LAPORAN
disusun untuk memenuhi penilaian Blok Basic Medical Science 2
Tutor:
Nani Murniati, drg., M.Kes.
Oleh:
Kelompok Tutorial 7
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas dan persyaratan untuk
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses pembuatan laporan
ini.
Penulisan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak. Semoga laporan ini memberikan informasi yang bermanfaat bagi pembaca.
Penulis,
Kelompok Tutorial 7
ii
DAFTAR ISI
iii
iv
2.1.9 Colon................................................................................................... 74
Gambar 2.3 : Esofagus dilihat dari sisi ventral dan dilihat dari sisi kanan ........11
Gambar 2.4 : Konstriksi dan Angustiae pada esofagus dilihat dari ventral ........12
Gambar 2.8 : Nodi limphoidei pada mediastinum posterius dilihat dari dorsal..16
vi
vii
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Tutorial 1
dapat mengikuti kegiatan tutorial pada pagi ini karena yang bersangkutan telah
berkali-kali buang air besar sejak semalam. Anggota keluarga Diana yang lainnya
tidak mengalami hal serupa walaupun memakan jenis makanan yang sama dengan
Diana. Setelah makan malam, Diana mengonsumsi susu cair full cream kemasan.
Pagi ini Diana berobat ke dokter dan dokter memberikan surat pengantar untuk
Instruksi:
2. Tentukan hipotesisnya
1
2
Tutorial 2
memberikan resep untuk diarrhea dan dianjurkan untuk minum obat oralit dan
Instruksi:
patofisiology, terapi?
klinis)?
Identitas Pasien
Nama : Diana
Usia : 18 tahun
Problem
Terminology Hypothesis Mechanism More Info
Identification
full cream)
terus-menerus
Lactose Intolerance
1. Sistem pencernaan 1. Bagaimana Anatomi, Histologi dan Fisiologi dari organ faring?
3. Lactose Intolerance 3. Bagaimana Anatomi, Histologi dan Fisiologi dari organ lambung?
1.3 Terminology
1. Diarrhea
2. Lactose Intolerance
1.4 Mechanism
Mengonsumsi susu full cream > Buang air besar terus-menerus > Lactose
Intolerance
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Faring
Faring adalah bagian sistem cerna yang terletak antara cavitas nasi dan
cavitas oris, di belakang larynx. Fungsi dari faring adalah untuk menyalurkan
Dinding faring dibentuk oleh dua lapis otot-otot faring, yaitu otot sirkular
externa dan otot internal. Otot sirkular externa berfungsi menyempitkan dinding
Sedangkan otot internal berfungsi mengangkat laring dan faring sewaktu menelan
7
8
a. Nasopharinx
b. Oropharinx
faucium.
c. Laryngopharinx
posterior larynx., dari tepi atas epiglottis sampai tepi bawah cartilage
Histologi Faring
Faring dilapisi oleh epitel berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah
bagian respirasi yang tidak mengalami gesekan. Daerah terakhir ini dilapisi oleh
Fisiologi Faring
mulut melalui pharynx. Makanan yang padat dikunyah dan dicampur dengan
9
ludah(liur) untuk dibentuk menjadi bolus yang lembut sewaktu dikunyah. Proses
Gambar 2.2 Bagian – bagian faring. Sumber: Moore; Anatomi Klinis Dasar
2.1.2 Esofagus
organ yang terdiri dari tabung fibromuskular yang merupakan saluran makanan
lewat, dibantu oleh kontraksi peristaltik, dari faring ke perut. Pada manusia,
esofagus biasanya memiliki panjang 18-25 sentimeter (cm). Letaknya mulai dari
thoracis dan pars abdominalis. Pars cervicalis yang panjangnya sekitar 5 sampai 8
11
yang bersebelahan pada sisi kiri bagian dorsal. Bagian ini berjalan bersama
bronkus utama kiri dan turun ke depan dengan semakin menjauhi kolumna
vertebralis. Bagian kaudal dari pars thoracica dipisahkan dari atrium kiri oleh
Gambar 2.3 Esofagus dilihat dari sisi ventral (kiri) dan dilihat dari sisi kanan (kanan).
aortobronchial), terjadi karena proksimitas langsung arkus aorta dari sisi kiri dan
Gambar 2.4 Konstriksi dan Angustiae pada esofagus dilihat dari ventral. Sumber:
Vaskularisasi pada esofagus terdiri dari arteri dan vena. Arteri-arteri yang
menyuplai darah di esofagus antara lain arteri thyroidea inferior yang menempel
di pars cervicalis, Aorta yang memiliki cabang antara lain arteri carotis communis
dextra, arteri carotis communis sinistra dan arteri subclavia serta Rr oesophageales
menempel pada pars thoracica. Suplai arteri pada trachea juga sama dengan arteri
pada pars cervicalis dan pars thoracica. Pada pars abdominalis, arteri yang
menyuplai antara lain arteri gastrica sinistra dan arteri phrenica inferior.
Gambar 2.5 Arteri Esofagus dilihat dari ventral. Sumber: Sobotta Atlas Anatomi
Manusia
14
inferior menempel pada pars cervical. Pada pars thoracica dan pars abdominalis,
vena azygos dan vena hemiazygos ke dalam vena cava superior. Bagian inferior
mendapatkan akses ke sistem vena porta melalui vena gastrica sinistra. Vena-vena
Gambar 2.6 Vena-vena esofagus dilihat dari ventral. Sumber: Sobotta Atlas Anatomi
Manusia
azygos (sisi kanan) dan vena hemiazygos (sisi kiri) menuju ke atas ke vena cava
superior. Bagian bawah esofagus juga berhubungan dengan vena postae hepatis
Gambar 2.7 Vena-vena esofagus dilihat dari ventral. Sumber: Sobotta Atlas Anatomi
Manusia.
Otot polos yang dipersarafi oleh saraf tak sadar (saraf simpatis melalui
batang simpatik dan saraf parasimpatik melalui saraf vagus) dan di samping saraf
sukarela (motor neuron yang lebih rendah) yang dilakukan pada saraf vagus untuk
Pada pars thoracica dan pars abdominalis, Nodi limfe pada mediastinum yakni
dan paratracheales dan pada rongga peritoneum yakni nodi lymphoidi phrenici
inferiores pada sisi abdomen diafragma dan nodi lymphoidei gastrici di curvatura
minor lambung.
Gambar 2.8 Nodi limphoidei pada mediastinum posterius dilihat dari dorsal. Sumber:
Histologi Esofagus
terdiri dari membran mukosa luminal (Tunica Mucosa) yang dipisahkan dari
lapisan muskular (Tunica Muscularis) oleh lapisan jaringan ikat longgar (Tela
- Tunica Mucosa
paling atas bernama Epithelium. Epithelium tebalnya sekitar 300 mikron dan
lapisan sel.
yaitu tubuler.
mucosa. Lamina muscularis mucosa merupakan lapisan otot polos tebal yang
longitudinal.
- Tunica Submucosa
18
- Tunica Muscularis.
superior. Setelah itu ada bagian yang bernama stratum circulare dan bagian
campuran dari otot bercorak dan otot polos. Kemudian ½ bagian anal nya
- Tunica Adventitia
Gambar 2.9 Struktur dinding esofagus dilihat secara mikroskopik. Sumber: Sobotta
menjadi agar bolus licin. Esofagus tidak berkontraksi saat makanan dan cairan
dan asam lambung kembali masuk ke dalam esofagus akibat dari tekanan yang
Fungsi dari esofagus adalah untuk mengangkut makanan dan cairan dari
faring ke lambung, mencegah difusi pasif zat dari makanan ke dalam darah, dan
lambung. Setelah bolus melewati laring, kemudian epiglotis akan mundur untuk
terjadi kontraksi ritmis otot kerongkongan atau disebut gerak peristaltik yang
sphincter esofagus inferior rileks lalu bolus memasuki lambung melalui lubang
sampai 10 detik dengan kecepatan antara 2,5 cm/s sampai 5 cm/s. Otot-otot
2.1.3 Gaster
bagian akhir dari esophagus dan awal dari duodenum. Gaster merupakan bagian
bawah diafragma, terletak pada region umbilikal, dan hipokondria kiri pada region
abdomen. Kapasitas normal pada lambung adalah 1.000 ml – 2.000 ml. Gaster
terdiri atas 3 bagian, yaitu pars cardiaca, corpus gastricum, dan pars pylorica.
Gambar 2.10 Gaster dilihat dari ventral. Sumber : Sobotta Atlas Anatomi Manusia
Pars cardiac adalah zona sempit selebar 2-3 cm yang merupakan tempat
muara esophagus kedalam gaster. Pada daerah perbatasan antara esophagus dan
lambung ini terdapat M. Sphincter Cardiac yang akan reflex terbuka bila ada bolus
adalah bagian utama dari lambung dengan adanya fundus gastricus di superior.
Fundus ini berupa daerah yang mirip seperti kubah dan menonjo; ke kiri di atas
longitudinal yang berupa bagian terbesar dari lambung. Bagian akhir dari gaster
adalah pars pylorica. Merupakan tempat keluar dari gaster yang berlanjut sebagai
Antrum pyloricum dan Canalis pyloricus. Canalis pyloricus ini dikelilingi oleh M.
Gambar 2.11 Ilustrasi skematik gaster. Sumber : Sobotta Atlas Anatomi Manusia
Pada bagian anterior dan posterior, gaster memiliki dinding yang disebut
Curvatura major di sisi kiri dan Curvatura minor. Lekukan pada curvatura minor
22
lekukan pada curvatura major yang disebut Incisura cardialis menandakan sudut
antara esophagus dan gaster. Kedua bagian ini ditandai dengan lipatan mukosa
penutupan gaster.
halus. Ada tiga lapis muskilar yang melapisi gaster. Lapisan sirkulas Tunica
dari serat otot oblik (Fibrae Oblique) yang hilang pada curvatura minor.
Gambar 2.12 Lapisan muskular luar pada gaster. Sumber : Sobotta Atlas Anantomi
Manusia
23
Gambar 2.13 Lapisan muskular dalam pada gaster. Sumber : Sobotta Atlas Anatomi
Manusia
Gambar 2.14 Gaster dan Duodenum. Sumber : Sobotta Atlas Anatomi Manusia.
24
sepanjang curvatura minor. Di tempat keluar gaster, lapisan otot sirkular menebal
Vaskularisasi pada gaster melalu arteri, vena, dan pembuluh limfa. Arteri
yang memperdarahi gaster berasal dari tiga cabang utama Truncus coeliacus yaitu
majus!
