YULI PERMATASARI
P27903219022
Disusun Oleh :
YULI PERMATASARI
P27903219022
i
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh :
YULI PERMATASARI
P27903219022
Pempimbing
Mengetahui,
Ketua Jurusan Teknologi Laboratorium
ii
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN
JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH
Disusun Oleh :
Yuli Permatasari
P27903219022
Tanda Tangan
Pembimbing : Syarah Anliza, S.Si. M.Si
NUPN. 025151289010915 ( )
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya tulis ilmiah dengan judul “Gambaran Pemeriksaan
Laboratorium pada Ibu Hamil Dengan Preeklamsia Di RSIA Cinta Kasih” ini berhasil
diselesaikan dengan tepat waktu.
Terima kasih penulis ucapkan kepada:
1. Prof. Dr. Khayan, SKM, M.Kes selaku direktur Poltekkes Kemenkes Banten
2. Dr. Bimbing Herlambang, S.H, MH.Kes selaku direktur RSIA Cinta Kasih, yang
telah mengizinkan saya melakukan penelitian di RSIA Cinta Kasih
3. dr. Citra Trisna, MARS selaku ketua jurusan teknologi laboratorium medis
Poltekkes Kemenkes Banten
4. Ibu Syarah Anliza, S.Si, M.Si selaku pembimbing, yang telah sangat sabar, baik
dan banyak memberi saran serta semangat pada saya.
5. Ibu Nurmeily Rachmawati, S.Pd, M.Si selaku ketua penguji sidang karya tulis
ilmiah yang telah banyak memberikan masukan serta saran dengan sabar dan
sangat bermanfaat untuk penelitian ini.
6. Ibu Venny Patricia, S.Pd, M.Kes selaku anggota penguji pada sidang karya tulis
ilmiah yang telah banyak memberikan masukan serata saran dengan sangat sabar
dan bermanfaat.
7. Bapak Ahmad Yani, M.Kes selaku pembimbingan akademik saya yang telah
banyak membantu, mengarahkan, mengingatkan, memberi motivasi, semangat
serta membimbing dengan sangat sabar.
8. Semua dosen Poltekkes Kemenkes Banten, yang telah membimbing dan memberi
ilmunya selama tiga tahun ini.
9. Dr. Hermawanto, Sp.PK selaku kepala unit laboratorium, yang telah mengarahkan
saya selama penelitian
10. Dr. Reka Fitria selaku dokter dan sahabat saya tempat saya berkonsultasi dan
belajar bersama.
iv
11. Ibu Maryamah selaku ibu saya dan Ibu Hj. Mufrodah selaku ibu dan ibu mertua
saya yang sangat saya sayangi dan hormati, terima kasih atas segala doa dan kasih
sayangnya.
12. Hadi Rahman selaku suami saya yang tercinta, terima kasih selalu memberi
semangat, kasih sayang dan selalu mendukung saya sampai saat ini.
13. Bapak Lany Askholany selaku partner kerja yang sudah 7 tahun lebih yang saya
anggap seperti orang tua yang selalu memberi semangat untuk saya.
14. Eva Apri Susanti, Zeli Efriadi, Hanifah lutfi, Nurul Janah dan Afninnisa selaku
partner kerja saya yang telah membantu dalam penelitian ini dalam hal apapun itu.
15. Perawat dan petugas rekam medis yang membantu dalam hal megumpulkan data
sekunder.
Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
4. Ginjal .................................................................................................. 14
5. Ureum ................................................................................................ 15
6. Kreatinin ............................................................................................ 16
7. Proteinuria .......................................................................................... 17
8. Trombosit (Platelet) ........................................................................... 17
9. Hubungan Patofisiologi Preeklampsia Dengan Trombosit ..................... 18
B. Kerangka Pemikiran ................................................................................. 21
C. Kerangka Konsep ..................................................................................... 22
D. Hipotesis .................................................................................................. 22
E. Definisi Operasional ................................................................................ 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian ..................................................................................... 24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................... 24
C. Populasi dan Sampel Penelitian ............................................................... 24
D. Instrumen Penelitian ................................................................................ 25
E. Cara Pengumpulan Data .......................................................................... 27
F. Analisis Data ............................................................................................ 34
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 36
LAMPIRAN ................................................................................................... 39
vii
DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyebab morbiditas bahkan mortalitas ibu hamil salah satunya adalah
hipertensi pada masa kehamilan. Sebesar 10-15% kehamilan yang disertai
komplikasi hipertensi menyebabkan sekitar seperempat dari semua antenatal
yang membutuhkan perawatan di rumah sakit. Hipertensi pada kehamilan
meliputi kondisi dengan gejala yang biasanya tidak tampak secara nyata dimana
preeklampsia merupakan risiko yang sangat potensial dan tetap merupakan
penyebab tersering akan kematian maternal (Joevan et al, 2020).
