Tugas Akhir
Oleh :
KHALISNA
NIM: 17134050018
Abstrak
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
RSUD dr. FAUZIAH BIREUEN”. Tidak lupa pula shalawat beriring salam
senantiasa kita berikan kepada Nabi Muhammad saw yang telah membawa manusia
hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak baik material
kepada kedua orang tua penulis, semoga jasa mereka mendapatkan balasan dan
selalu dalam limpahan rahmat dari ALLAH SWT. Dalam Kesempatan ini penulis
Aceh.
penulis, sehingga tugas akhir ini dapat penulis selesaikan dengan baik dan
tepak waktu.
v
3. Bapak Dedi Fahrizal, A.Md.Rad Selaku pembimbing II yang telah banyak
penulis, sehingga tugas akhir ini dapat penulis selesaikan dengan baik dan
tepak waktu.
4. Kedua orang tua ku, ayahanda tersayang Marzuki dan ibunda tercinta
Bireuen.
Semoga ALLAH SWT senantiasa mebalas jasa yang selama ini diberikan
dengan tulus dan ikhlas kepada penulis. Dengan selesainya penulisan Karya Tulis
Ilmiah ini, penulis sangat menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi materi maupun penulisannya Karya Tulis Ilmiah ini,
oleh karena itu penulis mengharap kritikan dan saran yang bersifat membangun,
semoga saja Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................... v
DAFTAR ISI................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... x
vii
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 34
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 34
5.2 Saran .................................................................................................. 34
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Anatom Sendi Bahu .................................................................... 7
Gambar 2.2 Posisi AP Pemeriksaan Shoulder Joint ....................................... 13
Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian.............................................................. 23
Gambar 4.1 Posisi Pasien AP Erect ................................................................ 25
Gambar 4.2 Hasil Citra AP Erect ................................................................... 25
Gambar 4.3 Hasil Citra AP Axial erect .......................................................... 26
Gambar 4.4 Pesawat Sinar X ......................................................................... 27
Gambar 4.5 Kalibrasi Alat .............................................................................. 27
Gambar 4.6 Film Rontgen .............................................................................. 28
Gambar 4.7 Kaset Rontgen ............................................................................ 28
Gambar 4.8 Processing Film .......................................................................... 29
Gambar 4.9 Computer Radiografi .................................................................. 29
Gambar 4.10 Apron ........................................................................................ 30
Gambar 4.11 Hasil Gambaran Pengukuran Lebar Osteofit, Tinggi
Osteofit, Clavicula Osteofit, Clavicula Tanpa Osteofit ............. 32
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Data Ketajaman Citra Shoulder Joint .............................................. 21
Tabel 3.2 Data Detail Citra Shoulder Joint ...................................................... 22
Tabel 4.1 Hasil Data Ketajaman Citra Shoulder Joint ..................................... 32
Tabel 4.2 Hasil Data Detail Citra Shoulder Joint ........................................... 33
x
1
BAB I
PENDAHULUAN
pengion dan bukan radiasi pengion seperti, gelombang suara dan magnet untuk
keperluan imaging diagnostic dan terapi (Rasad, 2005). Salah satu penggunaan
sumber radiasi pengion untuk keperluan imaging diagnostic adalah sinar-X. Sinar-X
memiliki panjang gelombang yang lebih pendek, tetapi energi yang sangat besar,
beberapa benda padat yang tidak dapat ditembus oleh cahaya. Sinar-X banyak
digunakan untuk memperlihatkan objek-objek yang tidak bisa diagnose dengan kasat
mata, sehingga untuk pencitraan digunakan sinar-X yang dapat disebut radiografi
(Priharyanto, 2006).
dalam memberikan informasi yang baik guna menegakkan diagnosa tersebut dengan
yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata, salah satunya pemeriksaan radiografi
shoulder joint. Radiografi dikatakan memiliki kualitas yang tinggi apabila radiograf
aspek kualitas yang dinilai pada sebuah radiograf yaitu densitas, kontras, ketajaman
dan detail.
