Anda di halaman 1dari 10

Zulhan,IP. dkk. Lit.

Rev: Pengaruh Kinesio Taping…

LITERATURE REVIEW:
PENGARUH KINESIO TAPING TERHADAP TONUS OTOT PADA
PASIEN SPASTISITAS PASCA STROKE

Intan Pertiwi Zulhan1, Muhammad Siddik2, Didik Dwi Sanyoto3


1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarmasin, Indonesia
2
Divisi Rehabilitasi Medik, Departemen Fisioterapi, RSUD Ulin, Banjarmasin, Indonesia
3
Divisi Anatomi, Departemen Biomedik, Fakultas Kedokteran,
Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin, Indonesia

Email korespondensi: intanzulhan@gmail.com

Abstract: Stroke is a cerebrocardiovascular disease that causes motor problems after stroke in the
form of spasticity. Spasticity can cause functional disorders and problems that can lead to decreased
quality of life, increased pain, joint contractures and even joint deformities. One of the rehabilitation
measures that can be used to reduce spasticity is kinesio taping (KT). This literature review was
written with the aim of knowing the effect and mechanism of KT on post-stroke patient spasticity, as
well as the factors that influence the outcome of KT insertion. The results of this paper indicate the
effect of KT on the improvement of post-stroke spasticity patients, using the Modified Asswort Scale
(MAS) score.

Keywords: kinesio taping, spasticity, stroke, post stroke spasticity

Abstrak: Stroke merupakan salah satu penyakit serebrokardiovaskular yang menyebabkan


gangguan motorik pasca stroke berupa spastisitas. Spastisitas dapat menyebabkan gangguan serta
masalah fungsional yang dapat menyebabkan turunnya kualitas hidup, nyeri yang semakin bertambah,
kontraktur sendi bahkan deformitas pada persendian. Salah satu tindakan rehabilitasi yang dapat
digunakan untuk mengurangi spastisitas adalah dengan kinesio taping (KT). Literature review ini
ditulis dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dan mekanisme KT terhadap spastisitas pada pasien
pasca stroke, serta faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pemasangan KT. Hasil penulisan ini
menunjukkan adanya pengaruh KT pada perbaikan pasien spastisitas pasca stroke, dengan
menggunakan skor Modified Asswort Scale (MAS)

Kata-kata kunci: neuromuscular electrical stimulation, stroke, spasticity.