Morbiditas materal rawat inap meningkat, selama persalinan dan
merupakan faktor risiko kematian ibu. Adapun komplikasi yang menentukan
morbiditas maternal berat seperti gagal ginjal, syok, edema paru, transfusi
darah, histerektomi, rupture uterus, dan eklampsia. Preeklampsia adalah
hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai dengan proteinuria
dan jarang timbul sebelum 20 minggu kehamilan kecuali jika terdapat penyakit
ginjal ataupun penyakit trofoblastik. Preeklampsia tampak sebagai penyakit
sistemik yang tidak hanya ditandai oleh adanya hipertensi, tetapi juga dapat
disertai dengan adanya peningkatan resistensi pembuluh darah, disfungsi
endotel yang difus, proteinuria, dan koagulopati (Lis Tri et al,2020; Joevan et
al, 2020).
Tiga penyebab utama kematian ibu adalah perdarahan (30%), hipertensi
dalam kehamilan (25%), dan infeksi (12%). WHO memperkirakan kasus
preeklampsia tujuh kali lebih tinggi di negara berkembang daripada di negara
maju. Prevalensi preeklampsia di negara maju adalah 1,3% - 6%, sedangkan di
negara berkembang adalah 1,8% - 18%. Insiden preeklampsia sendiri sebanyak
128.273/tahun atau sekitar 5,3% di Indonesia (POGI, 2016).
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan bagaimana gambaran
kadar hasil pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil dengan preeklamsia?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gangguan fungsi ginjal pada ibu hamil dengan preeklamsia
2. Tujuan Khusus
a. Melihat hasil protein urin pada ibu hamil dengan preeklamsia
b. Mengukur kadar ureum pada ibu hamil dengan preeklamsia
c. Mengukur kadar kreatinin pada ibu hamil dengan preeklamsia
d. Mengukur kadar tormbosit pada ibu hamil dengan preeklamsia
4
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi perguruan tinggi
a. Sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut.
b. Menambah pengetahuan bagi mahasiswa lain, khususnya jurusan
Teknologi Laboratorium Medis.
2. Bagi masyarakat
Diharapkan dapat memberi informasi pada masyarakat, khususnya ibu
hamil agar lebih memperhatikan kesehatan ibu dan janinnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Kehamilan
Kehamilan adalah kondisi dimana seorang wanita memiliki janin yang
sedang tumbuh di dalam tubuhnya (yang pada umumnya di dalam rahim).
Kehamilan pada manusia berkisar 40 minggu atau 9 bulan, dihitung dari
awal periode menstruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan
merupakan suatu proses reproduksi yang perlu perawatan khusus, agar
dapat berlangsung dengan baik kehamilan mengandung kehidupan ibu
maupun janin. Resiko kehamilan ini bersifat dinamis, karena ibu hamil yang
pada mulanya normal, secara tiba-tiba dapat berisiko tinggi (Maternity dan
Putri, 2017).
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional tahun 2016,
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa
dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari
fase fertilitas hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung
dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender
internasional. Kehamilan berlangsung dalam tiga trimester, trimester satu
berlangsung dalam 13 minggu, trimester kedua 14 minggu (minggu ke-14
hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke
40).
2. Preeklamsia
a. Pengertian Preeklamsia
Preeklamsia adalah hipertensi yang timbul setelah usia kehamilan 20
minggu dan di sertai dengan proteinuria (Tin, 2020). Preeklampsia
5
merupakan kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan
adanya disfungsi plasenta dan respon maternal terhadap adanya
inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi (POGI, 2016).
Kriteria terbaru tidak lagi mengkategorikan lagi preeklampsia ringan,
dikarenakan setiap preeklampsia merupakan kondisi yang berbahaya
dan dapat mengakibatkan peningkatan morbiditas dan mortalitas secara
signifikan dalam waktu singkat (POGI, 2016).
6
7
6) Edema paru
7) Gejala neurologis: stroke, nyeri kepala, gangguan virus
8) Gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan
sirkulasi uretro placenta : ologohidramnion, Fetal Growth
Retriction (FGR) atau didapatkan adanya absent or reversed end
diastolic velocity (ARDV).
Kriteria preeklamsia berat diagnosis preeklampsia dipenuhi dan jika
didapatkan salah satu kondisi klinis dibawah ini :
1) Hipertensi: Tekanan darah ≥160/110 mmHg pada dua kali
pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama
2) Trombositopenia : trombosit <100.000/mikroliter
3) Gangguan ginjal: kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan
peningkatan kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada
kelainan ginjal lainnya
4) Gangguan liver: peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali
normal dan atau adanya nyeri di daerah epigastric atau regio kanan
atas abdomen
5) Edema paru
6) Gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
7) Gangguan pertumbuhan janin yang menjadi tanda gangguan
sirkulasi uretro placenta : ologohidramnion, Fetal Growth
Retriction (FGR) atau didapatkan adanya absent or reversed end
diastolic velocity (ARDV).
Sedangkan untuk edema tidak lagi digunakan sebagai kriteria
diagnostik karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan
kehamilan normal (POGI, 2016).
