Anda di halaman 1dari 45

EFEKTIVITAS PEMBERIAN KINESIO TAPE

TERHADAP SPASTISITAS PASIEN ANAK DENGAN


CEREBRAL PALSY SPASTIC DI RSUD ULIN
BANJARMASIN

Usulan Penelitian
Diajukan guna memenuhi
sebagian syarat untuk memperoleh derajat Sarjana Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Oleh
Daru Setya Anantasisna
1910911210026

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
BANJARMASIN

Desember 2021
Usulan Penelitian oleh Daru Setya Anantasisna
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
Pada tanggal 17 Juni 2022

Dewan Penguji
Ketua (Penguji I)

dr.
NIP.

Anggota (Pembimbing I)

dr.
NIP.

Anggota (Pembimbing II)

dr.
NIP.

Anggota (Penguji II)

Dr.
NIP.

ii Universitas Lambung Mnagkurat


PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam usulan penelitian ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu

perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara

tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Banjarmasin, Desember 2021

Daru Setya Anantasisna

iii Universitas Lambung Mnagkurat


DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ..................................................................................... vi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. viii

DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian ............................................................... 4

E. Keaslian Penelitian .............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Stroke................................................................................... 7

B. Spastisitas ............................................................................ 10

C. Kinesio tape ......................................................................... 19

BAB III LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori ..................................................................... 23

iv Universitas Lambung Mnagkurat


B. Hipotesis ............................................................................... 26

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian .......................................................... 27

B. Populasi dan Sampel Penelitian........................................... 27

C. Instrumen Penelitian ............................................................ 29

D. Variabel Penelitian .............................................................. 29

E. Definisi Operasional ............................................................ 30

F. Prosedur Penelitian .............................................................. 31

G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data ........................ 34

H. Cara Analisis Data ............................................................... 34

I. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 35

J. Biaya Penelitian ................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 36

LAMPIRAN ............................................................................................... 39

v Universitas Lambung Mnagkurat


DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Keaslian Penelitan ......................................................................... 5

2.1 Skor Modified Ashworth Scale (MAS) ......................................... 13

4.1. Jadwal Kegiatan dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Pengaruh


Kinesio Taping Terhadap Otot Ekstremitas Atas Pada
Pasien Spastisitas Pasca Stroke…................................................ 35

4.2 Biaya Penelitian ............................................................................ 35

vi Universitas Lambung Mnagkurat


DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kinesio Taping.......................................................................... 21

2.2 Cara Pemasangan Kinesio tape Pada Otot Lengan Atas......... 22

3.1 Skema Kerangka Teori Penelitian Pengaruh KinesioTaping


Terhadap Otot Ekstremitas Atas Pada Pasien Spastisitas
Pasca Stroke.............................................................................. 25

3.2 Skema Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh Kinesio


Taping Terhadap Otot Ekstremitas Atas Pada Pasien
Spastisitas Pasca Stroke............................................................ 26

4.1 Skema Alur Penelitian Pengaruh Kinesio Taping


Terhadap Otot Ekstremitas Atas Pada Pasien
Spastisitas Pasca Stroke............................................................ 33

vii Universitas Lambung Mnagkurat


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

I. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian............... 40

II. Surat Persetujuan Menjadi Subjek Penelitian.......................... 42

III. Lembar isian/data isian penelitian............................................ 43

viii Universitas Lambung Mnagkurat


DAFTAR SINGKATAN

1. CP : Cerebral Palsy

2. ADDM : Autism and Developmental Disabilities Monitoring

3. RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

4. KT : Kinesio tape

5. UMN : Upper Motor Neuron

6. WHO : World Health Organization

7. GPDO : Gangguan Peredaran darah Otak

8. PIS : Perdarahan Intraserebral

9. PIV : Perdarahan Intraventrikular

10. PSA : Perdarahan Subarachnoid

11. GTO : Golgi Tendon Organ

12. LGS : Lingkup Gerak Sendi

13. MAS : Modified Ashworth Scale

14. ROM : Range Of Motion

15. SSP : Sistem Saraf Pusat

ix Universitas Lambung Mnagkurat


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cerebral palsy (CP) adalah sekelompok gangguan perkembangan gerakan

dan postur tubuh yang menyebabkan keterbatasan aktivitas, dan berkaitan dengan

gangguan non progresif yang terjadi pada perkembangan otak janin atau bayi.

Gangguan motorik sering disertai dengan gangguan sensasi, persepsi, kognisi,

komunikasi dan perilaku yang menyebabkan keterbatasan aktivitas, dan sering

disertai dengan gangguan perkembangan saraf lainnya seperti defisit kognitif atau

visual tertentu.1,2

Di Amerika Serikat, Autism and Developmental Disabilities Monitoring

(ADDM) memperkirakan prevalensi CP di antara anak-anak usia 8 tahun di

beberapa daerah aliran sungai. Prevalensi keseluruhan menurun dari 3,5 per 1000

anak berusia 8 tahun pada tahun 2006 menjadi 2,9 per 1000 pada tahun 2010.

Insiden ini lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan 2,6 hingga 2,9 per 1000

anak berusia 2 hingga 17 tahun dari Survei Kesehatan Anak Nasional 2011 hingga

2012 dan Survei Wawancara Kesehatan Nasional 2011 hingga 2013.3 Berdasarkan

data riset kesehatan dasar Republik Indonesia (Riskesdas RI) tahun 2010

prevalensi CP pada kelompok umur 24-59 bulan sebesar 0,009%.

Terdapat berbagai kemungkinan penyebab terjadinya CP, seperti adanya lesi

di otak, predisposisi genetik, dan pajanan lingkungan sekitar yang berpengaruh

pada perkembangan otak. Anak-anak yang menderita CP dapat mengalami

1 Universitas Lambung Mnagkurat


2

masalah yang berkaitan dengan tulang, deposisi lemak tubuh yang berlebih, serta

gangguan kesehatan mental. Dampak cerebral palsy yang terjadi pada tiap

individu berbeda. Kelainan yang ditimbulkan berupa gangguan dalam gerakan

tubuh, kontrol otot, koordinasi otot, refleks, postur maupun keseimbangan.

Disabilitas yang ditimbulkan akibat kelainan tersebut dapat dikurangi maupun

diperparah oleh ketersediaan akses terapi dan interaksi pasien dengan lingkungan

fisik dan sosial.4

CP dapat diturunkan dari berbagai faktor yang mempengaruhi

perkembangan otak janin dan neonatus. Contohnya, malformasi kongenital,

pembatasan pertumbuhan janin, kehamilan ganda, infeksi selama periode fetal dan

neonatus, kelahiran neonatorum, kelahiran prematur, hipotiroidisme ibu yang

tidak diobati, stroke perinatal, dan trombofilia diakui sebagai faktor risiko CP.