255
Homeostasis, Vol. 4 No. 1, April 2021: 255-264

PENDAHULUAN Sebuah studi mengatakan bahwa KT


Stroke adalah kumpulan gejala yang secara positif mempengaruhi perawatan
terjadi akibat terhambatnya aliran darah ke pasien hemiplegia, menghasilkan fungsi
satu bagian otak yang dapat disebabkan tangan yang lebih baik. Studi lain pada
oleh pembekuan darah atau pecahnya tahun 2006 menyatakan hasil yang sama
pembuluh darah di otak yang bahwa penggunaan KT pada anggota gerak
mengakibatkan tidak terpasoknya oksigen atas yang mengalami dampak pasca stroke
ke sel-sel otak sehingga sel-sel otak mati.1 dapat mengurangi kejang, peningkatan
Stroke merupakan penyakit terbanyak di rentang gerak, kekuatan dan fungsi. Pada
dunia setelah penyakit jantung dan kanker penelitian sebelumnya menunjukan
dengan tingkat mortalitas dan morbiditas perubahan fungsi otot ekstensor yang lebih
yang tinggi pada orang dewasa.2,3 baik. Hal ini didukung juga dengan
Menurut data dari South East Asian penelitian-penelitian sebelumnya.7
Medical Information Center (SEAMIC), Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik
Indonesia adalah negara dengan angka untuk meneliti mengenai "Pengaruh
kematian akibat stroke terbesar dengan kinesio taping terhadap tonus otot
jenis stroke terbanyak adalah stroke ekstremitas atas pada pasien spastisitas
iskemik.1,4 Berdasarkan data dari pasca stroke.
RISKESDAS tahun 2018 di Indonesia Pada beberapa penelitian sebelumnya
sebanyak 2.120.362 orang atau 10,9% menunjukan adanya perbaikan secara
penduduk Indonesia didiagnosis oleh signifikan pada otot yang mengalami
dokter mengalami stroke.5 spastisitas setelah diberikan intervensi
Spastisitas adalah gejala umum yang menggunakan kinesio taping. Penelitian
terjadi sekitar 30% - 80% pada penderita yang menunjukan tidak ada perubahan
pasca stroke. Spastisitas ditandai oleh signifikan setelah dilkukan intervensi juga
meningkatnya kecepatan tonus otot dengan ada.
sentakan tendon berlebihan akibat dari
hiper-eksitabilitas neuron yang terlibat. M METODE PENULISAN
Salah satu metode yang dapat Pada literature review ini, penulis
mengurangi spastisitas otot adalah metode melakukan kajian terhadap berbagai
regangan menggunakan kinesio taping literatur terkait, guna mengetahui lebih
(KT). KT mampu meningkatkan. dalam perubahan yang diberikan kinesio
kemampuan sensomotoris pasien.post taping terhadap tonus otot yang mengalami
stroke. KT dapat mengaktivasi kinerja spastisitas.
saraf dan otot dengan memberi rangsangan
pada sistem neuromuskuler. KT akan HASIL DAN PEMBAHASAN
memfasilitasi. mekanoreseptor. untuk Literatur terkait pengaruh kinesio
mengarahkan gerakan yang sesuai dan taping terhadap tonus otot pasien
.memberikan rasa.nyaman pada. area yang spastisitas pasca stroke didapatkan hasil
dipasangkan.6 seperti terlihat pada Tabel 1.

256
Zulhan,IP. dkk. Lit.Rev: Pengaruh Kinesio Taping…

Tabel 1. Literatur terkait pengaruh kinesio taping terhadap tonus otot pasien spastisitas pasca stroke
No. Author
Judul Penelitian Subjek Penelitian Prosedur/Metode Durasi Hasil Penelitian
(tahun)
1. Huang et Effects of kinesio 31 pasien stroke dengan KT = Nitto kogyo corporation, 7 hari selama 3 Tidak terdapat perbedaan yang
al.,201616 taping on minimal 6 bulan pasca japan. di sisi dorsal tungkai atas. minggu signifikan, tetapi skor median
hemiplegic hand serangan. Skor MAS 0- aplikasi dari sepertiga proksimal MAS menurun dari 1 menjadi
in patients with 2. lengan bawah ke pergelangan 0,75 dan setelah dilakukan
upper limb post- dibagi menjadi 2 tangan kemudian dibagi menjadi pengukuran kembali setelah 2
stroke spasticity: kelompok; 13 orang di 5 tali ke dalam sendi minggu pelepasan KT, median
a randomized kelompok kontrol; 18 interphalangeal distal lima jari. 1 MAS menjadi 1,75
controlled pilot orang kelompok KT. inci dibelakang dg tegangan
study netral, dibagian tengan 20-30%,
tendon 50%, 1 inci ujung luar
tanpa peregangan

2. Koseoglu et Can kinesio tape 20 pasien stroke dengan KT ditempelkan dari origo ke 5 hari/minggu Penurunan skor MAS pada
al., 201717 be used as an onset kurang dari 12 insersio otot tibialis anterior. KT selama 4 kelompok KT dari 1-2 menjadi
ankle training bulan. diganti setiap 3 hari sekali minggu 0-1
method in the DIbagi menjadi dua
rehabilitation of kelompok; 10 org
stroke patients? kelompok kontrol; 10
org kelompok KT