8
c. Etiologi Preeklamsia
Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba
menerangkan penyebabnya, namun belum ada teori yang pasti. Adapun
teori-teori tersebut antara lain (Young, B. C et al, 2015):
1. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada
endotel vaskuler, sehingga sekresi vasodilatator prostasiklin oleh
sel-sel endotelial plasenta berkurang, sedangkan pada kehamilan
normal, prostasiklin meningkat. Sekresi tromboksan oleh trombosit
bertambah sehingga timbul vasokonstriksi generalisata dan sekresi
aldosteron menurun. Akibat perubahan ini menyebabkan
pengurangan perfusi plasenta sebanyak 50%, hipertensi dan
penurunan volume plasma.
2. Peran Faktor Imunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama karena pada
kehamilan pertama terjadi pembentukan blocking antibodies
terhadap antigen plasenta tidak sempurna. Pada preeklampsia
terjadi kompleks imun humoral dan aktivasi komplemen. Hal ini
dapat diikuti dengan terjadinya pembentukan proteinuria.
3. Peran Faktor Genetik
Adanya riwayat preeklampsia pada ibu, anak perempuan, saudara
perempuan dan cucu perempuan, maka perempuan tersebut akan
beresiko sebesar 2-5 kali lebih tinggi mengalami preeklampsia
dibandingkan bila riwayat tersebut terdapat pada ibu mertua atau
saudara ipar perempuannya
4. Iskemik dari Uterus
Hal ini terjadi karena penurunan aliran darah di uterus.
9
5. Defisiensi kalsium
Kalsium berfungsi membantu mempertahankan vasodilatasi dari
pembuluh darah.
6. Disfungsi dan aktivasi dari endotelial.
Kerusakan sel endotel vaskuler maternal memiliki peranan penting
dalam patogenesis terjadinya preeklampsia. Fibronektin dilepaskan
oleh sel endotel yang mengalami kerusakan dan meningkat secara
signifikan dalam darah wanita hamil dengan preeklampsia.
Kenaikan kadar fibronektin sudah dimulai pada trimester pertama
kehamilan dan kadar fibronektin akan meningkat sesuai dengan
kemajuan kehamilan.
d. Patofisiologi Preeklamsia
Penyebab dari preeklampsia pada saat ini belum diketahui, diduga
terjadi karena spasme pada pembuluh darah disertai dengan retensi
garam dan air. pada biopsi ginjal, ditemukan spasme hebat arteriola
glomerulus. Dan pada beberapa kasus, lumen arteriola menjadi sempit,
mekanisme ini akan menyebabkan tekanan darah pada ibu hamil akan
menjadi naik sebagai kompensasi tubuh untuk mencukupi kebutuhan
oksigenasi jaringan di seluruh tubuh. Akibat dari mekanisme ini akan
terjadi penimbunan air yang berlebihan di ruang intersisial karena
retensi air dan garam sehingga terjadi peningkatan berat badan secara
signifikan dan edema disertai proteiurina pada pemeriksaan
laboratorium (Fatimah, 2020).
e. Dampak Preeklamsia
Berdasarkan, POGI 2016 Preeklamsia memberi pengaruh buruk
pada ibu dan janinnya.
1) Dampak preeklamsia terhadap ibu dapat menimbulkan sindrom
HELLP, stroke, berbagai masalah organ (edema paru, gagal ginjal,
gagal hati, gangguan pembekuan darah).
2) Dampak pada janin dapat menyebabkan resiko lahir prematur,
kematian janin dalam kandungan, kematian bayi segera setelah
lahir, gangguan pertumbuhan janin dalam kandungan, berat bayi
lahir rendah.
4. Ginjal
Penyakit ginjal mencakup berbagai penyakit dan gangguan yang
mempengaruhi ginjal. Sebagian besar penyakit ginjal menyerang unit
penyaring ginjal, nefron, dan merusak kemampuannya untuk
menghilangkan limbah dan kelebihan cairan. Ginjal memiliki peran penting
untuk mempertahankan stabilitas volume, komposisi elektrolit, dan
osmolaritas cairan ekstraseluler. Salah satu fungsi penting ginjal lainnya
adalah untuk mengekskresikan produk-produk akhir atau sisa metabolisme
tubuh, misalnya urea, asam urat, dan kreatinin. Apabila sisa metabolisme
15
tubuh tersebut dibiarkan menumpuk, zat tersebut bisa menjadi racun bagi
tubuh, terutama ginjal (D.G.A. Suryawan et al, 2016).
Ginjal juga merupakan organ utama untuk membuang produk sisa
metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh. Produk ini meliputi: urea,
kreatinin, asam urat, produk akhir dari pemecahan hemoglobin (bilirubin)
dan metabolit dari berbagai hormon. Ginjal juga membuang toksin dan zat
asing lainnya yang di produksi oleh tubuh dan pencernaan seperti pestisida,
obat-obatan dan makanan tambahan (C. Guyton et al, 2017).
5. Ureum
Ureum adalah produk akhir katabolisme protein dan asam amino yang
diproduksi oleh hati dan didistribusikan melalui cairan intraseluler dan
ekstraseluler ke dalam darah yang kemudian difiltrasi oleh glomerulus.