Kelahiran prematur, terutama sebelum usia kehamilan 28 minggu, merupakan

faktor risiko utama untuk perkembangan CP.5

CP dibagi menjadi hemiplegia, diplegia, dan quadriplegia berdasarkan jenis

bagian yang terlibat dan dibagi menjadi jenis spastik, diskinesia, dan hipotonik

berdasarkan jenis gangguan gerak. CP spastik adalah jenis CP yang paling sering

muncul, tetapi CP distonik adalah penyebab utama distonia pada masa kanak-

kanak. Terlebih, distonia kurang dikenali dan diklasifikasikan sebagai gangguan

spastisitas pada anak-anak dengan CP.6,7

Spastisitas dapat dikurangi dengan beberapa manajemen, diantaranya

manajemen konvensional, manajemen farmakologis, dan manajemen bedah. Salah

satu metode dalam manajemen konvensional yang dapat mengurangi spastisitas

Universitas Lambung Mnagkurat


3

otot adalah metode kinesio taping. Kinesio taping (KT) adalah alat terapi yang

relatif baru digunakan dalam program rehabilitasi anak dengan CP, meskipun

telah digunakan untuk waktu yang lama di bidang olahraga atau ortopedi, dan

telah disetujui sebagai intervensi tambahan untuk gangguan fungsional lainnya.

KT adalah pita khusus yang bersifat elastis dan terbuat dari serat kapas bebas

lateks yang tidak memiliki efek obat dan dirancang untuk meniru sifat elastisitas

otot, kulit, dan fasia. Pemberian KT bersama dengan program rehabilitasi lainnya

untuk anak-anak dengan CP, dapat secara positif mempengaruhi sistem

sensorimotor menghasilkan peningkatan kontrol dan koordinasi anggota gerak

atas.8

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai

efektivitas pemberian kinesio tape terhadap spastisitas pasien anak dengan

cerebral palsy spastic di RSUD Ulin Banjarmasin.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana efek pemberian kinesio

tape terhadap spastisitas pasien anak dengan cerebral palsy spastic di RSUD Ulin

Banjarmasin.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui efek pemberian

kinesio tape terhadap spastisitas pasien anak dengan cerebral palsy spastic di

RSUD Ulin Banjarmasin.

Universitas Lambung Mnagkurat


4

Tujuan khusus penelitian ini adalah:

1. Mengetahui derajat spastisitas pasien anak cerebral palsy spastic sebelum

diberikan intervensi kinesio tape di RSUD Ulin Banjarmasin.

2. Mengetahui derajat spastisitas pasien anak cerebral palsy spastic sesudah

diberikan intervensi kinesio tape di RSUD Ulin Banjarmasin.

3. Menganalisis perbedaan antara spastisitas pasien anak cerebral palsy spastic

sebelum dan sesudah diberikan intervensi kinesio taping di RSUD Ulin

Banjarmasin.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah terhadap ilmu

kedokteran mengenai ada atau tidaknya perubahan spastisitas pasien cerebral

palsy spastic setelah dilakukan pemakaian kinesio tape, sehingga dapat menjadi

tambahan referensi untuk penelitian yang dilakukan selanjutnya.

2. Manfaat praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi kepada pihak yang

berkepentingan khususnya bagian rehabilitasi medik RSUD Ulin Banjarmasin

mengenai pengaruh pemberian kinesio tape terhadap spastisitas pasien anak

cerebral palsy spastic.

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Efektivitas Pemberian Kinesio tape Terhadap Spastisitas
Pasien Anak Dengan Cerebral Palsy Spastic di RSUD Ulin Banjarmasin.

Universitas Lambung Mnagkurat


5

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Persamaan Perbedaan


(Tahun)
1 Özmen T, Effect of Kinesio Taping Variabel bebas : Variabel
Acar E, on Gait Performance kinesio taping terikat: gaya
Zoroğlu T, and Balance in Children berjalan dan
Işık H (2017) with Hemiplegic keseimbangan
Cerebral Palsy Lokasi
penelitian
2 Natsir S, Pengaruh Kinesio Variabel bebas : Variabel
Noviana M, Taping dan Abduction kinesio taping terikat: panjang
Rustyanto D Brace Terhadap Panjang otot adduktor
(2017) Otot Adduktor Hip pada hip
Anak Palsi Serebral Lokasi
Tipe Spastik Diplegi penelitian
3 Barniah Perbedaan Penambahan Variabel
(2018) Kinesio tape Pada Variabel bebas terikat:
Manual Stertching : kinesio taping fleksibilitas
Untuk Meningkatkan otot hamstring
Fleksibilitas Otot Lokasi
Hamstring Pada Anak penelitian
Cerebral Palsy Spastik
Diplegi

Penelitian ini merupakan penelitian yang berbeda dengan penelitian

sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya menggunakan variabel yang berbeda,

dimana pada penelitian ini menggunakan variabel terikat berdasarkan tonus otot

pada daerah ekstremitas atas yang mengalami spastisitas. Penelitian ini

menggunakan data primer dari pasien bagian rehabilitasi medik RSUD Ulin

Banjarmasin.

Universitas Lambung Mnagkurat


6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Cerebral Palsy

1. Definisi

Cerebral Palsy (CP) adalah sekelompok gangguan yang mempengaruhi

kemampuan seseorang untuk bergerak dan menjaga keseimbangan dan postur. CP

adalah kecacatan motorik yang paling umum di masa kanak-kanak. Cerebral

artinya berhubungan dengan otak. Palsy berarti kelemahan atau masalah dengan

menggunakan otot. CP disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal

atau kerusakan pada otak yang sedang berkembang yang mempengaruhi

kemampuan seseorang untuk mengontrol otot-ototnya.9

2. Epidemiologi

CP adalah penyebab paling umum dari kecacatan masa kanak-kanak di

Eropa dan Amerika. Insidennya 2-2,5/1000 kelahiran hidup. Beberapa anak-anak

yang mengalami sindrom ini tidak dapat bertahan hidup dan prevalensinya

bervariasi antara 1-5/1000 bayi di berbagai negara. Perlu diperhatikan bahwa

perbaikan dalam perawatan perinatal dan obstetrik akan menurun kejadian CP.

Namun, kejadiannya tidak menurun dan prevalensi keseluruhan meningkat selama

tahun 1980-an dan 1990-an.10

3. Klasifikasi

Universitas Lambung Mnagkurat


7

CP dapat dibagi ke dalam beberapa tipe berdasarkan gangguan motorik,

sebagai berikut.

1. Spastik sebesar 80 – 90% merupakan bentuk paling umum. Otot terlihat kaku

dan ketat. Muncul karena kerusakan korteks motorik (area motorik di otak).

