Anda di halaman 1dari 61

/PENGARUH TERAPI HIPNOTIS LIMA JARI TERHADAP TINGKAT

KECEMASAN PASIEN STROKE DI POLIKLINIK


SARAF RSKD PROVINSI MALUKU

PROPOSAL

Oleh :
SEMUEL WENNO
NIM. P1709076

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PASAPUA AMBON


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
AMBON
2021

 
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal ini diajukan oleh

Nama : Semuel Wenno


NIM : NIM. P1709076
Program Studi : S1 Keperawatan
Judul : Pengaruh Terapi Hipnotis Lima Jari Terhadap Tingkat

Kecemasan Pasien Stroke Di Poliklinik Saraf RSKD

Provinsi Maluku

Ditetapkan di : Ambon

Tanggal : September 2021

Pembimbing

Ns. Andreas Horhoruw S.Kep., M.Kes


NIDN. 4016016808

HALAMAN PERSETUJUAN PENELITIAN

ii
PROPOSAL

PENGARUH TERAPI HIPNOTIS LIMA JARI TERHADAP TINGKAT


KECEMASAN PASIEN STROKE DI POLIKLINIK SARAF RSKD
PROVINSI MALUKU

Telah berhasil dipertahankan pada seminar proposal


Pada: Hari
Tanggal:
Dan Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Dilakukan Penelitian
Dewan Penguji

1. Andreas Horhoruw S.Kep., Ns., M.Kes ( )


(Pembimbing)

2. ( )
(Penguji I)

3. ( )
(Penguji II)

Mengetahui
Ketua Program Studi Keperawatan

Bazrul Makatita S.Kep., Ns., M.Kes


NIDN. 1217069401

KATA PENGANTAR

iii
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas

anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal dengan

judul “Pengaruh Terapi Hipnotis Lima Jari Terhadap Tingkat Kecemasan

Pasien Stroke Di Poliklinik Saraf RSKD Provinsi Maluku”. Proposal ini

disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan

pada Program Pndidikan S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Pasapua Ambon.

Penulis mendapat dukungan dari berbagai pihak untuk

menyelesaikan proposal ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan

terima kasih yang tulus kepada Andreas Horhoruw S.Kep., Ns., M.Kep

selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan

mengarahkan penulis dalam menyelesaikan proposal ini. Tak lupa juga

penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Rikamita Primahayu Ake, S.Kom. selaku Ketua Yayasan Bangun

Persada Ambon

2. Dewi Arwini Bugis S.Kep., Ns., M.Kep. selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pasapua Ambon.

3. Seluruh Dosen dan Tenaga Kependidikan pada Program Studi S1

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Pasapua Ambon

4. Yang terkasih kedua orang tuaku dan adik-adikku serta semua

keluarga atas segala dukungan dan doanya sehingga proposal ini

selesai.

iv
5. Teman-teman Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Pasapua Ambon Angkatan 2017

6. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan Proposal ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan adanya masukan

dari berbagai pihak sehingga menjadi sebuah ilmu dan pembelajaran bagi

penulis di masa yang akan datang.

Ambon, September 2021

Penulis

Semuel Wenno

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ ii


HALAMAN PERSETUJUAN PENELITIAN ........................................... iii
v
KATA PENGANTAR ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5
D Manfaat penelitian..................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 8
A. Konsep Stroke ………………................................................... 8
B. Konsep Kecemasan................................................................... 13
C. Konsep Terapi Hipnotis Lima Jari ........................................... 24
BAB III KERANGKA KONSEP........................................................... 26
A. Kerangka Konseptual............................................................... 26
B. Hipotesis ................................................................................. 27
C. Definisi Operasional ………………………………………….. 28
BAB IV METODE PENELITIAN ......................................................... 29
A. Desain Penelitian ..................................................................... 29
B. Lokasi dan waktu Penelitian .................................................... 30
C. Populasi..................................................................................... 30
D. Sampel dan teknik pengambilan sampel .................................. 30
E. Instrumen peneliian ................................................................. 31
F. Prosedur Pengumpulan Data ................................................... 33
G. Prosedur Pengolahan data Data ................................................. 35
H. Etika Penelitian ……….. .......................................................... 36
I Alur Penelitian ......................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA
LAMPRAN

DAFTAR TABEL

vi
Table 3.1 Defenisi Operasional..............................................................................28

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep …………………………………………………..2

Gambar 4.1 Desain Penelitian …...........................................................................29


Gambar 4.2 Alur Tahapan Penelitian …………………………………………... 39

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Penjelasan Penelitian (Information for Consent) Bagi Responden

Lampiran 2 Informed Consent

Lampiran 3 Format Pengumpulan Data

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsi otak berupa

kelumpuhan saraf akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi,

2011). Penyakit ini merupakan penyebab utama kecacatan dan

menjadi penyebab ketiga kematian di dunia. WHO (2012)

menyebutkan bahwa kematian akibat stroke sebesar 51% di seluruh

dunia disebabkan karena tekanan darah tinggi. Selain itu, diperkirakan

sebesar 16% kematian akibat stroke karena tingginya kadar glukosa

darah dalam tubuh. Menurut Elkind (2010), sebanyak 15 juta orang

menderita stroke setiap tahunnya.

Soertidewi (2011) menginformasikan bahwa stroke menjadi

penyebab kematian sebesar 15,4% di Indonesia. Sedangkan

Riskesdas tahun 2013 menyebutkan prevalensi penyakit stroke di

Indonesia meningkat seiring bertambahnya umur, dan sekitar delapan

per seribu penduduk atau 0,8% mengalami stroke.

Kemenkes (2013) menyatakan bahwa prevalensi kasus stroke di

Indonesia sebesar 7,0 per mil dan 12,1 per mil untuk yang

x
terdiagnosis memiliki gejala stroke dari total jumlah penderita stroke di

Indonesia sekitar 2,5% atau 250.000 orang meninggal dunia, dan

sisanya cacat ringan maupun berat, sehingga tahun 2020 diperkirakan

7,6 juta orang akan meninggal karena stroke. Sedangkan studi

pendahuluan pada RSKD Provisi Maluku didapatkan jumlah pasien

stroke yang berkunjung ke Poliklinik Saraf di bulan Juli-Agustus 2021

berjumlah 37 orang.

Kesembuhan pasien stroke tergantung pada beberapa elemen

yaitu jumlah dan lokasi otak yang rusak, kesehatan umum pasien

yang bersangkutan, sifat-sifat personality dan kondisi emosional

pasien. Demikian juga dungan dari keluarga dan teman-teman serta

yang terpenting adalah pengobatan yang diterimanya (Pudiastuti,

2011).

Hal yang paling ditakuti oleh penderita stroke yaitu hampir selalu

penderita yang diserang stroke akan mengalami kecacatan, sehingga

dapat mengubah seseorang yang tadinya kuat dan tanpa kenal takut

menjadi lemah, dan selalu bergantung pada bantuan orang lain.

Kecacatan akibat stroke mengakibatkan pasien merasa cemas,

sehingga mempengaruhi proses pengobatan dan rehabilitasi.

Konsekuensi social dan emosi pada cedera otak membutuhkan

perhatian ekstra dalam proses rehabilitasi, salah satunya dengan

xi
menurunkan tingkat kecemasan dan mengubah perasaan tertekan

karena mengalami perubahan traumatis dalam kulaitas hidup.

Videbeck (2011) menyatakan bahwa stressor kronis seperti yang

disebabkan oleh masalah kesehatan dapat menimbulkan gangguan

ansietas. Gejala ansietas terjadi pada 70% paasien yang mengalami

masalah fisik. Kaplan dan Saddock (2009) mengungkapkan bahwa

pasien stroke memiliki episode ansietas. Ansietas merupakan

gangguan psikososial yang sering terjadi pada setiap individu

(Videbeck, 2011). Ansietas adalah perasaan ketakutan yang

menyeluruh, tidak menyenangkan, seringkali disertai gejala otonomik,

seperti nyeri kepala, jantung berdebar, ganguan lambung ringan, dan

berkeringat. Ansietas juga merupakan respon terhadap situasi

tertentu yang mengancam, dan merupakaan hal normal yang terjadi

menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang

belum ernah dilakukan, serta dalam menentukan identitas diri dan arti

hidup (Sadock & Sadock, 2009).