Pengukuran kadar ureum dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi
ginjal, status hidrasi, menilai keseimbangan nitrogen,menilai progresivitas
penyakit ginjal, dan menilai hasil hemodialisis. Pada kehamilan terjadi
penurunan kadar ureum karena adanya peningkatan sintesis protein.
Metode pengukuran kadar ureum dalam darah telah banyak
dikembangkan, dan yang sering digunakan adalah metode enzimatik
dengan prinsip enzim urease menghidrolisis ureum dalam sampel
menghasilkan ion amonium yang kemudian diukur kadarnya. Ada juga
metode yang menggunakan dua enzim, yaitu enzim urease dan glutamat
dehidrogenase. Bahan untuk pemeriksaan kadar ureum dapat berupa
plasma, serum, ataupun urin. Apabila bahan yang digunakan plasma maka
harus menghindari penggunaan antikoagulan natrium citrate dan natrium
fluoride, hal ini dikarena citrate dan fluoride dapat menghambat urease.
Ureum urin dapat dengan mudah terkotaminasi bakteri. Maka penyimpan
bahan berupa urin di dalam refrigerator sebelum diperiksa (Betari, 2019).
16
Nilai rujukan untuk kadar ureum pada darah, yaitu pada bayi (<10 hari)
6.4 – 53.5 mg/dL (1.1 – 9.0 mmol/L) dan untuk dewasa (12 – 60 tahun) 15
– 40 mg/dL (2.5 – 6.6 mmol/L) (DGD. Dharma Santhi, 2017).
Pemeriksaan ureum di RSIA Cinta Kasih dilakukan dengan metode
Enzimatik UV Kinetik menggunakan alat spektrofotomrter. Setiap
pemeriksaan terdapat faktor interfering/ pengganggu. Untuk faktor
pengganggu pemeriksaan ureum metode urease adalah (Betari, 2019):
a. Status dehidrasi, pemberian cairan yang berlebihan dapat menyebabkan
kadar ureum rendah palsu, dan sebaliknya. Dehidrasi dapat memberikan
temuan kadar ureum tinggi palsu.
b. Diet rendah protein dan tinggi karbohidrat dapat menurunkan kadar
ureum. Sebaliknya, diet tinggi protein dapat meningkatkan kadar ureum,
kecuali bila penderita banyak minum.
c. Pengaruh obat (misal antibiotik, diuretik, antihipertensif) dapat
meningkatkan kadar ureum.
6. Kreatinin
Kreatinin merupakan hasil dari pemecahan kreatin fosfat otot, yang
diproduksi oleh tubuh secara konstan tergantung massa otot. Kadar
kreatinin berhubungan dengan massa otot, menggambarkan perubahan
kreatinin dan fungsi ginjal. Pemeriksaam kreatinin dilakukan untuk
mengukur kemampuan filtrasi glomerulus dan memantau perjalanan
penyakit ginjal. Kreatinin merupakan zat yang ideal untuk mengukur fungsi
ginjal karena hasil metabolisme tubuh yang diproduksi secara konstan,
difiltrasi oleh ginjal, tidak direabsorbsi, dan disekresikan oleh tubulus
proksimal (Betari, 2019).
Kreatinin plasma disintesis di otot skelet maka kadarnya bergantung
pada massa otot dan berat badan. Jumlah kreatinin yang dikeluarkan
seseorang setiap hari bergantung pada masa otot dari aktivitas otot atau
17
tingkat metabolisme protein, hal ini menyebabkan nilai kreatinin pada pria
lebih tinggi karena jumlah massa otot pria lebih besar dibandingkan jumlah
massa otot wanita (Betari, 2019).
Pemeriksaan kreatinin di RSIA Cinta Kasih menggunakan metode
kinetik kolorimetri. Faktor interfering/ pengganggu pada metode enzimatik
adalah terbatasnya waktu hidup enzim yang digunakan untuk pemeriksaan
kreatinin. Nilai rujukan untuk kadar kreatinin pada darah, laki - laki 0.70 –
1.20 mg/dL (62 - 106 mmol/ L) dan untuk perempuan 0.50 – 0.90 mg/dL
(44 - 80mmol/L) (Betari, 2019; DGD. Dharma Santhi, 2017).
7. Proteinuria
Proteinuria adalah adanya protein di dalam urin melebihi 300 mg dalam
24 jam atau tes urin dipstik > positif 1. Pemeriksaan kadar protein
kuantitatif pada hasil dipstik positif 1 berkisar 0-2400 mg/24 jam, dan
positif 2 berkisar 700-4000mg/24jam. Dalam keadaan normal, protein di
dalam urin sampai sejumlah tertentu masih dianggap fungsional. Urin
normal mengandung hanya sedikit protein, kurang dari 10 mg/dL atau 150
mg/24 jam. Ada juga kepustakaan yang menuliskan bahwa protein urin
masih dianggap fisiologis jika jumlahnya kurang dari 200 mg/hari pada
dewasa (pada anak akan 140 mg/m2) (Chairul, 2020).
