Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BARU MENIKAH”

DI SUSUN OLEH :

Athiya Yumna Fadila ( 1721003 )

DOSEN PENGAMPU : Ns.Anita Syarifah, M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKes )

TENGKU MAHARATU PEKANBARU

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadiran Allah Yang Maha Esa, berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan makalah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Keluarga Baru Menikah” dapat saya selesaikan dengan jadwal
yang telah direncanakan. Terdorong oleh rasa ingin tahu, kemauan, kerjasama dan
kerja keras, saya serahkan seluruh upaya demi mewujudkan keinginan ini.

Makalah ini saya buat untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan untuk
melengkapi dan menyempurnakan suatu mata kuliah.

Penulis menyadari pula, bahwa selesainya makalah ini tidak lepas dari
dukungan serta bantuan baik berupa moral maupun material dari semua pihak
terkait. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati saya mengucapkan terima
kasih banyak kepada Dosen pembimbing dan rekan mahasiswa yang memberikan
masukan dan petunjuk serta saran – saran baik.

Pekanbaru, 28 April 2020

Penyusun ,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Keluarga Baru Menikah...................................................................3


B. Tugas Perkembangan Keluarga Baru Menikah/Pemula................................3
C. Karakteristik Keperawatan Keluarga.............................................................5
D. Masalah-Masalah Yang Terjadi Pada Keluarga Pemula...............................5
E. Asuhan Keperawatan Keluarga Baru Menikah..............................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asuhan keperawatan keluarga  yaitu suatu rangkaian kegiatan yang


diberikan melalui praktek keperawatan pada keluarga. Asuhan keperawatan
keluarga  digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga  dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. Agar
pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh keluarga, maka
perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga, mengetahui
tingkat pencapaian keluarga  dalam melakukan fungsinya. Memerlukan
pemahaman setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangannya.
Pengkajian asuhan keperawatan keluarga  dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana keluarga  memenuhi tugas perkembangannya. Pasangan baru
(keluarga  baru menikah) ialah ketika masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga  melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan keluarga nya masing-masing.
Mempersiapkan keluarga  yang baru membutuhkan penyesuaian peran
dan fungsi sehari-hari diantaranya belajar hidup bersama, beradaptasi dengan
kebiasaan sendiri dan pasangannya. Masing-masing menghadapi perpisahan
dengan keluarga  sendiri dan orang tuanya, mulai membina hubunganungan
baru dengan keluarga  dan kelompok social lainnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan masalah


sebagai berikut :

a. Apa definisi keluarga baru menikah?

1
b. Apa saja tugas perkembangan keluarga baru menikah/pemula?
c. Apa saja karakteristik keluarga pemula?
d. Apa saja masalah-masalah yang terjadi pada keluarga baru menikah?
e. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pemula?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah proses pembelajaran diharapkan mahasiswa dapat memahami
dan mengetahui tentang askep keluarga baru menikah

2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mengetahui dan memahami tentang :

a. definisi keluarga baru menikah


b. tugas perkembangan keluarga baru menikah/pemula
c. karakteristik keluarga pemula
d. masalah-masalah yang terjadi pada keluarga baru menikah
e. asuhan keperawatan keluarga pemula

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definis Keluarga Baru Menikah


Keluarga  adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan
anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992).
keluarga  adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-
masing (Friedman 1998).
Whall (1986) dalam analisis konsep tentang keluarga  sebagai unit
yang perlu dirawat, ia mendefinisikan keluarga  sebagai kelompok yang
mengidentifikasikan diri dengan anggotanya yang terdiri dari dua individu
atau lebih yang asosiasinya dicirikan oleh istilah-istilah khusus, yang boleh
jadi tidak diikat oleh hubungan darah atau hukum, tapi yang berfungsi
sedemikian rupa sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai sebuah
keluarga .
Family Service America (1984) mendefinisikan keluarga  dalam suatu
cara yang komprehensif, yaitu sebagai ”dua orang atau lebih yang disatukan
oleh ikatan-ikatan kebersamaan dan keintiman”.
Keluarga baru menikah adalah keluarga yang terdiri dari suami dan
istri yang belum mempunyai anak (baru menikah).
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke
hubungan baru yang intim.