Terapi farmakologis dan non farmakologis dapat digunakan

untuk menolong pasien dalam mengatasi masalah kecemasan. Salah

satu terapi non farmakologis yang digunakan yaitu terapi hipnotis lima

jari. Hipnosis adalah kondisi dimana fungsi analitis logis pikiran

direduksi, sehinggga memungkinkan masuk ke alam bawah sadar.

Individu yang berada dalam kondisi hipsosis akan lebih terbuka

terhadap sugesti atau afirmasi (sesuatu yang dikatakan atau

xii
dioerntahkan) oleh terapis. Individu dalam keadaan hypnosis masih

dapat menyadari apa yang terjadi disekitarnya. Hinopsis layak

digunakan sebagai salah satu terapi relaksasi untuk mengatasi

kecemasan (Nurgiwiati, 2015).

Penggunaan hipnotis lima jari adalah suatu teknik distraksi

pemikiran diri dengan menghipnosis diri sendiri yang digunakan untuk

menurunkan kecemasan seseorang. Hinopsis lima jari dilakukan

selama kurang 10 menit (Keliat 2013). Terapi hipnotis lima jari adalah

suatu mekanisme yang mendukung kerja saraf yang disampaikan oleh

otak secara tidak sadar, tubuh akan mengontrol system saraf simpatis

dan system parasimpatis yang memproduksi asetikolin, norepineprin,

dopamine dan GABA, yang mampu mengubah informasi dan

mengalihkan perhatian seseorang terhadap penyakit yang dialami

(Nurgiwiati, 2015). Hal ini sejalan dengan penelitian Marbun, Pardede,

& Perkasa (2019) yang mengatakan bahwa mekanisme hipnotis lima

jari terhadap kecemasan merupakan salah satu self hypnosis yang

dapat menimbulkan efek relaksasi tinggi, sehingga mengurangi

ketegangan dan stress dari pikiran seseorang.

Penelitian lain yang dilakukan Endang,dkk (2014) tentang

efektivitas terapi hipnotis lima jari untuk menurunkan tingkat ansietas

pasien hipertensi menunjukkan bahwa kondisi pasien sebelum

dilakukan terapi pada kelompok kontrol diketahui ada perbedaan

bermakna antara ke dua kelompok. Selain itu, penelitian Mohammad

xiii
Syukri (2017) tentang efektivitas terapi hipnotis lima jari terhadap

ansietas klien hipertensi pada 33 responden menunjukan bahwa

terapi hipnotis lima jari terbukti efektif dalam menurunkan kecemasan

(p value˂0,005).

Hasil wawancara personal dengan 2 orang pasien yang

menderita stroke lebih dari enam bulan dan mengalami kecacatan fisik

berupa kelumpuhan pada tangan kanan didapatkan informasi bahwa

mereka merasa cemas dengan kondisi sekarang, karena

ketidakberdayaan dan ketergantungan pada keluarga. Salah seorang

pasien mengatakan bahwa ia menjadi gampang marah dan mudah

tersinggung ketika menghadapi masalah. Saat ditanyakan tentang

hipnotis lima jari, mereka mengatakan bahwa tidak tahu tentang hal

tersebut, selama ini mereka hanya minum obat dari dokter. Hasil

observasi terhadap perawatan pasien di rumah sakit ditemukan

bahwa terapi hipnotis lima jari belum dilakukan secara kontinyu

sebagai salah satu tindakan mandiri perawat dalam membantu pasien

mengatasi kecemasan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka rumusan

masalah penelitian ini yaitu “Bagaimanakah pengaruh terapi hipnotis

lima jari terhadap tingkat kecemasan pasien stroke di Poliklinik Syaraf

RSKD Provinsi Maluku”?

C. Tujuan Penelitian

xiv
1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh terapi hipnotis lima jari terhadap

tingkat kecemasan pasien stroke di Poliklinik Syaraf RSKD

Provinsi Maluku.

2. Tujuan Khusus

a. Menggambarkan tingkat kecemasan pasien stroke sebelum

dilakukan terapi hipnotis lima jari di Poliklinik Syaraf RSKD

Provinsi Maluku

b. Menggambarkan tingkat kecemasan pasien stroke setelah

dilakukan terapi hipnotis lima jari di Poliklinik Syaraf RSKD

Provinsi Maluku

c. Menganalisa pengaruh terapi hipnotis lima jari terhadap tingkat

kecemasan pasien stroke di Poliklinik Syaraf RSKD Provinsi

Maluku.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Menjadi bahan pertimbangan untuk memasukan terapi hipnotis

lima jari sebagai salah satu tindakan keperawatan mandiri untuk

mengatasi kecemasan pada pasien stroke.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi pasien stroke

xv
Setelah penelitian ini dilakukan maka terapi hipnotis lima jari

akan dilakukan oleh pasien stroke sebagai tindakan

nonfarmakologis dalam mengatasi kecemasan.

b. Bagi Rumah Sakit

Setelah penelitian ini dilakukan maka hasil dan rekomendasi

penelitian akan disampaikan kepada pihak rumah sakit untuk

menjadi bahan pertimbangan dalam memutuskan terapi

hipnotis lima jari sebagai intervensi yang harus dilakukan bagi

pasien stroke dalam mengatasi kecemasan.

c. Bagi Penelitian Keperawatan

Hasil penelitian dapat menjadi salah satu bahan rujukan

dan dasar pengembangan untuk penelitian keperawatan

selanjutnya.

xvi
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Stroke

1. Definisi

Stroke adalah penyakit gangguan fungsional otak berupa

kelumpuhan saraf yang diakibatkan oleh gangguan aliran darah

pada salah satu bagian otak. Gangguan saraf maupun

kelumpuhan yang terjadi tergantung pada bagian otak mana yang

terkena. Penyakit ini dapat sembuh sempurna, sembuh dengan

cacat atau kematian (Irianto, 2014).

2. Klasifikasi stroke

Menurut Widyo (2014) berdasarkan penyebabnya, stroke terbagi

menjadi dua yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik. Stroke

non hemoragik atau stroke iskemik adalah stroke yang terjadi

karena sumbatan pembuluh darah otak. Dapat berupa iskemik

xvii
atau emboli dan thrombosis serebral. Menurut perjalanan

penyakitnya, stroke iskemik dibedakan menjadi :

a. Transient Ischemic Attack (TIA)

Gangguan neurologis lokal yang terjadi selama beberapa

menit sampai jam saja. Gejala yang mucul akan hilang

dengan spontan dan sempurna dalam waktu kurang dari 24

jam.

b. Reversible Ischmic Neurologic8Defisit (RIND)

Terjadi lebih lama dari pada TIA, gejala hilang lebih dari 24

jam tetapi tidak lebih dari 1 minggu.

c. Stroke In Evolution (SIE)

Perkembangan stroke perlahan-lahan sampai alur munculnya

gejala makin lama semakin buruk, proses progresif beberapa

jam sampai beberapa hari.

d. Complete Stroke

Gangguan neurologis yang timbul sudah menetap atau

permanen. Sesuai dengan namanya, stroke komplit dapat

diawali oleh serangan TIA berulang.

3. Gejala stroke

Gejala stroke dapat dibedakan atas gejala/tanda akibat lesi

dan gejala/tanda yang diakibatkan oleh komplikasinya. Gejala

akibat lesi bias sangat jelas dan mudah untuk didiagnosis akan

tetapi dapat sedemikian tidak jelas sehingga diperlukan

xviii
kecermatan tinggi untuk mengenalinya. Pasien dapat datang

dalam keadaan sadar dengan keluhan lemah separuh badan pada

saat bangun tidur atau sedang bekerja akan tetapi tidak jarang

pasien datang dalam keadaan koma sehingga memerlukan

penyingkiran diagnosis banding sebelum mengarah ke stroke.

Secara umum gejala tergantung pada besar dan letak lesi di otak

yang menyebabkan gejala dan tanda organ yang dipersarafi oleh

bagian tersebut. Jenis patologi (hemoragik atau nonhemoragik)

secara umum tidak menyebabkan perbedaan dari tampilan gejala,

kecuali bahwa pada jenis hemoragik sering kali ditandai dengan

nyeri kepala ebat terutama terjadi saat bekerja (Simangunsong,

2011).

