PEMERIKSAAN SCABIES
PROPOSAL
OLEH :
PROPOSAL
“Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Melakukan Penelitian Pada
Prodi D III Teknologi Laboratorium Medis (TLM)”
OLEH :
Pembimbing I Pembimbing II
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
Proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul “Teknik Scraping Sitologi Sel
ini, penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan
Aceh.
serta banyak memberi saran dan masukan yang mendidik dalam penyusunan
4. Ibu Erlinawati, SKM, M.Kes selaku Pembimbing II telah banyak membantu dan
5. Seluruh Dosen dan Staf Prodi D III Teknologi Laboratorium Medis (TLM).
6. Terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda dan Ibunda yang telah
menjadi orang tua terhebat yang membesarkan dan mendidik dengan penuh cinta
dan kasih sayang, dengan do’a yang tiada henti dan perhatian tulus setiap harinya
7. serta sahabat seperjuangan yang telah memberikan motivasi dan semangat dalam
ii
Dalam penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari
terbatas. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan
sebagai masukan dan acuan dalam perbaikan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata saya mengharapkan semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ..........................................16
F. Metode Penelitian ..................................................................16
G. Tempat dan Waktu Penelitian ...............................................16
1. Tempat ..............................................................................16
2. Waktu ...............................................................................16
H. Populasi dan Sampel .............................................................16
1. Populasi ............................................................................16
2. Sampel ..............................................................................17
I. Teknik Pengumpulan Data .....................................................17
J. Alat, Bahan, dan Reagensia ...................................................17
K. Prosedur Kerja ......................................................................17
L. Analisa data ...........................................................................18
v
1 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2012).
bidang sitologi. Penyakit menular juga dikenal dengan penyakit kulit yang
disebabkan oleh jamur, virus, bakteri dan jenis parasit. Salah satu penyakit
kulit yang disebabkan oleh jenis parasit yaitu Scabies. Scabies (kudis)
Infestasi Scabies sering dikaitkan dengan lesi kulit dan frekuensi gatal yang
dan bertelur, sehingga memicu respons kulit yang menyebabkan rasa gatal
et al., 2023).
Metode kerokan kulit atau biasa dikenal dengan skin scraping merupakan
cara yang mudah dalam memberikan hasil yang akurat, sehingga digunakan
kulit yaitu pemeriksaan ini mudah untuk dilakukan, cukup menggunakan alat
dan bahan yang sederhana (Hermawan et al., 2023). Diagnosis scabies dapat
kelainan yang terlihat pada kulit yang ditimbulkan oleh infeksi Sarcoptes
dapat menjadi kronis dan berat serta menimbulkan komplikasi, rasa gatal
Penanganan dan pencegahan penularan yang cepat dan tepat diperlukan untuk
2021).
Kalium Hidroksida (KOH) adalah basa kuat yang terbuat dari logam
3
awetan preparat yang cukup baik. Sedangkan peneliti yang lain menyatakan
spesimen kulit baik itu cairan lesi maupun kerokan kulit (Jumadewi, S.Si. et
al., 2023).
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penelitian
pemeriksaan scabies.
C. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
3. Bagi Akademik
4. Bagi Peneliti
D. Keterbatasan Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Scabies
1. Pengertian scabies
dari 12 penyakit kulit yang sering ditemui. Scabies sering menyerang usia muda
dan tua di suatu komunitas, negara beriklim tropis, komunitas ekonomi rendah
dan pemukiman padat penduduk. Penyakit ini memiliki prioritas penanganan yang
rendah sehingga dapat menjadi kronis dan berat serta menimbulkan komplikasi,
rasa gatal pada lesi menimbulkan garukan dan mengakibatkan infeksi sekunder
punggungnya cembung, dan bagian perutnya rata. Spesies betina berukuran 300x
350 µm, sedangkan jantan berukuran 150 x 200 µm. Stadium dewasa mempunyai
4 pasang kaki, 2 pasang kaki depan dan 2 pasang kaki belakang. Kaki depan
padabetina dan jantan memiliki fungsi yang sama sebagai alat untuk melekat, akan
6
7
betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada jantan kaki ketiga berakhir
dengan rambut dan kaki keempat berakhir dengan alat perekat (Mutiara &
Syailindra, n.d.).