1
2
Densitas adalah tingkat atau derajat kehitaman pada film radiografi yang telah
Kontras adalah perbedaan derajat kehitaman pada daerah tertentu dari sebuah
film radiografi.
batas yang tegas bagian-bagian objek yang difoto sehingga terlihat dengan baik.
terkecil dari organ yang difoto. Dalam penelitian ini penulis lebih menekankan aspek
ketajaman dan detail pada pemeriksaan shoulder joint. (Priantoro, Suhatono, Gamal
2011).
Sendi bahu (shoulder joint) atau dikenal juga articulatio humeri terdiri atas
synoviallis pada sendi peluru ini bersifat longgar dibagian inferior sebagai cadangan
sternoklavikular dan terdiri atas 2 buah tulang yaitu tulang scapula(tulang belikat)
dan tulang clavikula (tulang selangka). Sendi bahu (shoulder joint) merupakan salah
Salah satu penyebab penyakit pada sendi diakibatkan oleh adanya osteofit
yang menekan periosteum dan radiks saraf yang berasal dari medulla spinalis serta
kenaikan tekanan vena intrameduler akibat stasis vena intra meduler karena proses
akan memicu terjadinya efusi serta proses keradangan kronik sendi yang terkena.
3
Permukan rawan sendi akan retak dan terjadi fiblirasi serta fisura yang lama
kelamaan akan menipis dan tampak kehilangan rawan sendi fokal. Selanjutnya akan
tampak respon dari tulang subkondral berupa penebalan tulang, sklerotik dan
pembentukan kista. Pada ujung tulang dapat dijumpai pembentukan osteofit serta
penebalan jaringan ikat sekitarnya. Oleh sebab itu pembesaran tepi tulang ini
memberikan gambaran seolah persendiaan yang terkena itu bengka (Jesika, 2018).
terhitung dari bulan Juli 2019- September 2019, terdapat pemeriksaan shoulder joint
rata-rata perbulan 8 (delapan) pasien, sedangkan dari data tersebut yang terdiagnosa
Osteofit di Instalasi Radiologi RSUD dr. Fauziah Bireuen”, karena penulis ingin
Bireuen.
4
Adapun manfaat penelitian di dalam penulisan Karya tulis Ilmiah ini antara
lain :
shoulder joint proyeksi AP pada kasus osteofit dan dapat mengetahui dengan posisi
Sebagai referensi dan masukan bagi institusi kesehatan secara umum tentang
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Secara anatomi shoulder joint (sendi bahu) adalah sendi sinovial dari
variasi sendi putar, kepala humerus yang berbentuk sepertiga bola, bersendi di
lapisan tebal tulang rawan fibrus yaitu labrum glenoidal. Tulang tulangnya
dipersatukan oleh ligament yang membentuk kapsul yang sangat longgar. Tingkat
dan pembatasan gerakan ini sebagian besar tergantung pada otot-otot yang
mengelilinginya. Dan dari pada tekanan at mosfer yang menahan tulang tulang
kebebasan gerakan kesemua jurusan, abduksi, adduksi, fleksi dan rotasi. Dan
dalam pengobatan luka atau cedera pada sendi sangat penting untuk mencapai
gerakan yang sempurna, untuk itu perlu diketahui bahwa segala kemungkinan
gerak pada setiap sendi sebagaimana telah diuraikan (Pearce, C, Evelyn 1999).
Shoulder joint atau sendi bahu terdiri atas hubungan antara kaput humeri
dengan kavitas glenoidalis tulang scapula. Sendi ini dibentuk oleh kepala tulang
humerus yang masuk kedalam mangkuk glenoid berbentuk kecil dan dangkal.
