YULI PERMATASARI
P27903219022
Disusun Oleh :
YULI PERMATASARI
P27903219022
i
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh :
YULI PERMATASARI
P27903219022
Pempimbing I
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknologi Laboratorium
ii
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh :
Yuli Permatasari
P27903219022
Tanda Tangan
Pembimbing : Syarah Anliza, S.Si. M.Si
NIP. 024151289010915 ( )
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya tulis lmiah dengan judul “Gambaran Kadar
Pemeriksaan Laboratorium Pada Ibu Hamil Dengan Preeklamsia Di RSIA Cinta
Kasih” ini berhasil diselesaikan dengan tepat waktu.
Terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Prof. Dr. Khayan, SKM, M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes Banten
2. dr. Citra Trisna, MARS selaku ketua jurusan teknologi laboratorium medis
Poltekkes Kemenkes Banten
3. Ibu Syarah Anliza, S.Si, M.Si selaku pembimbing, yang telah sabar dan banyak
memberi saran serta semangat.
4. Semua dosen Poltekkes Kemenkes Banten, yang telah membimbing dan
memberi ilmunya selama tiga tahun ini.
5. Dr. Bimbing Herlambang, S.H, MH.Kes selaku direktur RSIA Cinta Kasih, yang
telah mengizinkan saya melakukan penelitian di RSIA Cinta Kasih
6. Dr. Hermawanto, Sp.PK selaku kepala unit laboratorium, yang telah
mengarahkan saya selama penelitian
7. Dr. Reka Fitria selaku dokter dan sahabat saya tempat saya berkonsultasi dan
belajar bersama.
8. Ibu Maryamah selaku ibu saya dan Ibu Hj. Mufrodah selaku ibu mertua saya
yang sangat saya sayangi dan hormati, terima kasih atas segala doa dan kasih
sayangnya.
9. Hadi Rahman selaku suami saya yang tercinta, terima kasih selalu memberi
semangat, kasih sayang dan selalu mendukung saya sampai saat ini.
10. Bapak Lany Askholany selaku partner kerja yang sudah 7 tahun lebih yang saya
anggap seperti orang tua yang selalu memberi semangat untuk saya.
11. Eva Apri Susanti, Zeli Efriadi dan Afninnisa selaku partner kerja saya yang telah
membantu dalam penelitian ini dalam hal apapun itu.
iv
12. Perawat dan petugas rekam medis yang membantu dalam hal megumpulkan data
sekunder.
Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
4. Ginjal .............................................................................................. 14
5. Ureum ............................................................................................. 15
6. Kreatinin ......................................................................................... 16
7. Proteinuria ....................................................................................... 17
8. Trombosit (Platelet) ......................................................................... 18
9. Hubungan Patofisiologi Preeklampsia Dengan Trombosit ..................... 19
B. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 21
C. Kerangka Konsep .................................................................................. 22
D. Hipotesis ............................................................................................... 22
E. Definisi Operasional ............................................................................. 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian .................................................................................. 24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 24
C. Populasi dan Sample Penelitian ............................................................. 24
D. Instrumen Penelitian ............................................................................. 26
E. Cara Pengumpulan Data ........................................................................ 27
F. Analisis Data ......................................................................................... 34
G. Jadwal Penelitian .................................................................................. 35
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 36
LAMPIRAN ............................................................................................... 39
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebab morbiditas bahkan mortalitas ibu hamil salah satunya adalah
hipertensi pada masa kehamilan. Sebesar 10-15% kehamilan yang disertai
komplikasi hipertensi menyebabkan sekitar seperempat dari semua antenatal
yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Hipertensi pada kehamilan
meliputi kondisi dengan gejala yang biasanya tidak tampak secara nyata
dimana preeklampsia merupakan risiko yang sangat potensial dan tetap
merupakan penyebab tersering akan kematian maternal (Joevan et al, 2020)
Morbiditas materal rawat inap meningkat, selama persalinan dan
merupakan faktor risiko kematian ibu. Adapun komplikasi yang menentukan
morbiditas maternal berat seperti gagal ginjal , syok, edema paru, transfusi
darah, hi sterektomi, rupture uterus dan eklampsia (Lis Tri et al, 2020)
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu
kehamilan disertai dengan proteinuria dan jarang timbul sebelum 20 minggu
kehamilan kecuali jika terdapat penyakit ginjal ataupun penyakit trofoblastik.