Hilum splenicum)
gaster)
Gambar 2.15 Arteri-arteri pada gaster. Sumber : Sobotta Jilid 2 Edisi 23.
Gambar 2.16 Arteri-arteri pada Gaster. Sumber : Sobotta Jilid 2 Edisi 23.
26
V. gastrica dextra
27
majus
Secara ventral, dapat terlihat pembuluh limfa yang sangat banyak dan
Nodi lymphoidei terletak di sepanjang curvatura dan sekitarnya. Pada area cardia
dan curvatura minor diperdarahi oleh nodi lymphoidei gastrici. Pada kuadran kiri
atas oleh nodi lymphoidei splenici, dan pada dua pertiga bawah Curvatura major
dan pylorus oleh nodi lymphoidei gastroomentales dan nodi lymphoidei pylorici.
Gambar 2.18 Stasiun drainase limfatik gaster. Sumber : Sobotta Jilid 2 Edisi 23.
28
Inervasi pada gaster dapat melalui saraf simpatis dan saraf parasimpatis.
Pada saraf simpatis, preganglionic melintasi diaphragma di kedua sisi sebagai Nn.
sebagai Trunci vagales anterior dan posterior yang turun sepanjang oesephagus
dan berjalan sepanjang curvatura minor. Truncus vagalis anterior berasal dari
cabang kiri N. Vagus dan Truncus vagalis posterior berasal dari cabang kanan N.
Gambar 2.19 Inervasi otonom gaster. Sumber : Sobotta Atlas Anatomi Manusia
29
Histologi
Dinding lambung tersusun dari empat lapisan dasar utama, sama halnya
dengan lapisan saluran cerna secara umum dengan modifikasi tertentu yaitu
Gambar 2.20 Struktur dinding gaster. Sumber : Sobotta Atlas Anatomi Manusia.
jaringan ikat longgar yang disusupi sel otot polos dan sel limfoid.
limfatik, limfosit, dan sel plasma. Sebagai tambahan yaitu terdapat pleksus
submukosa.
- Lapisan muskularis propia terdiri dari tiga lapisan otot, yaitu (1) inner
oblique, (2) middle circular, (3) outer longitudinal. Pada muskularis propia
- Lapisan serosa adalah lapisan yang tersusun atas epitel selapis skuamos
Fisiologi Gaster
makanan yang telah dicerna jadi lebih kecil yang akan bercampur dengan asam
lambung yang disebut kimus (chyme) dan mensekresi HCl dan enzim-enzim yang
seberapa besar kimus yang masuk ke dalam lambung. Diawali dengan timbulnya
gerakan peristaltik yang disebabkan sel-sel pacemaker di fundus dan korpus. Hal
31
ini menyebabkan potensial aksi dengan kecepatan sekitar 3-4 kali per menit
karena daerah pylorus mulai terisi penuh oleh chyme dan menimbulkan gerakan
pylorus. Gerak peristaltik terus terjadi sampai ke orifis lambung (lubang bagian
Setelah itu, sebagian chyme yang tidak dapat diterima di duodenum kembali ke
pump adalah mekanisme yang memaksa chyme melewati pyloric spinchter. Hal
pyloric spinchter.
bagian tersebut dilapisi otot yang tebal. Kontraksi kuat di antrum menyebabkan
kimus terdorong maju dan sebagian kecil kimus terdorong melewati spinchter
yang menuju duodenum. Makin kuat kontraksi di antrum lambung, maka makin
banyak kimus yang masuk ke duodenum pada setiap gelombang kontraksi dan
duodenum, yaitu respon neurologis dan respon hormonal. Pada respon neurologis,
(HCl), pepsin, renin dan lipase. HCl berfungsi untuk membunuh kuman yang ada
dalam makanan. Pepsin merupakan enzim yang memecah protein menjadi asam
33
amino (peptin). Renin adalah enzim yang mengubah kaseinogen menjadi kasein
dan lipase merupakan enzim yang menghidrolisa lemak menjadi asam lemak atau
gliserol.
2.1.4 Duodenum
bagian:
disebut juga duodenal cap. Sisa bagian duodenum lainnya tidak mempunyai
Melintas ke kaudal sejajar dengan sisi kanan vertebrae L1-L3 dan sejajar
dengan vena cava inferior. Ductus biliaris dan ductus pancreaticus memasuki
Berawal di sebelah kiri vertebra L3, lalu melintas ke kranial di sisi kanan
aorta sampai setinggi tepi kranial vertebra L2 untuk mencapai tepi kaudal
pankreas. Bagian ini melengkung ke arah ventral untuk bersatu dengan jejunum
bagian duodenum yang terletak proksimal dari muara ductus biliaris. Arteria
darah kepada bagian duodenum yang terletak distal dari muara ductus biliaris.
portae hepatis; beberapa vena mencurahkan isinya secara langsung ke dalam vena
portae hepatis, dan yang lain secara tidak langsung melalui vena mesenterica
Pada saraf parasimpatik, dari nervus vagus melalui plexus coeliacus yang
dan plexus coeliacus simpatik aferen membawa rangsang nyeri, melalui nervus
Histologi Duodenum
yang disebut vili (tunggal: vilus); epitel sel kolumnar dengan mikrovili yang
membentuk limbus striatus; sel goblet yang terselip di antara sel-sel absorptif
kolumnar epitel usus; dan kelenjar intestinal tubular pendek di lamina propria.
ruang intervilus. Setiap vilus memiliki bagian tengah lamina propria, berkas
serat otot polos yang meluas ke dalam vili dari muskularis mukosa, dan sebuah
Lamina propria biasanya berisi pembuluh darah, kapiler limfe, saraf, otot
polos, dan jaringan ikat longgar tidak teratur. Selain itu, lamina propria adalah
tempat penyimpanan sel imun misalnya limfosit, sel plasma, eosinofil jaringan,
makrofag, dan sel mast. Pada duodenum, lamina juga mengandung serat jaringan
ikat halus dengan sel retikular, jaringan limfoid difus, dan nodulus limfoid.
dengan kelenjar duodenal; dua lapisan otot polos muskularis eksterna yang
terdiri atas lapisan sirkular dalam dan lapisan longitudinal luar; dan peritoneum
viscerale serosa yang mengandung sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan sel
adiposa.
ini tidak terdapat di bagian lain usus halus (jejunum dan ileum) dan usus besar.
(diFiore, 2010)
Gambar 2.25 Potongan longitudinal dari duodenum. Sumber: diFiore, Atlas Histologi
Fisiologi Duodenum
Pada usus halus memiliki beberapa macam digesti, antara lain digesti
- Digesti Karbohidrat
38
halus, maltosa, sukrosa, dan laktosa dengan bantuan enzim disakaridase diubah
menjadi monosakarida.
- Digesti Protein
kecil hasil hidrolisis enzimatik pada lambung dan lumen usus halus dengan
Di lumen usus halus, DNA dan RNA dengan bantuan enzim nuklease
bantuan enzim nukleosidase dan fosfatase diubah menjadi basa nitrogen, gula, dan
fosfat.
- Digesti Lemak
diubah menjadi tetes lemak; dan tetes lemak dengan bantuan enzim lipase
Banyak hewan memiliki interval antara dua waktu makan yang lama dan
dari kandung empedu. Ketika kimus yang kaya lemak memasuki duodenum,
sekretin dan CCK menghambat peristaltis dan sekresi asam oleh lambung,
kimus.
penyerapan ini terjadi di dalam usus halus. Area permukaan yang sangat luas
bersifat pasif atau aktif, dan kebanyakan nutrien meninggalkan usus melalui aliran
darah kecuali beberapa produk digesti lemak (trigliserida), misalnya gula fruktosa
lumen usus halus ke dalam sel-sel epitel dan nutrien-nutrien yang lain, termasuk
asam amino, peptida kecil, vitamin, dan sebagian besar molekul glukosa dipompa
agar tetesan lemak tidak bersatu. Di dalam tetesan tersebut, lemak (trigliserida)
dipecah oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan monogliserida. Molekul-
molekul ini dapat berdifusi menjadi sel-sel epitel. Setelah berdifusi ke dalam sel-
sel epitel, monogliserida dan asam lemak dibentuk kembali menjadi lemak.
Trigliserida digabungkan ke dalam globula yang larut dalam air yang disebut
memasuki lakteal, yang dibawa oleh limfe dan kemudian lewat menuju vena-vena
besar.
2.1.5 Jejunum
jejunum dan ileum sekitar 6-7 meter. Dari panjang ini jejunum adalah dua perlima
bagian sedangkan sisanya adalah ileum. Bagian terbesar jejunum terletak pada
regio umbilikal. Meskipun tidak terdapat garis batas yang jelas antara jejunum
dan ileum masing-masing memiliki sifat yang berbeda. Terdapat mesentrium yang
http://www.rci.rutgers.edu/~uzwiak/AnatPhys/Digestive_System.html
Anatomy/Thorax-Abdomen-Pelvis/Digestive-system-Illustrations
42
Gambar 2.28 Arteri jejunum dan ileum. Sumber : Sobotta Atlas Anatomi Manusia
Vena vena usus memasuki salah satu dari 3 vena utama yang bermuara ke
superior.
Gambar 2.29 Vena vena usus halus. Sumber : Sobotta Atlas Anatomi Manusia
44
Histologi Jejunum
yang disebut dengan Plika sircularis. Plika ini akan meluas ke bagian lumen
jejunum. Selanjutnya bagian tengah plika ini terdapat jaringan ikat padat yang
tidak teratur yang mengandung submukosa yang terdapat banyak arteri dan vena.
Kemudian terdapat vili atau tonjolan mirip jariyang melapisi bagian plika.
Vili pada setiap lumen terdiri dari epitel silindris dengan sel goblet. Pada
lamina propia terdapat nodulus limfoid dengan pusat germinal. Berkas serat otot
45
polos dari muskularis mukosa meluas di lamina propia vili. Setiap vili
Usus halus akan dikelilingi oleh muskularis eksterna yang mengandung otot polos
sirkular dalam dan otot polos longitudinal luar. Peritoneum viscerale atau serosa
yang melapisi usus halus yang dibawahnya terdapat pembuluh darah, sel adiposa,
Fisiologi Jejunum
makanan yang masuk melalui darah dan limfe, sama seperti pada duodenum. Dan
disini juga terjadi penyerapan air dan nutrisi lipofilik yang melarutkan lemak pada
vitamin A, D, E, dan K.
