Anda di halaman 1dari 38

Referat

CA RECTI
Presentan :
Syiffa Ilhami Augustami Suryanto
2110070736030015

Preseptor : dr. Vandra Bina Riyandra, Sp.B, K-BD


BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
• Insidens kanker kolorektal di Indonesia cukup tinggi, demikian juga angka
kematiannya.

• Sekitar 75% dari kanker ditemukan pada kolon rectosigmoid.

• Keluhan pasien karena kanker kolorektal tergantung pada besar dan lokasi
dari tumor.

• Terapi terdiri dari kuratif dan terapi paliatif.

• Pengobatan kuratif adalah dengan operasi. Terapi paliatif dengan kemoterapi


dan radiasi.
PENDAHULUAN
Mengenai definisi, epidemiologi, patogenesis, patofisiologi, diagnosis, dan
BATASAN penatalaksanaan, prognosis dan komplikasi Ca Recti

Memahami dan menambah pengetahuan untuk mengetahui definisi,


TUJUAN epidemiologi, patogenesis, patofisiologi, manifestasi klinis, diagnosis, dan
penatalaksanaan Ca Recti

METODE Tinjauan pustaka yang merujuk berbagai literatur.


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Definisi -> Kanker kolorektal -> keganasan
yang berasal dari jaringan usus besar: kolon
(bagian terpanjang dari usus besar) dan rektum
(bagian distal terakhir dari usus besar sebelum
anus).
Epidemiologi
• Menurut American Cancer Society  kanker kolorektal (KKR)
kanker ketiga terbanyak dan merupakan kanker penyebab
kematian ketiga terbanyak pada pria di Amerika Serikat.
• 2008, Indonesia menempati urutan 4 KKR di ASEAN.
• Lebih dari 86% pasien yang didiagnosis dengan kanker
kolorektal berusia kurang dari 50 tahun dan asimptomatis
Anatomi
USUS BESAR ADALAH STRUKTUR
TUBULAR
Berukuran 150 cm pada orang dewasa atau
sekitar seperempat panjang usus kecil, Usus besar
dimulai pada katup ileocecal dan berakhir di
bagian distal di lubang anus

USUS BESAR TERDIRI DARI 4 SEGMEN


caecum dan appendix vermiform, kolon (bagian
menaik, melintang, dan menurun), rectum, dan
lubang anus
Anatomi
USUS BESAR TERLETAK DI
RONGGA ABDOMINAL CAPITY
Pada rongga abdominal terdapat 2 ruang
yaitu :
● ruang intraperitoneal Anatomi
● ruang retroperitoneal

TERSUSUN BOLAK BALIK


usus tersusun bolak balik dari ruang
intraperitoneal dan retropritoneal
LAPISAN TERLUAR
Histologi lapisan Serosa pada ruang intraperitoneal adventitia
pada ruang retroperitoneal

LAPISAN OTOT
lapisan muskularis yang akan berkontraksi untuk
mendorong makanan

LAPISAN SUB MUKOSA Anatomi


lapisan ini trdiri jaringan padat yaitu, pembuluh darah,
faktor limfatik, saraf

LAPISAN MUKOSA
lapisan Terdalam yang berinteraksi dengan makanan
memiliki invaginasi / intususepsi
Defekasi biasanya dibantu oleh gerakan
Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks, dan mengejan volunteer yang melibatkan kontraksi
rektum otot abdomen dan ekspirasi paksa dengan
glottis tertutup secara bersamaan. Tindakan ini
sangat meningkatkan tekanan intraabdomen
yang membantu mendorong tinja

Jika defekasi ditunda terlalu lama dapat


Fungsi utama dari kolon adalah menyerap air dan
terjadi konstipasi. Ketika isi kolon tertahan
elektrolit dari kimus menjadi bentuk padat feses dan lebih lama dari pada normal, H20 yang
menyimpan feses sampai bisa dieksresikan diserap dari tinja meningkat sehingga tinja
menjadi kering dan keras
Penyebab tertundanya defekasi yang dapat menimbulkan
konstipasi
- Mengabaikan keinginan untuk
BAB
-
Anatomi Berkurangnya mortilitas kolon
karna usia , diet rendah serat
- Obstruksi pergerakan masa oleh
tumor local
- Gangguan refleks defekasi
ETIOLOGI CA RECTI
Etiologi kanker kolorektal belum diketahui pasti, namun diduga bersifat multifaktorial. 70% kasus
merupakan kasus sporadik, namun ada juga kasus yang ditemukan bersifat familial dan diturunkan.

