Disusun Oleh:
Preseptor:
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat- Nya
kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas referat yang berjudul Benign
kepaniteraan klinik senior dibagian THT Rumah Sakit Umum Daerah M. Natsir
Solok.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada dr. Jenny Tri Yuspita Sari,
bimbingan dan nasehat dalam penyelesaian referat ini. Terimakasih pula kepada
teman teman serta staf bagian THT dan semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan referat ini. Penulis menyadari bahwa referat ini masih jauh dari kata
sempurna, baik mengenai isi, susunan bahasa, maupun kadar ilmiahnya. Hal ini
menyelesaikan referat ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran
Penulis
ii
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
dengan gejala pusing berputar diikuti mual dan muntah serta keringat dingin, yang
dipicu oleh perubahan posisi kepala terhadap gaya gravitasi tanpa adanya keterlibatan
kasus, penyebab spesifik BPPV tidak bisa diidentifikasi. Penyebab yang paling sering
yang diketahui adalah cedera kepala tertutup, diikuti dengan neuritis vestibularis.
BPPV terjadi ketika material berupa kalsium karbonat dari makula dalam
dinding utrikulus masuk kedalam salah satu kanalis semisirkularis yang akan merespon
kanal superior (anterior) sangat jarang terkena. Bentuk yang paling sering adalah
bentuk kanal posterior, diikuti bentuk lateral. Diagnosis BPPV ditegakkan berdasarkan
anamnesis, gejala klinis yang terjadi serta dikonfirmasi oleh berbagai manuver
diagnosis.3,4
mengurangi resiko jatuh yang dapat terjadi pada pasien. Secara garis besar
1
yang termasuk berbagai manuver didalamnya dan penatalaksanaan farmakologi.
Penatalaksanaan dengan menuver secara baik dan benar menurut beberapa penelitian
Referat ini disusun untuk memenuhi tugas kepaniteraan klinik senior dibagian
THT RSUD M. Natsir dan diharapkan agar dapat menambah pengetahuan penulis serta
bisa menjadi bahan referensi bagi para pembaca mengenai Benign Paroxysmal
Positional Vertigo.
Tujuan khusus dari penulisan referat ini adalah untuk mengetahui mengenai
Vertigo.
RSUD M. Natsir.
Referat ini dibuat dengan metode tinjauan kepustakaan yang merujuk pada
berbagai literatur.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
memiliki tiga bagian yaitu, auris externa, auris media dan auris interna.6
Auris interna terdiri dari serangkaian cavitas tulang (labyrinthus osseus) serta
tersebut. Semua struktur tersebut berada dalam pars petrosa tulang temporale, di antara
3
Gambar 2.2 Auris Interna6
dan cochlea. Labyrinthus osseus ini dilapisi oleh periosteum dan berisi cairan jernih
mengisi seluruh ruangan labyrinthus osseus, terdiri dari ductus semicirculares, ductus
acusticus internus.6
4
cochlea dan di posterosuperior dengan canalis semicirculares. Sebuah saluran sempit
(aqueductus vestibuli) keluar dari vestibulum, dan berjalan melalui tulang temporale
dan dengan salah satu ujungnya melebar membentuk ampulla. Canalis- canalis ini
terarah sedemikian rupa sehingga setiap canalis berada pada sudut tegak lurus terhadap
posteromedial dan apex yang menghadap ke anterolateral. Posisi basis modioli yang
lebar ini dekat dengan meatus acusticus internus, dan basis modioli ini dimasuki oleh
5
cabang-cabang pars cochlearis nervus vestibulocochlearis (N.VIII).6
Meluas ke lateral di sepanjang modiolus ada selapis tipis tulang (lamina modioli,
atau lamina spiralis ossea). Ductus cochlearis berputar mengelilingi modiolus, dan
berada pada posisi pusat oleh perlekatannya pada lamina modioli, merupakan
Ductus cochlearis membentuk dua canalis (scala vestibuli dan scala tympani) yang
meluas di seluruh cochlea dan berhubungan satu dengan yang lain pada apex melalui
tympani dipisahkan dari auris media oleh membrana tympani secundaria yang menutup
fenestra cochleae.6
cochlearis), yang berjalan melalui tulang temporale dan bermuara pada permukaan
inferiornya ke dalam fossa cranii posterior. Hal ini memungkinkan adanya hubungan
saccus di dalam labyrinthus osseus. Struktur ini diisi oleh endolympha dan dipisahkan
dari periosteum yang menutupi dinding labyrinthus osseus oleh perilympha. Terdiri
dari dua saccus (utriculus dan sacculus) dan empat ductus (tiga ductus semicircularis
dan ductus cochlearis), labyrinthus membranaceus mempunyai fungsi yang unik yang
berkaitan dengan dan pendengaran. Utriculus, sacculus, dan tiga ductus semicircularis
6
Gambar 2.4 Labyrinthus Membranaceus6
keseimbangan. Struktur-struktur tersebut adalah dua saccus (uticulus dan sacculus) dan
yang lebih besar dibandingkan sacculus. Struktur ini berbentuk oval, memanjang. dan
tidak bera dan berada di dalam bagian posterosuperior vestibulum labyrinthus osseus.