Gejala dan tanda stroke sangat bervariasi, tergantung otak

mana yang terkena. Namun, secara umum dapat dikemukakan

tanda dan gejala yang sering dijumpai, ntara lain :

a. Timbul rasa kesemutan pada seisi bada, mati rasa, terasa

seperti terbakar atau terkena cabai

b. Lemas, atau bahkan kelumpuhan pada seisi badan, sebelah

kanan atau kiri saja

c. Mulut, lidah mencong bilah diluruskan. Mudah diamati jika

sedang berkumur, tidak sempurna atau air muncrat dari mulut

d. Gangguan menelan, atau bila minum sering tersedak.

xix
e. Gangguan bicara berupa pelo atau aksentuasi kata-kata sulit

dimengerti (afasia) bahkan bicara tidak lancar atau hanya

sepatah-patah.

f. Tidak mampu membaca dan menulis. Kadang-kadang diawali

dengan perubahan tulisan dimana tulisan menjadi jelek.

g. Berjalan menjadi sulit, langkahnya kecil-kecil.

h. Kurang mampu memahami pembicaraan orang lain

i. Kemampuan intelektual menurun drastis, bahkan tidak mampu

berhitung dan menjadi pelupa.

j. Fungsi indera terganggu sehingga bisa terjadi gangguan

penglihatan berupa sebagian lapangan pandangan tidak

terlihat atau gelap dan pendengaran berkurang

k. Gangguan pada suasana emosi, menjadi lebih mudah

menangis atau tertawa.

l. Kelopak mata sulit dibuka atau dalam keadaan terkatup.

m. Gerakan badan tidak terkoordinasi sehingga jika berjalan

sempoyongan atau kehilangan koordinasi pada seisi badan

n. Gangguan kesadaran seperti pingsan bahkan sampai koma.

(Anies, 2006)

4. Dampak Stroke

Stroke merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf pusat,

namun efek yang dihasilkan dapat berpengaruh pada seluruh

tubuh. Menurut National Institute of Neurological Disorders and

xx
Stroke (NINDS, 2003) dalam (Yani, 2010) efek yang mungkin

terjadi dapat berupa:

a. Paralisis

Biasanya terjadi unilateral (hemiplegia) dan paralisis

terjadi kontralateral dari lesi di hemisfer otak. Paralisis dapat

menyebabkan kesulitan dalam aktivitas sehari-hari seperti

berjalan, berpakaian, makan, atau menggunakan kamar mandi.

Beberapa pasien stroke juga mengalami kesulitan saat

menelan (disfagia).

b. Defisit fungsi kognitif

Stroke dapat menimbulkan permasalahan dalam proses

berfikir, pemusatan perhatian, proses pembelajaran,

pembuatan keputusan, maupun daya ingat. Defisit fungsi

kognitif yang parah menimbulkan keadaan yang disebut

apraksia dan agnosia.

c. Defisit bahasa

Pasien stroke sering mengalami kesulitan dalam memahami

(afasia) atau enyusun perkataan (disartria). Hal ini disebabkan

kerusakan regio temporal kiri atau lobus parietal otak.

d. Defisit emosional

Pasien stroke dapat mengalami kesulitan dalam mengontrol

emosi mereka. Depresi sering terjadi pada pasien stroke.

Depresi post stroke dapat menghalangi pemulihan dan

xxi
rehabilitasi stroke bahkan dapat mengarah pada percobaan

bunuh diri.

e. Rasa Sakit

Rasa sakit, sensasi aneh, dan rasa kebas pada pasien stroke

mungkin disebabkan banyak faktor meliputi kerusakan region

sensorik otak, sendi yang kaku, atau tungkai yang lumpuh. Tipe

sakit yang tidak biasa pada stroke disebut central stroke pain

atau central pain syndrome (CPS). CPS disebabkan oleh

kerusakan pada area di thalamus. Rasa sakit tersebut

merupakan campuran dari rasa panas, dingin, terbakar, perih,

mati rasa, dan rasa tertusuk. Rasa sakit tersebut terasa lebih

parah di ekstremitas dan semakin parah dengan perubahan

gerak dan temperatur terutama dingin.

B. Konsep Kecemasan

1. Pengertian

Kecemasan merupakan perasaan takut yang tidak jelas

yang disertai dengan adanya perasaan ketidakpastian,

ketidakamanan, ketidakberdayaan dan isolasi (Stuart, 2016).

Sedangkan menurut Hawari, (2008) kecemasan merupakan

gangguan alam perasaan yang ditandai dengan adanya rasa

khawatir dan ketakutan yang berkelanjutan tetapi tidak mengalami

gangguan dalam realita, kepribadian masih tetap utuh, perilaku

terganggu tetapi masih dalam batas normal.

xxii
Kecemasan adanya rasa takut akan terjadi sesuatu yang

disebabkan karena adanya antisipasi bahaya yang merupakan

sinyal bagi individu dalam mengambil tindakan untuk menghadapi

ancaman (Sutejo,2018). Jadi dapat disimpulkan bahwa

kecemasan merupakan reaksi emosional pada seseorang yang

tidak jelas yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan

merasa terancam disebabkan adanya ketegangan dari luar tubuh.

2. Faktor presdiposisi

Stuart and Sundeen (2007) menyatakan faktor penyebab

terjadinya ansietas, adapun teori yang dapat menjelakan ansietas,

antara lain:

a. Faktor biologis

Teori biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor

khusus yang dapat meningkatkan neuroregulator inhibisi

(GABA) yang berperan penting dalam mekanisme biologis

yang berkaitan dengan ansietas.

b. Faktor psikologis

1) Pandangan psikoanalitik

Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara dua

elemen kepribadian (id seseorang dan superego). Id

mewakili dorongan insting dan impuls primitif,sedangkan

superego mencerminkan hati nurani seseorang dan

dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang

xxiii
2) Pandangan interpersonal

Ansietas timbul akibat perasaan takut tidak adanya

penerimaan dan penolakan intrapersonal.

3) Pandangan perilaku.

Ansietas menjadi produk frustasi, yaitu segala sesuatu

yang mengganggu kemampuan yang seseorang untuk

mencapai tujuan yang diinginkan

c. Sosial budaya

Ansietas dapat ditemukan dengan mudah dalam keluarga. Ada

ketumpang tindihan antara gangguan ansietas dengan

depresi. Faktor ekonomi dan latar belakang terjadinya

ansietas.

3. Factor presipitasi

a. Ancaman integritas seseorang meliputi ketidak mammpuan

fisiologis yang akan datang atau menurunya kapasitas untuk

melakukan aktivitas hidup sehari-hari.

b. Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat

membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi sosial yang

terintegrasi seseorang.

4. Gejala Kecemasan

Menurut Vye (dalam Purnamarini, Setiawan & Hidayat, 2016),

gejala kecemasan dapat diidentifikasi melalui 3 komponen:

a. Komponen kognitif

xxiv
Cara individu memandang, mereka berfikir bahwa adanya

kemungkinan-kemungkinan yang buruk yang selalu

mengintainya sehingga menimbulkan rasa khawatir, takut dan

ragu yang berlebihan dan merasa dirinya idak mampu, dan

tidak percaya diri dan itupun merasa suatu ancaman bagi

mereka.

b. Komponen fisik/ sensasi fisiologis

Gejala yang dapat dirasakan lansung seperti sakit kepala,

sesak nafas, tremor, detak jantung yang cepat, sakit perut,

dan ketegangan otot

c. Komponen Perilaku

Melibatkan perilaku atau tindakan seseorang yang over

controlling

Menurut Greenberger dan Padesky (dalam Fenn & Byrne,

2013) menjabarkan 4 aspek kecemasan:

a. Physical symtom atau reaksi fisik, yang terjadi pada orang

cemas misalnya otot tegang, telapak tangan berkeringat, sulit

bernafas, jantung berdebardebar, pusing

b. Thought, yaitu pemikiran yang negatif dan irasional individu

berupa perasaan tidak siap, tidak mampu, merasa tidak

memiliki ke ahlian, dan tidak yakin dengan kemampuan dirinya

xxv
sendiri. Pemikiran ini cendrung akan menetap bila individu

tidak merubah pemikirannya menjadi lebih positif.

c. Behavior, individu dengan kecemasannya cendrung

menghidari situasi penyebab kecemasan tersebut dikarenakan

individu merasa dirinya terganggu dan tidak nyaman seperti

sakit kepala, mual, keringat dingin, gangguan tidur. Perilaku

yang muncul seperti kesulitan tidur karena memikirkan

pekerjaan.

d. Feellings, suasana hati individu dengan kecemasan cendrung

meliputi panik, perasaan marah, perasaan gugup saat ada

pembicaraan dunia kerja.

