Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

KLIEN DENGAN ADENOCARSINOMA RECTI

Disusun dalam rangka memenuhi tugas


stase Medikal Bedah

Disusun oleh :

MARYO FRANS MAKUALAINA


A1C121021

CI INSTITUSI CI LAHAN

(…………………………..) (…………………………..)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2021
LAPORAN PENDAHULUAN KLIEN DENGAN CA RECTI

A. Pengertian
Karsinoma rekti adalah suatu keadaan terjadi pertumbuhan jaringan abnormal pada
daerah rectum jenis terbanyak adalh adenokarsinoma (65%), banyak ditemui pada usia 40
tahun keatas dengan insidens puncaknya pada usia 60 tahun ( Prise A. Sylvia 1995)
Karsinoma recti merupakan salah satu keganasan pada kolon dan rectum yang
khusus menyerang bagian recti yang terjadi akibat gangguan proliferasi sel epitel yang
tidak terkendali (kurniadi, 2012 )
Karsinoma Recti adalah kanker terjadi pada rektum-rektum terletak di anterior
saktrum and coccyx panjangnya kira-kira 15 cm.rectosigmoid junction terletak pada
bagian akhir mesocolon sigmoid. Bagian sepertiga atasnya hampir seluruhnya dibungkus
oleh peritoneum di setengah bagian bawah rektum keseluruhannya adalah
ektraperitoneral ( Samsuhidayat, 2004)

B. Etiologi
Beberapa faktor resiko/faktor predisposisi terjadinya kanker rektum menurut brunner &
suddarth(2002) telah diindentifikasi sebagai berikut
1 Diet rendah serat
Kebiasaan diet renda serat adalah faktor penyebab utama, bukit (1971) dalam prince
& wilson (1995) mengemukakan bahwa diet renda serat dan kaya karbohidrat refine
mengakibatkan perubahan pda flora fases dan perubahan degradasi garam-garam empedu
atau hasil pemecahan protein dan lemak dimana sebagian dari zat-zat ini bersifat
karsinogenik. Diet rendah serat juga menyebabkan pemekatan zat yang berpotensi
karsinogenik dalam fases yang bevolume lebih kecil. Selain itu masa transisi feses
meningkat akibat kontak zat yang berpotensi karsinogenik dengan mukosa usu bertambah
lama.
2. Lemak
Kelebihan lemak diyakini mengubah flora bakteri mengubah flora dan menguba
stroitd menjadi senyawa menjadi sifat karsinogen
3. polip di usus (colorectal polysps)
Polip adalah pertubuhaan pada sel pada dinding dalam kolom atau rektum,dan
sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar polip besifat jinak
(bukan knker),tapi beberapa polip (adedoma) dapat menjadi kanker.
4.Inflamatory Bowel Disease
Orang dengan kondisi yang menyebabkan peradaran ada kolom (misalnya colitis
ulcerativa atua penyakit crohn) selama bertahun tahun memiliki resiko yang lebih beesar
5.Riwayat kanker pribadi
Orang yang sudah pernah terkenal kanker colorectal dapat terkena kanker colorectal
untuk kedua kalinya.selain itu,wanita dengan riwayat kanker di indung telur, uterus
(endometrium),atau payu darah mempunyai tingkat resiko yang lebih tinggi untuk
terkenal kanker colorectal.
6. Riwayat kanker coloectal pada keluarga
Maka kemungkinan terkanal Jika mempunyai riwayat kankercolorectal pada keluarga
penyakitini lebih besar, khususnya jika terkena kanker pada manusia.
7. Faktor gaya hidup
Orang yang merokok,atau menjalani pola makan yang tinggi lemak dan sedikit buah-
buahandan sayuran dan memiliki tingkat resiko yang lebih besar terkna kanker colorectal
serta kebiasaan sering menahan tinja/defeksi yang sering
8. Usia di atas 50 tahun
Kanker colorectalbiasa terjadi pada merekayang berusia lebih tua. Lebih daru 90
persen orang Yng menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas

C. Patofisiologis
Karsinogenesis dan onkogenesis merupakan nama lain dari perkembangan kanker.
Proses perubahanse normal menjadi sel kanker di sebut transformasi maligna
(Ignatavecius et al, 2006) karsinogen adalah substansi yang mengakibatkan perubahan
pada struktur pada fungsi sel menjadi sel yang bersifat otonom dan maliga.Transformasi
maliga di duga mempunyaisedikit tiga tahapan prosesseluer yaitu inesiasi,promosi,dan
progresi (basavanthappa,2007 & bare,20020) yaitu
1. Inisiasi (carcinogen)
Pada tahap ini terjadi perubahan dalam bahan ginetik sel yang memancingsl menjadi
ganas. Perubahan ini du sebabkan oleh status karsinogen berupa bahan kimia, virus,
radiasi atau sinar matahari yang berperang sebagai inisiator dan beraksi dengan DNA
yang meyebabkan DNA pecah dan mengalami hambatan perbaikan DDNA atau dapat
mengakibatkan mutasi seluler permanen.mutasi ini biasanya tidak signifikan bagi sel-sel
sampai terjadi karsinogenesistahap kedua.
2. Promosi (co-carcinogen)
Pemajanan terhadap ulang agen menyebabkan ekspresi informasi abnormal.Pahao ini
suatu sel yang telah mengalami inisiasi aka berubah menjadi ganas.Tahap promosi
merupakan hasil iteraksi antara faktorn kedua dengan sel yang terenisiasi pada tahap
sebelumnya.Fakto kedua denga sel yang terinisiasi pada tahap sebelumnya faktor kedua
sebagai agen penyebab disebut complete carcinogen karena melengkapi tahap inisiasi
denan tahap promosi. Agen promosi bekerja dengan mengubah informasi ginetik dalam
sel, meningkatkan sintesis DNA, meningkatkan salinan psangan gen dan merubah pola
komunikasi antarsel. Pada masa antara inisiasi dan promosi merupakan kunci konsep
dalam pencegahan kanker, karena bila pada tahap ini dilakukan pencegahan pemaparan
konsinogen ulang seperti makanan berlemak, obesitas, rokok, dan alkohol akan dapat
menurunkan resiko terbentuknya formasi neoplastik
3. Progresi
Pada tahapan ini merupakan tahap akhir dari terbentuknya sel kanker atau
karsinogenesis. Sel-sel yang mengalami perubahan bentuk selama inisiasi dan
promosi kini melakukan prilaku malikna. Sel-sel ini sekarang menampakan suatu
kecenderungan untuk menginvasi jaringan yang berdekatan (bermetastasis)
Kanker pada saluran cernabagian bawah tidak diketahui secara pasti. Polip dan
ulserasi colitus kronis dapat berubah menjadi ganas tetapi dianggap bukan sebagai
penyebab langsung langsung. Asam emppedu dapat berperan sebagai karsinogen yang
mungkin berada dikolon. Hipotesa penyebab yang lain adalah meningkatnya
penggunaan lemak yang bisa menyebabkan kanker kolorektal. Diet renda serat dan
kaya karbohidrat refined mengakibatkann perubahan pada flora feses dan perubhan
degradasi garam-garam empedu atau hasil pemecahan protein dan lemak dimana
sebagian dari zat-zat ini bersifat karsinogenik diet enda serat menyebabkan
pemekatan zat yang berpotensi dalam fases yang bervolume lebih kecil selain itu
masa transisi fase meningkat akibat kontak zat yang berpotensi karsinogenik dengan
mukosa usus bertambah lama
Kelebihan lemak diyakini mengubah flora bakteri dan mengubah steroid menjadi
senyawa yang mempunyai sifat kasinogen. Menurut phisicians committee for
rsponsible medicine bakteri juga memiliki peranan dalam timbulnya kanker usus
bakteri dapat mengubah asam empedu yang dikeluarkan oleh tubuh unnntuk
membantu pencernaan lemak, menjadi suatu senyawa-senyawa yang dapat memicu
kanker
Patologi kebenyakan kankerusus besar berawl dari pertumbuhan sel yang tidak ganas
atau disebut adenoma, yang dalam stadium awal berbentuk polip (sel yang tumbuh
sangat cepat ). Pada stadium awal polip. Dapat diangkat dengan mudah. Tetapi sering
kali pada stadium awal adenoma tidak menampakan gejalah apapun sehingga tidak
terdeteksi dalam waktu yang relatif lama dan pada kondisi tertentu berpotensi menjadi
kanker yang dapat terjadi pada semua bagian dari usus besar
Pertubuhan kanker menghasilkan efek sekuder, meliputih penyumbatan lumen
usus dengan obstruksi dan ulserasi pada dinding usus serta perdarahan penetrasi
kanker dapat menyebabkan perforasi da abses serta timbulnya metastase pada
jaringan lain
D. Pathway

Kebiasaan makan (tinggi


Kolitis ulceratif kabohidrat)