B. Tugas Perkembangan Keluarga Baru Menikah / Pemula


Fase ini dimulai dari saat perkawinan hingga si istri hamil. Fase ini
merupakan masa tersulit dalam kehidupan perkawinan, angka perceraian
tinggi pada bulan-bulan awal hingga tahun pertama perkawinan. Pasangan
juga harus melakukan penyesuaian kepuasan (mutually satisfactory

3
adjustment) sejak awal perkawinan Keadaan akan makin sulit jika pasangan
juga harus melakukan penyesuaian di luar hubungan dengan suami/isterinya,
misal : melanjutkan sekolah, tugas luar kota, mobilitas tinggi, tergantung kpd
orang tua (tempat tinggal, finansial), hubungan dengan keluarga besar.
Maka ada beberapa tugas perkembangan yang harus dijalani oleh
pasangan pada fase pemantapan ini agar bisa menjalani tahap ini dengan baik,
antara lain : (Duvall, sociological perspective, 1985)
1.  Memantapkan tempat tinggal.
2.  Memantapkan sistem mendapatkan dan membelanjakan uang.
3. Memantapkan pola siapa mengerjakan apa, siapa bertanggung jawab
kepada siapa (pembagian peran & tanggung jawab).
4.  Memantapkan kepuasan hubungan seksual.
5.  Memantapkan sistem komunikasi secara intelektual dan emosional.
6.  Memantapkan hubungan dengan keluarga besar.
7.  Memantapkan cara berinteraksi dengan teman; kolega dan organisasi.
8.  Menghadapi kemungkinan kehadiran anak dan perencanaannya.
9.  Memantapkan filosofi hidup sebagai pasangan suami isteri.

Ada beberapa tugas yang harus segera diputuskan oleh keluarga


pemula
(pasangan baru) :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan.
Akan menyiapkan kehidupan bersama yang baru, sumber-
sumber dari dua orang yang digabungkan. Belajar hidup bersama
sambil penuhi kebutuhan kepribadian yang mendasar. Saling
menyesuaikan diri terhadap hal kecil yang bersifat rutinitas.
Keberhasilan dalam mengembangkan hubungan, terjadi apabila kedua
pasangan saling menyesuaikan diri dan kecocokan dari kebutuhan dan
minat pasangan.
b. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

4
Pasangan menghadapi tugas memisahkan diri dari keluarga asal
dan mengupayakan hubungan dengan kedua orang tua pasangan dan
keluarga besar lainnya. Loyalitas utama harus dirubah untuk
kepentingan perkawinannya.
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.
Masalah kesehatan yaitu penyesuaian seksual dan peran
perkawinan.

C. Karakteristik Keluarga Baru Menikah


1. Terdiri dari dua orang yang diikat oleh hubungan perkawinan
2. Biasanya anggota keluarga tinggal bersama atau jika terpisah tetap
memperhatikan satu sama lain
3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing
mempunyai peran sendiri-sendiri
4. Mempunyai tujuan (menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologi, dan sosial anggota).

D. Masalah-Masalah Umum Yang Terjadi Pada Keluarga Pemula


Masalah yang timbul antara lain masalah-masalah seksual dan
emosional, kecemasan, kehamilan yang tidak diinginkan, dan penyakit
kelamin baik sebelum maupun sesudah perkawinan. Untuk mengatasinya
perlu ada penyuluhan dan konseling keluarga berencana, penyuluhan dan
konseling prenatal, dan komunikasi. Dan biasanya juga terjadi
perselisihan/keributan dalam keluarga karena kedua pasangan baru
menikah belum bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan yang baru,
dengan peran dan fungsi yang berbeda.
Masalah keperawatan kesehatan keluarga
1. Komunikasi keluarga  disfungsional
2. Potensial peningkatan menjadi orangtua, perubahan (krisis)
menjadi orangtua, konflik peran orangtua.