HEREDITER KELAINAN NON-


Resiko terkena kanker usus besar untuk KARSINOMA
masyarakat umum adalah 1/50, risiko Seperti kolitis ulseratif kronis, poliposis,
terkena kanker bagi generasi pertama pasien adenoma, dan lainnya. Diperkirakan sekitar
meningkat 3 kali menjadi 1/17, jika dalam 3-5% pasien kolitis ulseratif setelahnya
keluarga generasi pertama terdapat 2 orang timbul kanker usus besar.
penderita, risikonya naik menjadi 1/6.

FAKTOR DIET PARASITOSIS


penyakit skistomiasis lanjut berkomplikasi
Umumnya dianggap tingginya masukan
menjadi kanker usus.
protein hewani, lemak dan rendanya serat
makanan merupakan faktor insiden tinggi
kanker usus besar.
Faktor resiko
faktor risiko dibagi menjadi dua yaitu faktor yang dapat
dimodifikasi dan yang tidak dapat dimodifikasi.

Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi adalah laki


laki,riwayat kanker kolorektal atau polip adenoma
individu dan keluarga, dan riwayat individu penyakit
inflamasi kronis pada usus

faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah inaktivitas,


obesitas, konsumsi tinggi daging merah, sedikit konsumsi
buah dan sayur, merokok dan konsumsi alkohol sedang-sering
PATOGENESIS

CA Colorectal Adenocarsinoma
muncul dari sel sel penyusun kelenjar usus

umum : Mutasi bersifat


A B tertentu : Mutasi
Sporadik
Genetik
PATOGENESIS
• Mukosa kolon normal  sel epitel regenerasi setiap 6 hari.
• Patologis  gangguan proses diferensiasi & maturase sel 
dipengaruhi gen APC  replikasi tidak terkontrol.
Anatomi
• ↑ jumlah sel  mutase gen  mencegah apoptosis dan
memperpanjang hidup sel.
Anatomi
Diagnosis
Keluhan utama dan pemeriksaan fisik

Perdarahan Perdarahan Peningkatan Teraba masa Terdapat tanda-tanda


dengan frekuensi pada fossa obstruksi mekanik
per-anum usus - Setiap pasien
peningkatan defekasi atau iliaka dekstra
tanpa gejala diare selama >6 dengan anemia
frekuensi Ada massa
defekasi /atau anal pada usia minggu pada defisiensi besi
intra-luminal dengan hemoglobin
diare selama > 6 >60 tahun usia >60 tahun
di dalam < 11g% pada pria
minggu rektum dan hemoglobin
<10g% pada wanita
pasca menopause
Pemeriksaan
penunjang
ENDOSKOPI

Sekitar 70-75% kanker usus besar terletak di


dalam jarak 25% dari tepi anus, dapat dibantu dengan
pemeriksaan sigmoidoskopi.

USG

kedalaman dan lingkup invasi kanker rektum ke dinding usus,


arah penyebaran dan derajat terkenanya organ sekitar.
Gambaran USG kanker rektum berupa area hipodens atau
relatif hipodens dengan batas tidak beraturan.
Pemeriksaan
penunjang.
CT DAN MRI

kelebihan utama pemeriksaan ini adalah menunjukkan situasi


terkenanya jaringan sekitar, ada tidaknya metastasis kelenjar
limfe atau organ jauh, sehingga membantu dalam penentuan
stadium klinis dan perkiraan operasi

BIOMARKER TUMOR
Antigen karbohidrat (CA19-9) dan antigen karsinoembrionik
(CEA), keduanya bukan antigen spesifik kanker usus besar.
Namun pemeriksaan biomarker ini dapat berpengaruh dalam
mengestimasi prognosis, monitor efekterapi dan rekurensi
pasca operasi
Pemeriksaan
penunjang.
DOUBLE-CONTRAST BARIUM ENEMA

jenis dari pemeriksaan X-ray. Barium sulfat, yang merupakan


cairan yang pucat seperti kapur dan udara digunakan untuk
menggambarkan bagian terdalam dari kolon dan rektum untuk
melihat area abnormal pada x-ray

BIOPSI

Biasanya jika suspek kanker kolorektal ditemukan


pada pemeriksaan diagnostik, dilakukan biopsi saat
kolonoskopi
Anatomi
Penentuan
Stadium
TNM staging merupakan sistem penetapan stadium kanker
kolorektal berdasarkan standar internasional.
• T menggambarkan tumor primer
• N menggambarkan keterlibatan nodus limfatik,
• M menggambarkan metastasis
Penentuan TX Tumor primer tidak dapat dinilai TO Tidak terdapat tumor
Tumor primer
Primer (T) Tis Carcinoma in situ : intraepitel atau invasi lamina propria
T1 Tumor menginvasi submukosa
T2 Tumor menginvasi muscularis propria
T3 Tumor menginvasi muscularis propria ke jaringan
kolorektal. Anatomi