3. Leong et Effect of 44 pasien stroke dengan Pada kelompok KT, KT (NITTO 3 hari diikuti Tidak ada perbedaan signifikan
al.,201618 kinesiology taping onset minimal 3 bulan. Medical Adhesive Tape) dengan 1 hari pada subluksasi bahu dan
on hemiplegic Dibagi menjadi 2 direkatkan pada bahu dengan tanpa perekat spastisitas yang diukur sebelum
shoulder pain and kelompok;23 orang posisi tegak dan netral. dari batas untuk dan sesudah perawatan pada
functional kelompok kontrol medial scapula ke tuberositas menghindari kedua kelompok. Skor MAS
outcomes in mendapatkan serapi fisik deltoid dan supraspinatuss ketegangan dari 1,1 menjadi 1,4
subacute stroke selama 1 jam per hari dengan penunjuk pada scapula. terus menerus.
patients: a selama 5 hari per dengan regangan 20-30%. Pada Dilakukan
randomized minggu dan sham kelompok kontrol, sham Kt selama 3
controlled study taping; 21 orang tegangan netral diaplikasikan minggu
kelompok KT. dari sudut klavikula ke
epikondilus medial humerus dan
ditargetkan ke otot trisep brakii
dengan satu jangkar di skapula
4. Qafarizadeh et The effect of 8 pasien stroke dengan KT ( TEM TEX) 1 minggu Tidak ada perubahan signifikan

257
Homeostasis, Vol. 4 No. 1, April 2021: 255-264

No. Author
Judul Penelitian Subjek Penelitian Prosedur/Metode Durasi Hasil Penelitian
(tahun)
al., 20177 kinesiotaping on onset minimal 6 bulan Penilaian dilakukan sebelum, pada spastisitas fleksor
hand function in saat, dan sesudah 1 minggu pergelangan setelah intervensi
stroke patients: A penggunaan KT. Peregangan (WSRT, p> 0,05)
pilot study 50%, KT ditempatkan pada otot Tapi menunjukan peningkatan
ekstensor lengan bawah dari pada fungsi motorik
proksimal ke distal (asal
ekstensor otot ke distal
metakarpal)

5. Pourmomeny Research Paper: 22 pasien (11 pasien KT tex produksi ARES 1 jam Rerata nilai spastisitas sisi kiri
et al., 201619 The Immediate hemiplegi kiri dan 11 company. Direkatkan di otot adalah 2,36, 1,27 dan 1,18
Effects of Inhibi- pasien hemiplegi kanan. gastrocnemius untuk kondisi pertama (sebelum
tive 6 bulan setelah serangan perekaman), kedua (segera
Gastrocnemius stroke setelah perekaman) dan ketiga
Kinesio Taping on (satu jam setelah perekaman).
Static and Perbedaan antara kondisi
Functional kelompok signifikan (P <0,05).
Balance Nilai rata-rata tes spastisitas
Performance otot tungkai bawah subjek
stroke dengan gejala di sisi
kanan adalah 2.45, 1.54, dan
1.18 untuk pertama (sebelum
taping), kedua (segera setelah
taping), dan ketiga (satu jam
setelah taping) kondisi masing-
masing. Perbedaan antara
kondisi kelompok signifikan (P
<0,05). Bagaimanapun,
perbedaan antara pasien stroke
sisi kanan dan sisi kiri tidak
signifikan (P> 0,05).

6. cavalcante et Effect of Kinesio 10 pasien dibagi menjadi KT ditempatkan di permukaan 40 menit per Hasil dari pemakaian kinesio
al., 201820 Taping on Hand 2 kelompok (kelompok anterior lengan bawah, tangan, hari selama 2 taping ini menunjukan
Function in kinesio dan kelompok dan jari hingga ke falang tengah hari per perbaikan 1 poin MAS tiap
Hemiparetic kontrol) kontrol grup dengan tegangan 25% hingga minggu individu
Patients melakukan terapi fisik 35%. Titik jangkar proksimal