Preeklampsia tampak sebagai penyakit sistemik yang tidak hanya ditandai
oleh adanya hipertensi, tetapi juga dapat disertai dengan adanya peningkatan
resistensi pembuluh darah, disfungsi endotel yang difus, proteinuria, dan
koagulopati. Preeklampsia ringan ditandai dengan tekanan darah ≥ 140/90
mmHg, tetapi kurang dari 160/110 mmHg disertai proteinuria ≥ 300 mg/24
jam atau ≥ 1 + dipstik. Preeklampsia berat adalah preeklampsia dengan gejala
satu atau lebih dari tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah
diastolik ≥ 110 mmHg; proteinuria lebih dari 5 gr/24 jam atau 4 + dipstick,
oligouri, serum kreatinin meningkat, gangguan visus dan serebral, nyeri
epigastrium, edema paru atau sianosis, hemolisis mikroangiopatik,
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan bagaimana gambaran
kadar hasil pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil dengan preeklamsia?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gangguan fungsi ginjal pada ibu hamil dengan preeklamsia
2. Tujuan Khusus
a. Melihat hasil protein urin pada ibu hamil dengan preeklamsia
b. Mengukur kadar ureum pada ibu hamil dengan preeklamsia
c. Mengukur kadar kreatinin pada ibu hamil dengan preeklamsia
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi perguruan tinggi
a. Sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut.
b. Menambah pengetahuan bagi mahasiswa lain, khususnya jurusan
Teknologi Laboratorium Medis.
2. Bagi masyarakat
Diharapkan dapat memberi informasi pada masyarakat, khususnya ibu
hamil agar lebih memperhatikan kesehatan ibu dan janinnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Kehamilan
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang
sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim).
Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari
awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan
merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar
dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu
maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil
yang pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat berisiko tinggi
(Maternity dan Putri, 2017).
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional tahun 2016,
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
Bila dihitung dari fase fertilitas hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9
bulan menurut kalender internasional. Kehamilan berlangsung dalam tiga
trimester, trimester satu berlangsung dalam 13 minggu, trimester kedua 14
minggu (minggu ke-14 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu
(minggu ke-28 hingga ke 40).
2. Preeklamsia
a. Pengertian Preeklamsia
Preeklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah usia kehamilan 20
minggu dan di sertai dengan proteinuria (Tin, 2020). Preeklampsia
5
6
c. Etiologi Preeklamsia
Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba
menerangkan penyebabnya, namun belum ada teori yang pasti.
Adapun teori-teori tersebut antara lain (Young, B. C et al, 2015):
1. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada
endotel vaskuler, sehingga sekresi vasodilatator prostasiklin oleh
sel-sel endotelial plasenta berkurang, sedangkan pada kehamilan
normal, prostasiklin meningkat. Sekresi tromboksan oleh
trombosit bertambah sehingga timbul vasokonstriksi generalisata
dan sekresi aldosteron menurun. Akibat perubahan ini
menyebabkan pengurangan perfusi plasenta sebanyak 50%,
hipertensi dan penurunan volume plasma.
2. Peran Faktor Imunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama karena pada
kehamilan pertama terjadi pembentukan blocking antibodies
terhadap antigen plasenta tidak sempurna. Pada preeklampsia
terjadi kompleks imun humoral dan aktivasi komplemen. Hal ini
dapat diikuti dengan terjadinya pembentukan proteinuria.
3. Peran Faktor Genetik
Adanya riwayat preeklampsia pada ibu, anak perempuan, saudara
perempuan dan cucu perempuan, maka perempuan tersebut akan
beresiko sebesar 2-5 kali lebih tinggi mengalami preeklampsia
dibandingkan bila riwayat tersebut terdapat pada ibu mertua atau
9
d. Patofisiologi Preeklamsia
Penyebab dari preeklampsia pada saat ini belum diketahui, diduga
terjadi karena spasme pada pembuluh darah disertai dengan retensi
garam dan air. pada biopsi ginjal, ditemukan spasme hebat arteriola
glomerulus. Dan pada beberapa kasus, lumen arteriola menjadi sempit,
mekanisme ini akan menyebabkan tekanan darah pada ibu hamil akan
menjadi naik sebagai kompensasi tubuh untuk mencukupi kebutuhan
oksigenasi jaringan di seluruh tubuh. Akibat dari mekanisme ini akan
terjadi penimbunan air yang berlebihan di ruang intersisial karena
retensi air dan garam sehingga terjadi peningkatan berat badan secara
signifikan dan edema disertai proteiurina pada pemeriksaan
laboratorium (Fatimah, 2020).
e. Dampak Preeklamsia
Berdasarkan, POGI 2016 Preeklamsia memberi pengaruh buruk
pada ibu dan janinnya.