2.1.6 Ileum
Ileum adalah bagian akhir dari usus kecil. Bagian ini memanjang dari
jejunum, bagian tengah dari usus kecil, ke pangkal usus besar. ini memiliki
panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan
oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan
vagus dan simpatis oleh plexus mesenterica superior dari medulla spinalis segmen
thoracal VI – XII.
47
Histologi Ileum
Dalam gambar dibawah ini juga terlihat epitel permukaan yang melapisi
vili, kelenjar interstisinal, lakteal di vili, lapisan sirkular dalam dan lapisan
Gambar 2.33 Ileum dilihat secara mikroskopik. Sumber: Atlas Histologi Difiore
Ciri khas dari ileum adalah agregasi nodulus limfoid, yaitu nodulus
pusat germinal. Nodulus limfoid biasanya menyatu dan batas di antara nodulus
Nodulus limfoid berasal dari jaringan limfoid difus lamina propria vili
tidak terdapat di daerah lumen usus tempat nodulus mencapai permukaan mukosa.
Fisiologi Ileum
Dilihat secara histologi, jejunum dan ileum memiliki vili vhorialis, dimana
vili chorialis ini berfungsi untuk menyerap zat-zat gizi hasil akhir dari proses
asilgliserol.
lg.blogspot.co.id/2012/02/anatomi-fisiologi-intestinum-tenue.html
2.1.7 Hepar
memiliki berat untuk orang dewasa kurang lebih 1,5 kg. Kelenjar ini terletak pada
cavum abdominis, di bawah diafragma, dan terletak di kedua sisi kuadran atas
namun lebih dominan di bagian kanan. Organ hepar dilapisi oleh peritomeum
Hepar terdiri dari empat lobus, yaitu lobus dexter, lobus sinister, lobis
caudatus dan lobus quadratus. Antara lobus dexter dan lobus sinister dipisahkan
oleh ligamen falsiformis. Lobus caudatus terletak di antara vena cava inferior dan
50
fissura ligamen venosum. Lobus quadratus terletak di antara vesica fellea (biliaris)
Gambar 2.34 Anatomi Hepar Bagian Anterior. Sumber: Sobotta Atlas of Human
Anatomy
Vaskularisasi dari hepar yaitu vena hepatica, vena cava inferior, vena porta
hepatis dan arteri hepatica. Vena hepatica merupakan vena kecil dengan cabang
pendek yang mengarah ke vena cava inferior. Vena ini mengalirkan darah keluar
dari hepar. Vena cava inferior mengumpulkan darah dari bagian tubuh yang
terletak di bawah diafragma dan mengalir ke atrium kanan jantung. Vena porta
hepatis mensuplai 80% darah pada hepar yang berasal dari truktus gastrointestinal.
Arteri hepatica mensuplai 20% darah pada hepar. Berasal dari traktus coeliacus
yaitu aorta abdominalis. Vena porta hepatis dan aorta hepatica menuju ke porta
Gambar 2.35 Anatomi Hepar Bagian Posterior. Sumber: Sobotta Atlas of Human
Anatomy
intercostales bawah dan pada bagian parenkim ada N. hepaticus yang berasal dari
plexus hepaticus dan N. vagus yang mengatur saraf simpatis dan saraf
parasimpatis.
Gambar 2.36 Vaskularisasi pada Hepar. Sumber: Sobotta Atlas of Human Anatomy
52
Histologi Hepar
- Lobulus
Lobulus ini berbentuk prisma poligonal. Bagian ini merupakan segi enam
dengan pembuluh darah yang terletak di tengah yang disebut vena centralis.
Lobulus memiliki jaringan pengikat pembatas antar lobulus yang tidak jelas.
- Trigonum Kiernanni
- Sel Hepatosit
- Sinusoid Hepar
diameter saluran yang tidak teratur dan dilapisi oleh sel endotel beringkat yang
tidak utuh. Terdapat sel-sel yang membatasi dinding sinusoid yaitu: sel endotel
yang memiliki inti pipih dan gelap, sel kupffer yang memiliki inti ovoid dan
bersifat fagositik, sel stelat atau sel penimbun lemak yang berfungsi untuk
- Canaliculus Biliferi
53
- Ductus Biliferi
- Ductus Hepaticus
biliferus. Saluran ini keluar dari hepar melalui porta hepatis. Lapisan-lapisan yang
menyusun dinding ductus hepaticus yaitu tunica mucosa, tunica muscularis, dan
tunica serosa.
Scanned by CamScanner
Fisiologi Hepar
Seperti pada organ lainnya, hepar juga memiliki banyak fungsi. Fungsi
dan protein. Lalu hepar juga terlibat dalam penyimpanan dan pemakaian lemak.
mengeluarkan ammonia dari cairan tubuh. Pada organ ini juga terjadi proses
deaminasi dimana terjadinya pelepasan gugus amina dari molekul senyawa asam
protein juga terjadi dengan adanya pembentukan protein plasma. Selain itu, pada
terdapat sel kupffer yang berfungsi sebagai saringan penting bakteri, pigmen, dan
bahan lain.
proses emulsi dan absorpsi lemak pada duodenum. Setelah empedu digunakan,
Di bagian dalam bawah hepar terdapat sebuah organ berukuran kecil yang
bernama empedu.
Empedu
adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu
yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kantung
empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap - bukan karena warna
ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
getah empedu. Getah empedu adalah suatu cairan yang disekeresi oleh sel
mencerna lemak.
Komposisi empedu antara lain terdiri atas 97% air dan sisanya adalah
pigmen empedu dan garam-garam empedu. Pigmen empedu terbagi menjadi dua
macam, yaitu biliverdin yang berwarna hijau dan bilirubin yang berwarna kuning
terbentuk dari asam empedu yang berikatan dengan kolesterol dan asam amino.
Histologi
terdiri atas mukosa, muskularis, dan adventisia atau serosa. Dinding kandung
Mukosa terdiri dari epitel silindris dan jaringan ikat lamina propria
difus, dan pembuluh darah, venula dan arteriol. Dalam keadaan tidak teregang,
menghilang saat kandung empedu teregang oleh empedu. Lipatan mukosa mirip
dengan vili di usus halus, namun, ukuran dan bentuknya berbeda, dan susunannya
tidak teratur. Kriptus atau divertikulum (crypta mucosae) terdapat di antara lipatan
mukosa dan sering membentuk indentasi yang dalam di mukosa. Pada potongan
tubular. Namun, tidak ada kelenjar di dalam kandung empedu, kecuali di collum
vesicae biliaris.
berkas serat otot polos tersusun acak yang tidak menunjukkan lapisan-lapisan
Di sekeliling berkas serat otot polos terdapat lapisan tebal jaringan ikat
padat yang mengandung pembuluh darah besar, arteri dan vena, pembuluh limfe,
dan saraf.
59
bebas. Lapisan jaringan ikat, tempat kandung empedu melekat pada permukaan
Fisiologi
empedu dan memekatkan cairan empedu yang ada didalamnya dengan cara
mengabsorpsi air dan elektrolit. Cairan empedu ini adalah cairan elektrolit yang
dihasilkan oleh sel hati. Pada individu normal, cairan empedu mengalir ke
kandung empedu pada saat katup Oddi tertutup. Dalam kandung empedu, cairan
oleh peningkatan konsentrasi zat-zat padat. Cairan empedu yang dihasilkan oleh
hati mengandung 97% air, sedangkan kadar rata-rata air yang terkandung dalam
cairan empedu yang telah tersimpan didalam kandung empedu adalah 89%. Bila
60
saluran empedu dan duktus sistikus dijepit, maka tekanan dalam saluran empedu
akan naik sampai kira-kira 30 mm cairan empedu dalam 30 menit dan sekresi
empedu berhenti. Akan tetapi bila saluran empedu dijepit dan duktus sistikus
dibiarkan terbuka, air akan diabsorspi dalam kandung empedu dan tekanan
intrafilier naik hanya kira-kira 100 mm cairan empedu selama beberapa jam.
Cairan yang disekresikan oleh sel-sel hepatosit dalam organ hati adalah
cairan yang berwarna kekuningan atau kecoklatan atau kuning kehijauan yang
disekresikan oleh sel-sel hati. Setiap hari sel-sel hati mensekresikan 800-1000 ml
cairan empedu dengan pH sekitar 7,6-8,6. Cairan empedu sebagian besar terdiri
atas air, garam-garam empedu, kolesterol, dan sebuah fosfolipid (lesitin), pigmen-
pigmen empedu dan beberapa ion-ion, serta zat-zat lain yang ada dalam larutan
elektrolit alkali yang mirip dengan getah pancreas. selain itu fungsi empedu untuk
membuang limbah tubuh tertentu (terutama pigmen hasil pemecahan sel darah
dan vitamin yang larut dalam lemak, sehingga membantu penyerapannya dari
usus. Hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah diubah
menjadi bilirubin (pigmen utama dalam empedu) dan dibuang ke dalam empedu.
Berbagai protein yang memegang peranan penting dalam fungsi empedu juga
Sekresi empedu diatur oleh faktor saraf (impuls parasimpatik) dan hormon
Saat asam lemak dan asam amino mencapai usus halus CCK dilepas
kontraksi otot kandung empedu dan merelaksasi sfingter Oddi cairan empedu
Hb dipecah menjadi zat besi, globin, dan heme zat besi dan globin didaur
ulang dan dikirim ke sumsum merah tulang heme diubah menjadi bilirubin dan
2.1.8 Pankreas
sekitar 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm (pada manusia). Pankreas terbentang dariatas
sampai ke lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh duasaluran
- Caput Pancreatis
Sebagian caput meluas di kiri di belakang arteri dan vena mesenterica superior
- Collum Pancreatis
62
- Corpus Pancreatis
- Cauda Pancreatis
Gambar 2.41 Letak pankreas dalam gastrointestinal beserta bagian-bagian pankreas dari
posterior (dari kanan ke kiri) terdapat ductus choledochus, vena portae hepatis dan
hilum lienale.
Selain itu, vaskularisasi yang ada pada pankreas yakni arteri dan vena.
cranialis,pada bagian corpus dan cauda pankreas oleh A.pancreatica magna dan
64
A.pancretica caudalis dan inferior yang merupakan cabang dari A.lienalis dan
A.gastroduodenalis.