Orang dengan cp ini hipertonik dan memiliki apa yang dasarnya mobilitas

neuromuskular (sebaliknya) daripada hipotonia atau kelumpuhan) yang berasal

dari lesi neuron motorik atas di otak serta traktus kortikospinalis atau korteks

motorik. Ini kerusakan merusak kemampuan beberapa reseptor saraf di tulang

belakang untuk menerima GABA, yang menyebabkan hipertonia pada otot

ditandai oleh saraf yang rusak itu.10,15

2. Diskinesia sebesar 6% memiliki karakteristik gerakan involunteer seperti

distonia, atetosis dan atau chorea. Muncul karena kerusakan area Ganglia Basalis

di otak. Cerebral palsy diskinetik adalah hipertonia dan hipotonia bercampur

dengan involunter gerakan. Orang dengan CP Diskinetik mengalami masalah

menahan diri dalam posisi tegak dan stabil untuk duduk atau berjalan, dan sering

menunjukkan tanpa sadar gerakan. Kerusakan terjadi pada piramida ekstra sistem

motorik dan/atau traktus piramidalis dan ke ganglia basalis.10,15

3. Ataxia sebesar 5% memiliki karakteristik gerakan gemetar. Mempengaruhi

keseimbangan dan kesadaran posisi dalam ruang. Muncul karena kerusakan pada

area Cerebellum otak. Jenis CP yang langka ini mempengaruhi keseimbangan dan

persepsi. Anak-anak dengan CP ini akan sering mengalami koordinasi buruk dan

berjalan goyah dengan gaya berjalan lebar, menempatkan kaki mereka sangat

jauh. Mereka mengalami kesulitan dengan gerakan cepat atau tepat, seperti

Universitas Lambung Mnagkurat


8

menulis atau mengancingkan baju. Mereka juga memiliki tremor, seperti meraih

buku, yang disertai dengan gemetar yang semakin parah semakin dekat tangan

mereka sampai ke objek.10,15

4. Tipe campuran adalah CP kombinasi yang memiliki dua tipe motorik yang

berbeda, seperti spastik dan distonia.10

Selanjutnya, CP dapat juga dapat dibedakan berdasarkan bagian tubuh yang

terdampak misalnya.10

a. Spastik Quadriplegia/ Bilateral yaitu mempengaruhi anggota gerak kedua

lengan dan tungkai terpengaruh. Otot-otot batang tubuh, muka, mulut juga sering

terpengaruhi.

b. Spastik Diplegia/ Bilateral yaitu mempengaruhi anggota gerak kedua tungkai

terpengaruh, lengan juga mungkin terpengaruh, namun pada tingkat yang lebih

rendah.

c. Spastik Hemiplegia/ Unilateral yaitu mempengaruhi anggota gerak salah satu

sisi tubuh (satu lengan dan satu tangan).

Sistem klasifikasi fungsional motorik kasar / Gross Motor Function

Classification System (GMFCS) berdasarkan kemampuan untuk memulai

pergerakan dengan lebih menekankan pada duduk, berpindah tempat, dan

bergerak.12

Tabel 2.2 Klasifikasi Gross Motor Function Classification System (GMFCS).12

Tingkat Deskripsi

Universitas Lambung Mnagkurat


9

I Berjalan tanpa hambatan

II Berjalan dengan hambatan

III Berjalan dengan menggunakan alat bantuan pegangan tangan

IV Bergerak sendiri dengan hambatan, kadang memakai alat bantu mobilitas.

V Berpindah tempat dengan menggunakan kursi roda

Gambar 2.1 Visualisasi dari Gross Motor Function Classification System

(GMFCS).12

3. Faktor risiko

Cerebral Palsy disebabkan oleh gangguan nonprogresif di dalam otak janin

atau bayi yang sedang berkembang. Gangguan tersebut dapat terjadi ketika bayi

Universitas Lambung Mnagkurat


10

dalam kandungan (intrauterine/prenatal), saat lahir (perinatal) atau setelah lahir

(postnatal).

1. Prenatal

Faktor resiko pada masa prenatal yang banyak menyebabkan kejadian

CP adalah berat badan bayi lahir rendah (BBLR), periventricular

leukomalacia (PVL) pada prematuritas, (IVH), sedangkan pada bayi cukup berat

badan faktor resiko terbesar adalah hipoxichemic encephalopathy (HIE).

Preeklamspsia, chorioamnionitis, dan intrauterine growth restriction (IUGR) juga

meningkatkan resiko kejadian CP. Penyebab lain pada masa prenatal adalah

kejadian vaskulerseperti oklusi pada arteri, dan infeksi TORCH.5,21,22

2. Perinatal

Faktor resiko pada masa perinatal yang banyak menyebabkan kejadian

CP adalah asfiksia lahir, intrapartum hipoksia seperti pada aspirasi mekonium,

pendarahan anterpartum, kelahiran dengan penyulit seperti kelahiran yang

lama, kelahiran sungsang, operasi sectio caesar emeregensi,dan juga

kelahiran dengan menggunakan alat bantu.22

3. Postnatal

Faktor resiko pada masa post natal yang banyak menyebabkan kejadian CP

adalah kejadian infeksi dan kejadian trauma. Septisemia, meningitis, dan

meningoensephalitis merupakan infeksi yang banyak menyebabkan kejadian CP.

Karena itu perlu dilakukan vaksinasi untuk menurunkan resiko kejadian

gangguan neurologi pada anak.

Universitas Lambung Mnagkurat


11

4. Etiologi

Etiologi dapat disebabkan karena adanya komplikasi seperti berat badan

lahir rendah, asfiksia lahir, pemisahan prematur plasenta, dan janin abnormal

posisi dikaitkan dengan penyakit ini. Jika seorang ibu atau bayi menderita salah

satu dari kondisi terkait ini, tidak berarti ini akan menghasilkan CP, walaupun

prevalensi untuk mengidap CP menjadi lebih tinggi. Beberapa faktor risiko juga

memainkan peran utama dalam patogenesis CP dan mungkin terjadi saat prenatal,

perinatal, dan postnatal.11

CP juga dapat disebabkan oleh beberapa hal seperti malformasi otak

kongenital oleh infeksi intrauterin (infeksi Toxoplasma, Rubella,

Cytomegalovirus, Herpes virus dan sifilis), anoksia / hipoksia yang dialami bayi

selama proses kelahiran, trauma (disproporsi sefalopelvik, sectio caesaria),

prematuritas, dan hiperbilirubinemia, infeksi (meningitis, ensefalitis yang terjadi 6

bulan pertama kehidupan), anoksia, dan luka parut pada otak setelah operasi.12

5. Patofisiologi

Patogenesis spastisitas diduga meningkat dalam eksitabilitas neuron motorik

bawah. Ini hadir sebagai refleks regangan hiperaktif pada pemeriksaan klinis.

