Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRESENTASI

ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN CA COLON UNIT RANAP

Disusun Oleh : Unit….


Periode
Presentasi :
Jumlah Halaman :

RUMAH SAKIT BELLEZA KEDATON


BANDAR LAMPUNG
2023

Asuhan Keperawatan 1
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN KANKER COLON

A. PENGERTIAN
1. Kanker adalah sebuah penyakit yang ditandai dengan pembagian sel yang
tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang jaringan biologis
lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan
(invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).
Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA,
menyebabkan mutasi di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan
fungsi lainnya. (Gale, 2000 : 177)
2. Kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang bersifat ganas dan
merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon (usus
besar). (Brooker, 2001 : 72)
3. Kanker kolon/usus besar adalah tumbuhnya sel kanker yang ganas di
dalam permukaan usus besar atau rektum (Boyle & Langman, 2000 : 805).
4. Kanker kolon adalah pertumbuhan sel yang bersifat ganas yang tumbuh
pada kolon dan menginvasi jaringan sekitarnya (Tambayong, 2000 : 1Usus
besar adalah bagian dari sistem pencernaan dimana materi yang
dibuang(sampah)disimpan.Rektum adalah ujung dari usus besar dekat
dubur (anus).Tumor usus besar dan rectum adalah pertumbuhan
petumbuhan yang datangnya dari usus besar.

B. ETIOLOGI

Penyebab dari pada kanker Colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan
waktu peredaran pada usus besar (Aliran depan feces) yang meliputi faktor
kausatif. Petunjuk pencegahan yang tepat dianjurkan oleh Amerika Cancer
Society, The National Cancer Institute, dan organisasi kanker lainnya.
Faktor resiko telah teridentifikasi. Faktor resiko untuk kanker kolon :
1. Usia lebih dari 40 tahun
2. Darah dalam feses
3. Riwayat polip rektal atau polip kolon
4. Adanya polip adematosa atau adenoma villus
5. Riwayat keluarga dengan kanker kolon atau poliposis dalam keluarga
6. Riwayat penyakit usus inflamasi kronis
7. Diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah serat.
Makanan-makanan yang pasti di jurigai mengandung zat-zat kimia yang
menyebabkan kanker pada usus besar ( Tabel 56-1 ). Makanan tersebut juga
mengurangi waktu peredaran pada perut,yang mempercepat usus besar
menyebabkan terjadinya kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak
hewan dari daging merah,menyebabkan sekresi asam dan bakteri anaerob,
menyebabkan timbulnya kanker didalam usus besar. Daging yang di goreng dan
di panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan kanker. Diet
dengan karbohidrat murni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak
dapat mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok
menyarankan diet yang mengadung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan
buah-buahan ( e.g Mormons,seventh Day Adventists ).
Makanan yang harus dihindari :
1. Daging merah
2. Lemak hewan
3. Makanan berlemak
4. Daging dan ikan goreng atau panggang
5. Karbohidrat yang disaring(example:sari yang disaring)
6. Makanan yang harus dikonsumsi:
7. Buah-buahan dan sayur-sayuran khususnya Craciferous Vegetables dari
golongan kubis (seperti brokoli,brussels sprouts )
8. Butir padi yang utuh
9. Cairan yang cukup terutama air

A. MANIFESTASI KLINIS
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi
segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah
pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan
perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi.

Asuhan Keperawatan 1
1. Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa caiaran, cenderung tetap
tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan
obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia
akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samara dan hanya dapat
dideteksi dengan tes Guaiak (suatu tes sederhana yang dapat dilakukan di
klinik). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang
yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada
stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada
abdomen, dan kadang – kadang pada epigastrium.
2. Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi
sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung
sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul
gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik
mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia
akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum
dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan
gejala – gejala pada tungakai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang
bagian bawah, keinginan defekasi atau sering berkemih dapat timbul
sebagai akibat tekanan pada alat – alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat
timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah
defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.
.