5. Tingkat kecemasan

a. Kecemasan ringan

Kecemasan ringan berhubungan dengan ketergantungan

dalam hidup sehari-hari sehingga menyebabkan seseorang

menjadi waspada dan meningkatkan lahan persepsinya.

b. Kecemasan Sedang

Kecemasan sedang dapat membuat seseorang untuk

memusatkan perhatian pada hal penting dan

mengesampingkan hal lain, sehingga seseorang mengalami

perhatian yang selektif, tetapi dapat melakukan sesuatu yang

lebih terarah.

c. Kecemasan Berat

xxvi
Kecemasan ini sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.

Adanya kecendrungan untuk memusatkan pada sesuatu yang

terinci dan spesifik serta tidak dapat berpikir tentang hallain.

d. Tingkat panik

Ansietas berhubungan dengan ketakutan dan merasa diteror,

serta tidak mampu melaukan apapun walaupun dengan

pengarahan (Stuart and Sundeen 2007)

6. Rentang Respon Tingkat Kecemasan

Rentang respon kecemasan dapat dikonseptualisasikan dalam

rentang respon. Respon ini dapat digambarkan dalam rentang

respon adaptif sampai maladaptif. Reaksi terhadap kecemasan

dapat bersifat konstruktif dan destruktif. Konstruktif adalah

motivasi seseorang untuk belajar memahami terhadap perubahan-

perubahan terutama perubahan terhadap perasaan tidak nyaman

dan berfokus pada kelangsungan hidup. Sedangkan reaksi

destruktif adalah reaksi yang dapat menimbulkan tingkah laku

maladaptif serta disfungsi yang menyangkut kecemasan berat

atau panic

Adatif Maladatif

Adaptasi Ringan Sedang Berat Panik

(Sumber: Stuart, 2016)

7. Hamilton Rating Scale for Anxiety

xxvii
Berdasarkan HRS-A (Hamilton Rating Scale for Anxiety)

kecemasan dapat dikelompokan dengan gejala-gejalas secara

spesifik (Hawari, 2008):

a. Perasaan meliputi firasat buruk, rasa cemas, mudah

tersinggung.

b. Ketegangan meliputi; lesu, tidak bisa istirahat dengan tenang,

rasa tegang, mudah menangis, mudah tersinggung, mudah

terkejut, gemetar dan gelisah.

c. Ketakutan meliputi: takut ditinggal sendiri, takut pada

keramain, takut pada orang asing.

d. Gangguan tidur yaitu sering terbangun tengah malam, tidak

bisa tidur nyenyak, mimpi buruk, susah tidur

e. Gangguan kecerdasan: tidak bisa konsentrasi, ingatan

menurun.

f. Gangguan depresi: sering merasa sedih, hilangnya minat,

berkurangnya kesenangan terhadap hobi.

g. Gejala somatik; merasa sakit pada tubuh, otot-otot persendian

kaku.

h. Gejala pendengaran: telinga berdenging, penglihatan kabur,

muka merah.

i. Gejala kardiovaskuler misalnya berdebar-debar, nadi kencang,

lemas detak jantung menghilang berhenti sekejap.

xxviii
j. Gejala respiratorik, misalnya merasa sesak nafas, tercekik,

napas pendek dan dangkal.

k. Gejala gastro intestinal meliputi: rasa terbakar diperut, mual,

perut terasa melilit, kembung, muntah, susah buang air besar.

l. Gejala urogenital meliputi: sering buang air kecil, tidak datang

menstruasi, haid yang berlebihan, masa haid yang pendek

m. Gejala autonom meliputi mudah berkeringat, sakit kepala,

sering merasa pusing, mulut kering

n. Tingkah laku meliputi gemetar, kulit kering, napas pendek dan

cepat, gelisah, muka tegang

Cara memberikan penilaian terhadap tigkat kecemasan

menurut Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A) terdiri dari 14

kelompok gejala yang masing-masing dirinci lagi dengan gejala-

gejala spesifik. Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian

angka ( score ) antara 0 - 4.

Nilai 0 = Tidak ada gejala


1 = Gejala ringan (satu gejala dari pilihan yang
ada)
2 = Gejala sedang (terdapat separuh dari gejala
yang ada
3 = Gejala berat (lebih dari separuh gejala yang
ada
4 = Gejala berat sekali (semua gejala ada)

8. D

xxix
D

Berdasarkan skoring tersebut maka kecemasan dapat

digolongkan sebagai berikut:

a. Tidak ada kecemasan : nilai kurang dari 6

b. Kecemasan ringan : nilai 17 – 14

c. Kecemasan sedang : nilai 15 – 27

d. Kecemasan berat : nilai 28 – 41

e. Kecemasan berat sekali : nilai lebih dari 41

7. Dampak Kecemasan

Adapun dampak dari kecemasan dalam beberapa simtom antara

lain yaitu :

a. Simtom suasana hati

Individu yang mengalami kecemasan memiliki perasaan akan

adanya hukuman dan bencana yang mengancam dari suatu

sumber tertentu yang tidak diketahui. Orang yang mengalami

kecemasan tidak bisa tidur, dan dengan demikian dapat

menyebabkan sifat mudah marah.

b. Simtom kognitif

Kecemasan dapat menyebabkan kekhawatiran dan

kepribadian pada individu mengenai hal-hal yang tidak

menyenangkan yang mungkin terjadi. Individu tersebut tidak

xxx
memperhatikan masalah- masalah real yang ada, sehingga

individu sering tidak bekerja atau belajar secara efektif dan

akhirnya dia akan menjadi lebih merasa cemas.

c. Simtom motorik

Orang-orang yang mengalami kecemasan sering merasa tidak

tenang, gugup, kegiatan motor menjadi tanpa arti dan tujuan,

misalnya jari-jari kaki mengetuk-ngetuk dan sangat kaget

terhadap suara yang terjadi secara tiba-tiba. Simtom motor

merupakan gambaran rangsangan kognitif yang tinggi pada

individu dan merupakan usaha untuk melindungi dirinya dari

apa saja yang dirasakannya mengancam. Kecemasan akan

dirasakan oleh semua orang, terutama jika ada tekanan

perasaan ataupun tekanan jiwa (Anissa, Suryani, and Mirwanti

2018)

8. Penatalaksanaan kecemasan

Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan kecemasan pada tahap

pencegahan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan

yang bersifat holistik, yaitu mencakup fisik (somatik), psikologik

atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius dan terapi

komplementer seperti relaksasi, berikut penjelasan yang lebih

lengkapnya di bawah ini :

a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress

1) Makanan makanan bergizi dan seimbang

xxxi
2) Tidur yang cukup

3) Cukup olahraga

4) Tidak merokok

5) Tidak konsumsi minuman keras

b. Terapi psikofarmaka

Terapi psikofarmaka merupakan pengobatan untuk cemas

dengan memakai obat-obatan yang berkhasiat memulihkan

fungsi gangguan neuro transmiter (sinyal penghantar saraf)

disusun saraf pusat otak (limbic system). Terapi psikofarmaka

yang sering di pakai adalah obat anti cemas (anxiolytic) yaitu

seperti diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam,

buspirone HCL, meprobamate dan alprazolam.

c. Terapi somatik

Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai

gejala ikutan atau akibat dari kecemasan yang

berkepanjangan. Untuk menghilangkan keluhan-keluhan

somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang ditujukan

pada organ tubuh yang bersangkutan.

d. Relaksasi

Teknik relaksasi merupakan upaya untuk meningkatkan

kendali dan percaya diri serta mengurangi stres yang

dirasakan (Stuart 2016). Adapun beberapa cara teknik-teknik

relaksasi untuk mengatasi kecemasan, yaitu :

xxxii
1) Latihan napas dalam

2) Latihan peregangan

3) Spa dan pijat terapi

4) Jalan-jalan

5) Meditasi dan yoga

6) Mandi air panas

7) Teknik hipnotis lima jari

Penelitian ini akan menerapkan terapi hipnotis lima jari

dengan alasan mudah dilakukan pada saat terjadinya

kecemasan, dan tidak membutuhkan alat apapun sehingga

bisa dilakukan kapan saja bila terjadi kecemasan.