Banyak hipotesis mencoba menjelaskan hipereksitabilitas ini. Satu menunjukkan

perubahan keseimbangan rangsang dan penghambatan masukan ke kumpulan

neuron motorik. Ketika input penghambatan berkurang, interneuron mengirimkan

impuls rangsang ke neuron motorik yang lebih rendah dan mengakibatkan refleks

tonus otot meningkat.10

Universitas Lambung Mnagkurat


12

6. Manifestasi Klinis

Manifestasi secara umum dapat terlihat adanya gangguan yang

mempengaruhi perkembangan gerakan dan postur, sering disertai dengan

gangguan sensasi, persepsi, kognisi, dan perilaku. Ini hasil dari kerusakan pada

otak janin atau bayi. Sekelompok heterogen gangguan motorik nonprogresif yang

disebabkan oleh cedera otak kronis yang berasal dari periode prenatal, periode

perinatal, atau beberapa tahun pertama kehidupan. Gangguan motorik dapat

berkisar dari kesulitan dengan kontrol motorik halus hingga kelenturan parah

(kelenturan otot) di semua anggota badan. Diplegia spastik (penyakit kecil) adalah

subtipe yang paling umum, dan ditandai dengan spastisitas yang lebih menonjol di

kaki daripada di lengan. Secara patologis, kondisi ini mungkin berhubungan

dengan leukomalacia, periventrikular.

7. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis lengkap tentang riwayat

kehamilan, perinatal dan pascanatal, dan memperhatikan faktor risiko terjadinya

cerebral palsy. Juga pemeriksaan fisik lengkap dengan memperhatikan

perkembangan motorik dan mental dan adanya refleks neonatus yang masih

menetap. Pada bayi yang mempunyai risiko tinggi diperlukan pemeriksaan

berulang kali, karena gejala dapat berubah, terutama pada bayi yang dengan

hipotoni, yang menandakan perkembangan motorik yang terlambat; hampir semua

cerebral palsy melalui fase hipotoni. Pemeriksaan penunjang lainnya yang

diperlukan adalah foto polos kepala, pemeriksaan pungsi lumbal. Pemeriksaan

Universitas Lambung Mnagkurat


13

EEG terutama pada penderita yang disertai kejang. Pemeriksaan MRI dilakukan

untuk mencoba mencari pusat lesi pada otak. Pemeriksaan psikologi untuk

menentukan tingkat kemampuan intelektual yang akan menentukan cara

pendidikan ke sekolah biasa atau sekolah luar biasa.13

8. Tatalaksana

Dalam beberapa dekade terakhir, dasar bukti CP telah berkembang pesat,

dokter dan keluarga banyak mencoba melakukan penatalaksanaan CP dengan

intervensi yang lebih baru, lebih aman dan efektif. Operasi ortopedi, obat

antispastisitas, stimulasi listrik neuromuskuler dan intervensi pembelajaran

motorik telah menjadi populer dalam tatalaksana CP. Namun fisioterapi

tradisional masih banyak digunakan sebagai intervensi yang bermanfaat dalam

penatalaksanaan anak dengan CP.12

B. Spastisitas

1. Definisi

Spastisitas didefinisikan sebagai kontraksi otot yang berkelanjutan yang

disebabkan oleh peningkatan tonus otot dan refleks tendon dalam yang sebagian

disebabkan oleh penurunan ambang refleks regangan rangka. Hal ini sering

digambarkan sebagai aktivitas otot yang berlebihan. Spastisitas terjadi karena

kerusakan upper motor neuron (UMN) dari jalur kortikoretikular di korteks otak

atau kapsul internal, atau kerusakan pada UMN di saluran retikulospinal atau

Universitas Lambung Mnagkurat


14

vestibulospinal di sumsum tulang belakang. Spastisitas dapat terjadi secara

sporadis atau terus menerus, untuk periode durasi pendek dan panjang.18

2. Patofisiologi

Spastisitas timbul bila terdapat peningkatan tegangan otot yang berlangsung

terus menerus pada saat otot tersebut diregangkan secara pasif. Tegang otot ini

disebabkan reflek regang yang berlebihan, adanya peningkatan kepekaan terhadap

rangsang pada reseptor proprioseptif yang terdapat dalam otot. Ketegangan otot

tidak timbul pada awal gerakan pasif, tetapi timbul dan meningkat bersamaan

dengan semakin teregangnya otot.19

Teori spastisitas menunjukkan bahwa timbulnya spastisitas merupakan

ketidakseimbangan antara sistem eksitatorik dan sistem inhibitorik di otak bagian

tengah serta formasio retikularis batang otak.19

Beberapa bentuk kenaikan tonus otot dapat timbul disebabkan karena:

1. Kerusakan yang mengenai area motorik di korteks

2. Pemutusan impuls superior ke area inhibitor retikuler di batang otak

3. Penguatan rangsang dari area fasilitasi atau retikuler di otak bagian tengah dan

batang otak.

Keadaan tersebut diatas akan menimbulkan luapan fasilitasi ke medula

spinalis, yang dijalarkan melalui lintasan retikulospinal, vestibulospinal dan lain-

lain, dan mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan antara sistem motor

neuron alfa dan gamma. Kegagalan/hilangnya pengaruh inhibisi sentral yang

secara normal menekan/mengurangi reflek regang spinal (spinal stretch reflex)

Universitas Lambung Mnagkurat


15

akan diikuti oleh kontraksi otot yang berlebihan (hipereksitabilitas) apabila

diregangkan. Hal ini merupakan dasar utama terjadinya spastisitas.19

3. Penilaian spastisitas

- Pemeriksaan Fisik Spastisitas

Anggota gerak diposisikan dalam keadaan rileks, kemudian di fleksikan

atau diekstensikan secara tiba-tiba. Munculnya spastisitas tergantung dari

kecepatan gerak (velocity dependent) dan spastisitas biasanya melibatkan fleksor

anggota gerak atas dan ekstensor anggota gerak bawah. Hal ini terjadi pada awal

lingkup gerak sendi (LGS) dan khas ditandai dengan relaksasi yang terjadi secara

tiba-tiba (seperti mekanisme pisau lipat) dari anggota gerak ketika suatu kekuatan

statis yang digunakan terus menerus pada sebuah anggota gerak spastik.

- Modified Ashworth Scale (MAS)

Modified Ashworth Scale (MAS) merupakan skala yang paling sering

digunakan untuk mengukur skala spastisitas karena hasil pengukurannya yang

lebih reabilitas dibandingkan dengan hasil dari skala pengukuran yang lainnya.

Skala ini mengukur resistensi yang terjadi ketika jaringan diregangkan secara

pasif dan dilakukan sebagai berikut:19

1) Pemeriksaan dilakukan dalam posisi supine (posisi ini menghasilkan

pengukuran yang lebih akurat dan skor yang lebih rendah karena adanya

tekanan pada bagian tubuh akan meningkatkan spastisitas).

2) Anggota gerak digerakkan dengan kecepatan yang sesuai dengan kecepatan

gravitasi (didefinisikan sebagai kecepatan ketika anggota gerak yang non-

spastik jatuh secara alami atau cepat).