T4a Tumor berpenetrasi ke permukaan peritoneum T4b

Tumor secara langsung menginvasi atau menempel ke


organ atau struktur lain
Penentuan • NX Nodus limfatik regional tidak dapat dinilai
Keterlibatan • NO Tidak ada metastasis nodus limfatik regional
Kelenjar Getah • N1 Metastasis di 1-3 nodus limfatik regional
Bening (N) • N1a Metastasis di 1 nodus limfatik regional
• N1b Metastasis di 2-3 nodus limfatik regional
• N1c
• Tumor terdeposit di jaringan subserosa, mesenteri,
atau jaringan perirektal tanpa metastasis nodus regional
• N2 Metastasis di >4 nodus limfatik regional
• N2a Metastasis di 4-6 nodus limfatik regional
• N2b Metastasis di >7 nodus limfatik regional
Penentuan • M0 Tidak ada metastasis jauh
Metastasis (M) • M1 Terdapat metastasis jauh
• M1a Metastasis di 1 organ
• M1b Metastasis di >1 organ atau perineum
Anatomi
1. Karsinoma usus kecil
2.Anatomi
Limfoma gastrointestinal
3. Inflamatory bowel deases
4. diverkulitis
Tatalaksana
Penatalaksanaan kanker kolorektal meliputi beberapa bagian,
yaitu tindakan operasi, kemoterapi, dan radioterapi. Pemilihan
Anatomi
terapi didasarkan pada stadium kanker, gambaran histopatologi,
efek samping obat, serta kondisi klinis dan preferensi pasien
Anatomi
01 Eksisi local dilakukan
untuk polip kolon dan
polip rektum

Terapi pembedahan
Kolektomi dan reseksi
Terapi pembedahan lebih dipilih untuk
kanker kolorektal stadium awal. Tujuan 02 kelenjar gejah bening En-
Block
utama dari tindakan ini adalah untuk
mengambil jaringan tumor dan jaringan
limfatik yang terkena sebagai tindakan
kuratif dan mencegah invasi lebih lanjut. Reseksi transabdominal
Prosedur pembedahan yang dipilih
tergantung pada lokasi lesi 03 merupakan Tindakan
bedah untuk kanker
rektum

Kolektomi laparoskopik

04 merupakan tata laksana


bedah pilihan untuk
kolerektal
Kemoterapi
Kemoterapi direkomendasikan untuk pasien kanker kolorektal
stadium II risiko tinggi dan seluruh pasien stadium III.
Pedoman yang ada menyarankan kemoterapi adjuvan
diberikan dalam 6-8 minggu setelah reseksi bedah,
tergantung pada keadaan klinis pasien. Kemoterapi adjuvan
Anatomi
dapat mengurangi risiko rekurensi jarak jauh setelah operasi.

>
REGIMEN KEMOTERAPI TUNGGAL
- Capecitabine 850-1250 mg, 2 kali sehari pada hari ke
1-14, diberikan setiap 3 minggu selama 24 minggu
- Leucovorin 500 mg intravena selama 2 jam pada hari
ke-1, 8, 15, 22, 29, dan 36. Dikombinasikan dengan
pemberian FU 500 mg bolus intravena 1 jam setelah
dimulai leucovorin, diulang setiap 8 minggu
- Leucovorin 20 mg intravena selama 2 jam pada hari
ke-1, lalu FU 500 mg bolus injeksi intravena 1 jam
setelah dimulai leucovorin. Diulang setiap minggu
- Fluorourasil 2600 mg dalam infus 24 jam ditambah leucovorin
500 mg, diulang setiap minggu15
Ablasi
Terapi dengan metode ablasi merupakan salah satu pilihan terapi pada
kanker kolon dengan metastasis. Metode terapi ablasi yang digunakan
yaitu krioterapi dan radiofrequencyAnatomi
ablation (RFA). Krioterapi dilakukan
dengan melakukan pembukan pada jaringan tumor dan parenkim sekitar.
RFA dilakukan dengan cara memanaskan tumor dan jaringan sekitarnya
untuk membentuk jaringan nekrosis koagulasi.
Terapi suportif
Anatomi
Terapi suportif yang dilakukan pada kanker kolorektal
terutama rehabilitasi medis
pascaoperasi.
KOMPLIKASI
1. Obstruksi pendarahan
2. perforasi kolon
Anatomi
3. Perdarahan saluran cerna kolon bawah
Prognosis
Prognosis dipengaruhi oleh
74% pada kanker stadium I
klinis pasien dan stadium 66% pada stadium IIA
kanker saat terdiagnosis. Anatomi
58% pada stadium IIB
Gambaran histopatologi juga 37% pada stadium IIC
73% pada stadium IIIA
dilaporkan dapat menjadi 46% pada stadium IIIB
predictor prognosis 28% pada stadium IIIC
5% pada stadium IV
TERIMA KASIH
Anatomi

Anda mungkin juga menyukai