C. Konsep Terapi Hipnotis lima jari

1. Definisi

Teknik relaksasi lima jari merupakan terapi generalis yang dapat

menimbulkan efek relaksasi dan menenangkan dengan cara

mengingat kembali pengalaman-pengalaman yang menyenangkan

yang pernah dialami (Jenita, 2008).

2. Tujuan Terapi

a. Mengurangi kecemasan

b. Memberikan relaksasi

c. Melancarkan sirkulasi darah

d. Merelaksasikan otot-otot tubuh

3. Indikasi terapi

xxxiii
Indikasi dari terapi ini adalah bagi klien dengan cemas, nyeri

ataupun ketegangan yang membutuhkan relaks

4. Kontraindikasi

Kontra indikasi dari terapi ini yaitu klien dengan depresi berat, klien

dengan gangguan jiwa.

5. Langkah-langkah

Langkah-langkah dari teknik relaksasi lima jari adalah sebagai

berikut:

a. Langkah 1

Satukan ujung ibu jari dengan jari telunjuk, ingat kembali saat

anda sehat. Anda bisa melakukan apa saja yang anda

inginkan.

b. Langkah 2

Satukan ujung ibu jari dengan jari tengah, ingat kembali

momen-momen indah ketika anda bersama dengan orang yang

anda cintai. (orang tua/suami/istri/ataupun seseorang yang

dianggap penting).

c. Langkah 3

Satukan ujung ibu jari dengan jari manis, ingat kembali ketika

anda mendapatkan penghargaan atas usaha keras yang telah

anda lakukan.

d. Langkah 4

xxxiv
Satukan ujung ibu jari dengan jari kelingking, ingat kembali saat

anda berada di suatu tempat terindah dan nyaman yang pernah

anda kunjungi. Luangkan waktu anda untuk mengingat kembali

saat indah dan menyenangkan itu (Jenita, 2008).

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS, DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari pengaruh terapi hipnotis lima jari trhadap

kecemasan pasien stoke dapat digambarkan sebagai berikut:

Variabel Independen Variabel Dependen

Terapi Hipnotis Lima Tingkat Kecemasan


Jari

 Latihan napas
dalam
 Latihan
perenggangan
 Spa dan pijat terapi
 Jakan-jalan
 Meditasi dan yoga
 Mandi air panas

xxxv
Keterangan
: Variabel independen yang diteliti
: Variabel dependen yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
: Arah pengaruh
: Arah pengaruh yang tidak diteliti

Gambar 3.1 Kerangka konsep


penelitian

26
B. Hipotesis

1. Hipotesis Alternatif

Ada Pengaruh Terapi Hipnotis Lima Jari terhadap Tingkat

Kecemasan Pasien Stroke di Poliklinik Saraf RSKD Provinsi Maluku

2. Hipotesis Nol

Tidak Ada Pengaruh Terapi Hipnotis Lima Jari terhadap Tingkat

Kecemasan Pasien Stroke di Poliklinik Saraf RSKD Provinsi Maluku

C. Definisi operasional

Variabel penelitian ini terdiri dari variable independen dan

variable dependen. Variabel independent yaitu variabel yang

dimanipulasi oleh peneliti untuk menciptakan suatu dampak pada

variable dependen (Setiadi, 2013). Variabel independent pada

penelitian ini adalah terapi hipnotis lima jari. Sedangkan variabel

dependent adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel

xxxvi
independent (Setiadi, 2013). Variabel dependent dalam penelitian ini

adalah tingkat kecemasan.

Definisi operasioanal merupakan suatu definisi yang

diungkapkan secara jelas dari masing-masing variabel dalam

penelitian, dan dijabarkan kedalam indikator. Indikator adalah dimensi

tertentu dari suatu konsep yang dapat diukur. Untuk melihat

perubahan yang dapat diukur tentang variabel independen dan

variabel dependen dalam penelitian ini, maka akan diuraikan tentang

definisi operasisonal, alat ukur, cara ukur, skala ukur, dan hasil ukur,

sebagai berikut:

Tabel 3.1. Variabel, Definisi Operasional, Cara Ukur, Alat Ukur,


Hasil Ukur Dan Skala Ukur

Variabel Defenisi Cara Alat ukur Hasil ukur Skala


Operasional ukur ukur
Variabel Independen
Terapi Terapi hipnotis lima Observasi SOP terapi - -
hipnotis lima jari merupakan hipnotis lima
jari suatu teknik yang jari
menimbulkan efek (Jenita,2008)
relaksasi untuk
mengingat
pengalaman yang
menyenangkan
mengunakan ke
lima jari tangan
pasien sebagai
penuntun yang
terdiri dari empat
langkah dan
dilakukan selama
10 menit
Variabel dependen

xxxvii
Kecemasan Kecemasan Mengisi Kuesioner  Kecemasan Ordinal
merupakan suatu Kuesioner HRS-A ringan 17-
perasaan takut dengan item 14
yang tidak (Hawari,  Kecemasan
jelas,ketidakpastian, 2008) sedang 15-
ketidakamanan, 27
ketidakberdayaan  Kecemasan
dan isolasi akibat berat 28 -
dampak dari 41
terserang stroke

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain merupakan strategi pembuktian atau pengujian atas

variable di lingkup penelitian. Jenis penelitian yang digunakan untuk

penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode Pra

Eksperiment (kegiatan percobaan untuk mengetahui suatu pengaruh

yang timbul sebagai akibat adanya perlakuan tertentu) dengan

menggunakan one groups pretest-posttest design, yaitu desain desain

eksperiment yang menggunakan satu kelompok subyek serta

melakukan pengukuran sebelum dan sesudah pemberian perlakuan

xxxviii
pada subyek (Latipun, 2011). Rancangan ini untuk mengetahui efek

sebelum dan sesudah perlakuan lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar dibawah ini :

Pre Tes Intervensi Post Tes


01 X 02

Gambar 4.1 : Desain Penelitian

Keterangan
01 : Pengukuran pertama dengan kuesioner HRS-A

tentang kecemasan responden sebelum dilakukan

intervensi 29
X : Intervensi terapi hipnotis lima jari
02 : Pengukuran kedua dengan kuesioner HRS-A

tentang kecemasan responden setelah dilakukan

intervensi
B. Lokasi dan waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Poliklinik Saraf RSKD Provinsi

Maluku

2. Waktu penelitian

Penelitian direncanakan akan dilaksanakan pada bulan Oktober

2021

C. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau subjek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam poenelitian ini adalah

semua pasien dengan diagnosis stroke dan melakukan rawat jalan

xxxix
pada Poliklinik Saraf RSKD Provinsi Maluku dari bulan Juni – Agustus

2021 sebanyak 37 orang.

D. Sampel dan teknik pengambilan sampel

Penelitian ini menggunakan pendekatan consecutive sampling yaitu

pemilihan sampel dengan menentukan subjek yang memenuhi kriteria

penelitian dimasukan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu

(Nursalam, 2013). Menurut Borg and Gall (2007) bahwa untuk

penelitian eksperiment setiap kelompok diperlukan sampel 15-30

responden. Berdasarkan pendapat tersebut maka besar sampel

dalam penelitian ini adalah 15 responden. Adapun kriteria inklusi dan

kriteria eksklusi penelitian ini adalah :

1. Krteria inklusi

a. Pasien yang didiagnosis stroke dan sementara melakukan

rawat jalan

b. Pasien stroke yang dapat menggerakan jari-jari tangan

c. Berada di tempat saat penelitian berlangsung

d. pasien bisa baca dan tulis

e. .Bersedia menjadi responden

Kriteria eksklusi

a. Pasien stroke dengan depresi berat

b. Pasien stroke dengan gangguan jiwa

Untuk mencapai target sampel yang diinginkan maka teknik

pengambilan sampel menggunakan Acidental sampling, dimana

xl
pasien stroke yang dijumpai di Poliklinik Saraf RSKD Provinsi Maluku

dan memenuhi kriteria pada saat penelitian berlangsung akan

dijadikan sampel.

E. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya baik (cermat, lengkap, dan sistematis) sehingga lebih mudah

di olah, instrument penelitian berupa angket, checklist, kousioner

pedoman wawancara, pedoman pengamatan, alat pemeriksaan

laboratorium (Saryono, 2011). Instrumen penelitian ini yaitu :

1. Kuosioner A

Kousioner A digunakan untuk mendapatkan data tentang

karakteristik responden yang terdiri umur, jenis kelamin,

pekerjaan, Lama terserang stroke. Kousioner A memuat 3

pertanyaan tertutup dengan jawaban yang dipilih, serta 1

pertanyaan terbuka.

2. Instrumen Hipnotis lima jari

Terapi hipnotis lima jari yang dilakukan pada pasien stroke

menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang meliputi

tahap pra interaksi, tahap orientasi, tahap kerja, dan tahap

terminasi.

3. Instrumen Kecemasan

xli
Penilaian kecemasan pasien stroke menggunakan Hamilton

Rating Scale For Anxiety (HRS-A) terdiri dari 14 kelompok gejala

yang yang terinci secara spesifik. Masing-masing kelompok gejala

diberi penilaian angka ( score ) antara 0 - 4. Jika nilai 0=tidak ada

gejala, nilai 1=gejala ringan (satu gejala yang dari pilihan yang ada,

nilai 2=gejala sedang (terdapat separuh dari gejala yang ada, nilai

3=gejala berat (lebih dari separuh gejala yang ada, nilai 4=gejala

berat sekali (semua gejala yang ada). Berdasarkan hasil

penskoringan maka kecemasan dapat dikategorikan sebagai

Tidak ada kecemasan : nilai kurang dari 6; Kecemasan ringan :

nilai 17 – 14; Kecemasan sedang : nilai 15 – 27; Kecemasan berat :

nilai 28 – 41; Kecemasan berat sekali : nilai lebih dari 41

F. Prosedur pengumpulan data

Proses pengumpulan data untuk tujuan penelitian ini dimulai dari

pengambilan data yang dilakukan tentang pengaruh terapi hipnotis

lima jari terhadap penurunan kecemasan pasien stroke di runga Saraf

RSKD Provinsi Maluku

1. Mengurus surat penelitian ke STIKes Pasapua Ambon

2. Mengurus surat izin penelitian ke Kesbangpol provinsi Maluku dan

diteruskan ke Direktur RSKD Provinsi Maluku serta Kepala

Poliklinik Saraf RSKD Provinsi Maluku

3. Peneliti menghubungi kepala Poliklinik Saraf RSKD Provinsi

Maluku dan staf untuk izin pelaksanaan penelitian

xlii
4. Menyiapkan dan menggunakan masker, sarung tangan, hand

sanitizer untuk pencegahan COVID-19

5. Menjelaskan kepada calon respomden tentang tujuan dan prosedur

penelitian tentang hipnotis lima jari, serta meminta kesediaan calon

responden untuk berpartisipasi dalam penelitian, jika calon

responden bersedia maka dilanjutkan dengan tanda tangan

informed consent.

6. Responden yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam

penelitian akan diberikan alternatif pilihan, apakah hipnotis lima jari

dilakukan di poliklinik atau di rumah responden.

7. Selanjutnya responden mendapat kuesioner untuk mengisi

pertanyaan-pertanyaan tentang karakteristik, dan dilanjutkan

dengan pre test terhadap kecemasan yang dialami menggunakan

Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A). Untuk melancarkan

pengisian kuesioner, maka peneliti membantu responden mengisi

kuesioner dengan mengajukan pernyataan-pernyataan yang ada

kepada responden. Peneliti mengisi kuesioner sesuai jawaban

responden.

8. Setelah pre test, peneliti melakukan terapi hipnotis lima jari selama

10 menit mengacu pada SOP.

9. Kemudian peneliti melakukan post test terhadap kecemasan klien

menggunakan Hamilton Rating Scale For Anxiety (HRS-A). Pada

tahap inipun peneliti tetap membantu responden untuk mengisi

xliii
kuesioner dengan mengajukan pernyataan-pernyataan yang ada

kepada responden dan mengisi kuesioner sesuai jawaban

responden.

10. Menyusun laporan hasil penelitian.

G. Prosedur Pengolahan data

1. Editing

Proses melakukan pemeriksaan kousioner yang telah diisi oleh

responden. Jika terdapat item yang diisi tidak valid, sedapat

mungkin segera dibetulkan kembali oleh subjek penelitian yang

bersangkutan.Selanjutnya peneliti menghitung kesesuaian jumlah

instrument yang terkumpul dengan jumlah subjek

penelitian.Kemudian peneliti memeriksa kelengkapan isi, kejelasan

dan relevan jawaban dengan pertanyaan pada lembar kousioner.

2. Coding

Pada tahap ini peneliti memberi kode tertentu untuk setiap jawaban

berdasarkan defenisi operasional.Dalam penelitian ini koding

dilakukan dengan memberikan kode pada setiap variabel katagori.

3. Entry

xliv
Setelah pengkodean pada masing-masing variabel, selanjutnya

peneliti melakukan entry data dan Analisa data.Analisa data

dilakukan dengan program computer.

4. Cleaning

Setelah data dimasukkan kedala software, peneliti memeriksa

kemungkinan data yang belum dimasukkan. Peneliti mengecek

kembali kemungkinan adanya kesalahan dalam pengkodean atau

kurang lengkap sehingga diperlukan koreksi

H. Analisa data

Analisa univariat digunakan untuk menggambarkan

karakteristik responden, gambaran kecemasan responden sebelum

terapi hipnotis lima jari, dan gambaran kecemasan responden setelah

terapi hipnotis lima jari.

Uji bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh terapi

hipnotis lima jari terhadap kecemasan. Sebelum dilakukan uji bivariat

maka akan dilakukan uji normalitas data apakah data dari variable

berditribusi normal atau tidak normal dengan menggunakan parameter

shapiro walk (untuk sampel <50), jika diketahui data berdistribusi

normal maka uji yang dipakai menggunakan Uji T dengan tingkat

kemaknaan 0,05 dan jika data berdistribusi tidak normal maka uji

statistic yang akan digunakan adalah Uji Wilcoxon.

I. Etika penelitian

xlv
Penelitian ini dilakukan dengan mempertimbangkan aspek etika

dalam penelitian.Sebelum pengambilan data, dilakukan uji etik pada

komite etik untuk dinilai kelayakan penelitian ini secara etik. Setelah

lulus etik maka penelitian mulai dilakukan. Adapun etika penelitian

yang dilakukan pada penelitian ini berdasarkan Polit and Back (2012)

meliputi :

1. Freedom form harm and discomfort

Peneliti tidak melakukan intervensi terhadap subjek penelitian karna

pengumpulan data menggunakan kousioner, sehingga

kemungkinan bahaya dan ketidaknyamanan dapat dihindari.

2. Protection from exploitation

Peneliti melindungi subjek penelitian dari hal yang kurang

menguntungkan atau tidak menyebabkan informasi yang telah

didapat dari sebjek penelitian kepada orang lain. Peneliti maupun

asisten peneliti menjelaskan kepada subjek penelitian bahwa

semua data yang dikumpulkan, dijhaga kerahasiaannya dan hanya

digunakan untuk keperluan penelitian.Selain itu peneliti mencegah

hubungan khusus dengan subjek penelitian, seperti memanfaatkan

mereka untuk menawarkan produk tertentu yang bersifat komersial.