Universitas Lambung Mnagkurat


16

3) Tes dilakukan maksimal tiga kali untuk setiap sendi. Apabila dilakukan

lebih dari tiga kali, efek singkat dari peregangan akan mempengaruhi skors.

4) Tes dilakukan sebelum pemeriksaan lingkup gerak sendi karena

pemeriksaan lingkup gerak sendi dapat menyebabkan peregangan singkat

dan dapat mempengaruhi skor.15

Tabel 2.2 Skor Modified Ashworth Scale (MAS). 19

Skor Modified Ashworth Scale

0 Tidak ada peningkatan tonus otot

1 Sedikit peningkatan tonus otot, dimanifestasikan sebagai tahanan dan


pelepasan atau dengan perlawanan minimal pada akhir LGS ketika bagian
yang diperiksa difleksikan, diekstensikan.

1+ Sedikit peningkatan tonus otot, dimanifestasikan sebagai tahanan diikuti


dengan perlawanan minimal pada sisa (<50%) LGS.

2 Peningkatan tonus otot pada seluruh LGS, namun bagian yang terkena
masih dapat digerakkan dengan mudah.

3 Peningkatan tonus otot yang lebih nyata, gerakan pasif sulit.

4 Bagian yang terkena menjadi rigid pada gerakan fleksi atau ekstensi.

C. Kinesio Taping

Kinesio taping adalah sebuah pengobatan non farmakologi yang

dikembangkan oleh Dr. Kenzo Kase sekitar 5 tahun yang lalu di Jepang.

Karakterisrik dari kinesio taping sendiri adalah sama dengan kulit manusia.

Dengan bobot, ketebalan, dan elastisitas hingga 130% - 140%. Ini membuat

kinesio taping menjadi “lapisan kedua” kulit, sehingga aplikasinya jauh lebih

aman dan efektif.15,16

Universitas Lambung Mnagkurat


17

Kinesio tape terbuat dari kapas dengan lapisan perekat anti alergi yang yang

bersifat elastis dan cepat kering. Sifat-sifat ini membuat kinesio tape dapat

bertahan dan dipakai untuk waktu yang lama periode, secara umum, pita ini dapat

bertahan selama 3 hingga 5 hari.16

Kinesio tape dapat mendukung sendi dengan memperbaiki fungsi otot,

memulihkan proprioception, mengoptimalkan keselarasan postural dan

merangsang reseptor cutaneous. Ini dapat mengurangi rasa sakit dan memberikan

umpan balik proprioception untuk mencapai dan mempertahankan postur tubuh

alami juga.17

Gambar 2.2 Contoh penggunaan kinesio tape pada ekstremitas bawah.7

Universitas Lambung Mnagkurat


18

BAB III

LANDASAN TEORI

A. Landasan Teori

Cerebral Palsy (CP) adalah gangguan neurologis non-progresif terjadi di

otak yang belum matang, dan adalah salah satu penyebab paling umum disabilitas

di kalangan anak-anak. Cerebral palsy tipe spastik merupakan tipe yang paling

sering teridentifikasi. Rata-rata prevalensi mencapai 80% dengan rentang 65%-

98%.16. Spastisitas merupakan tantangan terbesar dalam proses rehabilitasi pada

anak dengan CP. Gangguan-gangguan ini menyebabkan penurunan kualitas hidup

pada penderita CP.20

Tidak ada terapi khusus untuk otak yang mengalami kerusakan pada

penderita CP. Penanganannya (medikasi, fisioterapi, operasi) fokus pada

peningkatan kualitas hidup penderita. Hal ini dilakukan dengan cara mengurangi

nyeri, gangguan muskuloskeletal, dan komorbiditas lainnya. Anak dengan CP

akan mengalami gangguan kualitas hidup, baik secara fungsional maupun

psikososial, jika dibandingkan dengan rekan sebayanya yang normal.20 Saat ini

ada juga metode lain yang tersedia disebut kinesio taping (KT) atau

neuromuskular perban.16

Kinesio tape dapat mempengaruhi tonus otot karena adanya respon dari SSP

terhadap umpan balik perifer yang berasal dari aferen perifer pada kulit, otot,

maupun proprioseptor dari sendi melalui sistem umpan balik perifer. Secara

fisiologis, kinesio tape akan menstimulasi sinyal aferen pada kulit pada sistem

Universitas Lambung Mnagkurat


19

saraf perifer. Stimulasi ini membantu rangsangan ke korteks sehingga performa

fungsional otot meningkat.16

Kerangka teori pada penelitian ini sebagai berikut

Cerebral Palsy

Spastisitas

Manajemen Manajemen Manajemen


Konvensional Farmakologi Bedah

Pengurangan
stimulasi yang
mengganggu
Mengurangi aktivitas
gelendong otot yang
Peregangan, Kinesio Taping naik yang
casting, ortosa menyebabkan
penurunan stimulasi
aferen.
Stimulasi
listrik
Mengurangi
ketegangan visco-
Positioning elastis mioarticular

Modalitas Spastisitas
fisik berkurang

Gambar 3.1 Kerangka Teori Usulan Penelitian Penelitian Efektivitas Pemberian Kinesio
tape Terhadap Spastisitas Pasien Anak Dengan Cerebral Palsy Spastic Di RSUD Ulin
Banjarmasin.

Universitas Lambung Mnagkurat


20

Cerebral palsy
spastic

Penilaian nyeri sebelum


pemberian kinesio tape dengan
menggunakan MAS

Pemberian kinesio tape

Penilaian spastisitas setelah


pemberian kinesio tape
dengan menggunakan MAS

Analisa perbandingan nyeri


sebelum dan sesudah
pemberian kinesio tape

Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh Kinesio Taping Terhadap Tonus Otot
Ekstremitas Atas Pada Pasien Spastisitas Pasca

B. Hipotesis

H0: Tidak ada pengaruh kinesio taping terhadap spastisitas pada pasien

Cerebral palsy spastic.

H1: Terdapat pengaruh kinesio taping terhadap spstisitas pada pasien Cerebral

palsy spastic.

Universitas Lambung Mnagkurat


21

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pretest and postest dengan

pendekatan melalui pengamatan dan wawancara secara langsung dengan

responden di RSUD Ulin Banjarmasin.

B. Populasi dan Subjek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien CP Spastic yang berobat

ke Bagian Rehabilitasi Medik RSUD Ulin Banjarmasin.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian dan

dianggap memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Sampel dalam penelitian ini

dipilih secara non-probability sampling dengan metode purposive sampling yaitu

pasien yang diberi terapi Cold Pack di RSUD Ulin Banjarmasin yang memenuhi

kriteria inklusi dan ekslusi dalam penelitian

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Pasien yang telah didiagnosis Cerebral Palsy Spastic oleh dokter

spesialis (standard klinis).

2. Pasien Cerebral Palsy Spastic yang setuju akan diterapi dengan

Cold Pack diRSUD Ulin Banjarmasin.