memiliki bentuk serupa, termasuk ujungnya yang melebar membentuk ampulla, untuk
Sacculus merupakan saccus bulat lebih kecil yang berada di bagian anteroinferior
dari ductus kecil ini adalah ductus endolymphaticus, yang memasuki aqueductus
7
vestibuli (sebuah saluran melalui tulang temporale) untuk muncul pada permukaan
posterior pars petrosa tulang temporale dalam fossa cranii posterior. Di siniductus
vestibularis terdiri dari dua set struktur di dalam bagian terowongan tulang temporal
berespons terhadap deformasi mekanis yang dipicu oleh gerakan spesifik endolimfe.
tersusun dalam bidang tiga dimensi yang tegak lurus satu sama lain. Sel-sel rambut
berbentuk pelana kuda yang terletak di ampula, suatu pembesaran di dasar kanalis.
kupula, yang menonjol ke dalam endolimfe dan meregangkan atap ampula. Gaya
8
yang tertanam tertekuk.7
menyebabkan gerakan endolimfe paling tidak pada salah satu kanalis semisirkularis
karena susunan tiga dimensinya. Saat kepala bergerak, kanal tulang dan sel-sel rambut
yang terbenam di dalam kupula juga ikut bergerak. Namun, pada awalnya cairan di
dalam kanalis, karena tidak melekat ke tengkorak, tidak bergerak searah dengan rotasi
tetapi tertinggal di belakang akibat adanya inersia. (Karena inersia, benda yang diam
akan tetap diam, dan benda yang sedang bergerak akan terusbergerak ke arah yang
sama kecuali benda tersebut mendapat gaya luar yang menyebabkan perubahan.)
Ketika endolimfe tertinggal di belakang saat kepala mulai memutar, cairan dalam
bidang yang sama dengan arah gerakan pada hakikatnya bergeser dalam arah
berlawanan dengan gerakan. Gerakan cairan ini menyebabkan kupula miring dalam
arah berlawanan dengan gerakan kepala, menekuk rambut- rambut sensorik yang
terbenam di dalamnya. jika gerakan kepala berlanjut dengan kecepatan dan arah yang
sama, endolimfe akan menyusul dan bergerak bersama dengan kepala sehingga
9
melengkung. Ketika gerakan kepala melambat dan berhenti, terjadi situasi yang
barisan yang semakin menurun tingginya dari kinosilium yang lebih tinggi. Stereosilia
dihubungkan oleh tip link. Ketika stereosilia terdefleksi oleh gerakan endolimfe,
tegangan yang terjadi di tip link menarik kanal ion berpintu mekanis di sel rambut. Sel
rambut mengalami depolarisasi atau hiperpolarisasi, bergantung pada apakah kanal ion
terbuka atau tertutup secara mekanis oleh pergeseran berkas rambut. Setiap sel rambut
kimiawi dengan ujung terminal neuron aferen yang aksonnya menyatu dengan
akson struktur vestibularis lain untuk membentuk saraf vestibularis. Saraf ini menyatu
frekuensi potensial aksi di serat aferen. Ketika cairan secara perlahan berhenti,
10
semisirkularis mendeteksi perubahan kecepatan gerakan rotasional (akselerasi atau
deselerasi rotasional) kepala. Mereka tidak berespons ketika kepala tidak bergerak atau
Organ otolit memberi informasi tentang posisi kepala relatif terhadap gravitasi
(yaitu, kepala miring statik) dan juga mendeteksi perubahan kecepatan gerakan lurus
