Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENELITIAN

TORAKS

Disusun Oleh :

MUJIBURRAHMAN (20134050009)

MUHAMMAD FARHAN (20134050007)

TAWARDIANSYAH (20134050024)

PRODI AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI (ATRO)

YAYASAN SIHAT BEURATA

BANDA ACEH
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pemeriksaan toraks.

Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah lab dasar, serta
diharapkan laporan pemeriksaan ini dapat bermanfaat untuk menambah informasi
mengenai toraks.

Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing, yang telah


membimbing mata kuliah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penelitian ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dan kesempurnaan laporan penelitian ini.

Banda Aceh,3 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
Latar belakang.........................................................................................................................................4
Rumusan masalah...................................................................................................................................5
Tujuan......................................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
Anatomi dan fisiologi toraks....................................................................................................................6
Teknik radiografi toraks...........................................................................................................................7
BAB III..........................................................................................................................................................9
HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................................................................9
Hasil dan pembahasan.............................................................................................................................9
BAB IV........................................................................................................................................................13
PENUTUP...................................................................................................................................................13
Kesimpulan............................................................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Radiofotografi adalah ilmu yang mempelajari proses foto dengan menggunakan
sinar radiasi. Isitilah radiofotgrafi mencakup dari 2 aspek, yaitu radiografi dan fotografi.
Proses radiografi terjadi ketika berkas sinar – x menembus obyek, mengenai grid,
kemudian mengenai lembar penguat citra. Proses  fotografi terjadi ketika enersi sinar – x
diubah menjadi berkas cahaya oleh lembar penguat citra, kemudian cahaya berinteraksi
dengan film menghasilkan citra laten. Untuk mengubah citra laten menjadi permanen,
dibutuhkan pemrosesan citra melalui sistem pemrosesan tertentu.

Jadi ruang lingkup radiofotografi berkenaan dengan hal – hal berikut :

1.       Pengubahan enersi sinar – x menjadi cahaya


2.       Pembentukan citra laten
3.       Pemrosesan citra laten menjadi citra permanen.

Alat dan bahan yang dipelajari dalam radiofotografi adalah meliputi :

1.       Enersi pencitraan, sinar – x atau sinar gamma, dan cahaya


2.       Lembar penguat citra = IS ( Intensyfing screen )
3.       Film radiografi
4.       Kaset radiografi
5.       Grid
6.       Pembatas lapangan penyinaran
7.       Bahan-bahan pengolahan film
8.       Alat – alat pemrosesan film radiografi.
Pengolahan citra digital saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat
terutama dalam bidang teknologi di dunia kesehatan. Citra digital adalah cara yang
paling umum dan mudah untuk menyampaikan atau transmisi informasi. Citra digital
menyampaikan informasi tentang posisi, ukuran dan interrelasi antara obyek. Citra
digital menggambarkan informasi spasial yang dapat kita kenali. Sekitar 75% dari
informasi yang diterima oleh manusia adalah dalam bentuk gambar.
Kemampuan pencitraan radiografi dalam memberikan informasi yang baik guna
menegakkan diagnosa tersebut dengan kualitas radiografi. Melalui2 proses radiografi
dapat memperlihatkan bagian tubuh yang tidak dapat dilihat dengan kasat mata, salah
satunya pemeriksaan radiografi tersebut adalah pemeriksaan pada Manus. Pada
pemeriksaan radiografi makro sering dilakukan dengan mengubah jarak, baik focus film
distance (FFD), focus object distance (FOD), maupun object film distance (OFD).
Radiografi makro dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama yaitu mengubah focus
film distance (FFD) sendangkan focus object distance (FOD) tetap. Yang ke dua
mengubah object film distance (OFD) sendangkan focus object distance (FOD) tetap.
Akibat pengaturan variabel ini pada teknik radiografi pembesaran gambar berpengaruh
terhadap kualitas gambar. Variasi object film distance (OFD) mengakibatkan timbulnya
ketidaktajaman gambar yang dihasilkan. Untuk menghasilkan radiografi yang tajam
dengan pembesaran bayangan yang optimal dapat dilakukan dengan mengubah focus
film distance (FFD) dan object film distance (OFD) dengan ukuran fokus yang digunakan.
Dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang
“Pemeriksaan toraks dengan proyeksi pemeriksaan PA’’
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan, bagaimanakah pemeriksaan toraks dengan proyeksi pemeriksaan PA
C. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana pemeriksaan dari anatomy toraks dengan
proyeksi PA
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi dan fisiologi toraks