Gambar 2.43 Arteri pada Pankreas. Sumber: Sobotta Atlas Anatomi Manusia
65
pancreas dari bagian atas caput pancreas dan kemudian bermuara ke duodenum
sefalik pencernaan, terjadi sekresi pankreas dalam jumlah kecil yang diinduksi
oleh sistem parasimpatis, disertai peningkatan lebih lanjut selama fase lambung
sebagai respons terhadap gastrin. Namun, simulasi utama untuk sekresi pankreas
terjadi selama fase usus pencernaan pada saat kimus berada di dalam usus halus.
sekresi pankreas.
pengeluaran sekretin, jelas bahwa rangsangan terkuat adalah asam karena sekretin
di usus. Jumlah sekretin yang dikeluarkan sama dengan jumlah asam yang masuk
keasaman duodenum.
pankreas. Stimulus utama untuk sekresi CCK dari mukosa duodenum adalah
enzim proteolitik, yang meningkatkan pencernaan lemak dan protein lebih lanjut
pankreas.
yang dikeluarkan bervariasi sesuai dengan jenis makanan yang masuk (paling
dibebaskan tidak berbeda dari satu makanan ke makanan yang lain. Jadi, makanan
jangka panjang proporsi jenis enzim yang diproduksi sebagai respon adaptif
proteolitik dengan proporsi yang lebih besar dihasilkan pada perubahan jangka
bersifat trofik bagi lambung dan usus halus, CCK dan sekretin memiliki efek
Histologi Pankreas
sana-sini terdapat porus nuklearis. Di dalamnya terdapat 1—2 nukleoli yang jelas
Pada bagian basal sel asiner terdapat banyak sekali granular endoplasmik
Saluran keluar dimulai dalam asinus sebagai sel-sel sentreasiner yaitu sel
saluran kelenjar yang masuk ke dalam asinus. Dapat pula dimulai dari duktus
Duktus ini dimulai dari cauda pankreatis berjalan melintang sepanjang pankreas
kadang saluran utama ini bermuara sendiri di dalam duodenum pada ampula
vateri. Sebelah cranial dari duktus ini terdapat duktus accessorius Santorini.
Saluran ini mempunyai epitel silindris selapis yang diperkuat oleh jaringan
pengikat padat.
Fisiologi
kelenjar eksorin dan endokrin. Bagian dari kelenjar eksokrin terdiri dari
esokrin dan endokrin sebenarnya berada pada jaringan yang berbeda selama
yang berlainan.
komponen, yaitu:
1. Enzim Pankreas, yang secara aktif disekresikan oleh Sel asinus untuk
membentuk asinus.
2. Larutan cair basa, yang secara aktif disekresikan oleh sel duktus yang
Natrium Bikarbonat ( .
tanpa adaya sekresi pencernaan lain. Sel asinus mengeluarkan 3jenis enzim yang
Enzim ini mencerna protein. Adapun ketiga jenis enzim proteolitik adalah
lumen duodenum, bahan ini diaktifkan menjadi tripsin oleh enterokinase (atau
tripsinogen harus tetap dalam keadan inaktif dalam pancreas untuk mencegah
enzim proteolitik ini mencerna protein sel tempat ia terbentuk. Sebagai proteksi
tripsin, yang menghambat kerja tripsin jika secara tak sengaja terjadi pengaktifan
Produk akhir yang terbentuk dari proses ini adalah campuran rantai peptide
pendek dan asam amino. Mucus yang disekresikan oleh sel usus melindungi
2. Amilase Pankreas
bentuk aktif karena amylase tidak membahayakan sel sekretorik. Sel ini tidak
mengandung polisakrida.
3. Lipase Pankreas
pencernaa yang dapat mencerna lemak. Jumlah lipase tak bermakna pada manusia
disekresikan di liur dan getah lambung, yaitu lipase lidah dan lipase lambung.
asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap. Seperti amylase, lipase
Insufiesiensi Pankreas
stratorea atau peningkatan lemak yang tercena dalam tinja (60% sampai dengan
70%).
atau sedikit basa, tetapi isi lambung bersifat sangat asam yang dialirkan ke dalam
Kimus Asam ini harus segera dinetralkan agar menjadi optimal, untuk mencegah
terjadinya kerusakan mukosa duodenum akibat terlalu asam. Cairan Basa ( kaya
sekresi pancreas. Volume sekresi pancreas berkisar sekitar 1 dan 2 liter dalam
2.1.9 Colon
Secara umum, colon pada manusia dewasa memiliki ukuran ±1.5 meter,
pada laki-laki ±166 cm dan perempuan ±155 cm dengan bentuk glandula yang
panjang dan tubuli sederhana. Perbedaan yang begitu jelas antara usus besar dan
usus halus adalah dengan tidak ditemukannya vili pada permukaan dalamnya, hal
ini disebabkan karena tidak ada lagi penyerapan sari-sari makanan yang signifikan
pada usus besar, karena di usus besar hanya terjadi penyerapan air dan vitamin K.
Penyerapan air dilakukan agar tubuh tidak mengalami dehidrasi dan agar feses
bisa lebih menggumpal. Vaskularisasi pada usus besar secara umum mirip dengan
75
diinervasi oleh percabangan N. Vagus yang melalui tiga buah plexus, yaitu plexus
Gambar 2.49 Arteri pada Colon. Sumber: Sobotta Atlas Anatomi Manusia
76
Gambar 2.50 Vena pada Colon. Sumber: Sobotta Atlas Anatomi Manusia
Histologi Colon
Lieberkuhn yang lebih panjang dan lebih lurus pada tunika mukosa dibandingkan
dengan usus halus. Epitel usus besar berbentuk silinder dan mengandung jauh
lebih banyak sel Goblet dibandingkan usus halus Lamina propria usus besar
terdiri atas jaringan ikat retikuler dan nodulus limfatikus. Seperti pada usus halus,
tunika muskularis mukosa pada usus besar terdiri atas lapisan sirkular sebelah
dalam dan lapisan longitudinal sebelah luar. Tunika mukosa terdiri atas jaringan
ikat longgar, lemak, dan pleksus Meissner. Di sebelah luar tunika mukosa terdapat
77
tunika muskularis eksterna dan tunika serosa .Tunika serosa ini terdiri atas
colon. Di ujung cecum, terdapat appendix yang sampai saat ini belum ditemukan
fungsinya. Walaupun cecum dan appendix berasal dari jaringan yang sama, tetapi
pada appendix tidak terjadi proses pencernaan makanan, dan seharusnya tidak
maka dalam kurun waktu tertentu akan terjadi peradangan yang disebut
Appendisitis. Pada bagian appendix jika dilihat secara mikroskopis akan terlihat
- Ascending Colon
yang terbawa dan sebenarnya dibutuhkan tubuh dan yang benar-benar telah
menjadi ampas. Jika ada sari-sari makanan yang dibutuhkan tubuh, maka akan
- Transverse Colon
80
- Descending Colon
diteruskan ke rectum.
- Sigmoid Colon
Semua proses pemindahan ampas makanan pada colon ini akan dibantu oleh
gerakan peristaltic.
Gambar 2.55 Anatomi Colon secara keseluruhan. Sumber: Sobotta Atlas Anatomi
81
Gambar 2.56 Histologi Colon secara keseluruhan. Sumber: Atlas Histologi Difiore
2.1.10 Rektum
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar dan
berakhir di anus. Rektum terletak dalam rongga pelvis di depan os. sacrum dan os.
coccygeus dan terbentang dari os. vertebrae sacral ke-3 dan berakhir pada garis
anorektal. Panjangnya yaitu sekitar 10-15 cm. Struktur yang dimiliki rektum
Vaskularisasi rektum dilakukan oleh arteri dan vena. Arteri tersebut antara
lain arteri hemoroidalis superior yang merupakan cabang dari arteri mesenterica
inferior, arteri hemoroidalis media yang merupakan cabang ke anterior dari arteri
pudenda interna yang merupakan cabang arteri iliana interna. Sedangkan vena
yang dimaksud adalah vena hemoroidalis superior yang berasal dari venosus
hemoroidalis inferior yang berasal dari vena pudenda interna bermuara ke vena
iliaca interna.
83
Gambar 2.58 Arteri yang memperdarahi rektum. Sumber: Sobotta Atlas Anatomi
Manusia
Gambar 2.59 Vena yang memperdarahi rektum. Sumber: Sobotta Atlas Anatomi
Manusia
84
Saraf simpatik berasal dari pleksus mesentrikus inferior dan dari sistem parasakral
yang terbentuk dari ganglion simpatis lumbal ruas kedua, ketiga, dan keempat.
Sedangkan saraf parasimpatik berasal dari saraf sakral kedua, ketiga, dan
keempat.
Histologi
ampularis rektum (pars ampularis recti) dan bagian analis rektum (pars analis
recti).
jarang, memendek dan menghilang pada permukaan pars analis recti. Jaringan
limfoid lebih sedikit daripada di colon. Tunica muscularisnya terdiri atas dua
lapisan tetapi tidak terdapat taenia lagi. Tunica serosa diganti oleh tunica
membentuk suatu katup valvula analis. Tunica mukosa terdiri dari epitel
kolumnar, sel goblet dan mikrovili. Pada lamina propria terdapat kelenjar
intestinal, sel lemak, dan nodulus limfatikus. Dalam tunica submucosa banyak
pada tunica muskularis dan terdiri dari otot sirkuler dalam dan otot longitudinal
luar. Keduanya dipisahkan oleh plexus mienterikus Auerbach. Bagian terluar dari
potongan tranversal rektum merupakan adventitia yang tersusun atas jaringan ikat
Fisiologi
Fungsi rektum yaitu sebagai organ yang berperan penting dalam proses
Sel goblet yang terdapat pada mukosa rektum akan mengeluarkan mukosa yang
86
berfungsi sebagai pelicin untukk keluarnya massa feses. Jika feses masuk kedalam
2.1.11 Anus
Anus merupakan bagian akhir dari sistem pencernaan. Anus berupa lubang
tengah pantat, bagian posterior dari perimeurium. Panjang anus yaitu sekitar 4-
5cm.
Anus dibentuk oleh tiga otot utama yaitu otot levator ani, otot sfingter ani
externus (otot lurik), dan otot sfingter ani internus (otot polos).
87
Vaskularisasi anus dilakukan oleh vena dan arteri. Arteri yang melewati
anus antara lain arteri hemoroidalis superior yang merupakan cabang dari arteri
anterior dari arteri hipogastrica dan arteri hemoroidalis inferior, yang merupakan
cabang arteri pudenda interna yang merupakan cabang arteri iliana interna.
Sedangkan vena yang memperdarahi anus antara lain vena hemoroidalis superior
mesenterica inferior dan vena hemoroidalis inferior yang berasal dari vena
Gambar 2.63 Arteri yang memperdarahi anus. Sumber: Sobotta Atlas Anatomi
Gambar 2.64 Vena yang memperdarahi anus. Sumber: Sobotta Atlas Anatomi
89
Histologi
anorektal menunjukkan transisi dari epitel selapis silindris menjadi epitel berlapis
gepeng kulit. Perubahan dari mukosa rektum ke mukosa anus terjadi di taut
anorektal. Tunica mukosa anus terdiri dari epitel berlapis gepeng. Tunica
submukosa anus menyatu dengan lamina propria. Jaringan ikat longgar pada
hemoroidalis. Pada bagian tunica muskularis, anus disusun atas musculus levator
ani, musculus sfingter ani externus, dan musculus sfingter ani internus. Bagian
Fisiologi
Fungsi anus yaitu sebagai organ yang berperan penting pada saat defekasi
Otot sfingter yang melekat pada anus berfungsi untuk membuka dan menutup
makhluk hidup. Zat sisa tersebut berupa feses. Defekasi disebut juga bowel
movement. Frekuensi dan jumlah feses yang dikeluarkan bervariasi pada masing-
masing orang. Defekasi terjadi apabila ada pergerakan massa feses ke rektum
yang mengakibatkan adanya kontraksi rektum dan relaksasi otot sfingter. Refleks
defekasi muncul saat tekanan rektum mencapai 18mmHg dan apabila 55 mmHg
maka sfingter ani internus dan sfingter ani eksternus akan melemas atau
berada di rektum tidak ingin dikeluarkan maka feses akan kembai menuju colon
rektum akan mengakibatkan dinding rektum mengirim sinyal aferen agar terjadi
kontraksi. Feses tersebut akan mndorong agar masuk ke dalam anus dan
pelemasan otot sfingter ani ekternus yang merupakan otot rangka akan
dalam rektum akan mengakibatkan ujung saraf ada rektum terangsang. Ujung
saraf pada rektum tersebut akan meneruskan sinyal menuju medula oblongata.
Sinyal tersebut akan kembali menuju rektum dan terjadi refleks intrinsik. Adanya
refleks tersebut mengakibatkan efek berupa pengambilan nafas yang dalam, glotis
menutup, dan adanya kontraksi otot dinding abdomen yang akan mendorong feses
keluar.
2.2.1 Stomatitis
Stomatitis berasal dari Bahasa Yunani, stoma yang berarti mulut dan itis
yang berarti inflamasi (radang).[1] Stomatitis adalah inflamasi lapisan mukosa dari
struktur apa pun pada mulut; seperti pipi, gusi (gingivitis), lidah (glossitis), bibir,
dan atap atau dasar mulut. Kata stomatitis sendiri secara bahasa berarti inflamasi
pada mulut. Inflamasi dapat disebabkan oleh kondisi mulut itu sendiri (seperti
oral hygiene yang buruk, susunan gigi yang buruk), cedera mulut akibat makanan
atau minuman panas, atau oleh kondisi yang memengaruhi seluruh tubuh (seperti
obat-obatan, reaksi alergi, atau infeksi). Sariawan dapat menyerang selaput lendir
pipi bagian dalam, bibir bagian dalam, lidah, gusi, serta langit-langit dalam rongga
Etiologi
populasi orang dewasa di Amerika Utara. Peralatan gigi yang kurang pas, pipi
tergigit, atau gigi bergerombol dapat mengiritasi struktur mulut secara terus-
menerus. Pernapasan mulut kronis karena saluran hidung yang tersumbat dapat
Minum minuman yang terlalu panas dapat membakar mulut, dan berlanjut pada
bowel disease (IBD) dan Sindrom Behçet, suatu kelainan inflamasi multisistem
Klasifikasi Stomatitis
RAS minor ditandai dengan ulser berbentuk bulat atau oval dengan
berulang dan lesi individual dapat terjadi dalam jangka waktu pendek
dibandingkan dengan tiga jenis yang lain. Lesi ini didahului dengan rasa
terbakar, gatal dan rasa pedih dan adanya pertumbuhan makula eritematus.
RAS dan lebih parah dari bentuk minor. Secara umum, ulser ini
berdiameter kira-kira 1-3 cm dan masa sembuh selama empat minggu atau
lebih dan dapat terjadi pada bagian mana saja dari mukosa mulut. Dasar
ulser lebih dalam, melebihi 0,5 cm dan hanya terbatas pada jaringan lunak
banyak bukti yang berhubungan dengan defek imun. Tanda adanya ulser
dan berdiameter rata-rata 1-3 mm. Gambaran dari ulser ini adalah erosi-
erosi kelabu putih yang jumlahnya banyak, berukuran kecil yang dapat
kemerahan.
94
2. Oral thrush
biasanya banyak dijumpai di lidah. Pada keadaan normal, jamur memang terdapat
di dalam mulut. Namun, saat daya tahan tubuh anak menurun, ditambah
penggunaan obat antibioka yang berlangsung lama atau melebihi jangka waktu
3. Stomatitis Herpetik
bagian belakang tenggorokan. Ulcer di tenggorokan biasanya terjadi jika ada virus
yang mewabah dan pada saat itu daya tahan tubuh sedang menurun sehingga
sistem imun tidak dapat mengatasi virus yang masuk sehingga terjadilah ulser.
Manifestasi Klinis
yakni pada masa prodromal, stadium pre ulcerasi dan stadium ulcerasi. Pada masa
Dan pada stadium ulcerasi timbul rasa sakit terjadi nekrosis ditengah-tengahnya,
batas sisinya merah dan udema tonsilasi ini bertahan lama 1 – 16 hari. Masa
Gambaran klinis dari stomatitis antara lain lesi bersifat ulcerasi, bentuk
oval / bulat, sifat tersebar, batasnya jelas, biasa singulas (sendiri-sendiri) dan
multiple (kelompok), tepi merah, lesi dangkal dan lesi sembuh tanpa
2.2.2 Halitosis
Halitosis berasal dari bahasa Yunani yaitu halitus yang berarti nafas dan
osis yang berarti abnormal atau penyakit. Jadi halitosis adalah istilah yang
Klasifikasi Halitosis
- True Halitosis
True halitosis ini terdiri dari halitosis fisiologis dan halitosis patologis.
buruk, nafas pagi hari, dan xerostomia faktor fisiologis. Sedangkan halitosis
periodontal (periodontis), darah residu pasca operasi, sisa makanan, lesi ulseratif
pada rongga mulut, lidah yang terlapi makanan, glandula saliva dan tonsilatis.
- Pseudohalitosis
orang lain tidak merasakannya. Hal ini dapat diatasi dengan konseling
- Halitophobia
96
Walaupun dari hasil tes secara ilmiah tidak menunjukan adanya halitosis.
- Psychogenic Halitosis
Etiologi
Faktor penyebab halitosis antara lain adalah faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal berupa karies gigi, radang kronis saluran pernafasa,
gangguan pencernaan, dll. Faktor eksternal berupa sisa makanan dalam mulut.
Selain itu halitosis juga dapat disebabkan beberapa factor, yaitu faktor penyebab
oral mengenai kebersihan mulut dan juga penyakit periodontal yang penyebab
utamanya adalah plak, serta faktor penyebab non – oral berupa penyebab medis
oral hygene, Xerostomia (rongga mulut yang kering), konsumsi tembakau yang
adalah bawang putih, bawang merah, dan lobak. Minuman yang dapat
karena bahan makanan tersebut diserap oleh pembuluh kapiler kita dan baunya
97
Pada kebersihan mulut, sisa makanan yang menumpuk dalam gigi akan
menimbulkan plak pada gigi. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya pembusukan
pada makanan.
kelainan hati dan ginjal. Obat – obat tertentu juga dapat menimbulkan halitosis
karena dapat merubah rasa dan bau, serta mengurangi produksi dari saliva.
2.2.3 Tonsilitis
dan penderita merasa gatal, sakit kerongkongan, sakit menelan, dan kadang-
kadang muntah.
sakit perut, lemas, dan kelihatan tidak bersemangat. Pembesaran tonsil yang
terlalu besar dapat menyebabkan tonsil kiri dan kanan saling bertemu sehingga
Kelenjar di bawah dagu juga ikut pula membesar. Kelenjar pada dinding
adenoid pun ikut meradang. Peradangan pada tonsil ini disebabkan karena kuman
selama 7-14 minggu. Bila peradangan terjadi terulang-ulang dan makin parah
maka perlu dilakukan operasi pembuangan amandel. Amandel yang terlalu besar
sehingga menganggu jalannya pernafasan juga perlu di operasi, namun jika tidak
menggangu jalan pernafasan dan tidak terasa sakit, maka tidak perlu di beri
tindakan lanjut karena amandel juga berguna bagi tubuh sebagai penghasil
untuk mengurangi rasa sakit di berik parasetamol dan harus diiringi oleh istirahat
yang cukup.
2.2.4 Faringitis
Etiologi
Faringitis dapat disebabkan oleh virus dan bakteri. Contoh virus yang
eksogen berupa musim, cuaca, temperature, polusi, debu, dan pemakaian AC serta
faktor endogen berupa Anemia, kurang zat besi, dan avitaminosis A. Faktor
Epidemiologi
faringitis pada anak-anak yaitu 12-30% dan persentase terjadinya faringitis pada
(peradangan selaput bagian depan mata yang menyebabkan mata memerah), pilek,
batuk, diare dan eksantema Virus (Perubahan atau pengikisan kulit akibat virus
yang merupakan gejala penyakit tertentu seperti pada demam berdarah dan
campak). Sedangkan akibat bakteri diantaranya sakit menelan, demam (lebih dari
38,5 derajat celcius), pusing, muntah, sakit perut, pembengkakan amandel dan
petekie (timbul bintik merah kecil di kulit akibat keluarnya sejumlah kecil darah)
di palatum
100
Patofisiologi
orang yang terjangkit bakteri faringitis namun tidak menunjukkan tanda dan
Diagnosis
Antara lain Rapid Antigen Detection Test untuk mendeteksi antigen streptokikus
Treatment
faringitis ini antara lain istirahat yang cukup, mendapat nutrisi dan cairan yang
cukup, gunakan obat kumur dan obat hisap pada anak (mengurangi sakit
2.2.5 Gastritis
Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang berarti
proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang
bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain.
101
bagian, yaitu Akut dan Kronik. Gastritis Akut terjadi secara tiba-tiba namun cepat
sembuh. Sedangkat Kronik merupakan gastritis yang telah menahun dan tidak
A. GASTRITIS AKUT
bersifat jinak dan sembuh sempurna (Prince, 2005: 422). Gastritis akut terjadi
akibat respons mukosa lambung terhadap berbagai iritan lokal. Inflamasi akut
mukosa lambung pada sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan.