258
Zulhan,IP. dkk. Lit.Rev: Pengaruh Kinesio Taping…

No. Author
Judul Penelitian Subjek Penelitian Prosedur/Metode Durasi Hasil Penelitian
(tahun)
selama 40 menit/hari dan distal (tidak ada tegangan)
selama 2hari/minggu. masing-masing adalah
Pasien usia 25-70 tahun epikondilus lateral dan falang
distal. Pita itu dipotong setelah
mengukur jarak tepat di atas
epikondilus lateral, ke bawah
lengan bawah dan sampai ke
sendi metakarpal-falangeal.
Setelah itu, pita itu diukur dari
ujung jari ke-3 hingga sepertiga
tengah tulang metakarpal ke-3
dan kemudian dilipat ke atasnya.
Akhirnya, tiga potongan
membujur dibuat sampai ke
ujung yang terlipat, sehingga
menghasilkan empat potongan,
satu untuk masing-masing jari.

259
Homeostasis, Vol. 4 No. 1, April 2021: 255-264

Mekanisme KT terhadap spastisitas otot, hal ini menyebabkan peningkatan


Spastisitas terjadi karena adanya input sensorik afferent spindel otot menuju
gangguan dari jaras desendens. Jaras. ini korda spinalis sehingga terjadinya
mengatur refleks. otot instrinsik hipereksitabilitas dan mengakibatkan
(propioseptif) dan refleks spinal nosiseptif, semakin meningkatnya spastisitas. Selain
yang. bertanggung jawab terhadap itu, penelitian lain menemukan bahwa
mayoritas dari gejala sindroma upper adanya fibrosis otot dan komponen
motor neuron (UMN). Selain itu, teori lain kontraktur otot lainnya dapat
11
menyebutkan spastisitas dapat. terjadi meningkatkan risiko spastisitas.
apabila terganggunya traktus piramidalis Kinesio taping (KT) akan memberikan
(traktus kortikospinalis) dan area regangan secara kontinyu pada kulit yang
parapiramidal.8 menstimulasi mekanoreseptor kutaneus
Pada dasarnya spastisitas terjadi dan menghasilkan perubahan fisiologis
karena adanya kegagalan serta hilangnya pada area taping. Stimulasi
.inhibisi sentral yang normalnya menekan mekanoreseptor akan membuat
atau mengurangi refleks regang. spinal peningkatan input proprioseptif terhadap
(spinal stretch reflex) yang diikuti dengan otot sehingga dapat meningkatkan fungsi
.kontraksi .otot berlebihan spesifik. KT yang menempel pada kulit
(hipereksitabilitas). apabila diregangkan.10 menstimulasi reseptor sensorik yang
ada pasien stroke, peregangan pada berbeda- beda, meningkatkan kemampuan
otot akan terjadi secara pasif, kontraksi otot- otot tungkai.12,13 KT
menyebabkan input sensorik yang terdapat menyebabkan kontraksi otot terus menerus
pada spindel otot yaitu serabut Ia afferent dan juga merangsang relaksasi dari tonus
berjalan menuju korda spinalis dan otot melalui masukan informasi mengenai
mengaktivasi alpha-motor neuron, namun level kontraksi muskuler dan
adanya lesi pada UMN menyebabkan memungkinkan adanya kontraksi dan
kontrol inhibisi supraspinal yang relaksasi otot yang repetitif.14
menghilang, sehingga mengakibatkan KT dapat mempengaruhi tonus otot
aktivasi otot yang berlebihan. Interneuron karena adanya respon dari SSP terhadap
pada medulla spinalis, seperti interneuron umpan balik perifer yang berasal dari
Ia, Ib, dan sel Renshaw, yang juga berada aferen perifer pada kulit, otot, maupun
dibawah kontrol supraspinal dapat proprioseptor dari sendi melalui sistem
kehilangan pengaruh inhibisi serta umpan balik perifer. Secara fisiologis, KT
fasilitasi akibat dari lesi yang terjadi. Hal akan menstimulasi sinyal aferen pada kulit
tersebut dapat mengurangi inhibisi otot pada sistem saraf perifer. Stimulasi ini
antagonis dan meningkatkan potensial aksi membantu rangsangan ke korteks sehingga
di neuron sensorik, sehingga menyebabkan performa fungsional otot meningkat.15
aktivitas otot yang berlebihan.9,11
Spastisitas tidak hanya terjadi karena Faktor-faktor yang mempengaruhi
hiperrefleksia yang dimediasi oleh saraf, 1. Onset stroke dan usia pasien
namun dapat terjadi juga karena perubahan Lesi motorik yang terjadi akibat stroke
sifat mekanik otot. Beberapa penelitian berhubungan dengan hilangnya dorongan
melaporkan adanya keterlibatan jaringan dari supraspinal akibat dari input aferen
perifer, seperti serat otot dan jaringan ikat, yang berubah. Perubahan ini menyebabkan
pada spastisitas. Spastisitas yang kronis paresis dan maladaptasi pola gerakan
dapat mengurangi jumlah sarkomer diikuti sehingga terjadi perubahan sekunder pada
dengan peningkatan jaringan ikat di otot. serat otot mekanik, jaringan kolagen, dan
Perubahan pada jaringan lunak ini dapat sifat tendon (misalnya hilangnya sarkomer,
menyebabkan kekuatan tarikan kontraktur subklinis) 21
ditransmisikan lebih mudah ke spindel