Pada ibu hamil jika hasil protein urin positif maka di indikasikan
preeklamsia dengan melihat keadaan umum ibu hamil tersebut. Di RSIA
Cinta Kasih pemeriksaan protein urin pada ibu hamil menggunakan tes
dipstik urin dan sampel yang digunakan adalah urin sewaktu yang
ditampung dengan teknik urin midstream (urin tengah).
8. Trombosit (Platelet)
Selain eritrosit dan leukosit, trombosit (platelet, keping darah) adalah
tipe ketiga elemen seluler yang terdapat dalam darah. Dalam setiap mililiter
18
darah secara normal terdapat sekitar 250 juta trombosit (kisaran 150.000
sampai 350.000/mm3). Trombosit bukanlah sel lengkap tetapi fragmen kecil
sel yang dilepaskan dari tepi luar sel sumsum tulang yang sangat besar yang
dikenal sebagai megakariosit. Satu megakariosit biasanya memproduksi
sekitar 1000 trombosit. Megakariosit berasal dari sel punca tak
berdiferensiasi yang sama dengan yang menghasilkan turunan eritrosit dan
leukosit. trombosit berfungsi rata-rata selama 10 hari, setelah itu keping
darah ini dibersihkan dari sirkulasi oleh makrofag jaringan, terutama yang
terdapat di limpa dan hati, dan diganti oleh trombosit baru yang dibebaskan
dari sumsum tulang (Sherwood et al, 2011).
Hormon trombopoietin, yang dihasilkan oleh hati akan meningkatkan
jumlah megakariosit di sumsum tulang dan merangsang masing-masing
megakariosit untuk menghasilkan lebih banyak trombosit. Trombosit tidak
meninggalkan pembuluh darah seperti yang dilakukan sel darah putih
(SDP), tetapi pada setiap saat sekitar sepertiga trombosit disimpan di
rongga-rongga berisi darah di limpa. trombosit simpanan ini dapat
dibebaskan dari limpa kedalam sirkulasi sesuai kebutuhan (misalnya selama
perdarahan) oleh kontraksi limpa yang dipicu oleh saraf simpatis
(Sherwood et al, 2011). Pemeriksaan trombosit di RSIA Cinta Kasih
menggunakan alat Hematology Analyzer dengan nilai normal 150.000 –
400.000/mm3.
B. Kerangka Pemikiran
Ibu Hamil
Pemeriksaan Penunjang:
- Protein Urin
- Ureum
- Creatinin
- Trombosit
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep ini terdiri dari variabel dependent dan variabel
independent yang mengacu pada kerangka teori yang telah disebutkan
sebelumnya. Variabel independent dari penelitian ini terdiri dari preeklampsia
berat dan preeklampsia ringan, sedangkan untuk variabel dependent dari
penelitian ini adalah kadar ureum dan kreatinin.
D. Hipotesis
H0: Tidak adanya gambaran kadar pemeriksaan laboratorium pada ibu
hamil dengan preeklampsia ringan dan berat di RSIA Cinta Kasih.
H1: Adanya gambaran kadar pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil
dengan preeklampsia ringan dan berat di RSIA Cinta Kasih.
A. Definisi Operasional
Tabel 1. Definisi Operasional
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriftif. Pengumpulan
data penelitian dilakukan dengan dua cara, yaitu yang pertama adalah secara
primer dengan melakukan pemeriksaan langsung protein urin dengan metode
carik celup, kadar ureum dengan metode enzimatik UV kinetik, kreatinin
dengan metode kinetik kolorimetri dan pemeriksaan trombosit menggunakan
metode otomatis dengan alat Hematology Analyzer sedangkan pengumpulan
data yang kedua dilakukan secara sekunder datanya dengan melihat rekam
medis pasien RSIA Cinta Kasih.
24
b) Bersedia mengisi informed consent dan kuesioner
Ekslusi
a) Ibu hamil
b) Keluarga pasien yang sedang hamil
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
convenience sampling. Convenience sampling adalah teknik pengambilan
sampel berdasarkan kebetulan, anggota populasi yang ditemui peneliti
dan bersedia menjadi responden yang dijadikan sampel.
4. Teknik Penarikan Sampel
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus
slovin.
n= N
1+N.e2
n = jumlah sampel penelitian
N = Jumlah populasi
e2 = Presisi (ditetapkan 10% dengan tingkat kepercayaan 90%)
n= 50
1+50.(0,1)2
n= 50
1+0,5
n= 50
1,5
n= 33 sampel
D. Instrumen Penelitian
Alat yang digunakan untuk penelitian pemeriksaan protein urin adalah
dipstik urin, untuk kadar ureum dan kadar kreatinin ini adalah kimia analyzer
25
26
dengan merk Mindray BA-88, centifuge, yellow tip, Blue tip, Mikropipet,
Stopwatch, tabung reaksi 3 mL/ cup sampel, beaker glass, sarung tangan,
tourniquet, alkohol swab 70 %, spuit, plester, tabung vacumtainer tanpa
antikoalgulan/ tutup merah, centrifuge, tabung reaksi/cup sampel. Sedangkan
alat yang digunakan untuk pemeriksaan trombosit adalah hematology analyzer,
tabung vacumtainer tutup ungu/ dengan antikoalgulan EDTA.