5
3. Perubahan penampilan peran.
4. Gangguan citra tubuh.
5. Koping keluarga  tidak efektif (menurun, ketidakmampuan),
potensial peningkatan koping keluarga.
6. Risiko terhadap tindak kekerasan.
7. Perilaku mencari bantuan kesehatan.
8. Gangguan tumbuh kembang.
9. Risiko penularan penyakit.

E. Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Baru Menikah


1. Pengkajian
a) Pengumpulan data
1) Identitas keluarga ( nama, umur, pekerjaan, tempat tinggal, tipe
keluarga, dll )
2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Angan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga inti
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang
belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tersebut
belum terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan,
riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian
terhadap pencegahan penyakit (status imunisasi), sumber
pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga serta
pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
d. Riwayat keluarga sebelumnya

6
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga
dari pihak suami dan istri.

b) Pengkajian Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah,
type rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank
dengan sumber air, sumber air minum yang digunakan serta denah
rumah.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas


setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan.

c. Mobilitas geografis keluarga


Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat.
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
interaksi keluarga dengan masyarakat.
e. Sistem pendukung keluarga
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah
jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang
dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mengenai
fasilitas fisik, fasilitas psikologis, atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.

7
c) Latar belakang budaya/kebiasaan keluarga
a. Kebiasaan makan
Kebiasaan makan ini meliputi makanan yang dikonsumsi oleh
keluarga.
b. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Perilaku keluarga didalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
merupakan faktor yang penting dalam pengelolaan penyakit.
c. Pengobatan tradisional
Merupakan pilihan bagi keluarga untuk menentukan
pengobatan yang diinginkan ataupun alternatif yang dipilih yaitu
pengobatan tradisional.

d) Status sosial ekonomi


a. Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam
mengenal suatu penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula
terhadap pola pikir dan kemampuan untuk mengambil keputusan
dalam mengatasi masalah dengan tepat dan benar.
b. Pekerjaan dan penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap
keluarga dalam melakukan pengobatan dan perawatan pada
anggota keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena
suatu penyakit.
e) Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Menurut Friedmen (1998:125), riwayat keluarga mulai lahir
hingga saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian serta
pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan kesehatan
yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi
berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan
kecemasan.

8
f) Aktifitas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat
berpengaruh terhadap terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu
keluarga.

g) Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Menurut Friedmen (1998). Semua interaksi perawat dengan
pasien adalah berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi
terapeutik merupakan suatu tehnik dimana usaha mengajak pasien
dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tehnik tersebut
mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati
dan rasa kepedulian yang tinggi.
b. Struktur kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi
kesehatan, kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress
psikologi.
c. Struktur peran
Menurut Friedmen (1998), anggota keluarga menerima dan
konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka ini akan membuat
anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan
sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan
harapan maka akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.

h) Fungsi keluarga
a. Fungsi Afektif
Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya
agar tidak menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor
tertentu bagi anggota keluarga itu sendiri.

9
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak
memberikan kebebasan pada anggota keluarganya, maka akan
mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan ini
mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.
c. Fungsi kesehatan
Menurut Suprajitno (2004) fungsi mengembangkan dan
melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan
rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.

Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan


mengenai tindakan kesehatan yang tepat, hal yang perlu dikaji
adalah :

1. Sejauh mana kemampuan keluarga mengerti mengenai sifat dan


luasnya masalah.
2. Apakah masalah kesehatan dirasakan oleh keluarga.
3. Apakah keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang
dialami.
4. Apakah keluarga merasa takut akan akibat dari penyakit.
5. Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap masalah
kesehatan.
6. Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan yang
ada.
7. Apakah keluarga kurang percaya terhadap tenaga kesehatan.
8. Apakah keluarga mendapat informasi yang salah terhadap
tindakan dalam mengatasi masalah.