Polimerase karsinogen
Membuat DNA baru
Faktor genetik
Polip colon

Kerusakan DNA

Penggabungan DNA asing dan


DNA Induk

Sintesis DNA baru

Mitosis di percepat

Transportasi kanker

Pertumbuhan sel liar ganas

Kurang
pengetahuan
Gangguan citra
tubuh
CA Recti
Ansietas

hemoroid

Perdarahan pada Perubahan kebiasaan


anus defikasi : konstipasi, diare

Nyeri kronis PK : perdarahan


Anoreksia :
PK : Anemia
Ketidakseimbangan nutrisi
dari kebutuhan tubuh, mual

Resiko Infeksi
E. Klasifikasi
Metode pertahapan yang dapat digunakan secara luas adalah klasifkasi duke ;
(brunner&suddarth,2002)
T N M Du
kes
Stage 0 Tis N0 M0
Stage I T1 N0 M0 A
T2 N0 M0
Stage II T3 N0 M0 B
T4 N0 M0
Stage III Any T N1 M0 C
Any T N2 M0
N3
Stage IV Any T Any MI D
N

Keterangan
Kelas A ; tumor dibatasi pada mukosa dan submukosa
Kelas B : penetrasi melalui dinding usus
Kelas C : invansi kedalam sistem limfe yang mengalir regional
Kelas D : metastase regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas

TNM staging Digunakan berdasarkan perjalan penyakit kanker melalui tiga parameter
yaitu tumor size (T)natau ukuran tumor, Lymph node (N) atau
Kelenjar getah bening regional dan absence of metastasis (M) atau penyebaran jauh
1. T (Tumor primer : ukuran, luas dan kedalaman)
TX : Tumor primer tidak dapat dikaji
T0 : tidak ada bukti tumor primer
Tis : karsinoma in-situ
TI, T2, T3, T4 :dari TI sampai T4 tumor primer semakin besar dan semakin jauh
infiltrasi di jaringan dan alat yang berdekatan
2. N (Metastasi Nodus : luas dan lokasi kelenjar getah bening regional yang terkenal)
NX : kelenjar getah bening regional tidak dapat dikaji
N0 : tidak ada metastasis kelenjer getah bening regional
N1, N2, N3 : menunjukan banyaknya kelenjar getah bening yang terlibat, yang ada
atau tidaknya infitrasi di alat dan struktur yang berdekatan
3. M( Metastasis : tidak ada atau ada penyebaran jauh penyakit )
MX : penyakit jauh tidak dapat dikaji
M0 : tidak ada penyebaran jauh dari penyakit
M1 : ppenyebaran penyakit jauh
Pada perkembangan selanjutnya the America joint committe on cancer (AJCC) memperkenalkan
TNM staging system, yang mmenempatkan kanker menjadi satu dalam 4 stadium (stadium I-IV)
1. Stadium 0
Pada stadium 0, knaker ditemukan hanya pada bagian paling dalam rectum yaitu pada
mukosa saja disebut juga carkinoma in situ
2. Stadium 1
Pada stadium 1, kanker telah menyebar menembus mukosa sampai lapisan muskukaris
dan melibatkan bagian dalam dinding rektum tapi tidak menyebar kebagian terluar
dindingrektum ataupun keluar dari rektum disebut juga dukes A rectal cancer
3. Stadium II
Pada stadium II, kanker telah menyebar keluar rektum ke jaringan terdekat namun tidak
menyebar ke limfonodi disebut juga dukes B rectum cancer
4. Stadium III
Padastadium III, kanker telah menyebar ke limfonodi terdekat tapi tidak menyebar ke
bagian tubuh lainya, disebut juga dukes C rectal cancer
5. Stadium IV
Pada stadium IV , Kanker menyebar kebagian lain tubuh seperti hati paru, atau ovarium
disebut juga dukes rectal cancer

F. Manifestasi klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, taha penyakit, dan fungsisegmen usus
tempat kenker berlokasi. Gejala yang paling menonjol adalah
1. Perubahan kebiasaan defekasi
2. Pasase darah dalam feses adalah gejalah paling umum kedua
3. Geja;a enemi tanpa diketahui penyebabnya
4. Anoreksia
5. Penurun berat badan tanpa ala an
6. Keletiha
7. n
8. Mual dan muntah-muntah
9. Usus besar terasa tidak kosong seluruhnya setelah BAB
10. Perut sering terasa kembung atau keram perut
11. Gejalah yang dihubungkan dengan lesi rectal adalahevakuasi fase yang tidak lengkap
setelah defekasi konstipasi dan diare bergantian (umumnya konstipasi) serta fases
berdara

G. Penatalaksaan
Bebagai jenis terapi tersedia untuk pasien kanker rektal tiga terapi standar untuk
kanker rektal yang sering digunakan antara lain
1. Pembedahan
Pembedahan merupakan terapi yang paling lazim digunakan terutama untuk stadium I
dan II kannker rektal bahkan pada pasien suspek dalam stadium III juga dilakukan
pembedahn meskipun begitu karena kemajuan ilmu dalam metode penentuan stadium
kanker banyak pasien kanker rektal dilakukan pre-surgical treatment dengan radiasi
dan kemoterapi penggunaan sebelum pembedahan dikenal sebagai neoadjuvant
chemotherapi , dan pada kanker rektal neoadjumuvant chemotherapy digunakan
terutama pada stadium II Dan III
Pada pasien lainya yang hanya dilakukan pembedahan meskipun sebagian besar
jaringan kanker sudah diangkat saat oprasi beberapa pasien masi membutuhkan
kemoterapi dan radiasi setelah pembedaha untuk membunuh sel kanker yang
tertinggal
Tipe perbedaan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor prosedur pembedahan
pilihan adalah sebagai berikut
a. Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatantumor dan porsi usus pada
posi pertumbuhan pembuluh dara dan nodus limfatik)
b. Reseksi abnominoperineal dengan klostomi sigmoid parmanen (pengangkatan
tumor dan porsi sigmoid dan semua rectu serta sfingkter anal)
c. Kolostomi sementara diikuti renastomosis reseksi segmental dan anastomistis
serta reanatomistis lanjut dari kolostomi (memungkinkan dekompresi usus awal
dan persiapan usus sebelum reseksi )
d. Koostomi parmanen atau ileostemi (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang
tidak dapat direksesi
Berkenaan dengan teknik pembaikan melalui pembedahan kolostomi
dilakukan pada kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah
pembuatan lubang (stoma) pada kolom secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi
sebagai diversi sementara atau parmanen. Ini memungkinkan drainase atau
evakuasi ini kolon keluartubuh. Konsistensi dranas dihubungkan denga
penempatan kolostomi yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi
jaringan sekitar
2. Radiasi
Sebagaimana telah disebutkan untuk banyak kasus stadium II dan III lanjut radiasai
dapat menyusutkan ukuran tumor sebelum dilakukan embedahan. Peran lain
radioterapi adalah sebagai terapi tambahan untuk pembadahan pada kasus tumor lokal
yang sudah diangkat melalui pembedahan, dan untuk penanganan kasus metastasis
jauh tertentu terutama ketika digunakan dalam kombinasi dengan kemoterapi radias
yang digunakan setelah pemebdahan menunjukan telah menurunkan resiko
kekambuhan lokal di pelvis sebesar 46% dan angka kematian sebesar 29% pada
penanganan mestatasis jauh, radiasi telah berguna mengurangi efek lokal dari
mistatasis tersebut misalnya pada otak, radioterapi uumnya digunakan sebagai terapi
paliati pada pasien yang memiliki tumor lokal yang unresectable
3. Kemoterapi
Adjuvant chemotherpy (menangani pasien yang tidak terbukri memiliki penyakit
residual tapi beresiko tinggi mengalami kekambuhan ) dipertimbangkan pada pasien
dimana tumornya menembus sangat dlam atau tumor lokal yang bergerombol
(stadium II lanjut dan stadium III). Terapi standarnya ialah dengan fluorouracil, (5-
FU) dikombinasikan dengan leucovorin dalam jangka waktu enam sampai 2 belas
bulan. 5-FU merupakan anti metabolit dan leucovorin memperbaiki respon agen
lainya, levamisole (meningkatkan sistem imun , dapat menjadi substitusi bagi
leucovorin). Protokol ini menurunkan angka kekambuhan kira-kira15% dan
menurunkan angka kematian kira-kira sebesar 10%

H. Komplikasi
Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus pparsial atau lengkap.
Pertumbuhan dan ulserasi juga dapat menyerang pembuluh dara sekitar rectum yang
menyebabkan hemoragi perforasi dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
Peritonitis dan atau sepi dapa menimbulkan syok

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN CA RECTI

A. Pengkajian
Pada pengkajian dilakukan wawancara dan pemeriksaan fisik untuk memperoleh
informasi dasar untuk membuat rencana asuhan keperawatan klien
1. Data subjektif
a. Identitas
Identitas klien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa,alamat,tanggal masuk rumah sakit, nomor register, tanggal pengkajian
dan diaknosa medis
b. Keluhan utama
Kaji adanya nyeri pada perut, mual munta, berak darah dan berlendir
c. Riwayat penyakit sekarang
Pre op :
- Klien mengatakan mengalami berak darah
- Klien mengeluh nyeri pada perut
- Klien mengatakan sering mengkomsumsi daging makanan berlemakkdan
tidak suka mengkomsumsi makanan berserat dan sayuran
- Klien mengeluh ada perubahan pola defekasi (konstipasi)
- Klien mengeluh mual,muntah nafsu makan menurun
- Klien mengeluh berat badan turun tanpa sebab
- Klien mengeluh merasa sensasi seperti belum selesai BAB (masi ingin tapi
tidak bisa keluar) dan perubahan diameter serta ukuran kotoran (feses
menjadi lebih sempit)
Post op
- Klien mengatakan nyeri pada area post oprasi
d. Riwayat penyakit dahulu
- Kaji adanya kebiasaan diet (masukan lemak, serat dan komsumsi alkohol )
juga riwayat penurunan BB
- Kaji adanya riwayat penyakit usus inflamsi kronis atau polip kolorektal
e. Riwayat penyakit keluarga
Kaji apakah ada riwayat keluarga dari penyakit kolorektal dan terapi obt saat
ini

2. Data objektif
a. Pemeriksaan fisik
1. Sirkulasi
Takikkardi (respon terhadap demam, dehidrasi proes inflamasi dan nyeri)
kemerahan, ekimosis, hipotesis
2. Respirasi
Serak nafas, batuk, ronchi, expansi paru yang terbatas
3. Gastrointestinal
a. Kaji adanya anoreksia, mual, muntah
b. Inspeksi specimen terhadap karakter dan adanya darah
c. Auskultasi abdomen terhadap besing usus
d. Palpasi abdomen untuk area nyeri tekan pada kuadran kiri bawa,
distensi, dan massa padat
4. Eliminasi
Dengan “rectal-toucher” biasanya diketahui :
a. Tonus sfingterani keras/lembek
b. Mukosa kasar, biasanya tidak dapat digeser
c. Ampula rectum kolaps/kembung terisi atau tumor yang dapat teraba
ataupun tidak. Dan kaji adanya BAB berlendir dan berdarah, BAB
kecl seperti feses kambing, rasa tidak puas setelah Bab perubahan pola
BAB/konstiasi/hemoroid,oligorio
5. Aktifitas/istirahat
Keleahan, kelelahan, insomnia, gelisa dan ansietas
b. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Tes darah samar: terkadang kanker atau politmengeluarkan darah, dan
FOBT dapat mendeteksi jumlah darah yang sangat sedikit dalam
kotoran. Karena tes ini hanya mendeteksi darah tes-tes lain dibutuhkan
untuk menemukan sumber darah tesebut. Kondisi jinak (seperti
homoroid) juga bisa menyebabkan darah dalam kotoran
b. Carcino embryonic antigen (CEA): pada eksisi tumor komplet kadar
CEA yang meningkat harus kembali ke normal dalam 48 jam,
peningkatan CEA pada tanggal selaanjutnyya menunjukan
kekambuhan
c. Digital rectal examination (DRE)
Dapat digunakan sebagai pemeriksaan skrining awal. Kurang lebih
75% karsinoma rektum daapaat dipalpasi pada pemeriksaan rectal.
Pemeriksaan digital akang mengalami tumor yaang terletak sekitar
10cm daari rektum tumor akang teraba keras dan menggaaung.
2. Pemeriksaan radiologis
Pemeriksaan yang diaanjurkan sebagai pemeriksaan rutin sebelum
dilakukan pemeriksaan lain. Pada pemeriksaan ini akan tanpak filing
defect biasanya sepanjang 5-6 cm berbentuk aanular atau apple core.
Dinding usus tanpak rigit dan gambaraan mukosa rusak
a. Foto kolorektal : dengan berim enema dan kontras ganda
b. Ultra sonografi : identifikasi metastase dan menilai resekbilitas
c. Intra venous pyelograply (IVP) : menilai infiltrare ke system urinary
d. Thoraks foto : menilai adanya metastase pau
3. Endoskopi dan biopsy
a. Protoskopi : deteksi kelainan 8-10 cm dari anus (polip rekti
hemorrhoid, kaarsinoaa rectum)
b. Sigmoidoskopi : mencapai 20-25 cm dari anus untuk dianistik dan
kauterisasi
c. Kolonoskopi : dapat mecapai sakrum
d. Ultrasonografi : uraian tnetang prosedur diagostik dijelaaskan lebih
lanjut dalam fokus pengkajian keperawatan

B. Diagnosa keperawatan
1. Pre oprasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cederaah biologis
b. PK : Anemia
c. Ketidakseimbangan nutrissi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuaan mengaabsorpsi nutrient
d. Konstipasi berhubungan dengan obstruksi akibat tumor
e. Kurang pengetahuan meengenai penyakit dan prosedur pembedahan berhubungan
dengan kurang paparan informasi
2. Post-oprasi
a. Ansietas berhubungan dengan krisis situasional
b. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
c. Resiko infeksi
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan (kolostomi) dan
adanya stoma