sebagai host, namun tungau ini mampu hidup di tempat tidur, pakaian, atau
permukaan lain pada suhu kamar selama 2-3 hari dan masih memiliki kemampuan
melalui kontak dengan obyek terinfestasi seperti handuk, selimut, atau lapisan
furnitur dan dapat pula melalui hubungan langsung kulit ke kulit. Berdasarkan
Ketika satu orang dalam rumah tangga menderita scabies, orang lain dalam rumah
8
tangga tersebut memiliki kemungkinan yang besar untuk terinfeksi. Seseorang yang
3. Gambaran klinis
Manifestasi klinis disebabkan oleh infestasi tungau dan reaksi imunitas yang
dielisitasi oleh kontak dari produk tungau (saliva dan ekskreta). Patogenesis scabies
scabiei sangat bervariasi. Dikenal 4 tanda utama atau tanda kardinal pada infestasi
nokturna adalah rasa gatal yang terasa lebih hebat pada malam hari karena
meningkatnya aktivitas tungau akibat suhu yang lebih lembab dan panas (Mutiara
4. Penyebab Penyakit
Rachmawati, 2023).
Scabies atau kudis disebabkan oleh Sarcoptes scabiei (var hominis), yaitu
sejenis tungau (kutu atau mite) yang infestasinya berupa lesi kulit dan frekuensi
gatal yang hebat di malam hari. Kejadian ini akibat tungau masuk ke dalam kulit
dan bertelur, akhirnya memicu respons kulit yang menyebabkan rasa gatal dan
Gatal dirasakan memberat ketika siang dan malam hari. Sensasi rasa gatal
berlebihan akan menimbulkan iritasi pada kulit. Lesi scabies muncul di kulit
menyerupai bulatan seperti jerawat kecil atau berubah warna, selanjutnya kulit
mengeras dengan kerak tebal yang mengandung ribuan tungau dan telur, dan
5. Dampak Penyakit
Dampak yang timbul akibat scabies yang disebabkan pada masalah personal
hygiene antara lain dampak fisik yaitu munculnya gangguan kesehatan fisik berupa
gangguan pada kulit, kuku, rambut, mulut, gigi, telinga, hidung dan tenggorokan.
kebutuhan mencintai dan dicintai, kebutuhan aktualisasi diri, harga diri dan
B. Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan mikroskop, yang dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
1. Kerokan Kulit
kulit, testinta, dan video dermatoskopi. Kerokan kulit dilakukan di daerah sekitar
papula lama maupun baru. Hasil kerokan diletakkan di atas kaca objek dan ditetesi
denganKOH 10% kemudian ditutup dengan kaca penutup dan di periksa di bawah
(kecuali pada orang kulit hitam pada titik yang putih) dan digerakkan. Tungau
3. Apusan Kulit
Kulit dibersihkan dengan eter, kemudian diletakkan selotip pada lesi dan
diangkat dengan gerakan cepat. Selotip kemudian diletakkan di atas gelas objek
(enam buah dari lesi yang sama pada satu gelas objek) dan diperiksa dengan
C. Jenis-jenis Pewarnaan
Sitologi merupakan salah satu bidang yang berkaitan dengan ilmu yang
mempelajari tentang morfologi sel-sel secara individual atau sel yang berasal dari
akibat jejas atau faktor lainnya. Benar atau tidaknya suatu diagnosis tergantung dari
sediaan sitologik yang baik maka kualitas persiapan materi untuk dijadikan sediaan
KOH atau Kalium Hidroksida adalah basa kuat yang terbuat dari logam
alkali kalium yang bernomor atom 19 pada tabel periodik. Kalium Hidroksida
adalah senyawa berbentuk Kristal dengan warna putih yang higroskopis. Untuk
mendapatkan larutan KOH 10%, Kristal KOH atau Kalium Hidroksida harus di
berbahaya. Dapat menyebabkan luka bakar kimia parah dan kebutaan, untuk itu
2. Eosin
pewarnan eosin (Sarode et al., 2022). Eosin merupakan larutan yang sering
dan telur cacing serta digunakan sebagai bahan untuk pengenceran feses
fisiologis
3. Giemsa
D. Pengobatan
kebersihan dan mandi secara teratur setiap hari. Semua pakaian, sprei, dan
handuk yang telah digunakan harus dicuci secara teratur dan bila perlu direndam
14
dengan air panas. Syarat pengobatan yang harus di perhatikan yaitu semua
anggota keluarga harus diperiksa dan semua harus diberi pengobatan secara
serentak dan personal hygiene, penderita harus mandi bersih, bila perlu
menggunakan sikat untuk menyikat badan. Sesudah mandi pakaian yang akan
kasur, selimut harus dibersihkan dan dijemur dibawah sinar matahari selama
Sementara permetrin dan gama benzen heksaklorida adalah obat yang dapat
E. Pencegahan
yang kontak langsung atau dekat dengan penderita harus diterapi dengan
scabies yang masih dalam periode inkubasi asimptomatik. Selain itu untuk
mencegah terjadinya reinfeksi melalui seprei, bantal, handuk dan pakaian yang
digunakan dalam 5 hari terakhir, harus dicuci bersih dan dikeringkan dengan
udara panas karena tungau scabies dapat hidup hingga 3 hari diluar kulit, karpet
15
dan kain pelapis lainnya sehingga harus dibersihkan (vacuum cleaner) (Triana
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
Variabel Independen Variabel Dependen
B. Definisi Operasional
Variabel Definisi Hasil Skala
Cara Ukur Alat Ukur
Penelitian Operasional Ukur Ukur
Variabel Independen
Scrapin Kerokan kulit Pemeriksaan Mikroskop Adanya Nominal
g sel merupakan mikroskopis tungau
(Keroka cara (slide) (Sarcoptes
n Kulit) pengambilan scabiei)
spesimen +/-
kulit pada
penderita
scabies
melalui swab
dan scraping.