C. PATHOFISIOLOGI
Penyebab jelas kanker usus besar belum diketahui secara pasti, namun
makanan merupakan faktor yang penting dalam kejadian kanker tersebut. Yaitu
berkorelasi dengan faktor makanan yang mengandung kolesterol dan lemak
hewan tinggi, kadar serat yang rendah, serta adanya interaksi antara bakteri di
dalam usus besar dengan asam empedu dan makanan, selain itu dapat juga
dipengaruhi oleh minuman yang beralkohol, khususnya bir.
Kanker kolon dan rektum terutama berjenis histopatologis (95%) adenokarsinoma
(muncul dari lapisan epitel dalam usus = endotel). Munculnya tumor biasanya

Asuhan Keperawatan 2
dimulai sebagai polip jinak, yang kemudian dapat menjadi ganas dan menyusup,
serta merusak; jaringan normal dan meluas ke dalam struktur sekitarnya. Tumor
dapat berupa masa polipoid, besar, tumbuh ke dalam lumen, dan dengan cepat
meluas ke sekitar usus sebagai striktura annular (mirip cincin). Lesi annular lebih
sering terjadi pada bagi rektosigmoid, sedangkan lesi polipoid yang datar lebih
sering terjadi pada sekum dan kolon asendens.
Tumor dapat menyebar melalui :
1. Infiltrasi langsung ke struktur yang berdekatan, seperti ke dalam
kandung kemih (vesika urinaria).
2. Penyebaran lewat pembuluh limfe limfogen ke kelenjar limfe perikolon
dan mesokolon.
3. Melalui aliran darah, hematogen biasanya ke hati karena kolon
mengalirkan darah balik ke sistem portal.
Stadium pada pasien kanker kolon menurut Syamsu Hidyat (1197) diantaranya:
1. Stadium I bila keberadaan sel-sel kanker masih sebatas pada lapisan
dinding usus besar (lapisan mukosa).
2. Stadium II terjadi saat sel-sel kanker sudah masuk ke jaringan otot di
bawah lapisan mukosa.
3. Pada stadium III sel kanker sudah menyebar ke sebagian kelenjar limfe
yang banyak terdapat di sekitar usus.
4. Stadium IV terjadi saat sel-sel kanker sudah menyerang seluruh kelenjar
limfe atau bahkan ke organ-organ lain.

Asuhan Keperawatan 3
D. KLINIKAL PHATWAY
Kolitis Kangker obesitas
Konsumsi
Faktor genetik ulseratif , payudara ,
makanan yan
penyakit rahim atau
Merokok rendah serat
kolon ovarium
banyak lemak
sekarang atau
dan protein
masa lalu
Polip adenomatosa

Perubahan
metaplasia pada
Kontak agen dinding kolon
KANKER
KOLON

MK : Kerusakan jaringan
Intelorensi vaskular lokal
aktivitas
Invasi jaringan
dan efek MK : resiko MK :
anemia kompresi oleh tinggi injuri ganguan
Pendarahan intestinal tumor konsep diri
vaskuler bercampur ( gambaran
darah diri )

Respon
anoreksia Intervensi psikologis Intervensi Kolostomi
Kompresi radiasi dan bedah permanen
saraf lokal kemoterapi kolektomi

Nyeri dangkal Asupan nutrisi tidak


adekuat MK : preoperatif
Kecemasan
pemenuhan
informasi

MK : nyeri pascabedah
MK : aktual/resiko Perubahan
ketidakseimbangan intake nutrisi
nutrisi kurang dari
kebutuhan

Luka pasca Port de


bedah entree MK : resiko
Kerusakan jaringan
Respon infeksi
lunak pascabedah
serabut lokal

E. KLASIFIKASI
Klasifikasi kanker kolon menurut modifikasi DUKES adalah sebagai berikut
(FKUI, 2001 : 209) :
a. KELAS A : kanker hanya terbatas pada mukosa dan belum ada metastasis.
b. KELAS B: penetrasi melalui dinding usus
c. B1: kanker telah menginfiltrasi lapisan muskularis mukosa.
d. B2: kanker telah menembus lapisan muskularis sampai lapisan propria.
e. KELAS C: invasi ke dalam sistem limfe yang mengalir regional
f. C1: kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening
sebanyak satu sampai empat buah.
g. C2: kanker telah mengadakan metastasis ke kelenjar getah bening lebih
dari 5 buah.
h. KELAS D : kanker telah mengadakan metastasis regional tahap lanjut dan
penyebaran yang luas & tidak dapat dioperasi lagi
F. MANIFESTASI KLINIS
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit,
dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan
dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam
penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan
keluhan yang umum terjadi.
a. Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa caiaran, cenderung
tetap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan
menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses
masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah
bersifat samara dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak (suatu
tes sederhana yang dapat dilakukan di klinik). Mucus jarang
terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus,
tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada
stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak
pada abdomen, dan kadang – kadang pada epigastrium.