Bahan yang digunakan untuk pemeriksaan kadar ureum adalah Aquades,
reagen R1 (Buffer Urease/ GIDH: TRIS buffer 1125 mmol/L pH 7.4; 2-
oxoglutarat 10 mmol/L; urease > 140 U/mL; Glutamate dehydrogenase > 120
U/mL), reagen R2 (Coenzym NADH 1.50 mmol/L), kalibrasi / Standar/ CAL:
standar urea 50 mg/dL (8.3 mmol/L), working reagent: campur 4 mL R1 dengan
1 mL R2. Stabil selama 2 bulan dalam suhu penyimpanan 2 – 8°C. Sedangkan
bahan untuk pemeriksaan kreatinin adalah aquadest, reagen R1: Asam Pikrit 25
mmol/L; Reagen R2: Buffer Alkaline (Phosfate buffer 300 mmol/L, pH 12.7,
SDS 2.0 g/L (w/v), kalibrasi/ Standar/ CAL: standar kreatinin 2 mg/dL (177
μmol/L), working reagent campur 1 mL R1 dengan 1 mL R2. Stabil selama 1
minggu dalam suhu suhu ruangan dan terhindar dari cahaya. Bahan yang
digunakan untuk pemeriksaan protein urin adalah dipstik protein urin
sedangkan untuk pemeriksaan trombosit adalah reagen diluent, cleanser, dan
lyse berada dalam alat hematology analyzer.
Sampel yang digunakan untuk pemeriksaan protein urin adalah urin
sewaktu, untuk trombosit adalah darah yang berada dalam tabung vacumtainer
tutup ungu/ tabung dengan antikoalgulan EDTA sedangkan ureum dan
kreatinin ini adalah berupa serum yang berasal dari tabung vacumtainer tutup
merah/ tabung vacumtainer tanpa antikoalgulan dan reagen yang digunakan
adalah merek diagnostic.
Sebelum menjadi sampel serum ini adalah berupa darah vena yang
ditampung di tabung vacumtainer tutup merah/ tabung vacumtainer tanpa
antikoalguan kemudian di lakukan pemisahan antara buffycoat dan serum
27
Cara Kerja:
a) Siapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan
31
Reaksi Kinetik:
Alkali medium
Kreatinin + Asam Pikrat Kompleks berwarna
kuning-orange
Cara Kerja:
a) Siapkan alat dan bahan yang digunakan serta dikondisikan
dalam suhu percobaan 37 ͦC
b) Siapkan spektrofotometri dengan absorbansi 0 menggunakan
aquadest
c) Siapkan working reagent: Campur 4 mL R1 dengan 4 mL R2
d) Siapkan larutan CAL/ Standar
e) Disiapkan 3 buah tabung reaksi yang telah diberi label
blanko, standar, sampel
33
4) Pemeriksaan Trombosit
Metode: Otomatis
Tujuan: Untuk mengetahui jumlah trombosit pada sampel tersebut
Prinsip:
Rayto RT- 76006 Hematology Analyser adalah unit tunggal yang
meliputi suatu penganalisis spesimen yang berisi perangkat keras
untuk aspirasidilusi dan menganalisis setiap spesimen darah secara
keseluruhan serta bagian modul data yang meliputi komputer,
monitor, keyboard, printer dan disk drives. Menggunakan mode
sampel terbuka untuk menghisap sampel darah dari tabung EDTA
yang kemudian dilarutkan dan dicampurkan sebelum pengukuran
34
B. Analisis Data
Analisis data yang diperoleh dilakukan secara deskriftif dengan hasil
analisis penelitian data disajikan dalam bentuk tabel.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian ini dilakukan selama 5 bulan terhitung dari bulan
desember 2021 sampai dengan bulan april 2022. Sampel yang diperoleh dari
penelitian ini sebanyak 33 ibu hamil dengan preeklamsia dari 50 populasi ibu
hamil trimester III di RSIA Cinta Kasih. Ibu hamil dengan preeklamsia
dikatagorikan menjadi ibu hamil dengan preeklamsia ringan dan ibu hamil
dengan preeklamsia berat , yang diaman hasil terlihat pada tabel 6.
36
37
Tabel 11. Persentase Hasil Pemeriksaan Trombosit Pada Ibu Hamil dengan
Preeklampsia di RSIA Cinta Kasih periode Desember 2021 – Februari 2022
bahwa ibu hamil dengan preeklamsia ringan protein urin positif (+) 1 sebanyak
10 (30,3%) dan positif (++) sebanyak 1 (3,0%) dari 33 sampel yang diteliti.