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna asam atau
alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi.
Menurut Hirlan dalam Suyono (2001: 127), gastritis akut erosif adalah
kerusakan erosi. Disebut erosi apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam
dari pada mukosa muskularis. Penyakit ini dijumpai di klinik, sebagai akibat efek
samping dari pemakaian obat, sebagai penyulit penyakit-penyakit lain atau karena
bagian atas.
karena minum alkohol atau obat lain yang menimbulkan iritasi pada mukosa
mungkin cukup berat, tapi pendarahan pada kebanyakan pasien akan berhenti
sendiri secara spontan dan mortalitas cukup rendah. Kedua adalah stress gastritis
yang dialami pasien di Rumah Sakit, stress gastritis dialami pasien yang
mengalami trauma berat berkepanjangan, sepsis terus menerus atau penyakit berat
Etiologi
Penyebab dari penyakit ini antara lain adalah pemakaian obat penghilang
nyeri secara terus menerus. Obat analgesik anti inflamasi nonsteroid (AINS)
dinding lambung. Jika pemakaian obat – obat tersebut hanya sesekali maka
mukosa pada dinding lambung dan membuat dinding lambung lebih rentan
terhadap asam lambung walaupun pada kondisi normal. Penggunaan kokain juga
Stress fisik akibat pembedahan besar, luka trauma, luka bakar atau infeksi
berat dapat menyebabkan gastritis dan juga borok serta pendarahan pada lambung.
disebabkan oleh pola makan yang tidak baik dan tidak teratur, yaitu frekuensi
makan, jenis, dan jumlah makanan, sehingga lambung menjadi sensitif bila asam
lambung meningkat.
dan kuantitatif. Secara alamiah makanan diolah dalam tubuh melalui alat-alat
pencernaan mulai dari mulut sampai usus halus. Lama makanan dalam lambung
tergantung sifat dan jenis makanan. Jika rata-rata, umumnya lambung kosong
antara 3-4 jam. Maka jadwal makan ini pun menyesuaikan dengan kosongnya
penyakit gastritis. Pada saat perut harus diisi, tapi dibiarkan kosong, atau ditunda
Bila seseorang telat makan sampai 2-3 jam, maka asam lambung yang
pencernaan, terutama lambung dan usus untuk berkontraksi. Hal ini akan
mengakibatkan rasa panas dan nyeri diulu hati yang disertai dengan mual dan
Porsi atau jumlah merupakan suatu ukuran maupun takaran makanan yang
dikonsumsi pada tiap kali makan. Setiap orang harus makan makanan dalam
jumlah benar sebagai bahan bakar untuk semua kebutuhan tubuh. Jika konsumsi
menyebabkan obesitas (kegemukan). Selain itu, Makanan dalam porsi besar dapat
lambung. Ada dua unsur yang bisa mempengaruhi kesehatan perut dan lapisan
lambung, yaitu kafein dan asam chlorogenic. Rokok juga dapat menyebabkan
gastritis karena memiliki kandungan nikotin dan berbagai zat lainnya yang dapat
Manifestasi Klinis
105
asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang
Keluhan – keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan
samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia defisiensi
yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala
Treatment
Cara mengobati gastritis antara lain kurangi minum alkohol dan makan
sampai gejala-gejala menghilang; ubah menjadi diet yang tidak mengiritasi. Jika
gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan netralkan asam
gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang encer atau
cuka yang di encerkan. Jika akibat korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung
Antasida merupakan obat bebas yang dapat berbentuk cairan atau tablet
dan merupakan obat yang umum dipakai untuk mengatasi gastritis ringan.
Antasida menetralisir asam lambung dan dapat menghilangkan rasa sakit akibat
Ketika antasida sudah tidak dapat lagi mengatasi rasa sakit tersebut, dokter
B. GASTRITIS KRONIK
Disebut gastritis kronik apabila infiltrasi sel-sel radang yang terjadi pada
lamina propria dan daerah intra epitelial terutama terdiri atas sel-sel radang
disebabkan oleh adanya autoantibodi terhadap sel parietal kelenjar lambung dan
faktor intrinsik, dan berkaitan dengan tidak adanya sel parietal dan chief cell, yang
keadaan sangat berat, tidak terjadi produksi faktor intrinsik. Anemia pernisiosa
seringkali dijumpai pada pasien karena tidak tersedianya faktor intrinsik untuk
Autoimunitas secara langsung menyerang sel parietal pada korpus dan fundus
522).
dengan bakteri H. pylory, faktor diet seperti minum panas atau pedas, penggunaan
obat-obatan dan alkohol, merokok atau refluks isi usus kedalam lambung. H.
Pylori termasuk bakteri yang tidak tahan asam, namun bakteri jenis ini dapat
sehingga asam lambung dapat menembus lapisan tersebut. Dengan demikian baik
asam lambung maupun bakteri menyebabkan luka atau tukak. Sistem kekebalan
semuanya tidak mampu melawan infeksi H. Pylori tersebut sebab tidak bisa
menembus lapisan lambung. Akan tetapi juga tidak bisa dibuang sehingga respons
senyawa perusak radikal superoksida pada sel lapisan lambung. Nutrisi ekstra
dikirim untuk menguatkan sel leukosit, namun nutrisi itu juga merupakan sumber
nutrisi bagi H. Pylori. Akhirnya, keadaan epitel lambung semakin rusak sehingga
terbentuk.
Etiologi
kurva dan batang. Helicobacter pylori adalah suatu bakteri yang menyebabkan
peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis) pada manusia. Sebagian besar
populasi di dunia terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori yang hidup di bagian
diperkirakan penularan tersebut terjadi melalui jalur oral atau akibat memakan
menyerang sel-sel sehat yang berada dalam dinding lambung. Hal ini
produksi faktor intrinsic (yaitu sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorbsi
anemia, sebuah konsisi serius yang jika tidak dirawat dapat mempengaruhi
seluruh sistem dalam tubuh. Autoimmune atrophic gastritis terjadi terutama pada
orang tua.
dinding lambung. Ketika lambung terkena penyakit ini, gejala-gejala dari Crohn’s
disease (yaitu sakit perut dan diare dalam bentuk cairan) tampak lebih menyolok
Selain itu, radiasi dan kemoterapi bisa menjadi penyebab gastritis kronis.
gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah kecil radiasi, kerusakan
yang terjadi biasanya sementara, tapi dalam dosis besar akan mengakibatkan
kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat mengikis dinding lambung serta
mencerna lemak-lemak dalam tubuh. Cairan ini diproduksi oleh hati. Ketika
dilepaskan, empedu akan melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus
kecil. Dalam kondisi normal, sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin
(pyloric valve) akan mencegah empedu mengalir balik ke dalam lambung. Tapi
110
jika katup ini tidak bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk ke dalam
Manifestasi Klinis
Pasien yang terkena gastritis kronik biasanya mengalami tanda dan gejala
perasaan penuh, cepat kenyang, pusing, cepat lelah, seperti pada gejala anemia,
yang kurus dan menekan keinginan makan dengan tidak makan dalam tingkat
kronis dan disepsia, rasa sakit di bagian perut atas, nyeri yang tidak tertahankan.
Treatment
Pengobatan yang dapat dilakukan saat menderita penyakit ini antara lain
obat AINS secara teratur (karena suatu sebab), dokter biasanya menganjurkan
mengurangi asam lambung adalah dengan cara menutup ―pompa‖ asam dalam sel-
111
sel lambung penghasil asam. Penghambat pompa proton mengurangi asam dengan
cara menutup kerja dari ―pompa-pompa‖ ini. Yang termasuk obat golongan ini
amoxicillin) dan garam bismuth (pepto bismol) atau terapi H.Phylory. .Terapi
Yang paling sering digunakan adalah kombinasi dari antibiotik dan penghambat
efektifitas antibiotik.
2.2.6 Vomit
lainnya, yang tak sadar itu, pengusiran kuat dari isi perut seseorang melalui mulut
mungkin hadir sebagai respon spesifik untuk penyakit seperti gastritis atau
keracunan, atau sebagai gejala sisa non-spesifik gangguan mulai dari tumor otak
adalah tentang muntah disebut mual, yang sering mendahului, tetapi tidak selalu
mual dan muntah. Pada kasus yang parah, di mana dehidrasi berkembang, cairan
berbeda.
Etiologi
tekanan intrakranial yang tinggi, cara memberi makan atau minum yang salah, dan
lain-lain. Kemudian pada masa neonatus semakin banyak misalnya factor infeksi
dapat menyebabkan vomit, seperti keadaan tertekan atau cemas terutama pada
Treatment
Antiemetik biasanya digunakan untuk mengobati mabuk dan efek samping dari
antara orang dewasa di departemen darurat miskin. [23] Tidak jelas apakah obat
apapun lebih baik daripada yang lain atau lebih baik daripada tidak ada
pengobatan aktif.
Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala saat vomit antara lain umumnya didahului oleh rasa mual
berlebihan, tachycardia, pernafasan tidak teratur, rasa tidak nyaman, dan sakit
kepala. Pada penderita yang kompleks biasanya terjadi berat badan menurun,
2.2.7 Hepatitis
oleh virus. Pada saat ini dikenal lima macam hepatitis yang disebabkan oleh virus
yaitu hepatitis A, hepatitis B, hepatitis Delta, hepatitis E. Pada saat ini Hepatitis
Delta dan Hepatitis E diketahui merupakan hepatitis pasca transfusi yang paling
sering dijumpai.
Kelima jenis hepatitis itu menimbulkan gejala yang hampir sama dan
Hepatitis B yang endemis (ada sepanjang tahun) dengan tingkat penderita sedang
dan berat. Di Jakarta, menurut Wihara dan kawan-kawan dari 20 ibu hamil
1. Hepatitis A
gelas atau sendok bekas pakai penderita. Kadang-kadang dapat juga melalui
keringat penderita atau pun melalui jarum suntik bekas penderita hepatitis.
2. Hepatitis B
Pada saat ini jenis hepatitis yang paling banyak dipelajari adalah hepatitis
B dan telah dapat pula dicegah melalui vaksinasi. Pengidap virus hepatitis B
satu generasi ke generasi berikutnya melalui ibu hamil. Bayi yang terserang virus
Virus hepatitis B dari seorang ibu pengidap (tanpa gejala) dapat ditularkan
kepada bayinya, terutama bila di dalam darah ibunya terdapat HBsAg (suatu
115
pertanda bahwa masih ada virus di dalam darah ibu itu yang sangat kuat daya
penularannya). Selanjutnya kira-kira 90% dari bayi pengidap itu akan menjadi
pengidap baru (pembawa virus) seperti ibunya dan merupakan sumber penularan
baru yang sangat berbahaya baik bagi lingkungannya maupun bagi dirinya sendiri.