(bergerak dalam garis lurus ke manapun arahnya). Organ otolit, utrikulus dan sakulus,
adalah struktur berbentuk kantong yang berada di dalam ruang bertulang di antara
kanalis semisirkularis dan koklea. Rambut (kinosilium dan stereosilia) sel-sel rambut
reseptor di organ indera ini juga menonjol ke dalam suatu lembaran gelatinosa di
sel rambut. Di dalam lapisan gelatinosa terbenam banyak kristal kecil kalsium
karbonat-otolit ("batu telinga") sehingga menyebabkan lapisan ini lebih berat dan
11
meningkatkan inersianya dibandingkan cairan sekitar. Ketika seseorang berada dalam
Ketika kepala miring ke suatu arah selain vertikal (yaitu, selain lurus naik-
turun), rambut-rambut akan menekuk sesuai arah kemiringan karena gaya gravitasi
atau hiperpolarisasi potensial reseptor bergantung pada miringnya kepala. Karena itu
sistem saraf pusat (SSP) menerima berbagai pola aktivitas saraf bergantung pada posisi
Rambut utrikulus juga bergerak oleh setiap perubahan pada gerakan linier
mulai berjalan maju, membran otolit mula-mula tertinggal di belakang endolimfe dan
sel rambut karena inersianya yang lebih besar. Karena itu, rambut menekuk ke
belakang, dalam arah berlawanan dengan gerakan maju kepala. Jika kecepatan langkah
kecepatan yang sama dengan kepala sehingga rambut tidak lagi tertekuk. Ketika
berhenti berjalan, lembar otolit tetap bergerak maju sesaat sewaktu kepala melambat
dan berhenti, menekuk rambut ke depan. Karena itu, sel-sel rambut utrikulus
mendeteksi akselerasi dan deselerasi linier arah horizontal, tetapi tidak memberi
informasi mengenai gerakan dalam arah lurus dengan kecepatan tetap. Sakulus
berfungsi serupa dengan utrikulus, kecuali bahwa bagian ini berespons secara selektif
terhadap gerakan miring kepala menjauhi posisi horizontal (misalnya, bangun dari
tempat tidur) dan terhadap akselerasi dan deselerasi linier vertikal (misalnya,
12
meloncat naik-turun atau naik tangga jalan).7
Gambar 2.7 Struktur dan Aktivitas Unit Sel Reseptor didalam Utrikulus 7
sel saraf di batang otak, dan ke serebelum. Di sini informasi vestibular diintegrasikan
dengan masukan dari permukaan kulit, mata, sendi, dan otot untuk mempertahankan
keseimbangan dan eksternal sehingga mata terfiksasi ke satu titik, meskipun kepala
bergerak dan mempersepsikan gerakan dan orientasi. Sebagian orang, oleh sebab yang
vestibularis dan koklea mengandung cairan telinga dalam yang sama, sehingga dapat
13
berdenging di telinga dan gangguan pendengaran. Selama episode ini, yang
bersangkutan tidak dapat berdiri tegak dan merasa seolah dirinya atau benda di
bergerak (karena orang itu tidak dapat memfokuskan mata ke target selama
pergerakan).7
2.3.1 Definisi
Vertigo didefinisikan sebagai persepsi subjektif dari gerakan rotasi atau translasi
tanpa adanya stimulus eksternal. Benign paroxysmal positional vertigo (BPPV) adalah
penyakit organ vestibular perifer yang paling umum dan ditandai dengan sensasi
berputar yang tiba-tiba dan sementara yang disertai dengan nistagmus yang khas.