Sedangkan pada ibu hamil dengan preekalamsia berat protein urin positif (+) 1
menujukkan sebanyak 12 (36,4%) dan positif (++) sebanyak 10 (30,3%). Hal
ini disebabkan karena akibat pengaruh aldosteron, terjadi peningkatan
reabsorpsi natrium dan menyebabkan retensi carian dan dapat menyebabkan
terjadinya edema sehingga terjadi kelebihan volume cairan. Permeabilitas
terhadap protein yang meningkat menyebabkan banyak protein akan lolos dari
filtrasi glomerulus dan menyebebabkan proteinuria.
Pemeriksaan penunjang lain yang dilakukan adalah kadar ureum dalam
darah ibu hamil dengan preeklamasia. Berdasarkan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa semua ibu hamil dengan preeklamsia ringan dan
preeklamsia berat kadar ureum darah normal. Sample yang digunakan adalah
serum hasil centrifugasi dari whole blood. Patricia dkk dalam jurnalnya juga
mengatakan bahwa kadar ureum darah pada ibu hamil trimester III dengan
preekalamsia seluruhnya dalam batas normal..
Selain ureum pemeriksaan kadar kretainin darah juga dilakukan pada
ibu hamil dengan preeklamsia ringan dan berat. Sample yang digunakan untuk
pemeriksaan kretainin serum adalah serum karena sample serum sangat cocok
untuk pemeriksaan kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil
dengan preeklamsia ringan hasil kadar kretainin <1,1 mg/dL sebanyak
sebanyak 11 (33,3%) dan ibu hamil dengan preeklamsia berat kreatinin serum
> 1,1 mg/dL menunjukkan sebanyak 22 (66,7%).
Penelitian ini sejalan dengan teori POGI bahwa ibu hamil dengan
preeklamsia akan megalami gangguang ginjal yang dimana kreatinin serum >
1,1 mg/dl atau didapatkan peningkatan kretainin serum pada kondisi dimana
tidak ada kelainan ginjal lainnya. Penelitian ini juga didukung oleh Lis Tri
utami dkk (2020) yang menyatakan di jurnalnya bahwa hasil laboratorik pada
ibu hamil dengan preeklamsia mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan
44
A. KESIMPULAN
Hasil penelitian terhadap ibu hamil yang mengalami preeklampsia usia
kehamilan Trimester III RSIA Cinta Kasih pada periode Desember tahun 2021
sampai dengan Februari tahun 2022 dengan jumlah 33 orang ibu hamil :
1. Ibu hamil yang mengalami hipertensi hasil protein urin akan melebihi 300
mg dalam 24 jam atau pada tes urin dipstik menunjukkan hasil positif (+)
1 bahkan > positif (+) 1. Penelitian ini menunjukkan baha derajat
kepositifan yang berbeda – beda yaitu, ibu hamil dengan preeklamsia
ringan protein urin positif (+) 1 sebanyak 10 (30,3%) dan positif (++)
sebanyak 1 (3,0%) dari 33 sampel yang diteliti. Sedangkan pada ibu hamil
dengan preekalamsia berat protein urin positif (+) 1 menujukkan sebanyak
12 (36,4%) dan positif (++) sebanyak 10 (30,3%).
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami
preeklamsia ringan dan preeklamsia berat kadar ureum dalam darahnya
masih normal.
3. Ibu hamil yang mengalami preeklamsia ringan dan preeklamsia berat hasil
kreatinin serum < 1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan kadar kreatinin
serum dari sebelumnya pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal
lainnya.
4. Penelitian ini menunjukkan bahwa ibu hamil dengan dengan preeklamsia
ringan dan preeklamsia berat hasil trombositnya norml karena penaurunan
trombosit terjadi pada pasien eklamsia.
45
46
B. SARAN
1. Bagi ibu hamil
a) Selama kehamilan diharuskan melakukan pemeriksan rutin kehamilan
secara berkala untuk memantau perubahan patologis kondisi ibu dan
janin.
b) Ibu hamil dengan protein positif dan mengalami kenaikan tekanan
darah hendaknya rajin minum obat dan menjaga pola makan agar
kesehatan ibu dan janin baik semua saat melahirkan.
Azzahrah F. 2020. Pemeriksaan ureum pada ibu hamil dengan preeklamsia di RSIA
Buah Hati.Skripsi.Poltekkes kemenkes. Jakarta.
Cunningham FG et al.2012.Hypertensive Disorder In Pregnancy.William
Obstetrics.23.Mc.Grawhill.
Cunningham FG, Leveno KJ, Bloom SL, Spong CY, Dashe JS, Hoffman Bli, William
et al. 2014. Obstetrics 24th ed. Mc Graw Hill .New York.
Claudia M S; Hermie M. M T; Freddy W W.2019.Gambaran preeklamsia berat dan
eklamsia ditinjau dari faktor risiko di RSUP PROF. DR. R. D KANDOU
MANADO.Jurnal medik dan rehabilitasi.1(3);2
DeCherney A H; Pernoll M L.2013.Current Treatment & Diagnosis.Obsterics
Gynecology, 11th edn.McGrawHill. New York.
