Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENELITIAN

THORAK

Disusun oleh;
M KAIVAL(20134050005)
SABRANI(20134050017)
MUSTAFA BAKRI(20134050010)

PRODI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTRAPI(ATRO)


YAYASAN SIHAT BEURATA
BANDA ACEH
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya

kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan dengan lancar penulisan makalah ini.

Dan tidak lupa pula shalawat dan salam kami ucapkan kehadiran nabi besar Muhammad

SAW. Yang telah membawa kita dari alam kegelapan kealam yang terang benderang.

Kami mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini.

Selanjutnya kami juga berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan

mendapat ridha Nya.

Demikianlah tugas ini disusun semoga bermanfaat, agar dapat memenuhi tugas
mata kuliah “TEKHNIK RADIOGRAFI - II“ dengan judul “PROSEDUR
PEMERIKSAAN THORAX”.

Banda Aceh,23 April 2021

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A.latar belakang
Radiologi adalah suatu ilmu kedokteran yang digunakan untuk melihat tubuh

manusia dengan menggunakan pancaran radiasi sinar – x, namun dengan kemajuan

teknologi modern telah memakai pemindaian (scanning) gelombang sangat tinggi

(ultrasonic) seperti ultrasonography (USG) dan juga MRI (magnetic resonance

imaging). Radiologi ini biasanya digunakan sebagai penunjang suatu tindakan yang

akan dilakukan ataupun untuk mengetahui proses dan hasil dari perawatan ataupun

tindakan yang telah dilakukan yang tidak bisa diamati secara klinis. Pemeriksaan

dengan memanfaatkan sinar – X pertama kali ditemukan pada tanggal 8 November

1895 oleh Wilhelm Conrad Rontgen. Penemuan ini merupakan suatu revolusi dalam

dunia kedokteran karena dengan hasil penemuan ini dapat digunakan untuk

pemeriksaan bagian – bagian tubuh manusia yang sebelumnya tidak pernah tercapai.

Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi, sekarang ini

dunia radiologi sudah banyak mengalami perkembangan dalam segi peralatan

maupun dalam tata cara pemeriksaannya.

A. Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pemeriksaan Thorak di Unit Radiologi Laboratorium Klinik

Bunda Thamrin Banda Aceh ?


2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan dari proyeksi yang digunakan di Unit
Laboratorium Klinik Bunda Thamrin Banda Aceh dalam pemeriksaan thorak?

B. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan Thorak yang ada di Unit Radiologi

Laboratorium Klinik Bunda Thamrin Banda Aceh?

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari proyeksi yang digunakan di

Unit Radiologi Laboratorium Klinik Bunda Thamrin Banda Aceh dalam

pemeriksaan Thorak?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan Thorak yang ada di Unit

Radiologi Laboratorium Klinik Bunda Thamrin Banda Aceh.

2. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari proyeksi yang

digunakan di Unit Radiologi Laboratorium Klinik Bunda Thamrin Banda

Aceh dalam menegakkan diagnosa suatu kelainan khususnya pada

Thorak.

D. Manfaat Penulisan

Dari penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :

1. Manfaat untuk ilmu pengetahuan yaitu untuk memberikan informasi tentang

prosedur pemeriksaan Thorak dengan berbagai macam proyeksi.

2. Manfaat untuk pelayanan kesehatan yaitu memberikan pertimbangan dalam

penentuan proyeksi yang tepat pada saat pemeriksaan Thorak sesuai keadaan

umum pasien.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi dan fisiologi toraks