260
Zulhan,IP. dkk. Lit.Rev: Pengaruh Kinesio Taping…

Aplikasi KT yang diregangkan dari sedang 25%-50% atau menghambat


origo ke insersio atau searah dengan melalui relaksasi otot target apabila
kontraksi otot menyebabkan insersio diterapkan dari insersio ke origo dengan
(punctum mobile) dan origo (punctum regangan ringan 25%.24
fixum) mendekati pusat massanya dan
begitu pula serat otot, fasia, dan kulit di Pengaruh KT
atasnya. Stimulasi pada area yang Berdasarkan 6 jurnal mengenai efek
mendekati massa otot akan memfasilitasi KT terhadap tonus otot spastisitas yang
gerakan otot melalui peripheral feedback telah memenuhi kriteria untuk dilakukan
regulation ke susunan saraf pusat sehingga review dengan total partisipan sebanyak
terjadi peningkatan kontraksi otot serta 133 orang menunjukan hasil yang cukup
relaksasi otot antagonis.22 Stimulasi KT baik. Sebanyak empat dari enam literarur
pada tendon akan menstimulasi GTO menyatakan adanya perbaikan pada tonus
sebagai suatu mekanoreseptor yang berada otot pasien spastisitas meskipun tidak
pada muscle tendo junctions dalam secara signifikan, satu literatur
membantu regulasi tonus otot. menyatakan bahwa tidak ada perubahan
signifikan terhadap spastisitas pasien
2. Regangan dan durasi pemakaian KT setelah dilakukan prosedur, namun tidak
Saat mengaplikasikan KT sangat disebutkan perubahan skornya, dan satu
penting untuk memberi regangan yang literatur mendapatkan hasil berupa
tepat. Regangan yang tepat merupakan penurunan rerata score MAS pasien.
salah satu faktor paling penting dalam Perbaikan spastisitas dilaporkan dari
keberhasilan pengaplikasian KT. Jika penelitian Huang et al, Koseoglu et al,
terlalu banyak regangan, efek dari KT Cavalcante et al dan pourmomeny et
akan berkurang. Akan lebih baik al.16,17,20 Pada penelitian yang dilakukan
kekurangan regangan daripada berlebihan oleh Huang dan kawan-kawan didapatkan
regangan. Regangan pada kinesio taping hasil perbaikan rerata MAS dari kelompok
tercantum dalam bentuk persentase dan kinesio taping. Terdapat 31 partisipan
juga deskriptif. Persentase dicantumkan yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu
sebagai persentase ragangan yang akan kelompok kontrol sebanyak 13 orang dan
diterapkan berdasarkan 100% dari kelompok KT sebanyak 18 orang.
ketegangan yang tersedia. Regangan Intervensi menggunakan KT dilakukan
deskriptif yang digunakan adalah selama 3 minggu dengan hasil rerata skor
full.(100%), severe. (75%), moderate MAS 1 pada saat sebelum intervensi, 0,75
(50%), light. or paper off (15-25%), very. setelah 3 minggu intervensi, dan 1,75
light (0-15%), non.e (no. tension). Kinesio setelah 2 minggu pelepasan kinesio taping.
taping akan memberikan hasil yang efektif Disini dapat dilihat bahwa skor MAS
dari 30 menit pemasangan hingga 3 hari mengalami penurunan di minggu kelima
setelah pemasangan, jika lebih dari itu setelah pelepasan KT. Hingga saat ini
polimer pada KT akan berkurang penulis belum mendapatkan literatur yang
elastisitasnya.23 Teknik pemasangan KT, menyatakan berapa lama efek dari kinesio
fasilitasi didefinisikan. sebagai penguatan taping dapat bertahan.
kinesio taping untuk memfasilitasi. otot Pada penelitian yang dilakukan oleh
dengan cara pemasangan dari proksimal. Qafarizadeh et al dan Huang et al,
ke distal. Untuk inhibisi. otot yang cidera didapatkan data bahwa rerata dari onset
adalah. dengan cara pemasangan dari. stroke para responden adalah 21 bulan dan
distal ke proksimal.24 28 bulan. Hal ini dapat menjadi salah satu
KT diyakini memfasilitasi serat otot faktor tidak adanya perubahan yang
target apabila diterapkan dari origo ke signifikan terhadap spastisitas responden
insersio dengan regangan ringan dan dikarenakan perubahan sekunder yang