Asuhan Keperawatan 1
b. Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan
defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri
kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri
cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses
dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik mucus maupun darah
segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia akibat
kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum
dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau vena,
menimbulkan gejala – gejala pada tungakai atau perineum.
Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan defekasi atau
sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat –
alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal
adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi,
konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.
.
G.KOMPLIKASI
Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:
1. Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau
lengkap.
2. Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan penyebaran
langsung.
3. Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar
kolon yang menyebabkan hemorragi.
4. Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
5. Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
6. Pembentukan abses

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Asuhan Keperawatan 2
1. Endoskopi. Pemeriksaan endoskopi perlu dikerjakan, baik
sigmoidoskopi maupun kolonoskopi. Gambaran yang khas
karsinoma atau ulkus akan dapat dilihat dengan jelas pada
endoskopi, dan untuk menegakkan diagnosis perlu dilakukan
biopsi.
2. Radiologi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dikerjakan antara lain
adalah : foto dada dan foto kolon (barium enema). Pemeriksaan
dengan enema barium mungkin dapat memperjelas keadaan tumor
dan mengidentifikasikan letaknya. Tes ini mungkin
menggambarkan adanya kebuntuan pada isi perut, dimana terjadi
pengurangan ukuran tumor pada lumen. Luka yang kecil
kemungkinan tidak teridentifikasi dengan tes ini. Enema barium
secara umum dilakukan setelah sigmoidoscopy dancolonoscopy.
Computer Tomografi (CT) membantu memperjelas adanya massa dan luas
dari penyakit. Chest X-ray dan liver scan mungkin dapat menemukan
tempat yang jauh yang sudah metastasis.
Pemeriksaan foto dada berguna selain untuk melihat ada tidaknya
metastasis kanker pada paru juga bisa digunakan untuk persiapan tindakan
pembedahan. Pada foto kolon dapat dapat terlihat suatu filling defect pada
suatu tempat atau suatu striktura.
3. Ultrasonografi (USG). Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi
ada tidaknya metastasis kanker kelenjar getah bening di abdomen
dan di hati.
4. Histopatologi/ Selain melakukan endoskopi sebaiknya dilakukan
biopsi di beberapa tempat untuk pemeriksaan histopatologis guna
menegakkan diagnosis. Gambaran histopatologi karsinoma
kolorektal ialah adenokarsinoma, dan perlu ditentukan differensiasi
sel.
5. Laboratorium. Tidak ada petanda yang khas untuk karsinoma
kolorektal, walaupun demikian setiap pasien yang mengalami
perdarahan perlu diperiksa Hb. Tumor marker (petanda tumor)
yang biasa dipakai adalah CEA. Kadar CEA lebih dari 5 mg/ ml
biasanya ditemukan karsinoma kolorektal yang sudah lanjut.

Asuhan Keperawatan 3
Berdasarkan penelitian, CEA tidak bisa digunakan untuk
mendeteksi secara dini karsinoma kolorektal, sebab ditemukan titer
lebih dari 5 mg/ml hanya pada sepertiga kasus stadium III. Pasien
dengan buang air besar lendir berdarah, perlu diperiksa tinjanya
secara bakteriologis terhadap shigella dan juga amoeba.
6. Scan (misalnya, MR1. CZ: gallium) dan ultrasound: Dilakukan
untuk tujuan diagnostik, identifikasi metastatik, dan evaluasi
respons pada pengobatan.
7. Biopsi (aspirasi, eksisi, jarum): Dilakukan untuk diagnostik
banding dan menggambarkan pengobatan dan dapat dilakukan
melalui sum-sum tulang, kulit, organ dan sebagainya.
8. Jumlah darah lengkap Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru
metastatik atau primer
9. dengan diferensial dan trombosit: Dapat menunjukkan anemia,
perubahan pada sel darah merah dan sel darah putih: trombosit
meningkat atau berkurang.
10. Sinar X dada: Menyelidiki penyakit paru metastatik atau primer

I. PENATALAKSANAAN

a) Penatalaksanaan medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV
dan pengisapan nasogastrik. Apabila terjadi perdarahan yang cukup
bermakna terapi komponen darah dapat diberikan.
Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk
pendukung atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain
pengobatan bedah. Pilihan mencakup
kemoterapi, terapiradiasi dan atau imunoterapi.
Kemoterapi yang diberikan ialah 5-flurourasil (5-FU).
Belakangan ini sering dikombinasi dengan leukovorin yang dapat
meningkatkan efektifitas terapi. Bahkan ada yang memberikan 3
macam kombinasi yaitu: 5-FU, levamisol, dan leuvocorin. Dari hasil