3. Self determination and full disclousure

Peneliti memberi kebebasan kepada subjek penelitian untuk

memutuskan ikut atau keluar dari penelitian ini setelah mendapat

penjelasan yang lengkap dari peneliti maupun asisten peneliti

xlvi
meliputi tujuan, manfaat, prosedur dan resiko penelitian yang

mungkin terjadi, tanpa memberikan sanksi kepada subjek

penelitian.Peneliti maupun asisten peneliti memberi kesempatan

kepada subjek penelitian untuk bertanya dan menentukan pilhan

untuk ikut dalam penelitian. Subjek penelitian yang bersedia ikut

dalam penelitian diberi informed consent untuk ditandatangani.

4. Fair Treatment

Peneliti maupun asisten peneliti menghormati keyakinan, kebiasaan

dan gaya hidup subjek penelitian yang memilik latar belakang hidup

yang berbeda. Peneliti maupun asisten peneliti tidak melakukan

diskriminasi dalam pemilihansubjek penelitian. Setiap subjek

penelitian mendapat perlakuan yang sama.

5. Privacy

Peneliti menjamin dan menjaga kerahasiaan data subjek penelitian

dengan cara tidak mencantumkan nama pada instrument

penelitian, tetapi hanya diberi kode. Peneliti maupun asisten peneliti

memberikan penjelasan kepada subjek penelitian, bahwa data

mereka dijamin kerahasiaannya dari orang lain dan tidak terekspos

secara luas.

xlvii
J. Alur penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yang dapat dilihat pada

diagram alir di bawah ini.

Mulai

Sudi Pendahuluan

Studi Pustaka

Penentuan sampel dan teknik pengambilan sampel

Pengumpulan data

Data Sekunder:
Rekam medik data pasien stroke

Data Primer:
Karakteristik dan Kecemasan Responden

Analisis data:
Uji T atau Uji Wilcoxon

Kesimpulan

xlviii
Selesai

Gambar 4.2
Diagram Alir Tahapan Penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Anissa, L.M., Suryani, S., Mirwanti, R. 2018. Tingkat kecemasan


mahasiswa keperawatan dalam menghadapi ujian berbasis
computer based test. Jurnal Ilmu-Ilmu Kesehatan. Vol.16, No. 2.
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/medisains/article/view/2
522

Anies. 2006. Waspada Ancaman Penyakit Tidak Menular. Jakarta:


PT.Elex Media Komputindo.

Borg, L Walter R. Meredith D. Gall and Joyce P. Gall. 2007. “Education


Research” Newyork : Peorson Education. Inc.
Departemen Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Keehtan
Kementerian Kesehatan RI. Jakarta: Depkes RI:

Elkind, M.S.V., & Yaghi, S. 2010. Lipids and Cerebrovascular Disease,


Research and Practice. Volume 46, Issue 11, November
2015; Pages 3322-3328. https://www.ahajournals.org/doi/epub/
10.1161/STROKEAHA.115.011164. Diakses tanggal 5
September 2021.

Endang, dkk. 2014. Efektivitas terapi hipnotis lima jari untuk menutrunkan
anxietas pasien hipertensi. Jurnal Keperawatan. Vol. 3 No. 3.
24 -33

Hawari, Dadang. 2008. Menajemen Stres Cemas Dan Depresi. Fakultas


Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

xlix
Irianto, et al. (2014). Penyakit Hipertensi dan Pencegahannya. Jakarta:
EGC

Jenita dkk (2008). Five finger on the efect of hypnotis anxiety reduction in
breast cancer patient. Juliana, M. (2013).Analisis Praktik Ilmu
Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan pada Pasien
Diabetes Mellitus dengan Ansietas di Ruang Gayatri RS Dr. H.
Marzoeki Mahdi Bogor

Junaidi, I. 2011. Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: ANDI

Kaplan dan Sadock. 2015. Buku Ajar Psikiatri Kinis. Edisi Dua. Jakarta

Keliat, B.A. 2013. Ilmu Keperawatan Jiwa Komunitas. Jakarta:EGC

Marbun., Sivina, A., Pardede, J.A. & Perkasa, S.I. 2018. Efektivitas Terapi
Hipnotis Lima Jari terhadap Kecemasan Ibu Pre Partum di Klinik
Chelsea Husada Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Begadai.
Jurnal Keperawtan Priority 2, no. 2 juli : 92 -99

Mohammad Syukri. 2017. Efektivitas terapi hipnotis lima jari terhadap


kecemasan klien hipertensi di Puskesmas Rawasari Kota Jambi
Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi, 19(2):
353-356

Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Mustaqin, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan


Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta : Salemba Medika

Nugiwiati. 2015. Terapi Alternatif & Komplementer dalam Bidang


Keperawatan. Bogor: In Media

Polit and Beck, P. 2012. Essential of Nursing Research: Apparaising


Evidence For Nursing Practice (Seven Edition ed): Lippicot
Wiliams dan Wilkins

Purnamarini, D. P. A, Setiawan, T. I.& Hidayat, D. R. (2016). Pengaruh


Terapi Expressive Writing Terhadap Penurunan Kecemasan saat
Ujian Sekolah. Jurnal Bimbingan Konseling, 5(1) ; 36 – 42

l
Saddock, B.J., & Saddock, V.A. 2007. Kaplan and Saddock’s Synopsis of
Psychiatry: Behavioral Science/Clinical Psychiatry. 10th Ed.
Philadelpia: Lippincott William & Wilkins.

Simangunsong. (2011). Gambaran Profil Lipid pada Penderita Stroke di


Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2009.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21421/Ch
apter%20
II.pdf;jsessionid=6D83DFD463E04EDB88052197F1B00726?
sequence=4

Stuart, G.W, 2016, Prinsip dan Praktik Keperawatan Jiwa Stuart Buku 2 :
Edisi Indonesia, Elseiver, SingaporeStuart and Sundeen. 2007.
“Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3.” Local Responses to the
English Reformation

Sutejo. 2018. Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan


Keperawatan Jiwa : Gangguan Jiwa dan Psikososial, Pustaka
Buku Press, Yoygakarta

Videbeck, S.L. 2011. Psychiatric mental health nursing. (4rd Ed).


Philadelpia: Lippincott William & Wilkins.

WHO. 2012. Global Burden of Stroke. WHO. 2012.


https://www.ahajournals.org/doi/full/10.1161/circresaha.116.3084
13. Diakses tanggal 15 September 2021

li
Lampiran 1

PENJELASAN PENELITIAN (INFORM CONSENT) BAGI RESPONDEN


PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Semuel Wenno
Alamat :Rumahtiga Ambon
Status :Mahasiswa
Nomor Kontak : 081248640637
Email : samuelwenno@gmail.com
Judul penelitian : Pengaruh Terapi Hipnotis Lima Jari Terhadap
tingkat Kecemasan Pasien Stroke di Ruang Saraf
RSKD Provinsi Maluku
Tujuan : Untuk mengetahui pengaruh Pengaruh Terapii
Hipnotis Lima Jari Tehadap tingkat Kecemasan
Pasien Stroke di Ruang Saraf RSKD Provinsi Maluku
Perlakuan yang diterapkan pada subjek :
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif: studi kasus, dalam
penelitian ini partisipan akan dilakukan :
1. Jika Bapak/ibu menyetujui untuk ikut serta dalam penelitian ini, peneliti
akan melakukan prosedur tindakan terkait topik yang akan diteliti.
lii
2. Bapak/ibu akan melakukan hipnotis lima jari sesuai jadwal yang akan
ditentukan sesuai dengan kontrak.
3. Setiap data yang diambil dan tindakan yang dilakukan akan di jaga
kerahasiannya sehingga terjadinya risiko sangat minimal.
4. Bapak/ibu yang terlibat dalam penelitian ini sebagai responden akan
mendapatakan souvenir dari peneliti.

Hak untuk undur diri :


Keikutsertaan Bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela dan Ibu
berhak untuk mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan
konsekuensi yang merugikan ibu dan apabila dalam penelitian ini tidak
bersedia dijadikan partisipan.
Jaminan kerahasiaan data :
Semua data informasi identitas Bapak/ibu akan dijaga kerahasiaannya,
yaitu dengan tidak mencantumkan identitas ibu secara jelas dan pada
laporan penelitian, nama ibu berupa initial yang dengan pengkodean.
Pernyataan kesediaan :
Apabila Bapak/ibu telah memahami penjelasan dan setuju sebagai
partisipan dalam penelitian ini, mohon menandatangani surat pernyataan
bersedia berpartisipasi sebagai partisipan penelitian.