10
i) Fungsi Reproduksi
Hal yang peru dikaji :
1. Berapa jumlah anak
2. Bagaimana keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga
3. Metode apa yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga.

j) Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji :
1. Sejauhmana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan dan
papan.
2. Sejauhmana keluarga memanfaatkan sumber yang ada
dimasyarakat dalam upaya peningkatan status kesehatan.

k) Stress dan koping keluarga


1. Stressor jangka pendek dan panjang
a. Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6
bulan.
b. Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6
bulan.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon
terhadap situasi/stressor.
3. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.

11
4. Strategi adaptasi disfungsional
Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila
menghadapi permasalahan.

l) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga.
Metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik diklinik.

m) harapan keluarga
pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko cedera berhubungan dengan kekerasan dalam rumah
tangga
b. Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan ketidak mampuan
bersosialisasi dengan lingkungan di sekitarnya.
c. Perubahan penampilan peran berhubungan dengan keluarga yang baru
dibina.
d. Potensial peningkatan menjadi orang tua

3. Intervensi

Diagnosa 1
- Beri penjelasan pada keluarga khususnya suami tentang bahaya yang
dapat timbul dari kekerasan yang terjadi
- Anjurkan kepada keluarga untuk lebih mendekatkan diri pada agama
- Ajurkan kepada keluarga untuk saling membicarakan/terbuka jika ada
masalah

12
Diagnosa 2
- Beri penjelasan pentingnya hubungan sosial dengan anggota masyarakat
lainnya kepada keluarga.
- Anjurkan kepada keluarga untuk membuka diri dengan anggota
masyarakat lainnya
- Anjurkan kepada keluarga untuk mengikuti kegiatan-kegiatan
masyarakat seperti PKK, karang taruna, dll.

Diagnosa 3
- Beri penjelasan kepada keluarga tentang peran baru yang dialami
keluarga
- Berikan penjelasan pada suami dan istri untuk saling memahami
- Anjurkan kepada keluarga untuk mendiskusikan tentang tugas keluarga
yang baru.

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga  adalah unit terkecil masyarakat, terdiri dari suami istri dan
anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya. (UU. No 10, 1992).
keluarga  adalah kumpulan dua orang / lebih hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional, dan setiap individu punya peran masing-
masing (Friedman 1998).
Keluarga baru menikah adalah keluarga yang terdiri dari suami dan
istri yang belum mempunyai anak (baru menikah).
Perkawinan dari sepasang insan menandai bermulanya sebuah
keluarga baru dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke
hubungan baru yang intim.
Ada beberapa tugas yang harus segera diputuskan oleh keluarga pemula
(pasangan baru) :
1. Membina hubungan intim yang memuaskan.
2. Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau memilih KB.
Masalah umum yang sering timbul pada keluarga baru menikah,yaitu
-masalah seksual dan emosional, kecemasan, kehamilan yang tidak
diinginkan, dan penyakit kelamin baik sebelum maupun sesudah perkawinan.
Untuk mengatasinya perlu ada penyuluhan dan konseling keluarga berencana,
penyuluhan dan konseling prenatal, dan komunikasi. Dan biasanya juga
terjadi perselisihan/keributan dalam keluarga karena kedua pasangan baru
menikah belum bisa menyesuaikan diri dengan kehidupan yang baru, dengan
peran dan fungsi yang berbeda.
B. Saran

14
Sebagai seorang perawat kita harus selalu memberikan pendidikan
kesehatan kepada keluarga pasangan pemula (pasangan baru), agar bisa
menjalin hubungan keluarga yang harmonis kedepannya nanti.

DAFTAR PUSTAKA

Friedman, Marilyn M. 1998. Keperawatan Keluarga. Ed.3. Jakarta: EGC

Suprajitno.2004.Asuhan Keperawatan Keluarga (aplikasi dalam


praktik).EGC:Jakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai