Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

CA RECTI

Di Susun oleh :
MALEAKHI POTOHU
NIM : PO0220220014

POLTEKKES KEMENKES PALU


PRODI Dlll- KEPERAWATAN POSO
Ta 2022/2023
1. PENGERTIAN CARSINOMA RECTI

            Carsinoma recti adalah keganasan yang menyerang pada daerah rektum. Keganasan
ini banyak menyerang laki-laki usia 40-60 tahun, jenis keganasan yang terbanyak adalah
adenoma carsinoma 65%. Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang
di usus besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum anus).
Sebagian besar kanker colorectal adalah adenocarcinoma(kanker yang dimulai di sel-sel
yang membuat serta melepaskan lendir dan cairan lainnya).

2. ETIOLOGI
                  Pada dasarnya penyebab timbulnya carsinoma recti sampai sekarang belum
diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang menjadi pendukung timbulnya kanker recti,
seperti: polipotus, familial, defisiensi imonologik, kolitis, Ulserasi, granulomatis kolitis.
Insiden keganasan ini diberbagai daerah berbeda dan ternyata ada hubungannya dengan
faktor lingkungan terutama kebiasaan makan (diit). Masyarakat yang diitnya rendah
selulosa tinggi protein hewani dan lemak mempunyai insiden yang tinggi terjadinya kanker
recti, sebaliknya masyarakat yang diitnya banyak mengandung serat, insiden terjadinya
carsinoma recti rendah.
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor risiko
telah teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat
penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat.

 Polip di usus (Colorectal polyps): Polip adalah pertumbuhan pada dinding dalam kolon
atau rektum, dan sering terjadi pada orang berusia 50 tahun ke atas. Sebagian besar polip
bersifat jinak (bukan kanker), tapi beberapa polip (adenoma) dapat menjadi kanker.

 Colitis Ulcerativa atau penyakit Crohn: Orang dengan kondisi yang menyebabkan
peradangan pada kolon (misalnya colitis ulcerativa atau penyakit Crohn) selama bertahun-
tahun memiliki risiko yang lebih besar
 Riwayat kanker pribadi: Orang yang sudah pernah terkena kanker  colorectal dapat terkena
kanker colorectal untuk kedua kalinya. Selain itu, wanita dengan riwayat kanker di indung
telur, uterus (endometrium) atau payudara mempunyai tingkat risiko yang lebih tinggi
untuk terkena kanker colorectal.
 Riwayat kanker colorectal pada keluarga: Jika Anda mempunyai riwayat kanker colorectal
pada keluarga, maka kemungkinan Anda terkena penyakit ini lebih besar, khususnya jika
saudara Anda terkena kanker pada usia muda.
 Faktor gaya hidup: Orang yang merokok, atau menjalani pola makan yang tinggi lemak
dan sedikit buah-buahan dan sayuran memiliki tingkat risiko yang lebih besar terkena
kanker colorectal.

Usia di atas 50: Kanker colorectal biasa terjadi  pada mereka yang berusia lebih tua. Lebih
dari 90 persen orang yang menderita penyakit ini didiagnosis setelah usia 50 tahun ke atas.

3. TANDA DAN GEJALA


              Adapun tanda yang mungkin dialami pada pasien dengan carsinoma recti, kembung,
feses yang kecil atau bentuk pita, adanya mukus dan darah yang segar pada fases.
             Gejala tergantung dari lokalisasi, jenis keganasan penyebaran dan komplikasi yang
terjadi. Jenis pertumbuhan adenocarsinoma rektum sangat lembat, diperkirakan untuk
mencapai dua kali lipat membutuhkan waktu 620 hari dan biasanya bersifat asimlomatik.
Kanker yang terletak pada rektum dapat menimbulkan tenesmus dan keinginan defakasi yang
terus menerus.
              Metastase besarnya kelenjar regional dahulu yang sulit diraba dari luar. Metastase kehati
menimbulkan pembesaran hati yang berbenjol-benjol, nyeri tekan dan juga bisa terjadi
ikterus. Metas tase ke paru-paru dapat menimbulkan batuk, akan tetapi hal ini jarang terjadi.

4. PATOFISIOLOGI
Proses keganasan mulai dari dalam sel-sel yang melapisi dinding usus. Tumor terjadi
pada daerah yang berbeda-beda di dinding usus besar dalam proposi perkiraan berikut 16%
pada kolon asenden, 8% pada kolon transversal, 20% – 30% pada kolon desenden dan sigmoid,
serta 40% – 50% pada rektum.
Hampir semua kanker rektum berkembang dari polip ademotosa. Kanker biasanya
tumbuh tidak terdeteksi hingga gejala-gejala secara perlahan-lahan dan sifatnya berbahaya
terjadi. Secara lokal kanker rektum biasanya menyebar lebih kedalam lapisan-lapisan dinding
perut, yang dimulai dari orang-orang lain yang berdekatan. Kanker ini membesar atau
menyebar melalui sistim sirkulasi yang masuk dari pembuluh-pembuluh darah. Tempat-tempat
metastase yang lain adalah termasuk kelenjar-kelenjar adrenal, ginjal, kulit, tulang dan otot.
Disamping penyebaran secara langsung melalui sistim sirkulasi dan lymphatik, kanker
rektum juga menyebar melalui peredaran peritoneal. Penyebaran terjadi ketika kanker diangkat
dan sel-sel kanker berpisah dari kanker dan menuju lubang peritonial. 