Kira-kira 20-40 tahun kemudian, besar kemungkinannya akan timbul sirosis hati.
3. Hepatitis C
seksual dan bisa pula melalui makanan dan minuman, suntikan, atau transfusi
darah.
Manifestasi Klinis
secara klinis hampir tidak mungkin dibedakan satu sama lain. Dokter hanya dapat
memperkirakan saja jenis hepatitis apa yang diderita pasiennya dan untuk
penderita.
dan kadang-kadang muntah, setelah beberapa hari air seninya berwarna seperti teh
tua, kemudian matanya terlihat kuning, dan akhirnya seluruh kulit tubuh menjadi
kuning. Pasien hepatitis biasanya baru sembuh dalam waktu satu bulan.
116
Treatment
Sampai saat ini belum ada pengobatan untuk kelima macam hepatitis virus
yang disebut di atas. Pengobatan hepatitis virus pada umumnya terdiri dari tiga
2.2.8 Pankreatitis
menyebabkan nyeri perut dan terkait dengan fungsinya sebagai kelenjar eksokrin,
(meskipun pada akhirnya fungsi sebagai kelenjar endokrin juga terganggu akibat
Pankreas Kronis.
a. Pankreas Akut
di perut bagian atas dan meningkatnya level enzim pankreas di dalam darah.
Pankreatitis akut bisa ringan ataupun berat tergantung manifestasi klinis, tes
penyebab terbesar dari semua kasus pankreatitis yang ada, menyusul berikutnya
penggunaan alkohol.
117
Klasifikasi
dan parameter klinis menjadi pankreatitis akut ringan, biasanya tidak disertai
komplikasi atau disfungsi organ dan pankreatitis akut berat yang disertai
Manifestasi Klinis
klasik yaitu nyeri midepigastrik, mual dan muntah. Keluhan yang sangat
menyolok adalah rasa nyeri yang timbul tiba-tiba, intens, terus menerus dan makin
118
hari. Gejala lain yakni mual, muntah- muntah dan demam. Pada pemeriksaan
jasmani didapatkan nyeri tekan di perut bagian atas, tanda-tanda peritonitis lokal,
b. Pankreas Kronik
akan mengarah pada terjadinya pankreatitis kronis. Pada banyak kasus, penyebab
Nigeria), pankreatitis kronis dengan sebab yang tidak diketahui yang terjadi pada
kalsium di pankreas.
Manifestasi Klinis
119
terdapat empat gejala klasik pada pankreatitis kronis, yaitu nyeri perut,
Diagnosis
kronis, tetapi bisa menunjukan adanya peningkatan kadar amilase dan lipase.
Pemeriksaan darah juga dapat digunakan untuk mengetahui kadar gula darah ,
Foto rontgen perut dan pemeriksaan USG bisa menunjukan adanya batu
adalah cara terbaik untuk menegaskan diagnosis pankreatitis kronik. Jika tidak ada
kanker pankreas.
Treatment Pankreatitis
120
Pasien pankreatitis menerima terapi suportif yang teridiri dari kontrol nyeri
secara efektif, penggantian cairan, dan nutrisi pendukung. Oleh karena itu
manajemen pankreatitis akut, biasanya terdiri dari manajemen cairan dan nutrisi
Selain itu dapat juga dilakukan intervensi radiologi dan ERCP atau terapi
bedah. Manajemen terapi yang diberikan tersebut dibagi dalam terapi farmakologi
- Pemberian Nutrisi
parenteral melalui vena sentral. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa
secara enteral.
121
menurun.
- Tindakan ERCP
cairan yang menetap lebih dari 4 minggu, terjadi akibat rupturnya duktus
122
sekitar 83%.
empedu ditemukan pada tinja sebesar 85-95% pada pasien yang menderita
membuktikan bahwa ERCP yang dilakukan pada 24–72 jam dari onset
klinis pada pasien pankreatitis akut berat yang terbukti dengan obstruksi
dan mortalitas.
- Terapi Bedah
akibat gagal organ multipel yang muncul dalam beberapa hari sejak onset
b. Terapi Farmakologi
- Manajemen Cairan
prognosis pasien sangat tergantung dengan restorasi cairan yang cepat dan
- Obat-obatan
Pencegahan Infeksi
Salah satu penyebab kematian pada pankreatitis akut berat adalah karena
steril atau terinfeksi. Pankreas yang terinfeksi mempunyai mortalitas lebih tinggi
terinfeksi tergantung dari luasnya area nekrosis. Semakin luas nekrosis semakin
aureus (14%), Pseudomonas (7%) dan Candida (11%). Infeksi lebih banyak
ke jaringan pankreas dapat terjadi melalui beberapa cara: translokasi bakterial dari
colon, refluks cairan bilier melalui duodenum, penyebaran secara hematogen atau
125
melalui saluran limfatika. Saat ini diketahui translokasi bakteri dari lumen saluran
nekrosis pankreas/abses yang merupakan salah satu bentuk komplikas lokal. Hal
yang dipertahankan oleh normal enterik di villi adalah salah satu faktor utama
pertumbuhan bakteri yang sangat besar akibat perubahan motilitas tersebut dan
pankreas akut dengan cefuroxime 4,5 g/hari dibandingkan dengan plasebo dapat
broad spectrum yang dapat menembus barier sehingga mencapai tempat infeksi,
sebaiknya dilakukan untuk membedakan nekrosis pankreas akut bersifat steril atau
antibiotika yang tepat. Aspirasi jarum halus relatif aman dan memberikan hasil
2.2.9 Appendisitis
akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran kanan bawah
Apendisitis adalah kondisi dimana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus
laparotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat,
angka kematian cukup tinggi dikarenakan oleh peritonitis dan syok ketika umbai
jaringan limfe, fekalit, tumor apendiks, dan cacing askaris dapat pula
apendiks dan meningkatnya pertumbuhan kuman flora kolon biasa. Semuanya ini
Apendisitis akut sering tampil dengan gejala khas yang didasari oleh radang
mendadak umbai cacing yang memberikan tanda setempat, disertai maupun tidak
disertai rangsang peritoneum lokal. Gejala klasik apendisitis ialah nyeri samar-
samar dan tumpul yang merupakan nyeri viseral di daerah epigastrium di sekitar
umbilikus. Keluhan ini sering disertai mual dan kadang ada muntah. Umumnya
nafsu makan menurun. Dalam beberapa jam nyeri akan berpindah ke kanan bawah
ke titik Mc. Burney. Disini nyeri dirasakan lebih tajam dan lebih jelas letaknya
sehingga merupakan nyeri somatik setempat. Kadang tidak ada nyeri epigastrium,
sekum, tanda nyeri perut kanan bawah tidak begitu jelas dan tidak tanda
rangsangan peritoneal. Rasa nyeri lebih ke arah perut sisi kanan atau nyeri timbul
pada saat berjalan karena kontraksi m.psoas mayor yang menegang dari dorsal.
gejala dan tanda rangsangan sigmoid atau rektum sehingga peristaltis meningkat,
pengosongan rektum akan menjadi lebih cepat dan berulang-ulang. Jika apendiks
6 jam sebelum operasi dan dilakukan pemasangan cairan infus agar tidak terjadi
dehidrasi. Pembiusan akan dilakukan oleh dokter ahli anastesi dengan pembiusan
pengangkatan usus buntu dengan cara irisan pada kulit perut kanan bawah di atas
untuk kuman gram negatif dan positif serta kuman anaerob, dan pemasangan pipa
pengangkatan usus buntu yaitu dengan cara bedah laparoskopi. Operasi ini
dilakukan dengan bantuan video camera yang dimasukkan ke dalam rongga perut
sehingga jelas dapat melihat dan melakukan appendektomi dan juga dapat
bedah laparoskopi ini selain yang disebut diatas, yaitu luka operasi lebih kecil,
biasanya antara satu dan setengah sentimeter sehingga secara kosmetik lebih baik
2.2.10 Konstipasi
abnormal dan juga pengerasan pada feses yang tidak normal yang membuat
pasasenya sulit dan kadang menimbulkan nyeri. Dan penyerapan air pada feses di
colon yang terlalu berlebihan dan mengakibatkan feses kering dan keras.
129
Etiologi
- Konstipasi sekunder
Konstipasi sekunder disebabkan oleh pola hidup. Yaitu diet serat rendah,
kurang banyak minum, kurang olahraga, dan kebiasaan buang air besar yang
buruk. Diet serat rendah, kurang minum dan kurang olahraga adalah penyebab
yang paling sering ditemui. Diet rendah serat juga memegang peranan penting
untuk timbulnya konstipasi pada usia lanjut, karena biasanya pada lansia kurang
berminat untuk makan dan lebih sering memakan makanan cepat saji yang
Selain itu juga ada kelainan pada anatomi, contohnya hemoroid, tumor,
megakolon, dan lain-lain. Lalu kelainan pada saraf contohnya struk, parkinson,
lesi pada sumsum tulang belakang. Kelainan endokrin biasanya berupa hipotiroid,
hipokalemia, kehamilan, dan lainnya. Pada faktor kelainan pada jaringan ikat
- Konstipasi Fungsional
Konstipasi biasa yang berasal dari akibat sering menahan keinginan pada
saat defekasi, konstipasi dengan dilatasi atau adanya pelebaran colon, konstipasi
dengan tidak dilatasi colon, atau karena adanya daerah pelvis yang lemah dan
- Penyebab lain
Penyebab lain terjadinya konstipasi antara lain kibat dari diabetes mellitus,
Manifestasi Klinis
yaitu kesulitan memulai dan menyelesaikan BAB, mengejan keras pada saat BAB,
massa feses yang keras dan sulit keluar, perasaan tidak tuntas pada saat BAB,
sakit pada rectum pada saat BAB, rasa sakit pada daerah perut saat BAB dan
Epidemiologi
Pada tahun 2004 konstipasi sering terjadi pada anak usia 4-17 tahun sekitar
seiringnya pertambahan tahun, sekitar tahun 2007 untuk usia dibawah 4 tahun
melaporkan sekitar 18% anak yang berusia 9-11 tahun mengalami konstipasi.