Cavitas glenoidalis tulang diperdalaman dan diperbesar oleh cincin fibrosa yang
melekat pada tepinya oleh suatu batas firokartilago (labrum glenoid) yang
6
7
2.2.1. Menurut Sarpini, (2004) Sendi bahu dibentuk oleh tiga tulang yaitu :
spina scapula. Sebelah atas dan bawah spina skapula terdapat dataran
2.2 Fisiologi
Sendi bahu merupakan suatu sendi yang terdiri atas tiga komponen
Pergerakan sendi merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada
tulang yang membentuk artikulasi dengan cara memberikan tenaga. Tulang hanya
sendi yang berkerja pada shoulder joint antara lain (Setiadi, 2007) :
1. Fleksi (0-90°) adalah gerakan memperkecil sudut antara dua tulang atau
tulang.
tubuh.
4. Rotasi adalah gerakan tulang yang berputar disekitar aksis pusat tulang itu
Luas gerak sendi bahu harus cukup luas dan harus cukup stabil agar dapat
stabilitas sendi bahu ini tidak sebaik sendi panggul (hip joint), karena mangkok
sendi panggul mencakup lebih dari separuh kepala sendi (caput femoris) .Otot-
otot dan sendi bahu ini memungkinkan gerakan sendi yang luas dan membuat
sendi menjadi stabil. Termasuk gerak memutar sendi hingga 360º, sehingga dapat
2.3 Patologi
Osteofit adalah tulang yang berbentuk taji yang menimbulkan rasa nyeri
pada tempat dimana rawan sendi berdegenerasi. Osteofit tubuh karena ransangan
serpihan rawan sendi yang menimbulkan sinofitis. Hal ini akan menimbulkan
10
osteofit pada tepi sendi atau tepat peletakan tendon atau ligamen pada tulang
menstabilkan sendi, dan dapat juga menghasilkan rasa nyeri, krepitas, dan
penurunan lingkup gerak sendi. Ini disebabkan karena menipisnya bantalan sendi.
Dan nyeri akan hilang dengan cara istirahat. Dan rasa sakit bertambah ketika
memulai aktifitas, dengan seiring berjalannya waktu nyeri lebih sering timbul
Wilson, 2006).
sebabkan karena iskemik dan nekrosis jaringan serta osteofit yang menekan
periosteum dan radiks syaraf. Pada tahap yang lebih lanjut akan terjadi disfusi
pada sendi dan otot sehingga nyeri yang dirasakan semakin berat dan instens
(sudoyo, 2007).
penebalan dan sklerosis tulang subkondral, pertumbuhan osteofit pada tepi sendi
teregangnya kapsul sendi sinovitis ringan dan kelemahan otot yang menyokong
artikular hialin disertai dengan peningkatan ketebalan dan sklerosis dari lempeng
artikular kapsul dan kelemahan otot menuju sendi.Ada banyak jalur yang
mengarah ke osteofit, tetapi langkah awalnya sering terjadi cedera sendi dalam
tersebut dapat membantu para praktisi dibidang medis. Hasil citra radiografi akan
ditentukan pengobatan yang tepat (Suhartono dan Hidayat, 2002). Berikut teknik
a. Posisi Pasien :
b. Posisi Objek :
kaset atau image receptor (IR) (Bagian atas film 2 inchi atau 5 cm
diatas bahu).
- Tegak lurus terhadap film atau IR, diarahkan 2,5 cm inferior dari
processus coracoids.
h. Faktor Eksposi :
i. Kriteria Evaluasi :
- Tampak 1/3 proximal humerus, scapula atas dan 2/3 lateral klavikula
radiografi yang tinggi, maka sebuah radiograf harus memenuhi beberapa aspek
yang akan dinilai pada sebuah radiograf yaitu densitas, kontras, ketajaman dan
detail. Namun, dalam penelitian ini yang penulis amati hanya faktor ketajaman
2.5.1 Ketajaman
batas yang tegas bagian-bagian objek yang difoto sehingga terlihat dengan
disebabkan oleh :
alat.
citra misalnya layar pendar (IS) yaitu terdiri dari bahan kristal fosfor
2.5.2 Detail
stuktur terkecil dari objek yang difoto. Detail sangat berhubungan dengan viewer
yaitu dimana nilainya tergantung dari pengamat. Viewer dapat dilihat dari
1. Segi Penerangan
diperlihatkan.