D G A Suryawan; I A M S Arjani; I G Sudarmanto.2016.Gambaran kadar ureum dan
kreatinin serum pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa
di RSUD Sanjiwani Gianyar. Meditory.4(2);145.
Fadhila I; Rahmatina B H; Yusrawati. 2018.Hubungan Antara Tekanan Darah Dan
Fungsi Ginjal pada Preeklamsia di RSUP DR. M. Djamil.Jurnal kesehatan
andala.7(1);60
Guyton AC, Hall JE.2008.Buku ajar fisiologi kedokteran (terjemahan).EGC. Edisi ke-
11. Jakarta.
Hale AL, Nilay K, Kemal AY, Erol A, Hospital GM, Science H, et al.2017.The role of
hematological and biokimia markers in preeclampsia prediction.J Clin Anal Med.
Hariharan N, Shoemaker A, Wagner S.2016.Pathophysiology of hypertension in
preeklampsia. Clinical Practice (Therapy).
Kinasih B A S.2019. Korelasi ureum dan kreatinin serum terhadap derajat
preeklamsia.Skripsi.Fakultas kedokteran universitas lampung.Bandar lampung.
Levine RJ, Maynard SE, Qian C, Lim KH, England LJ, et al.2004.Circulating
angiogenic factors and the risk of preeclampsia. N. Engl. J. Med.350:672–83.
Magee L;Pells A.2014.Diagnosis, evaluation, and Management of the Hypertensive
Disorders of Pregnancy.Eecutive Summary.SOGC Clinical Pratice Guidline.
47
Maternity; Putri.2017.Asuhan Kebidanan Komunitas Disesuaikan dengan Rencana
Pembelajaran Kebidanan.ANDI.Yogyakarta.
Muttia A;Erna H;Aulia C.2020.Gangguan Fungsi Ginjal Pada Ibu Hamil Preeklamsia
Berat Dengan Dislipidemia di RSUD Kelas B Serang. Jurnal Kesehatan
Reproduksi, 11(1), 2020: 69-79.
Nisell H; Lintu H; Lunnel N O.2011.Tekanan Darah dan Fungsi Ginjal Tujuh Tahun
Setelah Kehamilan yang Rumit oleh Hipertensi.BR J Obstet.Gynaecol.
Phipps E, Prasanna D, Brima W, Jim B.2019. Preeklampsia: Updates in
Pathogenesis,Definitions, and Guidelines. Clin J Am Soc, Nephrol.
POGI.2016..Diagnosis dan Tatalaksana Preeklampsia. PNPK.
Saraswari N; Mardiana.2016. Faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian
preeklamsia pada ibu hamil. Unnes Journal of Public Health.5(2);91.
Santhi D DGD.2017.Diktat praktikum kimia klinik glory diagnostics.Fakultas
kedokteran universitas undayana.Denpasar.
Setiawan J F D;Wiryanthini I A D; Tianing W N.2020.Gambaran Kadar Protein Urin
Pada Ibu Hamil Preeklamsia Dan Eklamsia Di RSUP Sanglah Denpasar Tahun
2017.Jurna Medika Udaya.8(21);2.
Sherwood, Lauralee.2011.Trombosit dan Hemostatis.Edisi 6.Fisiologi Manusia dari el
ke Sistem.ECG.Jakarta.
Utami C T.2021. Hubungan Kadar Asam Urat Dengan Kejadian Preeklamsia Berat
Pada Ibu hamil di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung.JIMKI.8(3);62.
Utami N.2017.Gambaran Mean Platelet Volume (MPV) Pada Penderita Preeklamsia
di RSUD Dr. Pirngadi Medan Periode Januari 2015-Oktober 2016.Skripsi.Fakultas
Kedokteran.Universitas Sumatra Utara Medan.
Utami T L; Hakimi M.2020.Hasil Pemeriksaan Laboratorik Pada Ibu Preeklamsia
Dengan Risiko Terjadinya Severe Maternal Morbidity.Majalah Kesehatan
Indonesia.1(2):40.
Vagdatli E,Gounari E,Lazaridou E,Katsibourlia E,Tsikopoulou F,Labrinaou
I.2011.Platelet Distributio Width a Simple Practicial Specific Marker of Activation
of Coagulation.Hipokratia.
48
Verlohren, S., Holger Stepan, Ralf Dechend. 2012.Angiogenic growth factors in the
diagnosis and prediction of pre-eclampsia. ClinicalScience. Printed in Great
Britain doi.
49
Lampiran 1. Alat dan Bahan yang digunakan
dalam penelitian
LAMPIRAN
50
Gambar 11. Stopwatch Gambar 12. Sticker Kalibrasi Alat
51
Gambar 17. Stick Urin Gamabr 18. Pot Urin
52
2. Bahan Dan Reagen yang digunakan
53
Gambar 25. Reagen Strip Gambar 26. Urin Sewaktu
54
3. Logbook Bimbingan
55
56
57
4. Informed Consent/ Surat Persetujuan
58
5. Kuesioner
59