a. Definisi toraks
Thorax merupakan rongga yang berbentuk kerucut, pada bagian bawah lebih besar
dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang dari pada bagian
depan. Rongga dada berisi paru-paru dan mediastinum. Mediastinum adalah ruang
di dalam rongga dada di antara kedua paru-paru. Di dalam rongga dada terdapat
beberapa sistem diantaranya yaitu sistem pernafasan dan peredaran darah. Organ
pernafasan yang terletak dalam rongga dada yaitu esofagus dan paru, sedangkan
pada sistem peredaran darah yaitu jantung, pembuluh darah dan saluran limfe.
Pembuluh darah pada sistem peredaran darah terdiri dari arteri yang membawa
darah dari jantung, vena yang membawa darah ke jantung dan kapiler
yangmerupakan jalan lalulintas makanan dan bahan buangan .Kerangka rongga
thorax, meruncing pada bagian atas dan berbentuk kerucut terdiri dari sternum, 12
vertebra thoracalis, 10 pasang iga yang berakhir di anterior dalam segmen tulang
rawan dan 2 pasang yang melayang. Kartilago dari 6 iga memisahkan articulasio dari
sternum, kartilago ketujuh sampai sepuluh berfungsi membentuk tepi kostal
sebelummenyambung pada tepi bawah sternu. Perluasan rongga pleura di atas
klavicula dan di atasorgan dalam abdomen penting untuk dievaluasi pada luka
tusuk.Musculus pectoralis mayor dan minor merupakan muskulus utama dinding
anterior thorax. Muskulus latisimus dorsi, trapezius, rhomboideus, dan muskulus
gelang bahu lainnyamembentuk lapisan muskulus posterior dinding posterior
thorax. Tepi bawah muskulus pectoralis mayor membentuk lipatan/plika aksilaris
posterior
Secara umum kegunaan Foto thorax/CXR adalah :
• – untuk melihat abnormalitas congenital (jantung, vaskuler)
• – untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, haemothorax)
• – untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB)
• – untuk memeriksa keadaan jantung
• – untuk memeriksa keadaan paru-paru

b. Teknik radiografi toraks


Untuk posisi Thorax Pa diusahakan pasien berdiri / duduk karena diafragma
berada pada ukuran terendah dan untuk mengurangi pembesaran jantung, pada
pemeriksaan jantung digunakan foto PA dengan FFD 120 – 150 cm karena pada jarak
tersebut ukuran jantung berada pada ukuran sebenarnya. Skapula tidak akan
menutupi daerah paru. Besar jantung dapat diperkirakan dengan lebih mudah.
Tulang rusuk anterior tidak tampak jelas, sedang rusuk di bagian belakang semuanya
menuju ke arah tulang punggung. Pada posisi ini kamera berada di belakang pasien.
Posisi Pasien : Pasien berdiri dengan dada menempel kaset / stand chest dan batas
atas kaset kira-kira 3-5 cm di atas shoulder joint
Posisi Obyek : Tempatkan MSP tubuh berada pada tengah kaset, letakkan dagu pada
atas kaset / chest stand. Letakkan kedua punggung tangan di atas crista iliaka / hip
dan rotasikan kedua elbow ke anterior sehingga shoulder menyentuh bagian kaset
dan scapula tertarik ke arah lateral (untuk menghindari superposisi scapula dengan
paru-paru) Usahakan pasien inspirasi penuh pada saat eksposi Usahakan kedua
shoulder simetris kanan kiri untuk menghindari ketidaksimetrisan paru Usahakan
rambut tidak ada yang menutupi bagian obyek yang difoto
Kaset : Vertikal,
Ukuran 35 x 35 cm
Marker : R/L FFD : 150 cm,
CR : horizontal,
CP : pada MSL setinggi thoracal atau sejajar Axilla
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan pembahasan


1. Ilustrasi kasus
Pada tanggal 25 Maret 2021 pasien datang dengan membawa surat pengantar dengan
pemeriksaan manus dan curiga mengalami dislokasi manus dibawa ke Unit Radiologi
Laboratorium Klinik Bunda Thamrin Banda Aceh untuk dilakukan foto rontgen dengan
permintaan manus dengan identitas pasien sebagai berikut :
nama : Mr. FHN
umur : 18 th
jenis kelamin : Laki – laki
no. foto :-
no. RM :-
diagnosa klinis : Memeriksa paru paru
pemeriksaan : PA
kiriman foto :-
dokter pengirim: dr. O
2. Prosedur Pemeriksaan
a. Persiapan Pasien
Melepaskan benda – benda yang dapat mengganggu gambaran radiograf
yang berupa logam atau benda – benda padat lainnya di area tubuh yaitu bahu
yang akan diperiksa seperti kalung, bros, tali pakaian dalam wanita, dan
sebagainya.
b. Persiapan objek
Kaset : Vertikal,
Ukuran 35 x 35 cm
Marker : R/L FFD : 150 cm,
CR : horizontal,
CP : pada MSL setinggi thoracal atau sejajar Axilla
c. Teknik Radiografi
Proyeksi PA
a) Posisi Pasien
 Untuk posisi pasien dengan pasien berada di depan baki
b) Posisi Objek
 Untuk posisi objek posisikan dada pasien di tengah baki.
c) Central Ray (CR) : horizontal Pada Kaset
d) Central Point (CP) : Pada MSL stinggi torakal atau sejajar
axilla
e) Focus Film Distance (FFD) : 150 cm
f) Kaset : 35x35 cm, horizontal,
g) Faktor Eksposi : 80V, 100 mA, 6,4 mAs
d. Processing film
Pengolahan film yang dilakukan di Unit Radiologi Laboratorium Klinik Bunda
Thamrin Banda Aceh menggunakan DR (Digital Radiography) dengan urutan :
1) Data pasien di registrasi ke dalam komputer..
2) Gambaran radiograf diolah di komputer.
3) Gambaran yang sudah selesai diolah, kemudian diprint.
e. Hasil dan Bacaan Radiograf
Posisi Pasien dan Hasil Radiograf
Posisi pasien
Hasil radiograf
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari teknik pemeriksaan yang kelompok kami lakukan, kami memperoleh
pengetahuan tentang bagaimana cara melakukan pemeriksaan radiografi dari toraks.
Mulai dari persiapan pasien dan Persiapan objek dan juga posisi pasien dan posisi objek.
Kami berharap dengan adanya laporan penelitian ini dapat menambah pengetahuan
kami dan juga pengetahuan yang membacanya.

Anda mungkin juga menyukai