhan
Saat sakit : pasien tidur 6-7 jam dan jarang tidur siang.
h. Pola peran-hubungan Hubungan
Keluarga pasien mengatakan pasien dengan tetangga di rumah baik, dengan
anak-anaknya baik, pasien menjalankan perannya sebagai kepala rumah tangga.
i. Pola seksual-reproduksi
Tidak dikaji
j. Pola toleransi stres-koping
keluarga pasien mengatakan ketika ada masalah selalu dibicarakan secara
baik-baik dan diselesaikan secara baik-baik, sehingga masalah itu dapat
terpecahkan dan diselesaikan.
k. Pola nilai-kepercayaan
Pasien beragama Islam, menjalankan ibadah sesuai dengan kepercayaannya,
dan selalu berdoa untuk meminta kesembuhan
2. Pemeriksaan radiologi
Kesimpulan hasil rontgen:
- Perdarahan intracerebri (volume kurang lebih 4,4 ml) di nucleus
lentiformis sinistra sampai substansia alba ventikuler lateralis sinistra
dan di pons sinistra (volume 0,5 ml) disertai edema perifokal.
- Infark lama di cornu anterior substansia alba periventikuler lateralis
sinistra.
- Multiple infark kecil di nucleus lentiformis bilateral, thalamus bilateral
dan substansia alba periventikuler lateralis bilateral.
- Atrofi cerebri senilis
V. ANALISA DATA
Disfungsi N. XI (Assesoris)
Disfagia
Gangguan Menelan
SpO2 99%
Gangguan Setelah dilakukan 1. Monitor 1. Untuk
menelan tindakan kemampuan mengetahu
keperawatan selama menelan i gangguan
DS: 3x24 jam 2. Atur posisi menelan
Pasien diharapkan masalah yang pada
mengatakan teratasi dengan nyaman pasien
sulit kriteria hasil untuk 2. Agar
menelan, kriteria i e makan/minu pasien
kalau makan r r m nyaman
dan minum Reflek 1 5 3. Sediakan saat makan
sering menelan sedotan 3. Agar tidak
Kemampu 1 5
tersedak, untuk tersedak
an
keluhan minum, saat
mengunya
dirasakan ± 1 sesuai minum
h
minggu. Usaha 1 5 kebutuhan 4. Untuk
DO: menelan 4. Kolaborasi mengurang
- Batuk pemberian i nyeri dan
sebelum obat mencegah
menelan (analgesik, mual
- Pasien antiemetik) muntah
terpasan sesuai
g NGT indikasi
- Hasil
TTV:
TD
240/150
mmHg
N
95x/mnt
RR
21x/mnt
Suhu
36.00
SpO2 99%
Resiko Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Untuk
perfusi tindakan penyebab mengetahu
serebral tidak keperawatan selama peningkatan i penyebab
efektif 3x24 jam TIK keluhan
diharapkan masalah 2. Monitor pasien
DS: teratasi dengan peningkatan 2. Untuk
- kriteria hasil TD mengetahu
DO: kriteria ir er 3. Dokumentas i tekanan
- Kesadara Gelisah 2 5 ikan hasil darah
Tekanan 2 5
n pemantauan pasien
darah
compos 4. Jelaskan 3. Untuk
sistolik
mentis Refleks 2 5 tujuan dan perencanaa
dengan saraf prosedur n
GCS 15 pemantauan selanjutnya
- Hemipar 5. Pemberian 4. Agar
ase citikolin pasien
ekstremit 6. Pemberian mengethui
as kanan oksigen 5. Untuk
atas mencegah
bawah kerusakan
- HB : 8.7 otak
g/dl 6. Untuk
Hasil CT- perfusi,
SCAN : untuk
perdarahan memenuhi
intracerebri oksigen
(Volume ± pada otak
4.4 ml) di
nucleus
lentiformis
sinistra
sampai akba
ventrikular
lateralis
sisnistra dan
di pons
sinistra ( vol
± 0,5 ml)
disertao
edema
perifokal
1. BAB IV
2. PEMBAHASAN
BAB V
A. Simpulan
Stroke merupakan penyakit neurologis yang sering dijumpai dan harus di
tangani secara tepat dan cepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak
yang timbul mendadak yang disebabkan karena terjadinya gangguan
peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Stroke
non hemoragik merupakan proses terjadinya iskemia akibat emboli dan
trombosis serebral biasanya terjadi setelah lama beristirahat, baru bangun
tidur atau di pagi hari dan tidak terjadi perdarahan. Namun terjadi iskemia
yang menimbulkan hipoksia dan selanjutnya dapat timbul edema sekunder.
B. Saran
1. Bagi Pelayanan Keperawatan