261
Homeostasis, Vol. 4 No. 1, April 2021: 255-264

terjadi cukup lama dan usia pasien yang PENUTUP


sudah cukup tua membuat regangan dari Berdasarkan tinjauan literatur, dapat
kinesio taping tidak dapat diterima dengan disimpulkan bahwa kinesio taping (KT)
baik oleh otot dan jaringan kulit diatasnya. dapat mempengaruhi tonus otot karena
Namun pada penelitian yang dilakukan adanya respon dari SSP terhadap umpan
oleh Cavalcante et al,terdapat 1 orang balik perifer yang berasal dari aferen
pasien dengan onset setelah terjadinya perifer pada kulit, otot, maupun
stroke adalah 101 bulan, namun proprioseptor dari sendi melalui sistem
dikarenakan usia yang masih muda yaitu umpan balik perifer.
42 tahun, maka terapi dengan KT dapat Faktor-faktor yang mempengaruhi
memberikan perbaikan pada tonus otot hasil dari pemasangan kinesio taping
pasien tersebut. Sedangkan pada dua adalah onset stroke, usia pasien, regangan
penelitian yang dibahas sebelumnya yang digunakan, teknik pemakaian, dan
memiliki rerata usia diatas 50 tahun. lamanya pemasangan kinesio taping. KT
Semua literatur menggunakan teknik dapat digunakan sebagai salah satu
pemasangan KT dari origo ke insersio alternatif dalam mengurangi spastisitas
dengan rentang regangan dari 20%-50%, pada pasien pasca stroke. Penelitian lebih
kecuali penelitan Pourmomeny et al tidak lanjut mengenai kombinasi KT dengan
menjelaskan secara detail teknik modalitas fisik lain perlu dilakukan untuk.
pemasangannya dan berapa persen mengetahui mana yang. paling efektif
regangan yang digunakan pada penelitian dalam menurunkan spastisitas pada pasien.
ini.19 Sama hal nya dengan penelitian dari pasca stroke.
Huang et al, dan Koseoglu et al, yang
tidak mencantumkan berapa regangan DAFTAR PUSTAKA
yang digunakan. Namun pada tiga 1. Zainuddin M, Hidjah K, Tunjung IW.
penelitian diatas memberikan perbaikan Penerapan Case Based Reasoning
pada spastisitas meskipun tidak (CBR) Untuk Mendiagnosis Penyakit
signifikan.16,17 Stroke Menggunakan Algoritma K-
Terdapat 1 penelitian yang Nearest Neighbor. Citesee. 2016;21–
memberikan hasil berupa penurunan rerata 6.
skor MAS, meskipun hanya sedikit yakni 2. Dinata CA, Safrita Y, Sastri S.
dari 1,1 menjadi 1,4. Setelah melakukan Gambaran Faktor Risiko dan Tipe
analisis terhadap penelitian ini, didapatkan Stroke pada Pasien Rawat Inap di
bahwa KT diaplikasikan dengan teknik Bagian Penyakit Dalam RSUD
pemasangan yang benar dan regangan Kabupaten Solok Selatan Periode 1
yang dianjurkan. Namun, KT digunakan Januari 2010 - 31 Juni 2012. J Kesehat
selama 3 hari kemudian 1 hari tanpa Andalas [Internet]. 2012;2(2):57–61.
kinesio taping untuk mencegah regangan Available from:
yang berlebihan pada kulit dan dilakukan http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/j
selama 3 minggu. Selain itu didapatkan ka/article/view/119
jika rerata onset pasca stroke adalah 8 3. Kuo CL, Hu GC. Post-stroke
bulan dengan usia pasien 60 tahun keatas18 Spasticity: A Review of
Terdapat 2 penelitian lain yang melakukan Epidemiology, Pathophysiology, and
intervensi dengan jeda waktu seperti Treatments. Int J Gerontol [Internet].
penelitian Huang et al, namun penelitian- 2018;12(4):280–4. Available from:
penelitian tersebut memberikan hasil yang https://doi.org/10.1016/j.ijge.2018.05.
positif dikarenakan selama intervensi juga 005
mendapatkan terapi fisik yang membantu
perbaikan pada tonus otot pasien.16