3. Segi Distorsi
film tidak sejajar dan film dengan sinar tidak tegak lurus. Hasil yang
benar akan diperoleh apabila garis tengah stuktur yang akan difoto
mengakibatkan ukuran citra jadi lebih besar dari ukuran sebenarnya, hal
ini disebabkan oleh jarak fokus ke film (FFD) dan jarak film ke objek
(FOD).
16
intensifying screen dalam kaset diganti dengan storge phosphor plate atau
photostimulating storage phosphor (PSP) sebagai film pada imaging plate. Proses
ini membutuhkan radiasi sinar-X dimana terjadi electronic latent image dalam
phosphor plate yang terbaca oleh reader pada proses scanning. Proses digital
teknologi ini memiliki pembacaan hasil citra yang lebih cepat dan dapat diatur
sebagai berikut:
b. Kaset IP
hanya saja untuk kaset IP memiliki celah (windows). Kaset tersebut dari
polypropylene.
c. Digitizer
d. Printer
radiografi konvensional.
Proteksi radiasi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan atau teknik yang
akibat paparan radiasi.Tujuan dari keselamatan akibat terkena paparan radiasi ini
merupakan paparan radiasi yang sangat besar sehingga harus dilakukan usaha-
usaha untuk mengurangi radiasi tersebut, resiko ini harus dipertimbangkan antara
a. Dosis radiasi yang diberikan harus sekecil mungkin sesuai dengan objek
yang akan diperiksa, harus selalu diperhatikan dosis radiasi untuk pasien
a. Waktu
Semakin cepat waktu yang diperlukan, maka semakin kecil dosis yang
diterima.
b. Jarak
c. Pelindung
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Populasi
Bireuen yang terhitung dari bulan Juli 2019 September 2019 berjumlah 24
19
20
2. Objek Penelitian
Adapun instrument pengumpulan data dalam karya tulis ini adalah sebagai
berikut:
1. Studi Kepustakaan
melalui beberapa literatur dan buku-buku yang diperoleh dari karangan para ahli
2. Wawancara
dilapangan.
4. Dokumentasi
5. Observasi
data dengan cara mengadakan pengamatan terhadap kegiatan posisi dengan klinis
Analisa data adalah suatu proses atau upaya pengolahan data menjadi
sebuah informasi baru agar karakteristik data tersebut menjadi lebih mudah
dimengerti. Didalam penelitian ini yang dianalisis adalah citra shoulder joint
Jarak (FOD)
Proyeksi Pergerakan Viewer
(cm)
AP
(anterior
posterior)
Tabel 3.1 Data ketajaman citra shoulder joint
22
Ukuran
shoulder joint Ukuran
Bentuk
(mm) shoulder
Struktur
Proyeksi joint +
terkecil
Tanpa Osteofit Tanpa
Osteo Osteo
Osteo (cm) Osteo
fit fit
fit fit
AP
(anterior
posterior)
.
23
Persiapan Alat
- Menghidupkan pesawat
Rontgen
- Menyiapkan alat dan bahan
Memanggil Pasien
Masuk
Proyeksi AP
(Shoulder Joint)
Sekali Ekspose
Processing
Hasil Pemeriksaan
Selesai
BAB IV
Dari hasil observasi yang telah di lakukan dan untuk melengkapi karya
tulis ilmiah, penulis melakukan penelitian pada shoulder joint proyeksi AP posisi
dianalisis adalah citra shoulder joint proyeksi AP dari segi detail dan
ketajaman.