Universitas Lambung Mnagkurat


22

3. Pasien Spastisitas dengan skor Modified Ashworth Scale 1-3.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Pasien yang mengalami spastisitas bukan karena Cerebral Palsy


Spastic.

2. Pasien spastisitas dengan skor Modified Ashworth Scale 0 atau 4.

3. Pasien yang mendapatkan terapi farmakologi (blok fenol dan

etanol, injeksitoksin botulinum, dan pompa baclofen).

4. Pasien dengan luka terbuka pada area yang akan dilakukan intervensi.

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Lembar informed consent

2. Lembar biodata subjek penelitian.

3. Lembar penilaian.

4. Lembar skor Modified Ashworth Scale

5. Kinesio Taping merek BSN Leukotape-K®

D. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitiaan ini adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah pemberian Kinesio tape terhadap

spastisitas pasien Cerebral Palsy Spastic.

2. Variabel terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah skor spastisitas yang dinilai

dengan Modified Ashworth Scale pada pasien Cerebral Palsy Spastic

dengan spastisitas.

Universitas Lambung Mnagkurat


23

3. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu pada penelitian ini adalah pasien yang mendapatkan

terapi lain, seperti pasien yang telah mendapatkan terapi injeksi toksin

botulinum.

E. Definisi Operasional

1. Kinesio tape adalah modalitas perawatan rehabilitasi dengan bahan perekat

elastis dengan regangan tinggi yang dapat mengurangi edema,

meningkatkan sirkulasi aliran limfe dan darah, serta mengurangi spastisitas.

Kinesio tape yang digunakan adalah merek BSN Leukotape-K®.

2. Cerebral palsy spastic adalah sekelompok gangguan perkembangan gerakan

serta postur yang bersifat permanen dan mengakibatkan keterbatasan

aktivitas, yang ditimbulkan oleh lesi non-progresif di otak yang masih

berkembang atau imaturyang ditegakkan oleh dokter penanggung jawab

pelayanan berdasarkan kriteria ACR (klinis dan radiologis) di RSUD Ulin

Banjarmasin.

3. Spastisitas didefinisikan sebagai suatu kelainan motorik akibat dari refleks

berlebih yang menyebabkan peningkatan peregangan tonus. Spastisitas

didapatkan dari hasil skor Modified Ashworth Scale (MAS) dalam skala 0-4.

Pasien dikatakan mengalami spastisitas otot jika skor MAS 1-4.

F. Prosedur Penelitian

1. Ethical clearance

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik

Universitas Lambung Mnagkurat


24

Penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat.

2. Perizinan

Surat perizinan dibuat oleh Unit P2M dan KTI PSPD FK ULM, kemudian

surat tersebut diserahkan ke bagian Tata Usaha dan Pendidikan dan Penelitian

(Diklit) RSUD Ulin Banjarmasin. Surat tersebut kemudian diserahkan ke bagian

rehabilitasi medik di RSUD Ulin Banjarmasin.

3. Informed concent

Subjek penelitiaan akan diberi penjelasan bagaimana prosedur untuk

melaksanakan penelitian, tujuan, serta manfaat dari penelitiaan ini dan setelah itu

pihak terkait diminta untuk menandatangani lembar informed consent.

4. Pelaksanaa penelitian

a. Responden mengisi formulir yang disediakan.

b. Melakukan penilaian awal spastisitas dengan menggunakan skor Modified

Ashworth Scale

c. Melakukan pemasangan kinesio tape

- Subjek yang dilakukan pemasangan kinesio taping dalam posisi duduk

dimana otot-otot lengan berada dalam posisi relax dan lengan pronasi.

- Kinesio tape dipasang oleh satu petugas yang berkompeten dalam bentuk I-

strip dari lekukan siku hingga ke procesus coracoid dengan regangan 10-

15%.

d. Dilakukan penilaian kembali setelah pemakaian kinesio taping selama 5

menit dan 10 menit dengan menggunakan skor Modified Ashworth Scale.

- Pasien dalam posisi duduk atau berbaring dan dalam keadaan rileks

Universitas Lambung Mnagkurat


25

- mencatat hasil.

Berdasarkan prosedur penelitian di atas dapat dibuat alur penelitian seperti

gambar 4.1 di bawah:

Mengajukan permohonan izin dari Pengelola Karya Tulis


Ilmiah (UPKTI) dan mendapat persetujuan dari komite etik
untuk melakukan penelitian

Mengajukan surat ke bagian Tata Usaha dan Penelitian


(DIKLIT) RSUD Ulin

Meminta izin di Ruang Rehabilitasi Medik RSUD Ulin

Menentukan Responden Penelitian

Informed consent

Melakukan pengukuran spastisitas menggunakan skor


Modified Ashworth Scale.

Pemasangan kinesio taping

Pengukuran kembali spastisitas setelah pemasangan


kinesio tape selama 5 menit dan 10 menit

Pengelolaan dan Analisis data

Kesimpulan

Universitas Lambung Mnagkurat


26

Hasil penelitian
Gambar 4.1 Skema Alur Penelitian Penelitian Efektivitas Pemberian Terapi Kinesio tape
Terhadap Spastisitas Pasien Anak Dengan Cerebral Palsy Spastic Di RSUD
Ulin Banjarmas

G. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan merupakan data primer karena didapat langsung

dari pasien. Data sekunder pada penelitian ini berupa hasil pengamatan terhadap

pasien yang diterapi menggunakan kinesio taping di RSUD Ulin Banjarmasin.

Pencatatan data yang dilakukan berupa seberapa berefeknya terapi tersebut

terhadap spastisitas pasien Cerebral Palsy Spastic diterapi. Data tersebut

kemudian disajikan kedalam tabel dan dianalisis.

H. Cara Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara uji statistik

untuk menjelaskan pengaruh antar variable yang diteliti. Analisis statistik

dilakukan dengan menggunakan uji normalitas data dengan menggunakan Saphiro

Wilk, jika data terdistribusi normal akan dilakukan uji homogenitas dan apabila

homogen akan dilakukan uji Paired T Test. Namun jika data tidak terdistribusi

normal akan dilakukan Uji Wilcoxon Signed Ranks Test dengan tingkat

kemaknaan 95% untuk mengetahui pengaruh antara sebelum dan setelah

diberikan perlakuan. Semua uji statistik dilakukan dengan bantuan komputer

menggunakan software Statistical Package for The Social Sciences (SPSS) versi

20.

Universitas Lambung Mnagkurat


27

I. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di bagian Rehabilitasi Medik RSUD Ulin

Banjarmasin, dan waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juli - Oktober

2022.