C. Perencanaan keperawatan
NO Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Itervensi
Keperawatan NOC NIC
1 Nyeri akut Setelah di berikan asuhan Pain management
berhubungan keprawatan selama .... x 24 1. Lakukan pengkajian yang
dengan agen jam diharapkan nyeri komprehensif terhadap
pencedera fisik berkurang atau terkontrol nyeri, meliputi lokasi,
dengan kriteria hasil : karakteristik, onset/durasi
frekuensi, kualitas,
NOC insensitas nyeri, serta
Pain level : faktor-faktor yang dapat
a. Klien tidak memicu nyeri.
melaporkan adanya 2. Observasi tanda-tanda non
nyeri verbalatau isyaratdari
b. Klien tidak ketidak nyamanan
menunjukan ekspresi 3. Gunakan strategi
wajah terhadap nyeri komunikasi terauputik
c. TD, Nadi, Suhu dan dalam mengkaji
RR dalam bats normal pengalaman nyeri dan
penyampaian penerimaan
Pain control terhadap respon klien
a. Klien melaporkan terhadap nyeri
nyeri terkontrol 4. Kaji tanda-tanda vital klien
b. Klien dapat mengontol 5. Kontrol faktor lingkungan
nyerinya dengan yang dapat menyebabkan
menggunakan teknik ketidak nyamanan seperti
management nyeri non suhu ruangan,
farmakologis pencahayaan, kebisingan.
6. Ajarkan prinsip-prinsip
management nyeri, non
farmakologis, (mis : terapi
music, distraksi, guided
imagery, masase dll)
7. Kolaborasi dalam
pemberian analgetik sesuai
indikasi

2 PK : Anemia Setelah di berikan asuhan 1. Pantau tanda dan gejala


keperawatan selama.....x 24 anemia yang terjadi.
jam perawat dapat 2. Pantau tanda-tanda vital
meminimalkan komplikasi klien
anemia yang terjadi, dengan 3. Anjurkan klien
kriteria hasil: mengkonsumsi makanan
yang mengandung banyak
NOC zat besi dan vit B12
Vital signs 4. Minimalkan prosedur yang
a. Tekanan darah dalam bisa menyebabkan
batas normal (110/70- perdarahan.
130/90 mmHg) atau 5. Pantau nilai PT dan PTT
terkontrol 6. Pantau hasil lab Hb dan
b. Nadi dalam batas HCT
normal (60-
100x/menit) Blood products adminitrasion:
c. RR dalam batas Kolaborasi : pemberian tranfusi
normal (16-20x/menit) darah sesuai indikasi.
d. Suhu tubuh dalam bats Rasional : transfusi darah
normal 36-37,5 ‘C) diperlukan jika kondisi anemia
buruk menambah menambah
jumlah darah dalam tubuh.
Tissue perfusion :

Periphera

a. CRT < 2 detik


b. Akral hangat
c. Klien tidak pucat
d. Konjungtiva berwarna
merah muda

Blood loss severity

a. Hb klien dalam batas


normal (12-16 g/dL).
b. HCT dalam batas
normal (44-45%)
c. Mukosa bibir lembab.
d. Klien tidak mengalami
lemas atau lesu.

3 Kettidakseimbanga Setelah di berikan asuhan Nutrition therapy :


n nutrisi kurang dari keperawatan ....x 24 jam 1. Kaji status butrisi klien
kebutuhan tubuh diharapkan pemenuhan nutrisi 2. Monitor masukan makanan
berhubungan adekuat, dengan kriteria hasil: atau cairan dan hitung
dengan kebutuhan kalori harian
ketidakmampuan NOC 3. Tentukan jenis makanan
mengabsorpsi Nutritios status yang cocok dengan tetap
nutrisi a. Masukan nutrisi mempertimbangkan aspek
adekuat agama dan budaya klien.
b. Masukan makanan 4. Anjurkan untuk
dalam batas normal menggunakan suplemen
c. Berat badan meningkat nutrisi sesuai indikasi
atau tetap 5. Jaga kebersihan mulut,
ajarkan oral higiene pada
Nause and vomiting severity klien atau keluarga
a. Klien mengatakan 6. Kolaborasi dengan ahli gizi
tidak ada mual untuk menentukan jumlah
b. Klien mengatakan kalori dan jenis nutrisi yang
tidak muntah dibutuhkanuntuk emenuhi
c. Tidak ada peningkatan kebutuhan nutrisi.
sekresi saliva
Weight management:
Appetite (nafsu makan) 1. Timbang berat badan klien
a. Keinginan klien untuk secara teratur.
makan meningkat 2. Diskusikan dengan
b. Intake makanan keluarga klien hal-hal yang
adekuat (porsi makan menyebabkan penurunan
yang disediakan habis) berat badan
3. Pantau konsumsi kalori
harian.
4. Pantau hasil laboratorium,
seperti kadar serum
albumin dan elektrolit
5. Tentukan makanan
kesukaan rasa, dan
temperatur makanan
6. Ajarkan penggunaan
suplemen penambah nafsu
makan.