262
Zulhan,IP. dkk. Lit.Rev: Pengaruh Kinesio Taping…

4. Irdelia RR, Tri Joko A, Bebasari E. single-blind randomized controlled


Profil Faktor Risiko yang dapat trial. Dev Med Child Neurol.
dimodifikasi pada Kasus Stroke 2015;57(1):81–8.
Berulang di RSUD Arifin Achmad 13. Yoshida A, Kahanov L. The effect of
Provinsi Riau. Jom FK. 2014;1:1–15. kinesio taping on lower trunk range of
5. Kemenkes RI. Pusat Data dan motions. Res Sport Med.
Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2007;15(2):103–12.
Infodatin stroke: don’t be the one. 14. Y.-H. B, H.G. K, K.S. M, S.M. L.
2019. p. 10. Effects of Lower-Leg Kinesiology
6. Irawan DS. Metode Taping on Balance Ability in Stroke
Konvensional,Kinesiotaping, dan Patients with Foot Drop. Evidence-
Motor Relearning Programme based Complement Altern Med
Berbeda Efektifitas Dalam [Internet]. 2015;2015:1–6. Available
Meningkatkan Pola Jalan Pasien Post from:
Stroke Di Klinik Ontoseno Malang. http://www.embase.com/search/results
2011; ?subaction=viewrecord&from=export
7. Qafarizadeh F, Kalantari M, Ansari &id=L606855339%5Cnhttp://dx.doi.o
NN, Baghban AA, Jamebozorgi A. rg/10.1155/2015/125629%5Cnhttp://
The effect of kinesiotaping on hand mgetit.lib.umich.edu/sfx_locater?sid=
function in stroke patients: A pilot EMBASE&issn=17414288&id=doi:1
study. J Bodyw Mov Ther [Internet]. 0.1155%2F2015%2F125629&atitle=E
2018;22(3):829–31. Available from: ffects+of+Lower-Leg+Kin
https://doi.org/10.1016/j.jbmt.2017.09 15. Kumbrink B. K Taping An Illustrated
.015 Guide. In Dortmund; 2012. p. 1–25.
8. Sari RP, Margareth Y, Sorayya RA, 16. Huang YC, Chen PC, Tso HH, Yang
Saputri K, Pahlevi MFR, Akbar A. YC, Ho TL, Leong CP. Effects of
Manajemen Spastisitas. Universitas kinesio taping on hemiplegic hand in
Lambung Mangkurat; 2014. patients with upper limb post-stroke
9. Baehr M, Frotscher M. Diagnosis spasticity: A randomized controlled
Topik Neurologis Duus: Anatomi, pilot study. Eur J Phys Rehabil Med.
Fisiologi, Tanda, Gejala. 5th ed. 2019;55(5):551–7.
Lestari WA, editor. Jakarta: Penerbit 17. Koseoglu BF, Dogan A, Tatli HU,
Buku Kedokteran: EGC; 2016. Sezgin Ozcan D, Polat CS. Can
