Anda di halaman 1dari 4

2.

1 Etiologi
Price dan Wilson (1994) mengemukakan bahwa etiologi karsinoma rectum sama seperti
kanker lainnya yang masih belum diketahui penyebabnya. Faktor predisposisi munculnya
karsinoma rektum adalah polyposis familial, defisiensi Imunologi, kolitis ulseratifa,
granulomartosis dan Kolitis. Faktor predisposisi penting lainnya yang mungkin berkaitan adalah
kebiasaan makan. Masyarakat yang dietnya rendah selulosa tapi tinggi protein hewani dan lemak,
memiliki insiden yang cukup tinggi.15
Burkitt (1971) yang dikutip oleh Price dan Wilson mengemukakan bahwa diet rendah
serat, tinggi karbohidrat refined, mengakibatkan perubahan pada flora feces dan perubahan
degradasi garam-garam empedu atau hasil pemecahan protein dan lemak, dimana sebagian dari
zat-zat ini bersifat karsinogenik. Diet rendah serat juga menyebabkan pemekatan zat yang
berpotensi karsinogenik dalam feses yang bervolume lebih kecil. Selain itu, masa transisi feses
meningkat. Akibatnya kontak zat yang berpotensi karsinogenik dengan mukosa usus bertambah
lama.15
2.2 Patofisiologi Kanker Rektum
Pada mukosa rektum yang normal, sel-sel epitelnya akan mengalami regenerasi setiap
6 hari. Pada keadaan patologis seperti adenoma terjadi perubahan genetik yang mengganggu
proses differensiasi dan maturasi dari sel-sel tersebut yang dimulai dengan inaktivasi gen
adenomatous polyposis coli (APC) yang menyebabkan terjadinya replikasi tak terkontrol.
Peningkatan jumlah sel akibat replikasi tak terkontrol tersebut akan menyebabkan terjadinya
mutasi yang akan mengaktivasi K- ras onkogen dan mutasi gen p53, hal ini akan mencegah
terjadinya apoptosis dan memperpanjang hidup sel.

Gambar 5. Patofisiologi kanker rektum

Kanker kolon dan rectum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epitel
usus) dimulai sebagai polip jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta merusak
jaringan normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya. Sel kanker dapat terlepas dari
tumor primer dan menyebar ke dalam tubuh yang lain (paling sering ke hati).

2.3 Faktor resiko 2, 16, 17,18,19


Etiologi dari kanker rektum sendiri belum diketahui, namun beberapa faktor resiko
telah ditemukan dapat menyebabkan terjadinya kanker rektum. Beberapa faktor resiko
yang berperan antara lain:
1. Faktor genetik seperti familial adenomatous polyposis (FAP) dan hereditary
nonpolyposis colorectal cancer (HNPCC).

2. Inflamatory bowel disease seperti penyakit crohn dan kolitis ulseratif.


3. Riwayat keluarga yang menderita kanker kolorektal.
4. Riwayat menderita polip, kanker ovarium, endometriosis, dan kanker payudara.
5. Umur di atas 40 tahun.
Risiko dari kanker kolorektal meningkat bersamaan dengan usia, terutama pada pria
dan wanita berusia 50 tahun atau lebih, 1 dan hanya 3% dari kanker kolorektal muncul
pada orang dengan usia dibawah 40 tahun.2 55% kanker terdapat pada usia ≥ 65 tahun
13

6. Diet tinggi lemak rendah serat


Masyarakat yang diet tinggi lemak, tinggi kalori, daging dan diet rendah serat
berkemungkinan besar untuk menderita kanker kolorektal pada kebanyakan
penelitian, meskipun terdapat juga penelitian yang tidak menunjukkan adanya
hubungan antara serat dan kanker kolorektal. 20
7. Gaya Hidup
Pria dan wanita yang merokok kurang dari 20 tahun mempunyai risiko tiga kali untuk
memiliki adenokarsinoma yang kecil, tapi tidak untuk yang besar. Sedangkan
merokok lebih dari 20 tahun berhubungan dengan risiko dua setengah kali untuk
menderita adenoma yang berukuran besar. 21
2.4 Deteksi dini
Karsinoma rekti seringkali asimptomatis dan ditemukan dalam keadaan sudah
stadium lanjut. Komite kesehatan dan penelitian Amerika merekomendasikan
skrining pada populasi-populasi dengan kriteria tertentu, sebagai berikut:
2.5 Diagnosis Klinis

1. Anamnesa
Anamnesa keluhan utama dan riwayat penyakit memegang peranan yang sangat penting
dalam penegakkan diagnosis. Berikut ini merupakan gejala yang seringkali dikeluhkan
oleh pasien dengan karsinoma rekti:
1. Diare palsu atau “spurious diarrhoea”
Diare palsu merupakan keluhan BAB yang frekuen tetapi hanya sedikit yang keluar
disertai dengan lendir dan darah serta adanya rasa tidak puas setelah BAB. Terjadinya
diare palsu oleh karena adanya proses keganasan pada epitel kelenjar mukosa rektum,
berupa suatu massa tumor, dimana tumor akan merangsang keinginan untuk defekasi,
tetapi yang keluar hanya sedikit disertai hasil sekresi kelenjar berupa mukus dan darah
oleh karena rapuhnya massa tumor.
2. BAB berlendir
BAB berlendir seperti halnya diare palsu merupakan manifestasi adanya proses
keganasan pada epitel kelenjar mukosa rektum dan hal ini jarang didapatkan pada
penderita hemorrhoid.
3. Feses pipih seperti kotoran kambing
Bentuk feses yang pipih seperti kotoran kambing sangat tergantung dari bentuk
makroskopis massa tumor pada rektum. Pada stadium dini dimana tumor masih kecil
dan tidak berbentuk anuler, jarang ditemukan perubahan bentuk feses.
4. Penurunan berat badan
Penurunan berat badan pada dasarnya akan terjadi pada semua penderita dengan
keganasan, terutama pada stadium lanjut. Penderita dengan keganasan akan
mengalami perubahan metabolisme oleh karena adanya reaksi inflamasi tumor dengan
host. Adanya peningkatan metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak akan
menyebabkan keseimbangan energi-protein menjadi negatif sehingga diikuti dengan
penurunan berat badan. Pada karsinoma rekti dapat terjadi obstruksi parsial sehingga
penderita akan mengeluhkan perut terasa kembung dan nafsu makan menurun.
Penurunan berat badan yang terjadi biasanya ringan.
5. Perdarahan bercampur tinja
Perdarahan pada keganasan kolorektal terjadi karena adanya proses inflamasi pada
massa tumor. Sifat perdarahan yang keluar akan bercampur dengan tinja dan berwarna
kehitaman jika massa tumor terdapat pada kolon proksimal, sedangkan darah yang
keluar akan berwarna merah segar jika lokasi massa tumor pada kolon distal.2,22,15

Anda mungkin juga menyukai