Tabel 4.1. Rencana Kegiatan dan Waktu Penelitian

Bulan ke-
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Pengumpulan dan
persiapan referensi

Penyusunan proposal
Konsultasi
Seminar Skripsi I
Perbaikan
Pelaksanaan
Penelitian
Pengolahan Data
Seminar Skripsi II

J. Biaya Penelitian

Penelitian ini memerlukan biaya sebagai berikut:

1. Fotokopi dan penjilidan: :Rp. 200.000,00

2. Kinesio tape 5pcs :Rp. 900.000,00

Total :Rp. 1.100,000,00

Universitas Lambung Mnagkurat


28

DAFTAR PUSTAKA

1. Zainuddin M, Hidjah K, Tunjung IW. Penerapan Case Based Reasoning


(CBR) Untuk Mendiagnosis Penyakit Stroke Menggunakan Algoritma K-
Nearest Neighbor. Citesee. 2016;21–6.
2. Dinata CA, Safrita Y, Sastri S. Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke
pada Pasien Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten
Solok Selatan Periode 1 Januari 2010 - 31 Juni 2012. J Kesehat Andalas
[Internet]. 2012;2(2):57–61. Available from:
http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/119
3. Kuo CL, Hu GC. Post-stroke Spasticity: A Review of Epidemiology,
Pathophysiology, and Treatments. Int J Gerontol [Internet].
2018;12(4):280–4. Available from:
https://doi.org/10.1016/j.ijge.2018.05.005
4. Irdelia RR, Tri Joko A, Bebasari E. Profil Faktor Risiko yang dapat
dimodifikasi pada Kasus Stroke Berulang di RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau. Jom FK. 2014;1:1–15.
5. Kemenkes RI. Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI.
Infodatin stroke: don’t be the one. 2019. p. 10.
6. Muttaqin WW, Hidayatullah F, Doewes M. Pengembangan Model Latihan
Gerak Pasif-Aktif Terhadap Pelayanan Rehabilitatif Pasien Stroke
Hemiplegia RSUD dan RSI Fatimah Kabupaten Cilacap. J Penelit dan
Pengemb Pelayanan Kesehat. 2018;2(2):108–13.
7. Irawan DS. Metode Konvensional,Kinesiotaping, dan Motor Relearning
Programme Berbeda Efektifitas Dalam Meningkatkan Pola Jalan Pasien
Post Stroke Di Klinik Ontoseno Malang. 2011;
8. A.H. B, Elham F. Does Electrical Stimulation Reduce Spasticity After
Stroke? A Randomized Controlled Study. Clin Rehabil [Internet].
2008;22(5):418–25. Available from:
http://ovidsp.ovid.com/ovidweb.cgi?T=JS&PAGE=reference&D=emed8&
NEWS=N&AN=2008289564
9. Qafarizadeh F, Kalantari M, Ansari NN, Baghban AA, Jamebozorgi A. The
effect of kinesiotaping on hand function in stroke patients: A pilot study. J
Bodyw Mov Ther [Internet]. 2018;22(3):829–31. Available from:
https://doi.org/10.1016/j.jbmt.2017.09.015
10. Farooq MU, Chaudhry AH, Amin K, Majid A. The WHO STEPwise
Approach to Stroke Surveillance. Vol. 18, Journal of the College of
Physicians and Surgeons Pakistan. 2008.

Universitas Lambung Mnagkurat


29

11. Sitorus F, Ranakusuma TA. Buku ajar ilmu penyakit dalam. 6th ed.
Setiatati S, Alwi I, editors. Jakarta: Internal Publishing; 2014. 1557–1568
p. 2014. 1557–1568 p.
12. Marbun JT. Klasifikasi Stroke Menggunakan Convolutional Neural
Network. Universitas Sumatera Utara; 2017.
13. ATKINS BRG. Physical medicine: Rehabilitation. Vol. 27, Journal.
Medical Association of Eire. 1950. 102–107 p.
14. Syafitri Pusparani. Hubungan antara Hipertensi dan Stroke Hemoragik
pada Pemeriksaan Ct-Scan Kepala di Instalasi Radiologi RSUD Dr.
Moewardi Surakarta [Internet]. Universitas Sebelas Maret; 2009. Available
from: http://dx.doi.org/10.1016/j.refiri.2017.07.010%0Ahttp://coop-
ist.cirad.fr%0Ahttp://www.theses.fr/2014AIXM5048%0Ahttp://www.cairn.
info/revue-management-et-avenir-2010-6-page-
84.htm%0Ahttp://www.cairn.info/bifurcations--9782707156006-page-
349.htm%0Ahttp://w
15. Sari RP, Margareth Y, Sorayya RA, Saputri K, Pahlevi MFR, Akbar A.
Manajemen Spastisitas. Universitas Lambung Mangkurat; 2014.
16. Baehr M, Frotscher M. Diagnosis Topik Neurologis Duus: Anatomi,
Fisiologi, Tanda, Gejala. 5th ed. Lestari WA, editor. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran: EGC; 2016. p. 13-48
17. Nam KE, Lim SH, Kim JS, Hong BY, Jung HY, Lee JK, et al. When does
spasticity in the upper limb develop after a first stroke? A nationwide
observational study on 861 stroke patients. J Clin Neurosci. 2019;66:144–8.
18. Kuo CL, Hu GC. Post-stroke Spasticity: A Review of Epidemiology,
Pathophysiology, and Treatments. Int J Gerontol. 2018;12(4):280–4.
19. Levine, Pete. Testing Spasticity : The Modified Ashworth Scale. 2009.
20. Sari RP, Ked S, Margareth Y, Ked S. Manajemen spastisitas. 2014.
21. Gramatikova M, Nikolova E, Mitova S. Nature, application and affect os
kinesio-taping. Act Phys Educ Sport. 2014;4(2):115–9.
22. Kocyigit F, Turkmen MB, Acar M, Guldane N, Kose T, Kuyucu E, et al.
Kinesio taping or sham taping in knee osteoarthritis? A randomized,
double-blind, sham-controlled trial. Complement Ther Clin Pract [Internet].
2015;21(4):262–7. Available from:
http://dx.doi.org/10.1016/j.ctcp.2015.10.001
23. Kumbrink B. K Taping An Illustrated Guide. In Dortmund; 2012. p. 1–25.
24. Cristea A. Keefektifan Kinesio Taping Terhadap Tahap Pemulihan Pasca
Cedera Bahu Member Fitnes di Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta

Universitas Lambung Mnagkurat


30

[Internet]. Vol. 9, Revista Brasileira de Ergonomia. 2016. Available from:


https://www.infodesign.org.br/infodesign/article/view/355%0Ahttp://www.
abergo.org.br/revista/index.php/ae/article/view/731%0Ahttp://www.abergo.
org.br/revista/index.php/ae/article/view/269%0Ahttp://www.abergo.org.br/
revista/index.php/ae/article/view/106
25. Kristiyawati sri puguh. Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Stroke Di Rimah Sakit Panti Wilasa Citarim Semarang. 2009;1:1–
7.
26. Herminawati A, Suryani M, Sayono. Perbedaan Lama Rawat Inap Antara
Stroke Hemoragik Dan Stroke Non Hemoragik Di RSUD Tugurejo
Semarang [Internet]. STIKES Tolegorejo; Available from:
http://ejournal.stikestelogorejo.ac.id/index.php/ilmukeperawatan/article/vie
w/108
27. Arsandy A. Hubungan Letak Lesi Dengan Derajat Spastisitas Pada Pasien
Stroke Iskemik di RSUD Ulin Banjarmasin. Lambung Mangkurat;
28. Dahlan MS. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian
Kedokteran dan Kesehatan. 3rd ed. Jakarta: Salemba Medika; 2013. 72–75
p.