14
dan dapat berkisar dalam tingkat keparahan dari pusing ringan hingga episode
melemahkan yang dapat menyebabkan mual atau muntah, dan secara signifikan
2.3.2 Epidemiologi
Prevalensi BPPV pada populasi umum yaitu antara 11 sampai 64 per 100.000
penduduk. Dari kunjungan 5,6 miliar orang ke rumah sakit dan klinik di Amerika
Serikat dengan keluhan pusing didapatkan prevalensi 17% - 42% pasien didiagnosis
BPPV. Di Indonesia, BPPV merupakan vertigo perifer yang paling sering ditemui,
yaitu sekitar 30%. Proporsi antara wanita lebih besar dibandingkan dengan pria yaitu
2,2 : 1,5. Usia penderita BPPV biasanya pada usia 50-70 tahun, paling banyak adalah
diatas 51 tahun. Jarang ditemukan pada orang berusia kurang dari 35 tahun bila tidak
2.3.3 Etiologi
Sebagian besar kasus BPPV bersifat idiopatik dan mungkin disebabkan oleh
trauma kepala, atau cara apapun yang menyebabkan kekuatan mekanik yang cukup
mencapai telinga bagian dalam. Selanjutnya, penyakit ini dapat berkembang melalui
gangguan telinga bagian dalam yang pada akhirnya menyebabkan degradasi dan
pemisahan otokonia dari substrat gelatin asli mereka. Ini termasuk neuritis vestibular,
15
2.3.4 Patogenesis
Benign Paroxysmal Positional Vertigo disebabkan ketika otolith yang terdiri dari
kalsium karbonat yang berasal dari makula pada utrikulus yang lepas dan bergerak
dalam lumen dari salah satu kanal semisirkular. Kalsium karbonat dua kali lebih padat
pergerakan akseleratif lain. Ketika kristal kalsium karbonat bergerak dalam kanal
Nistagmus mengacu pada gerakan osilasi yang ritmik dan berulang dari bola
mata. Stimulasi pada kanal semisirkular paling sering menyebabkan “jerk nystagmus”,
yang memiliki karakteristik fase lambat (gerakan lambat pada satu arah) diikuti oleh
fase cepat (kembali dengan cepat ke posisi semula). Arah dari nistagmus ditentukan
oleh eksitasi saraf ampula pada kanal yang terkena oleh sambungan langsung dengan
nistagmus tersendiri. Kanalitiasis mengacu pada partikel kalsium yang bergerak bebas
dalam kanal semisirkular. Sedangkan kupulolitiasis mengacu pada kondisi yang lebih
jarang dimana partikel kalsium melekat pada kupula itu sendiri. Konsep “calcium jam”
pernah diusulkan untuk menunjukkan partikel kalsium yang kadang dapat bergerak,
Alasan terlepasnya kristal kalsium karbonat dari makula belum dipahami dengan
pasti. Debris kalsium dapat pecah karena trauma atau infeksi virus, tapi pada
16
banyak keadaan dapat terjadi tanpa trauma atau penyakit yang belum diketahui.