terlebih dahulu. Setelah itu surat pengantar tersebut di serahkan kepada petugas
Data Pasien
Nama : NY.SF
Umur : 21 Tahun
No. CM : 192168
Alamat : Peudada
24
25
erect pada gambar 4.2 adalah sebagai berikut : tampak 1/3 proximal humerus,
scapula atas dan 2/3 lateral clavicula harus disertakan dengan batas kolimasi yang
Axial erect pada gambar 4.3 adalah sebagai berikut : tampak 1/3 proximal
humerus, scapula atas dan 2/3 lateral clavicula harus disertakan dengan batas
kolimasi yang terlihat pada 4 sisi, termasuk hubungan kepala humerus ke rongga
glenoid.
Gambar 4.3 Hasil Citra AP Axial Erect (Sumber : Instalasi Radiologi RSUD
dr.Fauziah Bireuen)
4.2 Pembahasan
1. Pesawat Rontgen
Buatan : Germay
Tahun : 2018
27
Gambar 4.4 Pesawat Sinar-X (Sumber : Instalasi Radiologi RSUD dr. Fauziah
Bireuen)
Gambar 4.5 Kalibrasi Alat (sumber : Instalasi Radiologi RSUD dr. Fauziah
Birueun
28
2. Film Rontgen
Ukuran : 18 x 24 (8 x 10 inchi)
Gambar 4.6 Film Rontgen (Sumber : Instalasi Radiologi RSUD dr. Fauziah
Bireuen)
3. Kaset
18x24 cm (8 x 10 inchi)
Gambar 4.7 Kaset Rontgen (Sumber : Instalasi Radiologi RSUD dr. Fauziah
Bireuen)
29
Gambar 4.8 Processing Film (Sumber : Instalasi Radiologi RSUD dr. Fauziah
Bireuen)
6. Apron (Shielding)
Gambar 4.10 Apron (Sumber : Instalasi Radiologi RSUD dr. Fauziah Bireuen)
a. Posisi Pasien :
dengan posisi yang seperti itu. Bagian bahu pasien menempel pada kaset,
b. Posisi Objek :
kaset atau image receptor (IR) (Bagian atas film 2 inchi atau 5 cm
diatas bahu).
g. Faktor Eksposi :
h. Kriteria Evaluasi :
- Tampak 1/3 proximal humerus, scapula atas dan 2/3 lateral klavikula
Dari hasil penelitian ini penulis mengolahan data dengan menganalisis citra
shoulder joint proyeksi AP dari segi detail dan ketajaman. Disini penulis
mengukur ukuran clavicula osteofit dan ukuran clavicula tanpa osteofit, ukuran
clavicula osteofit adalah 1,24 cm dan ukuran clavicula tanpa osteofit adalah 9,12
mm, ukuran osteofit tingginya adalah 3,53 mm dan lebar osteofit nya adalah 4,72
mm. Disini penulis mengukur ukuran osteofit dengan mengunakan computer dan
a b
c d
Jarak (FOD)
Proyeksi Pergerakan Viewer
(cm)
AP
(anterior 0 Tidak ada 80 watt
posterior)
Tabel 4.1 Hasil Data ketajaman citra shoulder joint ( Sumber : Data Pribadi )
AP dengan kasus osteofit bisa di nilai dari FOD tidak ada karena apabila FOD ada
bisa dilihat nilai ketajamannya tidak ada, karena apabila seorang pasien bergerak
maka hasil gambaran juga sama terjadi kekaburan pada hasil gambaran foto
rontgen.
33
Ukuran clavicula
Ukuran
(mm) Bentuk
clavicula
Struktur
Proyeksi + Osteofit
Tanpa Osteofit Tanpa terkecil
(cm) Osteofit
Osteofit Osteofit
Tinggi :
AP
3,53 mm
(anterior 9,12 mm 1,24 cm Normal Taji Jelas
Lebar :
posterior)
4, 72 mm
Tabel 4.2 Hasil Data detail citra shoulder joint (Sumber : Data Pribadi)
dengan kasus osteofit bisa di nilai dari ukuran, bentuk dan dari stuktur terkecil.
Dari tabel diatas penulis telah mengukur ukuran clavicula osteofit dan ukuran
clavicula tanpa osteofit dan diukurnya dari lebar dan tingginya osteofit. Akan
tetapi secara detail jika di nilai dari stuktur terkecil jelas terlihat adanya struktur
terkecil jika tidak jelas makan osteofit tidak jelas tampaknya. Disini penulis
Fauziah Bireuen.
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
joint proyeksi AP dengan kasus osteofit bisa di nilai dari tidak adanya FOD
(kekaburan).
2. Jika ditinjau dari segi detailnya hasil dari pengukuran nilai osteofit lebar 4,72
mm dan tingginya 3,53 mm. Tetapi jika dinilai dari stuktur-stuktur terkecil
jelas terlihat adanya osteofit dibagian clavicula bagian dari sebelah kanan
shoulder joint.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan pada Tugas akhir ini dalam
mendapatkan hasil citra radiografi yang baik maka radiografer diharapkan bisa
seoptimal mungkin agar tidak terjadi pengulangan foto, dan kolimasi diusahakan
sekecil mungkin sesuai dengan objek yang akan diperiksa, usahakan pasien bisa
berkerja sama dengan petugas agar tidak terjadi pengulangan foto dan pasien juga
34
35
pasien.
36
DAFTAR PUSTAKA
Akhadi, M., 2000. Dasar-Dasar Proteksi Radiasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Alwi, I., 2005. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan Praktis
Klinis. Internal Publising Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam.
Irfan, M., 2006. Beda Pengaruh Penambah Long Axis Oscillated Traction pada
Intevensi mwd dan Tens Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri pada
Capsullar Patern akibat Osteoatritis lutut. Jurnal Fioterapi Indonusa, 27-
35.
Muliyadi, Iskandar, Z., Rus, M., T. Heriansyah, Muhammad, D., Harwita, Yulia,
R., Azwar, dkk.,2012. Buku Panduan Skills Lab Semester IV Pemeriksaan
Sistem Organ. Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala.
Muttaqin, R., 2017. Uji Banding Kualitas Citra Radiograf Sistem Radiografi
Digitalmodifikasi Terhadap Computed Radiography Sistem dengan
Metode Contrass to Noise Ratio, Physisc Communication68-73.
Pratama, A., 2019, Intervensi Fisioterapi pada Kasus Oeteoatritis Genu di RSPAD
Gatot Soebroto.Jurnal Sosial Humaniora Terapan.30-31.
Priharyanto, E., 2006. Wilhem Conrad Roentgen. Jakarta : Azka Mulia Media
Sabri, L., Sutanto P. H., 2010. Statistik Kesehatan. Jakarta : Raja Grafindo.
Sarpini, R., 2015. Anatomi dan Fisiologi Tubuh Manusia. Bogor : IN MEDIA.
36
37
Sugiyono., 2016. Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D. Bandung :
Alfabeta, cv.
Suhartono dan Hidayat, S., 2002. Teknik Radiografi Tulang Ekstremitas Atas.
Jakarta : Kedokteran EGC.
A. Identitas Pribadi
Nama : Khalisna
Tempat Tanggal Lahir : Bireuen, 29 Juli 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Bale Kuyun Kec. Kuala Kab. Bireuen
Email : khalisna15@yahoo.com
B. Riwayat Pendidikan
TK : Taman Kanak-kanak Nurul Huda Bireuen
Tamat Tahun 2005
SD : SD Negeri 7 Bireuen tamat tahun 2011
SMP : SMP Negeri 2 Bireuen tamat tahun 2014
SMA : SMA Negeri 2 Bireuen Tamat Tahun 2017
Perguruan Tinggi : ATRO Yayasan Sihat Beurata Banda Aceh, masuk
tahun 2017, tamat tahun 2020