10. Nam KE, Lim SH, Kim JS, Hong BY, kinesio tape be used as an ankle
Jung HY, Lee JK, et al. When does training method in the rehabilitation of
spasticity in the upper limb develop the stroke patients? Complement Ther
after a first stroke? A nationwide Clin Pract [Internet].
observational study on 861 stroke 2017;27(October):46–51. Available
patients. J Clin Neurosci. from:
2019;66:144–8. http://dx.doi.org/10.1016/j.ctcp.2017.0
11. Kuo CL, Hu GC. Post-stroke 3.002
Spasticity: A Review of 18. Huang YC, Leong CP, Wang L, Wang
Epidemiology, Pathophysiology, and LY, Yang YC, Chuang CY, et al.
Treatments. Int J Gerontol. Effect of kinesiology taping on
2018;12(4):280–4. hemiplegic shoulder pain and
12. Kaya Kara O, Atasavun Uysal S, functional outcomes in subacute
Turker D, Karayazgan S, Gunel MK, stroke patients: A randomized
Baltaci G. The effects of Kinesio controlled study. Eur J Phys Rehabil
Taping on body functions and activity Med. 2016;52(6):774–81.
in unilateral spastic cerebral palsy: A

263
Homeostasis, Vol. 4 No. 1, April 2021: 255-264

19. Pourmomeny AA, Jalaee F, Baharloo 22. Halseth T, McChesney JW, DeBeliso
H, Karimi M. The Immediate Effects M, Vaughn R, Lien J. The effects of
of Inhibitive Gastrocnemius Kinesio KinesioTM taping on proprioception at
Taping on Static and Functional the ankle. J Sport Sci Med.
Balance Performance in Subjects With 2004;3(1):1–7.
Chronic Stroke Disorders. Phys Treat 23. Kase,K., ,Wallis. J., Kase,T. 2003.
- Specif Phys Ther. 2016;6(3):149–54. Clinical Therapeutik Aplication Of
20. Cavalcante JGT x, Silva M do DC, The Kinesiotaping Methode. 2 Edition
Silva JT da F, dos Anjos CC, Soutinho .Tokyo : Kense Kase
RSR. Effect of Kinesio Taping on 24. Bravi R, Cohen EJ, Quarta E,
Martinelli A, Minciacchi D. Effect of
Hand Function in Hemiparetic
Direction and Tension of Kinesio
Patients. World J Neurosci. Taping Application on Sensorimotor
2018;08(02):293–302. Coordination. Int J Sports Med.
21. Ward AB. A literature review of the 2016;37(11):909–14.
pathophysiology and onset of post-
stroke spasticity. Eur J Neurol.
2012;19(1):21–7.

264

Anda mungkin juga menyukai