1) Dampak preeklamsia terhadap ibu dapat menimbulkan sindrom
HELLP, stroke, berbagai masalah organ (edema paru, gagal ginjal,
gagal hati, gangguan pembekuan darah).
2) Dampak pada janin dapat menyebabkan resiko lahir prematur,
kematian janin dalam kandungan, kematian bayi segera setelah
lahir, gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan, berat bayi
lahir rendah.
4. Ginjal
Penyakit ginjal mencakup berbagai penyakit dan gangguan yang
mempengaruhi ginjal. Sebagian besar penyakit ginjal menyerang unit
penyaring ginjal, nefron, dan merusak kemampuannya untuk
menghilangkan limbah dan kelebihan cairan. Ginjal memiliki peran
penting untuk mempertahankan stabilitas volume, komposisi elektrolit,
dan osmolaritas cairan ekstraseluler. Salah satu fungsi penting ginjal
15
5. Ureum
Ureum adalah produk akhir katabolisme protein dan asam amino yang
diproduksi oleh hati dan didistribusikan melalui cairan intraseluler dan
ekstraseluler ke dalam darah yang kemudian difiltrasi oleh glomerulus.
Pengukuran kadar ureum dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi
ginjal, status hidrasi, menilai keseimbangan nitrogen,menilai progresivitas
penyakit ginjal, dan menilai hasil hemodialisis. Pada kehamilan terjadi
penurunan kadar ureum karena adanya peningkatan sintesis protein.
Metode pengukuran kadar ureum dalam darah telah banyak
dikembangkan, dan yang sering digunakan adalah metode enzimatik
dengan prinsip enzim urease menghidrolisis ureum dalam sampel
menghasilkan ion amonium yang kemudian diukur kadarnya. Ada juga
metode yang menggunakan dua enzim, yaitu enzim urease dan glutamat
dehidrogenase. Bahan untuk pemeriksaan kadar ureum dapat berupa
plasma, serum, ataupun urin. Apabila bahan yang digunakan plasma maka
harus menghindari penggunaan antikoagulan natrium citrate dan natrium
fluoride, hal ini dikarena citrate dan fluoride dapat menghambat urease.
16
Nilai rujukan untuk kadar ureum pada darah, yaitu pada bayi (<10
hari) 6.4 – 53.5 mg/dL (1.1 – 9.0 mmol/L) dan untuk dewasa (12 – 60
tahun) 15 – 40 mg/dL (2.5 – 6.6 mmol/L) (DGD. Dharma Santhi, 2017).
Pemeriksaan ureum di RSIA Cinta Kasih dilakukan dengan metode
Enzimatik UV Kinetik menggunakan alat spektrofotomrter. Setiap
pemeriksaan terdapat faktor interfering/ pengganggu. Untuk faktor
pengganggu pemeriksaan ureum metode urease adalah (Betari, 2019):
a. Status dehidrasi, pemberian cairan yang berlebihan dapat
menyebabkan kadar ureum rendah palsu, dan sebaliknya. Dehidrasi
dapat memberikan temuan kadar ureum tinggi palsu.
b. Diet rendah protein dan tinggi karbohidrat dapat menurunkan kadar
ureum. Sebaliknya, diet tinggi protein dapat meningkatkan kadar
ureum, kecuali bila penderita banyak minum.
c. Pengaruh obat (misal antibiotik, diuretik, antihipertensif) dapat
meningkatkan kadar ureum.
6. Kreatinin
Kreatinin merupakan hasil dari pemecahan kreatin fosfat otot, yang
diproduksi oleh tubuh secara konstan tergantung massa otot. Kadar
kreatinin berhubungan dengan massa otot, menggambarkan perubahan
kreatinin dan fungsi ginjal. Pemeriksaam kreatinin dilakukan untuk
mengukur kemampuan filtrasi glomerulus dan memantau perjalanan
penyakit ginjal. Kreatinin merupakan zat yang ideal untuk mengukur
fungsi ginjal karena hasil metabolisme tubuh yang diproduksi secara
konstan, difiltrasi oleh ginjal, tidak direabsorbsi, dan disekresikan oleh
tubulus proksimal (Betari, 2019).