Nausea management:
1. Dorong klien untuk
mempelajari strategi untuk
management mual.
2. Kaji frekuensi mual, durasi
tingkat keparahan, faktor
frekuensi, presipitasi yang
menyebabkan mual
3. Kaji riwayat diet meliputi
makanan yang tidak
disukai, disukai dan budaya
makan.
4. Kontrol lingkungan sekitar
yang menyebabkan mual.
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi mual
(relaksasi, guide imagery,
distraksi).
6. Dukung istrahat tidur yang
adekuatuntuk meringankan
nause.
7. Ajarkan untuk melakukan
oral hygine untuk
mendukung kenyamanan
dan mengurangi rasa mual.
8. Anjurkan untuk makan
sedikit demi sedikit.
9. Pantau masukan nutrisi
sesuai kebutuhan kalori.
4 Konstipasi Setelah diberikan asuhan Bowel management
berhubungan keperawatan selama ....x 24 1. Catat waktu terakhir pasien
dengan obtruksi jam diharapkan eliminasi fekal BAB konsistensi, warna,
akibat tumor klien normal, dengan kriteria jumlah
hasil : 2. Ajarkan pasien untuk
mengkonsumsi makanan
Bowel elimination: yang mengandung serat
a. Frekuensi BAB klien seperti pepaya
kembali sesuai 3. Kolaborasi pemberian obat
kebiasaan pasien supositoria sesuai indikasi
b. Feses klien lembek dan 4. Anjurkan pasien untuk
berbentuk tidak menahan-nahan
c. Tidak ada kesulitan keinginan untuk BAB.
defekasi 5. Anjurkan pasien untuk
d. Tidak ada darah dalam meningkatkan hidrasi,
feses terutama air
e. Tidak ada nyeri dalam hangatmerangsang proses
BAB. defekasi
6. Anjurkan klien untuk tidak
mengejan
5 Kurang Setelah diberikan asuhan Teaching: disease proses
pengetahuan keperawatan .....x 24 jam 1. Kaji tingkat pengtahuan
mengenai penyakit diharapkan terjadi klien dan keluarga yang
dan prosedur peningkatan pengetahuan berhubungan
pembedahan, klien dan keluarga, dengan denganperkembangan
berhubingan dengan kriteria hasil: penyakit.
kurang paparan 2. Jelaskan patofisiologi
informasi. NOC perjalnan penyakit,
Knowleddge: disease process penyebab, komplikasi
Klien dan keluarga penyakit, usaha-usaha yang
memahami tentang proses dapat di lakukan untuk
penyakit, penyebab penyakit, mencegah komplikasi
komplikasi penyakit dan penyakit dan kondisi
usaha-usaha ua yang dapat penyakit klien saat ini
dilakukan untuk mencegah 3. Diskusikan terapi
komplikasi penyakit pengobatan yang perlu
dilakukan klien
Knowledge: diet 4. Informasikan pada klien
Klien dan keluaga tentang efek samping
memahami tentang diet pada pengobatan dan upaya yang
penyakit kanker, meliputi di lakukan dalam
makanan yang dianjurkan dan mengurangi/meminimalisir
dihindari dan makanan pemicu efek samping dari
kanker. pengobatan tersebut.

Knowledge: treanment Teaching: procedure


procedure 1. Jelaskan tentang prosedur
Klien dan keluarga pembedahan yang akan
memahami tentang prosedur dijalani klien, meliputi
pembedahan, tujuan, lama prosedur, tujuan, lama
tindakan dan efek tindakan tindakan, komplikasi.
2. Berikan kesempatan bagi
klien/keluarga untuk
menanyakanhal-hal yang
kurang dimengerti.

Teaching: prescribed diet


1. Kaji tingkat pengetahuan
klien mengenai diat saat ini
2. Jelaskan tujuan diet,
meliputi makanan yang di
anjurkandan dihindari, serta
makanan pemicu kanker.
3. Berikan contoh-contoh
menu makanan harian yang
bisa diaplikasikan oleh
klien dan keluarga.
4. Bantu klien untuk
menyesuaikan
makananpilihan dengan
diet yang dianjurkan
5. Libatkan keluarga dalam
pemberian informasi.
6 Resiko infeksi Setelah dilakukan asuhan Infection control
keperawatan ... x 24 jam 1. Bersihkan lingkungan
diharapkan tidak terjadi setelah di gunakan oleh
infeksi dengan kriteria hasi: klien
2. Jaga agar barier kulit yang
NOC terbuka tidak terpapar
Infection severity lingkungan dengan cara
a. Tidak ada kemerahan menutup dengan kasa steril
b. Tidak terjadi 3. Batasi jumlah pengunjung
hipertermia 4. Ajarkan klien dan keluarga
c. Tidak ada tekhnik mencuci tangan
pembengkakkan yang benar
d. Tidak ada drainase 5. Gunakan sabun anti
puluren –WBC dalam mikroba untuk mencuci
batas normal tangan
6. Cuci tangan sebelum dan
Risk control: sesudah melakukan
a. Klien mampu tindakan keperawatan
menyebutkan faktor- 7. Terapkan Universal
faktor resiko penyebab precaution
infeksi 8. Pertahankan lingkungan
b. Klien mampu aseptik selama perawatan
memonitor lingkungan 9. Anjurkan klien untuk
penyabab memenuhi asupan nutrisi
c. Klien mampu dan cairan adekuat
memonitor tingka laku 10. Ajarkan klien dan keluarga
penyebab infeksi, tidak untuk menghindari infeksi
terjadi paparan saat 11. Ajarkan klien dan keluarga
tindakan keperawatan tanda-tanda infeksi
12. Kolaborasi antibiotik bila
perlu