Asuhan Keperawatan 4
penelitian, setelah dilakukan pembedahan sebaiknya dilakukan radiasi
dan kemoterapi
b) Penatalaksanaan bedah
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebanyakan kanker
kolon dan rektal, pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif.
Kanker yang terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengankolonoskop.
Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi merupakan suatu
prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya
pembedahan pada beberapa kasus. Laparoskop digunakan sebagai
pedoman dalam membuat keputusan dikolon, massa tumor kemudian
di eksisi. Reseksi usus diindikasikan untuk kebanyakan lesi kelas A
dan semua kelas B serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk
mengatasi kanker kolon kelas D. Tujuan pembedahan dalam situasi ini
adalah paliatif. Apabila tumor sudah menyebar dan mencakup struktur
vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan. Tipe pembedahan
tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.
c) Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum
Berkenaan dengan tehnik perbaikan melalui pembedahan,
kolostomi dilakukan pada kurang dari sepertiga pasien kanker
kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan lubang (stoma) pada kolon
secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai difersi sementara atau
permanen. Ini memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar
tubuh. Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan
kolostomi yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya
invasi pada jaringan sekitar.
d) Penatalaksanaan Keperawatan
3. Dukungan adaptasi dan kemandirian.
4. Meningkatkan kenyamanan.
5. Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
6. Mencegah komplikasi.
7. Memberikan informasi tentang proses/ kondisi penyakit, prognosis, dan
kebutuhan pengobatan.
e) Penatalaksanaan Diet

Asuhan Keperawatan 5
1. Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan.
Serat dapat melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga
berfungsi menghilangkan kotoran dan zat yang tidak berguna di usus,
karena kotoran yang terlalu lama mengendap di usus akan menjadi racun
yang memicu sel kanker.
2. Kacang-kacangan (lima porsi setiap hari)
3. Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol
tinggi terutama yang terdapat pada daging hewan.
4. Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal
tersebut dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.
5. Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.

Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur

Asuhan Keperawatan 6
Asuhan Keperawatan 7
KASUS
Ny.N masuk RS.Belleza tanggal 04 juni 2023 pukul 12.00 WIB dengan keluhan
nyeri pada perut bagian kiri, tidak nafsu makan, bab cair lebih dari 5 kali dalam
sehari sejak 2 hari SMRS dan juga nyeri. Pasien masuk rumah sakit dengan
ca.Colon dan terpasang Colostomi Pasien akan dilakukan operasi pro lar tgl 5 juni
2023.px.penunjang:RO (+) H:efusi fleura,ct scant H:Malignansi intracolon
desendens di sertai post colostomi di abdomen sinistra.ECG (+) H.Unconfirmed
report,Lab(+)HB.11,6 HT.36,6 LK.7.93 TROMB.353 RB,GDS.83,83 Godar:B
RH(+) OT.59,09 PT.118,89 UR.26 CR.0,68 HBSAG.Non Reaktif,Albumin.4,4

kes:cm ku.lemah N.84x/mnt TD.159/96 RR.20 S.36,5 Skala nyeri 4,Nyeri


tekan,Abdomen tidak normal terpasang colostomi
ASUHAN KEPERAWATAN

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Pasien tgl 04-06-23
Jam pengkajian:12.35 ruangan: Helena
B. Keluhan Utama:
Os mengatakan nyeri perut terutama sisi sebelah kiri
C. Riwayat Penyakit Sekarang
masuk RS.Belleza tanggal 04 juni 2023 pukul 12.00 WIB dengan
keluhan nyeri pada perut bagian kiri, tidak nafsu makan dan juga
nyeri.Pasien masuk rumah sakit dengan ca.Colon dan terpasang
Colostomi Pasien akan dilakukan pro LAR
D. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Riwayat op colostomi 2bln yang lalu di RS.I
E. Riwayat gizi:tidak nafsu makan
F. Pola kebiasaan
1. Nutrisi dan metabolism
2. Eliminasi
3. Tidur dan istirahat
4. Kebersihan
5. Pola aktivitas
G. Pemeriksaan Fisik ( meliputi inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi dari ujung rambut sampai ujung kaki )
1. Kedaan umum : Lemah
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. GCS : 15
4. Tanda – tanda Vital : TD 140/90 N86 R20 S36.8
5. Keadaan fisik : Normal
H. Sistem Integumen
1. Kepala dan leher : Normal
2. Dada : Simestris
3. Abdomen : Terdapat colostomi
4. Ekstermitas : Normal
I. Pemeriksaan penunjang ( jika ada pemeriksaan laboratorium,
radiologi dan pemeriksaan lain – lain
J. Terapi saat ini

II. ANALISA DATA


Nama Pasien : Ny. N
Tanggal Lahir ( umur ) : 48 th
Nomor RM : 030622

No Symptom ( gejala ) Etiologi ( penyebab ) Problem


1. Nyeri perut Inflamasi Nyeri
2. Tidak nafsu makan Mual Ketidak
seimbangan
nutrisi
3. BAB cair Gangguan Deficit volume
metabolism usus cairan