Ambon, 2021

Yang menerima penjelasan Saksi Hormat Saya

(………………………….) (………………..) (Semuel Wenno)

liii
Lampiran 2 Informed Consent

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

(INFORMED CONSENT)

No. Kode Partisipan :

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bersedia

untuk menjadi peserta / partisipan penelitian yang dilakukan oleh semuell

Wenno mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Pasapua

Ambon yang berjudul :

“Pengaruh Terapi Hipnotis Lima Jari Trhadap tingkat Kecemasan Pasien

Stroke di Ruang Saraf RSKD Provinsi Maluku”.

Pada saat Terapi Hipnotis lima Jari dilakukan di rumah partisipan maka

semua data yang diperoleh akan dijaga kerahasiannya sehingga

terjadinya risiko sangat minimal. Partisipan yang terlibat pada penelitian ini

akan mendapatkan souvenir dari peneliti. Apabila terjadi permasalahan

selama dan setelah penelitian ini berlangsung dapat menghubungi nomor

peneliti (081248640637).

liv
Persetujuan ini saya buat dengan sadar dan tanpa paksaan dari siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dipergunakan sebagaimana

mestinya.

Ambon, 2021

Yang menerima penjelasan Saksi Hormat saya

Lampiran 3. Instrumen Pengumpulan Data

FORMAT PENGUMPULAN DATA

PENGARUH TERAPI HIPNOTIS LIMA JARI TERHADAP KECEMASAN


PASIEN STROKE DI POLIKLINIK SARAF RSKD NPROVINSI MALUKU

Tanggal Pengisian :
Petunjuk Pengisian :
1. Mohon memberikan jawaban dengan jujur dan sesuai
2. Anda dipersilahkan memilih salah satu jawaban yang tersedia dengan
memberikan tanda centang (√) pada kotak pilihan jawaban yang
tersedia .
3. Dalam penelitian ini tidak ada jawaban yang benar atau salah.
4. Usahakan agar tidak ada jawaban yang terlewatkan.
5. Setelah semua diisi mohon diserahkan kembali.
Identitas :

1. No. Responden :

2. Umur :

3. Pekerjaan : : PNS Wiraswatsa

IRT

lv
4. Pendidikan terakhir : SD SMP SMA

Perguruan Tinggi

5. Lama Menderita stroke : ≤ 6 bulan

 6 bulan

Lampiran 3

Kode Responden : …………………………………………………….

Tanggal : …………………………………………………….

Kegiatan : Pre Test / Post Test

HAMILTON ANXIETY RATING SCALE (HARS)

No Gejala Kecemasan SKOR


0 1 2 3 4
1 Cemas
 Firasat buruk
 Takut akan fikiran sendiri
 Mudah tersinggung
2 Ketegangan
 Merasa tegang
 Gelisah
 Gemetar
 Mudah terganggu
 Lesu
3 Ketakutan
 Takut terhadap gelap
 Takut terhadap orang lain/asing
 Takut bila tinggal sendiri
 Takut pada binatang besar

lvi
4 Gangguan tidur
 Sukar memulai tidur
 Terbangun pada malam hari
 Mimpi buruk
5 Gangguan kecerdasan
 Penurunan daya ingat
 Mudah lupa
 Sulit konsentrasi
6 Perasaan depresi
 Hilangnya minat
 Berkurangnya kesenangan pada
hoby
 Sedih
 Perasaan tidak menyenangkan
setiap hari
7 Gejala somatik
 Nyeri pada otot dan kaku
 Gertakan gigi
 Suara tidak stabil
 Kedutan otot
8 Gejala sensorik
 Perasaan ditusuk-tusuk
 Penglihatan kabur
 Muka merah
 Pucat serta merasa lemah

9 Gejala kardiovaskuler tekikardi


 Nyeri didada
 Denyut nadi mengeras
 Detak jantung hilang sekejap
10 Gejala peernafasan
 Rasa tertekan didada
 Perasaan tercekik
 Sering menarik nafas panjang
 Merasa nafas pendek

11 Gejala gastrointestinal
 Sulit menelan
 Berat badan menurun
 Mual
 Muntah
 Nyeri lambung sebelum dan sesudah
makan
lvii
 Perasaan panas di perut

12 Gejala urogenital
 Sering kencing
 Tidak dapat menahan kencing
 Aminorea
 Ereksi lemah/impotensi

13 Gejala vegetative
 Mulut kering
 Mudah berkeringat
 Muka merah
 Bulu roma berdiri
 Pusing/sakit kepala

14 Perilaku sewaktu wawancara


 Gelisah
 Jari gemetar
 Mengerutkan dahi/kening
 Muka tegang
 Tonus otot meningkat
 Nafas pendek dan cepat

Penilaian tingkat kecemasan menurut Hamilton Anciety

Rating Scale (HARS) yaitu:

Nilai 0 = tidak ada gejala sama sekali

Nilai 1 = gejala ringan / satu dari gejala yang ada

Nilai 2 = gejala sedang/ separuh dari gejala yang ada

Nilai 3 = gejala berat/ lebih dari separuh dari gejala yang ada

Nilai 4 = gejala berat sekali / semua dari gejala yang ada

Masing-masing nilai angka (skor) dari 14 kelompok gejala

tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat

diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu:

lviii
Total nilai (skor) :

Skor kurang dari 6 : Tidak Ada Cemas

Skor 7-14 : Kecemasan Ringan

Skor 15-27 : Kecemasan Sedang

Skor lebih dari 27 : Kecemasan Berat

SOP HIPNOTIS LIMA JARI

Relaksasi adalah suatu kegiatan


1. Pengertian yang dirujukan untuk
menghilangkan ketegangan otot-
otot tubuh maupun pikiran
sehingga memberikan rasa
nyaman. Sedangkan relaksasi
lima jari adalah salah satu teknik
relaksasi dengan metode
pembayangan atau imajinasi yang
menggunakan 5 jari sebagai alat
bantu

a. Mengurangi ansietas
2. Tujuan b. Memberikan relaksasi
c. Melancarkan sirkulasi darah
d. Merelaksasikan otot-otot tubuh

Terapi ini diindikasikan bagi klien


3. Indikasi dengan cemas, nyeri ataupun
ketengangan yang membutuhkan
kondisi rileks

a. Klien dengan depresi berat


4. Kontra indikasi b. Klien dengan gangguan jiwa

lix
a. Kontrak waktu, topik dan
5. Persiapan pasien tempat dengan pasien
b. Klien deiberikan penjelasan
tentang hal-hal yangakan
dilakukan
c. Jaga privasi klien
d. Atur posisi klien senyaman
mungkin
6. Waktu pelaksanaan ± 10 menit
a. Persiapan alat berupa tape
7. Persiapan alat recorder atau semacamnya
yang bisa digunakan untuk
memutar musik relaksasi
b. Modifikasi lingkungan
senyaman mungkin bagi pasien
termasuk pengontrolan
suasana ruangan agar jauh
terhindar dari kebisingan saat
melakukan teknik relaksasi lima
jari

b. Instruksikan kepada klien


8. Cara kerja untuk memejamkan mata
c. Tarik nafas hembuskan nafas
perlahan- lahan lakukan
sebanyak 3 kali
d. Tautkan ibu jari kepada jari
telunjuk, intruksikan kepada
klien untuk membayangkan
tubuh anda begitu sehat
e. Tautkan ibu jari kepada jari
tengah, intruksikan kepada
klien untuk membayangkan
orang yang disayang
f. Tautkan ibu jari kepada jari
manis, intruksikan kepada
klien untuk membayangkan
ketika anda mendapat
penghargaan
g. Tautkan ibu jari kepada jari

lx
kelingking, intruksikan kepada
klien untuk membayangkan
ketika anda mendapatkan
suatu penghargaan
h. Instruksikan kepada klien
untuk tarik nafas, hembuskan

lxi

Anda mungkin juga menyukai