Pencegahan Konstipasi
hindari terlalu sering memakan daging, meminum air putih min. 8 gelas/hari,
menghindari penggunaan obat pencahar, membiasakan pola buang air besar setiap
hari, mengonsultasikan ke dokter apabila masih sulit BAB, istirahat yang cukup,
131
elakukan rutinitas renang dan makan-makanan yang seimbang gizi nya seperti
2.2.11 Hemoroid
Hemoroid berupa satu atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan ikat
dan pembuluh darah. Aliran vena dari rektum adalah vena mesenterica superior,
sfingter.
pada anus. Stage 2, dimana terdapat penonjolan pada saat defekasi tetapi
harus dibantu. Stage 4, dimana sudah terjadi penonjolan secara tetap dan
Etiologi
terlalu lama berdiri atau duduk. Pada faktor nutrisi, kurangnya makan makanan
133
yang berserat seperti buah dan sayuran dapat meningkatkan resiko terkena
mengejan pada saat proses defekasi dapat menyebabkan hemoroid. Dan pada ibu
yang baru saja melahirkan biasanya resiko terkena hemoroid lebih tinggi karena
Manifestasi
defekasi yang berwarna merah segar, gatal pada rectal, nyeri akibat inflamasi dan
Tretment
a. Terapi Medik
medik yang dilakukan bermacam-macam, antara lain yaitu manipulasi diet dan
obat flebotonik.
maupun mencegah terjadinya hemoroid. Diet tinggi serat dapat dilakukan dengan
supemen serat atau obat yang memperlunak feses (bulk forming cathartic).
tetapi akan mengurangi inflammasi, rasa nyeri/tidak enak dan rasa gatal.
Sitz bath sangat bermanfaat bagi para penderita hemoroid. Sitz bath
dilakukan dengan cara merendam bagian anus di ember dengan air hangat yang
bagian perianal.
tonus vena sehingga mengurangi kongesti. Daflon merupakan obat yang dapat
tidak berhasil dengan cara medik atau penderita yang belum mau dilkukan
operasi. Paling optimal cara ini dilakukan pada penderita hermoroid stage 2 atau
3. Terapi ini dapat dilakukan dengan cara skleroterapi, rubber band ligation,
dilatasi anus, bedah krio, foto koagulasi infra merah, elektrokoagulasi, dan
diatermi bipolar.
sedang berdarah.
terikat. Keadaan ini akan menimbulkan nekrosis lokal dan terjadi fibrosis serta
Bedah krio dilakukan dengan cara pembekuan sebagian dari mukosa anus
dengan nitrogen cair. Setelah beberapa hari, akan terjadi nekrosis, kemudian
mempunyai prinsip yang hampir sama yaitu nekrosis lokal karena panas, terjadi
c. Terapi bedah
2.2.11 Diarrhea
Diare berasal dari kata diarroia yang berarti mengalir terus, merupakan
dan sekresi. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan pada transportasi air dan
elektrolit. Diare merupakan peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali sehari
Etiologi
sekretorik. Diare osmotik terjadi karena akumulasi dari zat yang tidak dapat
intestinal. pada lactose intolerance terjadi penurunan fungsi enzim laktase dari
brush border usus halus. Laktosa yang tidak dapat dipecah tidak dapat diabsorpsi
sehingga laktosa yang tidak tercerna menarik air ke dalam lumen dan
dinding usus yang akan merangsang peningkatan sekresi air dan elektrolit ke
dalam rongga usus, sekresi air dan elektrolit ini menyebabkan air dan elektrolit
terbuang bersama feses dan timbul diare. Toksin yang disebabkan oleh virus dan
bakteri akan mengaktivasi enzim adenil siklase yang mengubah ATP menjadi
menimbulkan diare. Pada diare sekretorik biasanya defekasi dalam jumlah besar
Faktor yang menyebabkan diare antara lain faktor sosial dan ekonomi,
Gejala diare
Suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada,
kemudian timbul diare. Tinja cair dan mungkin disertai lendir dan atau darah.
dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan
tinja makin lama menjadi asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktat, yang
berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh usus selama diare. Gejala
muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh
tidak bisa dipecah menjadi bentuk yang bisa diserap, sehingga laktosa akan
menghasilkan asam laktat, gas methan (CH4) dan hidrogen (H2). Gas yang
diproduksi tersebut memberikan perasaan tidak nyaman dan distensi usus dan
secara osmotik dan menarik air ke lumen usus, demikian juga laktosa yang tidak
tercerna juga menarik air sehingga menyebabkan diare. Bila cukup berat, produksi
gas dan adanya diare tadi akan menghambat penyerapan nutrisi lainnya seperti
Lactose atau laktosa adalah senyawa gula yang ditemukan pada susu dan
produk susu. Laktosa merupakan disakarida yang terdiri dari glukosa dan
galaktosa. Laktosa merupakan sumber energi yang memasok hampir setengah dari
keseluruhan kalori yang terdapat pada susu (35-45%). Selain itu, laktosa juga
diperlukan untuk absorbsi kalsium. Hasil hidrolisa laktosa yang berupa galaktosa,
penting untuk perkembangan dan fungsi otak. Galaktosa juga dapat dibentuk oleh
tubuh dari glukosa di hati. Karena itu keberadaan laktosa sebagai karbohidrat
utama yang terdapat di susu mammalia, termasuk ASI. Kadar laktosa dalam susu
140
sangat bervariasi antara satu mammalia dengan yang lain. ASI mengandung 7%
galaktosa, dan fruktosa). Karena itu laktosa harus dihidrolisa menjadi glukosa dan
galaktosa terlebih dahulu agar proses absorbsi dapat berlangsung. Hidrolisa ini
dilakukan oleh laktase (β-galactosidase), suatu enzim yang terdapat pada brush
terdapat pada susu. Pada brush border vili usus halus terdapat enzim lain seperti
sukrase, maltase, dan glukoamilase. Laktase ditemukan pada bagian luar brush
border dan di antara semua disakaridase, laktase yang paling sedikit. Pada
glukosidase dan glikosilceramidase. Laktase memiliki 2 sisi yang aktif, satu untuk
memecah laktosa dan yang lainnya untuk hidrolasi pholorizin dan glicolipid.
Sejumlah aksi dari sisi phlorizin berguna untuk manusia dan dapat menjelaskan
Intoleransi laktosa merupakan sindroma klinis yang ditandai oleh satu atau
lebih manifestasi klinis seperti sakit perut, diare, mual, kembung, produksi gas di
141
Etiologi
kongenital.
relatif maupun absolut yang terjadi pada anak-anak pada usia yang bervariasi pada
kelompok ras tertentu dan merupakan penyebab tersering malabsorbsi laktosa dan
intoleransi laktosa. Defisiensi laktase primer juga sering disebut hipolaktasia tipe
injuri usus kecil, seperti pada gastroenteritis akut, diare persisten, kemoterapi
kanker, atau penyebab lain injuri pada mukosa usus halus, dan dapat terjadi pada
usia berapapun, namun lebih sering terjadi pada bayi (Heyman, 2006).
142
disebabkan karena mutasi pada gen LCT. Gen LCT ini yang memberikan instruksi
Patofisiologi
Laktosa Menyebabkan
Meningkatnya
Laktosa mengalami perasaan tidak
Defisiensi kadar asam
mengalami fermentasi oleh nyaman,
laktase laktat, CH4, dan
penumpukan mikroorganisme flatulensi,
H2 (asam)
di kolon distensi usus.
Diagnosis
karena beberapa penyakit memiliki gejala yang serupa, seperti celiac disease dan
radang usus.
b. Pemeriksaan fisik
seperti kembung dan memeriksa perut apabila ada rasa sakit. Bisa juga dengan
H2. Pada kondisi normal, hanya ada sedikit kadar H2 yang akan terdeteksi.
143
tertentu, kemudian pasien akan diminta untuk membuang nafas pada sebuah
Laktosa yang tidak terdigesti juga akan menghasilkan asam laktat yang
kemudian akan terdeteksi pada sampel feses. Tidak hanya asam laktat,
Treatment
Treatment atau terapi yang dapat dilakukan ketika mengalami diare dapat
dengan berbagai macam cara. Yang pertama adalah mengonsumsi susu atau
pasien lebih mampu mentoleransi susu atau produk susu dengan cara
dengan susu atau dengan mengonsumsi produk selain susu namun yang sama-
produk tanpa laktosa atau reduced lactose. Selain itu juga dapat dengan
PEMBAHASAN
Usia : 18 tahun
enzim perncernaan
144
145
pedas.
BAB IV
KESIMPULAN
adanya defisiensi enzim lactase, laktosa yang merupakan polisakarida yang harus
diserap oleh tubuh dalam bentuk monosakarida, akan dibantu oleh enzim lactase
penyerapan, akhirnya lactose ini diteruskan ke colon. Di dalam colon lactose akan
menghasilkan asam laktat, gas methan (CH4) dan hidrogen (H2). Gas yang
diproduksi tersebut memberikan perasaan tidak nyaman dan distensi usus dan
secara osmotik dan menarik air ke lumen usus, demikian juga laktosa yang tidak
146
147
DAFTAR PUSTAKA
Berkow, Robert. Et all. 1997. ―The Merck Manual of Medical Information‖. West
Point: Merck & Co.
Bruner & Sudart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2. Edisi 8.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Cezkadia, Devi. 2013. Makalah Konstipasi fix. Available at:
https://www.scribd.com/doc/129708758/MAKALAH-KONSTIPASI-fix
[diakses 5 Maret 2016]
Campbell, AK, et. al. 2005. The molecular basis of lactose intolerance. Sci. Prog.
88, 3, 157-202.
Campbell, Neil A., Jane B. Reece. 2010. Biologi (Jilid 3). Edisi VIII. Jakarta:
Penerbit Erlangga. (hal. 42-45)
Doengoes, Marilyn E., dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
Eroschenko, Victor P. 2008. Atlas Histologi diFiore. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Guyton, A.C. and John E. Hall. 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th Ed.
Philadelphia: W.B Saunders.Co
Hakkai, R. 2006. Fisiologi Kedokteran, Jatinangor: Neo Science Community
Design Pro.
Heyman MB. 2006. Lactose Intolerance in infants, children, and adolescent. Ped.
J. 118, 3, 1279.
Kamila, Ajeng. 2015. Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Hepar. Available at:
http://dokumen.tips/documents/anatomi-histologi-fisiologi-hepar.html
[diakses 2 Maret 2016]
Madry, E, et. al. 2010. Lactose intolerance – current state of knowledge. Acta Sci.
Pl., Tecnol. Aliment. 9 (3), 343-350.
Moore, Keith L. and Agur, Anne M.R. 2002. Anatomi Klinis Dasar . Laksman, H.
Jakarta: Hipokrates. Hal 106
Muttaqin dan Sari. 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika
148