Mungkin ada kaitannya dengan perubahan protein dan matriks gelatin dari membran
otolith yang berkaitan dengan usia. Pasien dengan BPPV diketahui lebih banyak
terkena osteopenia dan osteoporosis daripada kelompok kontrol, dan mereka dengan
BPPV berulang cenderung memiliki skor densitas tulang yang terendah. Penelitian
pada umumnya. Tetapi perlu ditentukan apakah terapi osteopenia atau osteoporosis
dan 8% pada kedua kanal posterior. Kanal horizontal terkena sekitar 5% dari kasus dan
Gejala klinis utama adalah berupa pusing berputar. Keluhan pusing biasanya
dideskripsikan sebagai sensasi lingkungan yang berputar. Onsetnya akut, berat dan
menghilang dalam beberapa detik hingga < 1 menit biasanya tiba-tiba saat perubahan
posisi kepala, seperti saat akan tidur, memiringkan kepala, atau saat bangun dari posisi
berbaring.3
mual, muntah dan keluhan-keluhan lain (drop attack, gangguan penglihatan, disatria,
disfonia, gangguan pergerakan atau sensibilitas) bilamana keluhan ini ada dan
17
serebrovaskuler.3
2.3.6.1 Anamnesis
Pasien biasanya mengeluh vertigo dengan onset akut kurang dari 10-30 detik
akibat perubahan posisi kepala dan tidak disertai dengan gejala tambahan selain mual
pada beberapa pasien. Gejala vertigo yang dihasilkan dari kanal posterior BPPV
biasanya digambarkan oleh pasien sebagai sensasi rotasi atau berputar ketika pasien
mengubah posisi kepala relatif terhadap gravitasi. Posisi yang memicu adalah berbalik
di tempat tidur pada posisi lateral, bangun dari tempat tidur, melihat ke atas dan
menit atau kurang dan adanya batasan dalam bergerak untuk menghindari cetusan
vertigo.12
Beberapa pasien yang rentan terhadap mabuk (motion sickness) mungkin merasa
mual dan pusing selama berjam-jam setelah serangan vertigo, tetapi kebanyakan pasien
merasa baik-baik saja di antara episode vertigo. Jika pasien melaporkan episode vertigo
spontan, atau vertigo yang berlangsung lebih dari 1 atau2 menit, atau jika episode
vertigo tidak pernah terjadi di tempat tidur atau dengan perubahan posisi kepala, maka
a. Manuver Dix-Hallpike
18
mengidentifikasi adanya BPPV kanal posterior. Tes ini tidak boleh dilakukan pada
pasien yang memiliki masalah dengan leher dan punggung.3,4,13 Cara melakukan
manuver Dix-Hallpike :
19
Gambar 2.9 Manuver Dix-Hallpike12
b. Tes Kalori
Tes kalori ini dianjurkan oleh Dix dan Hallpike. Pada cara ini dipakai 2 macam
air, dingin dan panas. Suhu air dingin adalah 300C, sedangkan suhu air panas adalah
440C. Volume air yang dialirkan ke dalam liang telinga masing- masing 250 ml, dalam
waktu 40 detik. Setelah air dialirkan, dicatat lama nistagmus yang timbul. Setelah
telinga kiri diperiksa dengan air dingin, diperiksa telinga kanan dengan air dingin juga.
Kemudian telinga kiri dialirkan air panas, lalu telinga kanan. Pada tiap- tiap selesai
pemeriksaan (telinga kiri atau kanan atau air dingin atau air panas) pasien diistirahatkan
20
Gambar 2.10 Tes Kalori4
Waktu
Langkah Telinga Suhu Air Arah Nistagmus
Nistagmus
Pertama Kiri 300C Kanan Kanan a….. detik
Kedua Kanan 300C Kanan Kanan b….. detik
Ketiga Kiri 400C Kanan Kanan c….. detik
Keempat Kanan 400C Kanan Kanan d….. detik
Hasil tes Kalori dihitung dengan menggunakan rumus Sensitivitas L-R : (a+c)-
(b+d). Dalam rumus ini dihitung selisih waktu nistagmus kiri dan kanan. Bila selisih
< 40 detik maka kedua fungsi vestibuler dalam keadaan seimbang. Tetapi bila selisih
> 40 detik, maka yang mempunyai waktu nistagmus lebih kecil mengalami paresis
kanal.3
Pasien yang memiliki riwayat yang sesuai dengan BPPV, yakni adanya vertigo
yang diakibatkan perubahan posisi kepala, tetapi tidak memenuhi kriteria diagnosis
BPPV kanal posterior harus diperiksa ada tidaknya BPPV kanal lateral. Dokter harus
menginformasikan pada pasien bahwa manuver ini bersifat provokatif dan dapat
21
menyebabkan pasien mengalami pusing yang berat selama beberapa saat. Tes ini
dilakukan dengan memposisikan pasien dalam posisi supinasi atau berbaring terlentang
dengan kepala pada posisi netral diikuti dengan rotasi kepala 90 0 dengan cepat ke satu
sisi dan dokter mengamati mata pasien untuk memeriksa ada tidaknya nistagmus.