a. Definisi toraks
Thorax merupakan rongga yang berbentuk kerucut, pada bagian bawah
lebih besar dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang
dari pada bagian depan. Rongga dada berisi paru-paru dan mediastinum.
Mediastinum adalah ruang di dalam rongga dada di antara kedua paru-
paru. Di dalam rongga dada terdapat beberapa sistem diantaranya yaitu
sistem pernafasan dan peredaran darah. Organ pernafasan yang terletak
dalam rongga dada yaitu esofagus dan paru, sedangkan pada sistem
peredaran darah yaitu jantung, pembuluh darah dan saluran limfe.
Pembuluh darah pada sistem peredaran darah terdiri dari arteri yang
membawa darah dari jantung, vena yang membawa darah ke jantung dan
kapiler yangmerupakan jalan lalulintas makanan dan bahan buangan
.Kerangka rongga thorax, meruncing pada bagian atas dan berbentuk
kerucut terdiri dari sternum, 12 vertebra thoracalis, 10 pasang iga yang
berakhir di anterior dalam segmen tulang rawan dan 2 pasang yang
melayang. Kartilago dari 6 iga memisahkan articulasio dari sternum,
kartilago ketujuh sampai sepuluh berfungsi membentuk tepi kostal
sebelummenyambung pada tepi bawah sternu. Perluasan rongga pleura di
atas klavicula dan di atasorgan dalam abdomen penting untuk dievaluasi
pada luka tusuk.Musculus pectoralis mayor dan minor merupakan
muskulus utama dinding anterior thorax. Muskulus latisimus dorsi,
trapezius, rhomboideus, dan muskulus gelang bahu lainnyamembentuk
lapisan muskulus posterior dinding posterior thorax. Tepi bawah muskulus
pectoralis mayor membentuk lipatan/plika aksilaris posterior
Secara umum kegunaan Foto thorax/CXR adalah :
• – untuk melihat abnormalitas congenital (jantung, vaskuler)
• – untuk melihat adanya trauma (pneumothorax, haemothorax)
• – untuk melihat adanya infeksi (umumnya tuberculosis/TB)
• – untuk memeriksa keadaan jantung
• – untuk memeriksa keadaan paru-paru
b. Teknik radiografi thorax
Ada beberapa posisi dasar yang umumnya digunakan dalam
pemeriksaan radiografi Thorax atau CXR yaitu sebegai berikut:
Posisi AP
Skapula tidak akan menutupi daerah paru. Besar jantung dapat
diperkirakan dengan lebih mudah. Tulang rusuk anterior tidak tampak jelas,
sedang rusuk di bagian belakang semuanya menuju ke arah tulang
punggung. Pada posisi ini kamera berada di belakang pasien.
Posisi ini digunakan apabila pasien tidak dapat berdiri. apabila pasien tidak
dapat duduk. Pasien akan lebih sulit menarik nafas dalam, sehingga
diafragma akan lebih tinggi. Jika ada cairan di paru atau di rongga pleura,
maka hal ini tidak begitu jelas terlihat karena cairan cenderung hanya
melapisi permukaan posterior paru.
Posisi Pasien
Tidur terlentang di atas meja pemeriksaan dengan kedua tangan di
samping tubuh
Posisi Obyek
MSP tubuh sejajar dengan garis tengah meja pemeriksaan / tengah kaset,
batas atas 3-5 cm di atas shoulder joint.
Jika memungkinkan fleksikan elbow, pronasikankan tangan serta letakkan
kedua tangan pada hips untuk meminimalkan gambaran scapula ke arah
lateral.
Kaset : Horizontal. Ukuran 35 x 35 cm
Marker : R/L
FFD : 120 – 150 cm
CR : Tegak lurus kaset.
CP : Axilaris Line setinggi Vertebra Thoracalis IV
Kriteria Gambaran:
• Tampak gambaran thorax proyeksi AP
• Batas atas apex paru
• Batas bawah sinus costophrenicus
• Dinding lateral tidak terpotong
• CV TH sampai ruas ke empat
• Diafragma mencapai iga IX belakang
• Tampak bayangan bronchus
• Marker L / R & identitas pasien
• Foto simetriskarena jauh dari film maka gambaran aorta dan jantung
mengalami magnifikasi serta gambaran paru-paru terlihat lebih kecil
dibandingkan posisi PA karena bayangan diafragma.
• clavicula lebih tinggi dan ribs terlihat lebih horizontal.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil dan pembahasan


1. Ilustrasi kasus
Pada tanggal 25 Maret 2021 pasien datang dengan membawa surat pengantar
dengan pemeriksaan Thorax dan curiga mengalami klinis pada paru dibawa ke
Unit Radiologi Laboratorium Klinik Bunda Thamrin Banda Aceh untuk
dilakukan foto rontgen dengan permintaan manus dengan identitas pasien
sebagai berikut :

nama : sabrani
umur : 19 th
jenis kelamin : Laki – laki
no. foto :-
no. RM :-
diagnosa klinis : Memeriksa paru paru
pemeriksaan : AP
kiriman foto :-
dokter pengirim: dr. O

2. Prosedur Pemeriksaan
a. Persiapan Pasien
Melepaskan benda – benda yang dapat mengganggu gambaran
radiograf yang berupa logam atau benda – benda padat lainnya di area
tubuh yaitu bahu yang akan diperiksa seperti kalung, bros, tali pakaian
dalam wanita, dan sebagainya.
b. persiapan objek
Kaset : Horizontal.
Ukuran kaset 35 x 35 cm
Marker : R/L FFD : 120 – 150 cm
CR : Tegak lurus kaset.
CP : Axilaris Line setinggi Vertebra Thoracalis

c. Teknik radiografi
Proyeksi AP
a) Posisi Pasien
 Untuk posisi pasien dengan pasien berada di depan baki
b) Posisi Objek
 Untuk posisi objek posisikan dada pasien di tengah baki.
c) Central Ray (CR) : horizontal Pada Kaset
d) Central Point (CP) : Pada MSL stinggi torakal atau
sejajar axilla
e) Focus Film Distance (FFD) : 120-150 cm
f) Kaset : 35x35 cm, horizontal,
g) Faktor Eksposi : 80V, 100 mA, 6,4 mAs

d. Processing film
Pengolahan film yang dilakukan di Unit Radiologi Laboratorium Klinik
Bunda Thamrin Banda Aceh menggunakan DR (Digital Radiography)
dengan urutan :
1) Data pasien di registrasi ke dalam komputer..
2) Gambaran radiograf diolah di komputer.
3)Gambaran yang sudah selesai diolah, kemudian diprint
a. Hasil dan Bacaan Radiograf
Posisi Pasien dan Hasil Radiograf

Hasil radiograf Posisi pasien


BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari teknik pemeriksaan yang kelompok kami lakukan, kami
memperoleh pengetahuan tentang bagaimana cara melakukan pemeriksaan
radiografi dari toraks. Mulai dari persiapan pasien dan Persiapan objek dan juga
posisi pasien dan posisi objek. Kami berharap dengan adanya laporan penelitian
ini dapat menambah pengetahuan kami dan juga pengetahuan yang
membacanya.

Anda mungkin juga menyukai