Infection protection
1. Monitor tanda dan gejala
infeksi sistemik dan lokal
2. Monitor hitung granulosit
WBC
3. Berikan perawatan kulit
4. Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap
kemerahan panas dan
drainase
5. Inspeksi kondisi luka

Wound care
1. Monitor karakteristik luka,
meliputi, warna, ukuran,
bau dan pengeluarfan pada
luka
2. Bersihkan luka dengan
normal salin
3. Lakukan pembalutan pada
luka sesuai kondisi luka
4. Pertahankan teknik steril
dalam perawatan luka
pasien
7 Gangguan citra Setelah di berikan asuhan Body image enhancement:
tubuh berhubungan keperawatan selama .....x 24 1. Kaji penilaian dasar klien
dengan pembedahan jam diharapkan gangguan citra tentang citra tubuhnya
(kolostomi) dan tubuh klien dapat teratasi 2. Identifikasi efek
adanya stoma dengan kriteria hasil: perubahanbentuk tubuh
pasien terhadap budaya,
NOC agama perilaku seksual, dll
Adaptation to physical 3. Diskusikan tentang
disability: perubahan yang dapat
a. Klien mampu terjadi pada klien akibat
mengungkapkan dari proses penyakitnya
kemampuan untuk dari intervensi/konseling
mengatasi keterbatasan lebih lanjut
b. Klien mampu 4. Perhatikan frekuensi pasien
beradaptasi dengan dalam mengkritik dirinya
keterbatasan fungsi 5. Diskusikan tentang
dan struktur tubuhnya bagimana orang terdekat
(klien menerapkan dapa menerima
strategi untuk keterbatasannya
mengurangi 6. Berikan bantuan positif bila
keterbatasan. diperlukan

8 Ansietas Setelah diberikan asuhan Anxiety reduction


berhubungan keperawatan .....x 24 jam 1. Jelaskan semua prosedur
dengan krisis diharapkan klien ansietas termasuk perasaan yang
situasional dapat teratasi, tujuan kriteria mungkin dialami
hasil: 2. Berikan objek yang dapat
memberikan rasa nyaman
NOC 3. Berbicara dengan pelan dan
Anxiety control tenang
1. Tidur nyenyak 4. Membina hubungan saling
2. Tidak ada manifestasi percaya
perilaku 5. Dengarkan penuh perhatian
3. Mencari informasi 6. Ciptakan suasana saling
untuk mengurangi percaya
cemas 7. Dorong klien dan keluarga
4. Menggunakan teknik mengungkapkan
relaksasi untuk perasaannya
mengurangi cemas 8. Berikan aktifitas
5. Berinteraksi sosial mengurangi ketenangan
9. Anjurkan menggunakan
teknik relaksasi
10. Berikan lingkungan yang
tenang
11. Batasi pengunjung.
DAFTAR PUSTAKA

Basvanthappa, B.T.2003. Medical Surgical Nursing. New delhi : jaypee. 111-134


Brunner & suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical-bedah vol 2. Jkarta :EGC
Dochtermen, J. Et al.2004. Nursing Interventions Classifitstion 9NIC). Fourth edition, USA :
Mosby
Elsevier
Doenges at al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3. Jakarta: EGC
Herdman, T.H.2012. Nanda Internasional : Diagnosa keperawatan definisi dan Klasifikasi 2012-
2014.
Jakarta : EGC
Mansjoer, A.2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC
Soeparman & Waspadji (1990). Ilmu Penyakit Dalam . Jld.II,Jakarta : BP FKUI
Kedokteran Universitas Airlaangga
University IOWA.2008 . Nursing Outcomes Classification (NOC). Fourth Edition.
Mosby Elsevier
Price & Wilson. 1995. Patofisiologi Konsep klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 4. Jakrta EGC
Samsuhidajat, R .2004 Buku Ajar Ilmu Bedah . Edisi 2 Jakarta: Penerbit Buku

Anda mungkin juga menyukai