Setelah nistagmus mereda (atau jika tidak ada nistagmus), kepala kembali menghadap
ke atas dalam posisi supinasi. Setelah nistagmus lain mereda, kepala kemudian diputar/
dimiringkan 900 ke sisi yang berlawanan, dan mata pasien diamati lagi untuk
terkait dalam durasi dengan vertigo subjektif yang dialami pasien dan hanya terjadi
setelah memposisikan Dix-Hallpike pada sisi yang terkena. Diagnosis presumtif dapat
22
dibuat dengan riwayat saja, namun nistagmus posisional paroksismal menegaskan
diagnosisnya.4
BPPV tipe kanal lateral (horizontal) terkadang dapat ditimbulkan oleh Dix-
Hallpike manuver. Namun cara yang paling dapat diandalkan untuk mendiagnosis
BPPV horizontal adalah dengan supine roll test atau supine head turn maneuver
Tipe Geotrofik
Pada tipe ini, rotasi ke sisi patologis menyebabkan nistagmus horizontal yang
bergerak (beating) ke arah telinga paling bawah. Ketika pasien dimiringkan ke sisi lain,
sisi yang sehat, timbul nistagmus horizontal yang tidak begitu kuat, tetapi kembali
Tipe Apogeotrofik
Pada kasus yang lebih jarang, supine roll test menghasilkan nistagmus yang
bergerak ke arah telinga yang paling atas. Ketika kepala dimiringkan ke sisi yang
Pada kedua tipe BPPV kanal lateral, telinga yang terkena diperkirakan adalah
telinga dimana sisi rotasi menghasilkan nistagmus yang paling kuat. Di antara kedua
tipe dari BPPV kanal lateral, tipe geotrofik adalah tipe yang paling banyak.2
23
2.3.7.3 BPPV Tipe Kanal Anterior dan Tipe Polikanalikular
posisi DixHallpike. Bentuk ini mungkin ditemui saat mengobati bentuk lain dari BPPV.
BPPV kanal anterior kronis atau persisten jarang. Dari semua tipe BPPV, BPPV kanal
anterior tampaknya tipe yang paling sering sembuh secara spontan. Diagnosisnya harus
berhubungan dengan lesi batang otak atau cerebellar dapat menghasilkan pola yang
sama.4,16
BPPV tipe polikanalikular jarang, tetapi menunjukkan bahwa dua atau lebih
kanal secara bersamaan terkena pada waktu yang sama. Keadaan yang paling umum
Nistagmus ini bagaimanapun juga tetap akan terus mengikuti pola BPPV kanal tunggal,
kasus.4,16
2.3.8 Penatalaksanaan
2.3.8.1 Non-Farmakologi
BPPV merupakan suatu penyakit yang dapat sembuh secara spontan dalam
beberapa bulan. Namun telah banyak penelitian yang membuktikan terapi dengan
mengurangi risiko jatuh pada pasien. Keefektifan dari manuver-manuver yang ada
24
bervariasi mulai dari 70%-100%. Beberapa efek samping dari melakukan manuver
seperti mual, muntah, vertigo, dan nistagmus dapat terjadi, hal ini terjadi karena adanya
debris otolitith yang tersumbat saat berpindah ke segmen yang lebih sempit misalnya
hendaknya pasien tetap berada pada posisi duduk minimal 10 menit untuk menghindari
risiko jatuh. Tujuan dari manuver yang dilakukan adalah untuk mengembalikan
Manuver Epley
Manuver Epley adalah yang paling sering digunakan pada BPPV tipe kanal
posterior. Pasien diminta untuk menolehkan kepala ke sisi yang sakit sebesar 45 0, lalu
pasien berbaring dengan kepala tergantung dan dipertahankan 1-2 menit. Lalu kepala
ditolehkan 900 ke sisi sebaliknya, dan posisi supinasi berubah menjadi lateral dekubitus
dan dipertahan 30- 60 detik. Setelah itu pasien mengistirahatkan dagu pada pundaknya
25
Gambar 2.12 Manuver Epley12
Manuver Semont
Jika kanal posterior terkena, pasien diminta duduk tegak, lalu kepala dimiringkan 450
ke sisi yang sehat, lalu secara cepat bergerak ke posisi berbaring dan dipertahankan