17
7. Proteinuria
Proteinuria adalah adanya protein di dalam urin melebihi 300 mg
dalam 24 jam atau tes urin dipstik > positif 1. Pemeriksaan kadar protein
kuantitatif pada hasil dipstik positif 1 berkisar 0-2400 mg/24 jam, dan
positif 2 berkisar 700-4000mg/24jam. Dalam keadaan normal, protein di
dalam urin sampai sejumlah tertentu masih dianggap fungsional. Urin
normal mengandung hanya sedikit protein, kurang dari 10 mg/dL atau 150
mg/24 jam. Ada juga kepustakaan yang menuliskan bahwa protein urin
masih dianggap fisiologis jika jumlahnya kurang dari 200 mg/hari pada
dewasa (pada anak akan 140 mg/m2) (Chairul, 2020).
Pada ibu hamil jika hasil protein urin positif maka di indikasikan
preeklamsia dengan melihat keadaan umum ibu hamil tersebut. Di RSIA
Cinta Kasih pemeriksaan protein urin pada ibu hamil menggunakan tes
dipstik urin dan sample yang digunakan adalah urin sewaktu yang
ditampung dengan teknik urin midstrim (urin tengah).
18
8. Trombosit (Platelet)
Selain eritrosit dan leukosit, trombosit (platelet, keping darah) adalah
tipe ketiga elemen seluler yang terdapat dalam darah. Dalam setiap
mililiter darah secara normal terdapat sekitar 250 juta trombosit (kisaran
150.000 sampai 350.000/mm3). trombosit bukanlah sel lengkap tetapi
fragmen kecil sel yang dilepaskan dari tepi luar sel sumsum tulang yang
sangat besar yang dikenal sebagai megakariosit. Satu megakariosit
biasanya memproduksi sekitar 1000 trombosit. Megakariosit berasal dari
sel punca tak berdiferensiasi yang sama dengan yang menghasilkan
turunan eritrosit dan leukosit. trombosit berfungsi rata-rata selama 10 hari,
setelah itu keping darah ini dibersihkan dari sirkulasi oleh makrofag
jaringan, terutama yang terdapat di limpa dan hati, dan diganti oleh
trombosit baru yang dibebaskan dari sumsum tulang (Sherwood et al,
2011).
Hormon trombopoietin, yang dihasilkan oleh hati akan meningkatkan
jumlah megakariosit di sumsum tulang dan merangsang masing-masing
megakariosit untuk menghasilkan lebih banyak trombosit. Trombosit tidak
meninggalkan pembuluh darah seperti yang dilakukan sel darah putih
(SDP), tetapi pada setiap saat sekitar sepertiga trombosit disimpan di
rongga-rongga berisi darah di limpa. trombosit simpanan ini dapat
dibebaskan dari limpa kedalam sirkulasi sesuai kebutuhan (misalnya
selama perdarahan) oleh kontraksi limpa yang dipicu oleh saraf simpatis
(Sherwood et al, 2011). Pemeriksaan trombosit di RSIA Cinta Kasih
menggunakan Hematology Analyzer dengan nilai normal 150.000 –
400.000/mm3.
19
B. Kerangka Pemikiran
Ibu Hamil
Pemeriksaan Penunjang:
- Protein Urin
- Ureum
- Creatinin
- Trombosit
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep ini terdiri dari variabel dependen dan variabel
independen yang mengacu pada kerangka teori yang telah disebutkan
sebelumnya. Variabel independen dari penelitian ini terdiri dari preeklampsia
berat dan preeklampsia ringan, sedangkan untuk variabel dependen dari
penelitian ini adalah kadar ureum dan kreatinin.
D. Hipotesis
H0: Tidak adanya gambaran kadar pemeriksaan laboratorium pada ibu
hamil dengan preeklampsia ringan dan berat di RSIA Cinta Kasih.
H1: Adanya gambaran kadar pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil
dengan preeklampsia ringan dan berat di RSIA Cinta Kasih.
23
A. Definisi Operasional
Tabel 1. Definisi Operasional
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriftif.
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan dua cara, yaitu yang pertama
adalah secara primer dengan melakukan pemeriksaan langsung protein urin
dengan metode carik celup, kadar ureum dengan metode enzimatik UV
kinetik, kreatinin dengan metode kinetik Kolorimetri dan pemeriksaan
trombosit menggunakan metode otomatis dengan alat Hematology Analyzer
sedangkan pengumpulan data yang kedua dilakukan secara sekunder datanya
dengan melihat rekam medis pasien RSIA Cinta Kasih.