Universitas Lambung Mnagkurat


31

LAMPIRAN

Universitas Lambung Mnagkurat


32

Lampiran 1. Lembar Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian

LEMBAR PENJELASAN KEPADA


CALON SUBJEK PENELITIAN

Saya, Daru Setya Anantasisna dari Fakultas Kedokteran Universitas


Lambung Mangkurat akan melakukan penelitian yang berjudul Efektivitas
Pemberian Kinesio tape Terhadap Spastisitas Pasien Anak Dengan Cerebral Palsy
Spastic di RSUD Ulin Banjarmasin.

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui derajat spastisitas pasien anak cerebral palsy spastic sebelum


diberikan intervensi kinesio tape di RSUD Ulin Banjarmasin.
2. Mengetahui derajat spastisitas pasien anak cerebral palsy spastic sesudah
diberikan intervensi kinesio tape di RSUD Ulin Banjarmasin.
3. Menganalisis perbedaan antara spastisitas pasien anak cerebral palsy
spastic sebelum dan sesudah diberikan intervensi kinesio taping di RSUD
Ulin Banjarmasin.

Peneliti mengajak Bapak/Ibu untuk ikut serta dalam penelitian ini. Penelitian
ini membutuhkan sekitar 30 subyek penelitian, dengan jangka waktu keikutsertaan
masing-masing subjek sekitar 1 hari
A. Kesukarelaan untuk ikut penelitian
Anda bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada paksaan.
Bila Anda sudah memutuskan untuk ikut, Anda juga bebas untuk mengundurkan
diri/ berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda atau pun sanksi apapun.

B. Prosedur Penelitian
Apabila Anda bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, Anda diminta
menandatangani lembar persetujuan ini rangkap dua, satu untuk Anda simpan, dan
satu untuk untuk peneliti. Prosedur selanjutnya adalah:
1. Anda akan diwawancarai untuk menanyakan: Nama, usia, alamat, nomor
telpon, riwayat penyakit, riwayat penggunaan obat.
2. Melakukan pengukuran tonus otot menggunakan SEMG.
3. Saya akan mencatat hasil pengukuran tonus ototnya di lembar isian.

Universitas Lambung Mnagkurat


33

4. Menjalani pengukuran otot anggota gerak atas untuk menentukan panjang


kinesiotaping.
5. Dilakukan pemasangan kinesio taping.
6. Pengukuran kembali tonus otot yang sudah dipasang kinesiotaping dengan
SEMG.

C. Kewajiban subyek penelitian


Sebagai subyek penelitian, bapak/ibu/saudara berkewajiban mengikuti
aturan atau petunjuk penelitian seperti yang tertulis di atas. Bila ada yang belum
jelas, bapak/ibu/saudara bisa bertanya lebih lanjut kepada peneliti.

D. Risiko dan Efek Samping dan Penanganannya


Efek samping yang bisa saja terjadi adalah alergi pada area kulit yang di
berikan kinesio tape, maka dari itu saya akan berusaha meminimalkan efek
samping ini dengan menggunakan kinesio tape berbahan non latex.

E. Manfaat
Keuntungan langsung yang Anda dapatkan adalah anda mendapatkan
pengobatan non farmakologi untuk mengurangi ketegangan otot lengan atas tanpa
dikenakan biaya.

F. Kerahasiaan
Semua informasi yang berkaitan dengan identitas subyek penelitian akan
dirahasiakan dan hanya akan diketahui oleh peneliti. Hasil penelitian akan
dipublikasikan tanpa identitas subyek penelitian.

G. Pembiayaan
Semua biaya yang terkait penelitian akan ditanggung oleh peneliti.

H. Informasi Tambahan
Bapak/ ibu/ saudara diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang
belum jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu terjadi efek
samping atau membutuhkan penjelasan lebih lanjut, Bapak/ ibu/ saudara dapat
menghubungi Daru Setya Anantasisna pada no. HP 081331024607 dan dr. Sidik
Sp.KFR di bagian Rehabilitasi Medik RSUD Ulin Banjarmasin, atau melalui no.
HP 0811506987. Bapak/ ibu/ saudara juga dapat menanyakan tentang penelitian
kepada Komite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran
ULM

Universitas Lambung Mnagkurat


34

Lampiran II. Surat Persetujuan Menjadi Subjek Penelitian

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN


MENJADI SUBJEK PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Jenis Kelamin :
Alamat :
Usia :
Sehubung dengan dilaksanakannya penelitian tentang Pengaruh Kinesio
Taping Terhadap Tonus Otot Ekstremitas Atas Pada Pasien Spastisitas Pasca
Stroke Di RSUD Ulin Banjarmasin yang akan dilakukan oleh peneliti Daru Setya
Anantasisna, NIM 1910911210026, mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Dengan ini menyatakan bersedia menjadi subjek penelitian dan mengikuti
prosedur Penelitian yang dilakukan oleh peneliti setelah mendapatkan penjelasan
yang selengkapnya.
Demikian Surat pernyataan ini saya buat dengan kesadaran penuh dan
tanpa ada paksaan dari pihak lain, dibuat sebagai kelengkapan persyaratan
pelaksanaan Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Lambung
Mangkurat.

Banjarmasin,.................................

Saksi Peneliti Responden Penelitian

Daru Setya Anantasisna


NIM. 1910911210026

Universitas Lambung Mnagkurat


35

Lampiran III. Lembar isian/data isian penelitian

LEMBAR PENGISIAN DATA PENELITIAN

Efektivitas Pemberian Kinesio tape Terhadap Spastisitas Pasien Anak Dengan


Cerebral Palsy Spastic di RSUD Ulin Banjarmasin.
Identitas penderita
Nomor sampel : (Diisi oleh peneliti)
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pekerjaan :
Alamat :
No. telefon :
Riwayat penyakit sekarang :
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat pengobatan :
Stroke serangan ke- :
Onset spastisitas :
Stimulasi yang meningkatkan spastisitas :

Universitas Lambung Mnagkurat


36

NO. Usia Jenis Lokasi Tonus Tonus Tonus Interpretasi


Kelamin Spastis (Awal) 5' 10' Pengukuran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.

Universitas Lambung Mnagkurat

Anda mungkin juga menyukai