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama Pasien : Ny. N
Tanggal Lahir ( Umur ) : 48 th
Nomor RM : 030622

Diagnosa Keperawatan Prioritas


1. Nyeri akut
2. Ketidak seimbangan nutrisi
3. Deficit volume cairan

IV. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Nama Pasien : Ny. N
Tanggal Lahir ( Umur ) : 48 th
Nomor RM : 030622

No SDKI SLKI SIKI

Asuhan Keperawatan 1
1. Nyeri Setelah dilakukan 1. identifikasi
tindakan skala nyeri
keperawatan 3x24 2. ajarkan
jam diharapkan teknik
maslah nyeri teratasi relaksasi
dengan kriteria 3. berikan
hasil : posisi
1. Skala nyeri nyaman
berkurang 1-2 4. kolaborasi
2. Wajar relaks dalam
3. TTV dalam batas pemberian
normal analgetik

2. Resiko Ketidak Setelah dilakukan 1. sajikan


seimbangan nutrisi tindakan makanan
keperawatan 2x24 dalam
jam diharapkan porsi kecil
resiko ketidak tapi sering
seimbangan nutrisi 2. sajikan
tidak terjadi. makanan
dalam
keadaan
hangat
3. kolaborasi
dengan tim
gizi untuk
pemberian
diit sesuai
kebutuhan
3. Resiko Deficit Setelah dilakukan 1. Kaji adanya
volume cairan tindakan perdarahan,
keperawatan 1x24 diare, nuntah
jam diharapkan 2. Kaji tanda

Asuhan Keperawatan 2
No Hari/Tanggal Diagnosa Implementasi TTD
keperawatan
1. Jumat, 7 juni I.nyeri 1. mengidentifikasi
2023
skala nyeri
2. mengajarkan
maslah resiko deficit
teknik relaksasi tanda
tidak terjadi
3. memberikan dehidrasi

posisi nyaman 3. Anjur kan os


4. kolaborasi dalam cukup
pemberian minum

analgetik 4. Hitung

II. Resiko 1. menyajikan balance


ketidak
makanan dalam cairan
seimbangan
nutrisi porsi kecil tapi 5. Kolaborasi
sering dengan DPJP

2. menyajikan untuk

makanan dalam pemberian

keadaan hangat cairan

3. kolaborasi parenteral

dengan tim gizi


untuk pemberian
diit sesuai
kebutuhan
III. Resiko 1. mengkaji adanya
defisite volume perdarahan,
cairan diare, nuntah
2. mengkaji tanda
tanda dehidrasi
3. mengannjur kan
os cukup minum
4. menghitung
balance cairan
5. Kolaborasi
dengan DPJP
untuk pemberian
cairan parenteral
2. Sabtu, 8 juni I.Nyeri 1. mengidentifikasi
2023
skala nyeri
Asuhan Keperawatan 2. mengajarkan
3 teknik
relaksasi
3. memberikan posisi
V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN ( SOAP yang di CPPT )
Nama Pasien : ny. N
Tanggal Lahir ( Umur ) : 48 th
Nomor RM : 030622

VI. EVALUASI KEPERAWATAN


Nama Pasien : ny. N
Tanggal Lahir ( Umur ) : 48 th
Nomor RM : 030622

No Hari/Tanggal Evaluasi Keperawatan TTD


1. Jumat, 6 juni 1. Os dapat melakukan
2023 teknik relaksasi, dan
merubah posisi nyaman,
skala nyeri 1-2
2. Mual berkurang, nafsu
makan meningkat
3. Masalah resiko devisite
volume cairan tidak
terjadi
2. Sabtu, 7 juni 1. Os dapat melakukan
2023 teknik relaksasi, dan
merubah posisi
nyaman,Skala nyeri 1-2
2. Mual berkurang, nafsu
makan meningkat, maslah
resiko ketidak seimbangan
nutrisi tidak terjadi
3. Minggu, 8 1. Os dapat melakukan
juni 2023 teknik relaksasi, dan
merubah posisi nyaman,
skala nyeri 1-2

Asuhan Keperawatan 4
Bandarlampung, ………..2023
Kepala Bidang Keperawatan Kasie Mutu Asuhan Keperawatan

Ns. Evi Budiarti, S.Kep Ns. Nurdayanti, S.Kep

Mengetahui,
Wadir Pelayanan Medis

dr. Novayanti, MM-BAT

Asuhan Keperawatan 5

Anda mungkin juga menyukai