24
25
a) Ibu hamil
b) Keluarga pasien yang sedang hamil
3. Teknik Pengambilan Sample
Teknik pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan
convenience sampling. Convenience sampling adalah teknik
pengambilan sample berdasarkan kebetulan, anggota populasi yang
ditemui peneliti dan bersedia menjadi responden yang dijadikan sample.
4. Teknik Penarikan Sample
Teknik penarikan sample dalam penelitian ini menggunakan rumus
slovin.
n= N
1+N.e2
n = jumlah sample penelitian
N = Jumlah populasi
e2 = Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%)
n= 50
1+50.(0,1)2
n= 50
1+0,5
n= 50
1,5
n= 33 sample
26
D. Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan untuk penelitian pemeriksaan protein urin adalah
dipstik urin, untuk kadar ureum dan kadar kreatinin ini adalah kimia analyzer
dengan merk Mindray BA-88, centifuge, yellow tip, Blue tip, Mikropipet,
Stopwatch, Tabung reaksi 3 ml/ cup sample, beaker glass, sarung tangan,
tourniquet, Alkohol swab 70 %, Spuit, plester, tabung vacumtainer tanpa
antikoalgulan/ tutup merah, centrifuge, tabung reaksi/cup sample. Sedangkan
alat yang digunakan untuk pemeriksaan trombosit adalah hematology
analyzer, tabung vacumtainer tutup ungu/ dengan antikoalgulan EDTA.
Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan kadar ureum adalah Aquades,
Reagen R1 (Buffer Urease/ GIDH: TRIS buffer 1125 mmol/L pH 7.4; 2-
oxoglutarat 10 mmol/L; urease > 140 U/mL; Glutamate dehydrogenase > 120
U/mL); Reagen R2 (Coenzym NADH 1.50 mmol/L), Kalibrasi / Standar/
CAL: standar urea 50 mg/dL (8.3 mmol/L), Working reagent: Campur 4 ml
R1 dengan 1 ml R2. Stabil selama 2 bulan dalam suhu penyimpanan 2 – 8°C.
Sedangkan bahan untuk pemeriksaan kreatinin adalah Aquadest; Reagen R1:
Asam Pikrit 25 mmol/L; Reagen R2: Buffer Alkaline (Phosfate buffer 300
mmol/L, pH 12.7, SDS 2.0 g/L (w/v); Kalibrasi/ Standar/ CAL: Standar
Kreatinin 2 mg/dL (177 μmol/L); Working reagent Campur 1 ml R1 dengan 1
ml R2. Stabil selama 1 minggu dalam suhu suhu ruangan dan terhindar dari
cahaya. Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan protein urin adalah dipstik
protein urin sedangkan untuk pemeriksaan trombosit adalah reagen diluent,
cleanser dan lyseyang berada dalam alat hematology analyzer.
Sample yang digunakan untuk pemeriksaan protein urin adalah urin
sewaktu, untuk trombosit adalah darah yang berada dalam tabung
vacumtainer tutup ungu/ tabung dengan antikoalgulan EDTA sedangkan
ureum dan kreatinin ini adalah berupa serum yang berasal dari tabung
vacumtainer tutup merah/ tabung vacumtainer tanpa antikoalgulan dan reagen
yang digunakan adalah Diagnostic.
27
Sebelum menjadi sample serum ini adalah berupa darah vena yang
ditampung di tabung vacumtainer tutup merah/ tabung vacumtainer tanpa
antikoalguan kemudian di lakukan pemisahan antara buffycoat dan serum
dengan menggunakan alat centrifuge selama 10 menit dengan kecepatan 3.500
rotasi per menit (Rpm). Setelah dilakukan centrifugasi/ pemutaran, serum
dipindahkan ke dalam cup sample/ tabung reaksi agar tidak tercampur
kembali dengan buffycoat, jika sample tidak langsung diperiksa maka sample
disimpan pada refrigator dengan suhu 4°C - 8°C.