Variabel Dependen
Penderita Scabies Penderita Scabies presentase Nominal
Scabies adalah scabies
penyakit kulit
yang
disebabkan
oleh tungau,
seperti
timbulnya
ruam, gatal,
papula, kulit
kering,dan
berkerak.
15
17
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
1. Tempat
mendapatkan sampel kerokan kulit pada penderita scabies akan maka dilakuka
Poltekkes Kemenkes Aceh, Jl. Tgk. Moh. Daud Beureueh No. 168 A, Kuta
2. Waktu
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah santri yang memiliki lesi, ruam, dan
16
18
2. Sampel
tangan, sela- sela kaki, dan bagian tubuh lainnya. Sampel yang di dapatkan di
mikroskop.
b. KOH 10%
I. Prosedur Kerja
1. Cara Kerja
J. Analisa data
tabel.
N= N
(1+Ne
20
DAFTAR PUSTAKA
Itsna, I. N., Satria, R. P., Wulandari, P., & Miftahudin, M. (2023). Edukasi
Scabies Dan Perilaku Hidup Bersih & Sehat (Phbs) Pada Santri Pondok
Pesantren Muhammadiyah Ahmad Dahlan Balapulang. 4(1), 62–71.
Jumadewi, A., Wahab, I., & Munira. (2023). Pemeriksaan Mikroskopis Scabies
(Sarcoptes scabiei) dan Edukasi Personal Hygiene Santri di Dayah
Madrasatul Quran Aceh Besar. Jurnal PADE: Pengabmas Dan Edukasi,
5(2),53–57.
https://ejournal.poltekkesaceh.ac.id/index.php/pade/article/view/1402/475
Mutiara, H., & Syailindra, F. (n.d.). Skabies. 5(April 2016), 37–43. Nomor, V.
(2022). Jurnal Penelitian Perawat Profesional. 4, 867–874. Pratama, B.,
Marshalita, N., Kusmardika, D. A., & Ramadhanti, A. (2021).
Prayogi, S., Fakultas, B. K., Lampung, U., & Parasitologi, B. (2016). Pengaruh
Personal Hygiene dalam Pencegahan Penyakit Skabies. 5.
19
21
Prayogi, S., & Kurniawan, B. (2016). Pengaruh personal hygiene dalam pencegahan
penyakit skabies. Jurnal Majority, 5(5), 140–143.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/939 Rahmaniyah,
B., & Rachmawati, K. (2023). Penerapan Kompres Air Rebusan
Daun Sirih Terhadap Kerusakan Integritas Kulit pada Keluarga An . A dengan
Skabies ( Studi Kasus pada Keluarga di Desa Sungai Alang Kecamatan
Karang Intan Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan )
PENDAHULUAN Lahan basah. 5(2), 144–152.
Triana, Wi., & Razi, F. (2020). Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku
Pencegahan Penyakit Scabies Pada Santri Di Pondok Pesantren Nurul Iman Ulu
Gedong Kota Jambi Tahun 2019. JMJ, Special Issues, JAMHESIC, 93–97.
22
Kerokan kulit
Preparat kaca
Mikroskop
Hasil
(Sumber : https://health.kompas.com/read/2020/05/14/180600668/gatal-akibat-
tungau--gejala-dan-cara-mengatasi?page=all)
24
(Sumber : https://labsolusi.smartek.id/mikroskop-binokuler-2/)
Cara Kerja :
sebagai berikut:
c. Mengatur penerangan.
e. Mengatur diafragma.
f. Memasang sediaan (preparat), diletakkan tepat diatas lubang pentas lalu dijepit dengan
penjepit preparat.
k. Mengatur fokus cahaya pada setiap objek pengamatan dengan menggunakan kondesor.
l. Apabila telah selesai pemakaian maka mikroskop dibersihkan dan disimpan dalam lemari
penyimpan.
26
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jumlah Total