selama 1-3 menit. Nistagmus dan vertigo dapat diobservasi. Setelah itu pasien pindah
ke posisi berbaring di sisi yang berlawanan tanpa kembali ke posisi duduk lagi.4,14
26
Manuver Lempert Roll
Manuver ini dapat digunakan pada pengobatan BPPV tipe kanal lateral
(horizontal). Pasien berguling 3600, yang dimulai dari posisi supinasi lalu pasien
menolehkan kepala 900 ke sisi yang sehat, diikuti dengan membalikkan tubuh ke posisi
lateral dekubitus. Lalu kepala menoleh ke bawah dan tubuh mengikuti ke posisi
ventral dekubitus. Pasien kemudian menoleh lagi 90 0 dan tubuh kembali ke posisi
Manuver Gufoni
Manuver digunakan pada BPPV tipe kanal lateral (Horizontal). Pasien duduk
dengan kepala menghadap lurus ke depan dan direbahkan dengan cepat ke arah sisi lesi
(pada apogeotropic), ke arah sisi tanpa keluhan (pada geotropic), posisi ini
27
dipertahankan selama satu menit setelah nistagmus apogeotropik berakhir. Dalam
posisi rebah, kepala pasien diputar 450-600 ke arah lantai, posisi ini dipertahankan
selama 1-2 menit. Pasien kembali ke posisi semula dengan kepala menghadap ke
2.3.8.2 Farmakologi
mual dan muntah yang berat yang dapat terjadi pada pasien BPPV. Pengobatan untuk
mempunyai efek supresif pada pusat muntah sehingga dapat mengurangi mual dan
28
2.3.8.3 Tindakan Operatif
Tindakan operatif dapat dilakukan pada pasien BPPV yang telah menjadi kronik
dan sangat sering mendapat serangan BPPV yang hebat, bahkan setelah melakukan
teknik operasi yang dapat dipilih, yaitu transeksi saraf ampula posterior (singular
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Vertigo merupakan persepsi subjektif dari gerakan rotasi atau translasi tanpa
penyakit organ vestibular perifer ditandai dengan sensasi berputar yang tiba-tiba dan
sementara yang disertai dengan nistagmus yang khas. Gejala dipicu oleh perubahan
posisi kepala sehubungan dengan gravitasi. Sebagian besar kasus BPPV bersifat
BPPV ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang terdiri dari
manuver Dix-Hallpike, tes kalori dan supine roll test. Penatalaksanaan BPPV non-
Eply, Manuver Semont, Manuver Lempert Roll dan Manuver Gufoni. Penatalaksanaan
dilakukan pada pasien BPPV yang telah menjadi kronik dan sangat sering mendapat
serangan BPPV yang hebat, yaitu transeksi saraf ampula posterior (singular
30
DAFTAR PUSTAKA
31
13. Tobing DJ, Ratna MG. Diagnosis pada Benign Paroxysmal Positional Vertigo
(BPPV). Medula 2022: 12(1); 36-39.
14. Bashir K, Irfan F & Cameron P, Management of benign paroxysmal positional
vertigo (BPPV) in the emergency department. Journal of Emergency Medicine,
Trauma & Acute Care (JEMTAC), Qatar 2014;3:1-7.
15. Fife TD, Iverson DJ, Lempert T, et al. Practice parameter: Therapies for benign
paroxysmal positional vertigo (an evidence-based review): Report of the Quality
Standard Subcommittee of the American Academy of Neurology. Neurology
2008; 70:2067-73.
16. Escher A, Ruffieux C, Maire R. Efficacy Of The Barbecue Manoeuvre In Benign
Paroxysmal Vertigo Of The Horizontal Canal. Eur Arch Otorhinolaryngol 2007;
264: 1239-41.
17. Roseli Saraiva et Al “Benign Paroxymal Positional Vertigo: Diagnosis and
Treatment”. Last update: desember 2011.
18. Behar GC, Cruz MAGDL. Surgical Treatment for Recurrent Benign Paroxysmal
Positional Vertigo. International Archives of Otorhinolaryngology. 2017; 21(2):
191-194.
32