Sample - - 10 µL
Catatan: R1 + R2 ditunggun 1 menit terlebih dahulu setelah
itu tambahkan standar/ sample
Sumber: Dharma (2017)
g) Campur dan homogenkan lalu langsung, setelah 30 detik
baca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 340
nm
h) Catat hasil yang keluar
Nilai Normal:
Dewasa : 15 – 40 mg/dL (2.5 – 6.6 mmol/ L)
Bayi : 6.4 – 53.5 mg/dL (1.1 – 9.0 mmol/ L)
Reaksi Kinetik:
Alkali medium
Kreatinin + Asam Pikrat Kompleks berwarna
kuning-orange
Cara Kerja:
a) Siapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan
dalam suhu percobaan 37 ͦC
33
4) Pemeriksaan Trombosit
Metode: Otomatis
Tujuan: Untuk mengetahui jumlah trombosit pada sample
tersebut
Prinsip:
34
B. Analisis Data
Analisis data yang diperoleh dilakukan secara deskriftif dengan hasil
analisis penelitian data disajikan dalam bentuk tabel.
35
C. Jadwal Penelitian
Bulan
No Kegiatan Desember Januari Februari
I II III IV I II III IV I II III IV
1. Persiapan surat √
ijin
2. Persiapan alat √
dan bahan
3. Pemberian √
kuisoner dan
inform consent
4. Pengambilan √ √ √ √ √ √ √ √
sampel
5. Pemeriksaan √ √ √ √ √ √ √ √
sample
6. Pengolahan √
data
7. Laporan hasil √
Tabel 5. Jadwal Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Azzahrah F. 2020. Pemeriksaan ureum pada ibu hamil dengan preeklamsia di RSIA
Buah Hati.Skripsi.Poltekkes kemenkes. Jakarta.
Hale AL, Nilay K, Kemal AY, Erol A, Hospital GM, Science H, et al.2017.The role
of hematological and biokimia markers in preeclampsia prediction.J Clin Anal
Med.
Hariharan N, Shoemaker A, Wagner S.2016.Pathophysiology of hypertension in
preeklampsia. Clinical Practice (Therapy).
Kinasih B A S.2019. Korelasi ureum dan kreatinin serum terhadap derajat
preeklamsia.Skripsi.Fakultas kedokteran universitas lampung.Bandar lampung.
Levine RJ, Maynard SE, Qian C, Lim KH, England LJ, et al.2004.Circulating
angiogenic factors and the risk of preeclampsia. N. Engl. J. Med.350:672–83.
Magee L;Pells A.2014.Diagnosis, evaluation, and Management of the Hypertensive
Disorders of Pregnancy.Eecutive Summary.SOGC Clinical Pratice Guidline.
Maternity; Putri.2017.Asuhan Kebidanan Komunitas Disesuaikan dengan Rencana
Pembelajaran Kebidanan.ANDI.Yogyakarta.
36
Muttia A;Erna H;Aulia C.2020.Gangguan Fungsi Ginjal Pada Ibu Hamil Preeklamsia
Berat Dengan Dislipidemia di RSUD Kelas B Serang. Jurnal Kesehatan
Reproduksi, 11(1), 2020: 69-79.
Nisell H; Lintu H; Lunnel N O.2011.Tekanan Darah dan Fungsi Ginjal Tujuh Tahun
Setelah Kehamilan yang Rumit oleh Hipertensi.BR J Obstet.Gynaecol.
Phipps E, Prasanna D, Brima W, Jim B.2019. Preeklampsia: Updates in
Pathogenesis,Definitions, and Guidelines. Clin J Am Soc, Nephrol.
POGI.2016..Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. PNPK.
Saraswari N; Mardiana.2016. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian
preeklamsia pada ibu hamil. Unnes Journal of Public Health.5(2);91.
Santhi D DGD.2017.Diktat praktikum kimia klinik glory diagnostics.Fakultas
kedokteran universitas undayana.Denpasar.
Setiawan J F D;Wiryanthini I A D; Tianing W N.2020.Gambaran Kadar Protein Urin
Pada Ibu Hamil Preeklamsia Dan Eklamsia Di RSUP Sanglah Denpasar Tahun
2017.Jurna Medika Udaya.8(21);2.
37
World Health Organization.2006.Maternal and Perinatal Health.Geneva.
38
LAMPIRAN
39
Gambar 11. Stopwatch Gambar 12. Sticker Kalibrasi Alat
40
Gambar 17. Stick Urin Gamabr 18. Pot Urin
41
2. Bahan Dan Reagen yang digunakan
Gambar 19. Reagen Ureum Gambar 20. Reagen RI, R2 dan Standar
Ureum
Gambar 21. Reagen Kreatinin Gambar 22. Reagen R1, R2 dan Standar
Kreatinin
42
Gambar 25. Reagen Strip Gambar 26. Urin Sewaktu
43
3. Logbook Bimbingan
44
45
46
4. Informed Consent/ Surat Persetujuan
47
5. Kuesioner
48