5. PATWAY
6. ENATALAKSANAAN

1) Pilihan utama pada kanker rektum adalah dengan jalan pembedahan kolostomi
1) Pengertian Colostomi
Sebuah lubang yang dibuat oleh dokter ahli melalui dinding abdomen ke
dalam kolom iliaka   atau asenden yang bersifat sementara atau permanen untuk
mengeluarkan feses.
Lubang yang dibuat melalui dinding abdoimen ke dalam kolon iliaka atau
asenden tempat untuk mengeluarkan fases.  Pembukaan sementara atau permanen
dari usus besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan tinja. Kolostomi adalah
tindakan pembedahan dimana sebagian usus besar dijahitkan pada dinding perut,
dimana lubangnya dibuat sedemikian rupa sehingga tinja terdorog untuk keluar.
Kolostomi adalah membuat lubang yang bersifat sementara atau tetap pada
usus besar menembus permukaan abdomen sebagai pemindahan jalan keluar fecers.
Lokasi anatominya pada colon cicenden, transversal atau sigmoid, kolotomi
dikerjakan pada penyakit peradangan, cacat bawaan, kanker, obser, fistula,
onstruksi dan perforasi.

2) Jenis-jenis kolostomi
kolostomi yang dilakukan ada 2 macam yaitu :
1) Kolostomi Permanen
Jenis kolostomi dilakukan bila kolon atau rectum pasien dibuang, karena ada
kanker pada kolon atau rectum. Kolostomi ini disebut juga dengan kolostomi
ujung atau single barrel karena dilakukan pada salah satu ujung dari kolon dan
kolostomi ini mempunyai satu lubang.

2) Kolostomi Temporer
Kolostomi ini bersifat hanya sementara dan dilakukan untuk mengalihkan
facces, untuk kemudian ditutup kembali. Kolostomi ini terdiri dari 2 lussing atau
double barrel.
a. Indikasi dilakukan Kolostomi
Tindakan kolostomi seringdilakukan pada pasien dengan difertikulitis
yang sudah  komplikasi seperti pendarahan hebat, perforasi dan obses,
sehingga untuk mengalihkasn jalannya feces dilakukan kolostomi.
Kolostomi sering dilakukan pada pasien dengan karsinoma kolon.
Karsinima tersebut dapat memenuhi atau melingkari kolon menyebabkan
obstruksi pada kolon, akhirnya penderita mengalami kesulitan untuk buang
air besar atau kostipasi usus.
b. Komplikasi Kolostomi
Suatu tindakan pada pembedahan yang dilakukan pada pasien tidak
jarang akan menimbulkan komplikasi.
1) Obstruksi, terjadi karena perlengketan atau sumbatan oleh makanan.
2) Infeksi pada luka, merupakan suatu komplikasi dari tindakan kolostomi
yang sering terjadi, karena terkontaminasi oleh tinja yang mengandung
bakteri.
3) Retraksi stoma penyekat antara kantong atau kolostomi bagian dengan
stoma, juga karena adanya jaringan sekat yang terbentuk disekitar stoma
yang mengkerut
4) Radiasi
Radiasi pasca bedah diberikan jika:
a. sel karsinoma telah menembus tunika muskularis propria.
b. ada metastasis ke kelenjar limfe regional.
c. masih ada sisa-sisa sel karsinoma yang tertinggal tetapi belum ada
metastasis jauh. (Radiasi pra bedah hanya diberikan pada karsinoma
rektum).
1. Pemberian obat Sitostatika
a. Inoperabel
b. operabel tetapi ada metastasis ke kelenjar limfe regional, telah
menembus tunika muskularis propria atau telah dioperasi kemudian
residif kembali.
Obat yang dianjurkan pada penderita yang operabel pasca bedah
adalah:
 Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5 hari berturut-
turut. Pemberian berikutnya pada hari ke-36 (siklus sekali 5 minggu)
dengan total 6 siklus.
 Futraful 3-4 kali 200 mg/hari per os selama 6 bulan
 Terapi kombinasi (Vincristin + FU + Mthyl CCNU)
Pada penderita inoperabel pemberian sitostatika sama dengan
kasus operabel hanya lamanya pemberian tidak terbatas selama obat
masih efektif. Selama pemberian, harus diawasi kadar Hb, leukosit
dan trombosit darah.Pada stadium lanjut obat sitostatika tidak
meberikan hasil yang memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai