Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KELUARGA BINAAN

ASUHAN KELUARGA BINAAN PADA BALITA TN.W USIA 3


TAHUN DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA
DI KELURAHAN SUKAHARJA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Keluarga Binaan dengan judul "Asuhan
Keluarga binaan dengan tumbuh kembang Balita usia 1-5 tahun, di Kelurahan Sukaharja,
Kecamatan warungkiara kab Sukabumi 2023".
Dalam penyusunan Laporan Keluarga Binaan ini penulis banyak mendapatkan masukan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Adapun tujuan dibuatnya Laporan Keluarga Binaan ini
sebagai syarat pelaksanaan Praktek Kebidanan Komunitas. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril
maupun materil, sehingga laporan ini dapat terlesaikan. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat :
1. Bapak dan Ibu Ketua RW 03
2. Bapak dan Ibu Ketua RT 1 sampai dengan 8
3. Seluruh staf prodi Kebidanan
4. Ny. C dan keluarga yang telah bersedia menjadi pasien untuk penulis dalam
pelaksanaan Asuhan Keluarga Binaan ini
5. Teman-teman yang telah membantu memberikan masukan dan bantuan dalam
penulisan Laporan Keluarga Binaan ini.
Penulis menyadari Laporan Keluarga Binaan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan adanya masukan baik berupa kritik maupun saran yang bersifat membangun
demi perbaikan laporan keluarga binaan ini.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu kegiatan mahasiswa
yang harus dilaksanakan dimana merupakan suatu bentuk kerja nyata dalam
memberikan Pelayanan Asuhan Kebidanan Komunitas.
Bidan memandang pasiennya sebagai makhluk sosial yang memiliki budaya
tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, sosial budaya dan lingkungan
sekitarnya. Unsur-unsur yang tercakup dalam kebidanan komunitas adalah bidan,
pelayanan kebidanan, lingkungan, pengetahuan serta teknologi.
Pelayanan Komunitas yaitu dituntut untuk mengabdikan diri kepada
masyarakat dibina sepanjang proses pendidikan melalui berbagai bentuk pengalaman
belajar yang dilaksanakan dan dikembangkan dimasyarakat. Oleh karena itu, sasaran
pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan kelompok masyarakat
(komuniti). Individu yang dilayani adalah bagian dari keluarga atau komunitas.
Pelayanan ini mencakup upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan dan peningkatan,
penyembuhan serta pemulihan kesehatan.
Praktek Kerja lapangan ini merupakan aplikasi dari teori yang kami dapatkan
dikampus t Mutu pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik,
jenis tenaga yang tersedia, obat, alat kesehatan dan sarana penunjang lainnya, proses
pemberian pelayanan, dan kompensasi yang diterima serta harapan masyarakat
pengguna (Syafrudin, 2007).
Masa balita adalah masa bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh
bagian tubuh yang secara secara kuantitatif dapat di ukur Pertumbuhan adalah adanya
perubahan dalam jumlah akibat pertambahan sel dan pembentukan protein baru
sehingga meniingkatkan jumlah dan ukuran sel diseluruh bagian tubuh
(Sutjiningsih,2006).
Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisisk (anatomis) yang ditandai
dengan bertabahnya ukuran berbagai organ tubuh yang disebabkan adanya
penambahan perbesarasan sel-sel tubuh.
Untuk mengetahui tumbuh kembamg bayi yang normal, untuk mengetahui
adanya kelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi sedini mungkin, untuk
mengarahkan agar pertumbuhan dan perkembangan bayi langsung selaras terutama
dibidang Kebidanan Komunitas, sehingga nanti nya dapat menghasilkan tenaga Bidan
yang terampil, berkompeten sesuai dengan tugas, peran dan tanggung jawab sebagai
Bidan.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat keluarga-keluarga yang mempunyai masalah kesehatan yang
berhubungan dengan kebidanan dengan mengangkat 1 keluarga binaan.
1.2.2 Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari keluarga binaan ini sebagai berikut:
a. Mahasiswa mengenali wilayah praktek kebidanan komunitas dan masalah-
masalah kesehatan di daerah.
b. Mahasiswa dapat menemukan masalah-masalah kebidanan seperti ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi/ balita atau remaja yang merupakan masalah reproduksi.
c. Mahasiswa dapat melakukan intervensi implementasi dan evaluasi tentang
keluarga binaannya.
d. Mahasiswa dapat melakukan dokumentasi tentang keluarga binaannya.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat bagi institusi pendidikan
a. Mampu memperoleh gambaran bagaimana cara penyelenggaraan dan
pengelolaan manajemen kebidanan komunitas.
b. Menjadikan lulusannya lebih memiliki pengalaman dan wawasan yang lebih
komprehensif, holistik, dan adptif terhadap situasi dan kondisi yang berbeda
dari tempat asalnya.
c. Menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa..
1.3.2 Manfaat bagi keluarga binaan
a. Dapat menjadi motivasi dan koreksi dalam peningkatan derajat kesehatan
khususnya di dalam keluarga.
b. Sebagai masukan dalam menyelesaikan masalah kesehatan di dalam
keluarga.
c. Sebagai motivasi untuk menjadikan hidup lebih sehat
1.3.3 Manfaat bagi mahasiswa
a. Dapat menerapkan asuhan pelayanan kebidanan komunitas secara langsung
sesuai dengan teori yang sudah di dapatkan di bangku kuliah.
b. Memperoleh pengalaman nyata dalam kehidupan bermasyarakat khususnya
dalam pengembangan dan pengorganisasian masalah kesehatan dikaitkan
dengan pelayanan manajemen kebidanan komunitas.
c. Mampu mengenal budaya, bahasa, dan adat kebiasaan masyarakat sehari- 1.4
Ruang lingkup
Ruang lingkup laporan keluarga binaan adalah keluarga yang dibina oleh
mahasiswa selama melaksanakan praktek kebidanan Komunitas, yang di dalam
keluarga tersebut ditemukan masalah-masalah kebidanan seperti ibu hamil, bersalin ,
nifas, bayi, balita atau remaja yang merupakan masalah keseluruhan reproduksi di
RW 03 Kelurahan margahayu Kecamatan Bekasi Timur.hari.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kosep Keluarga


2.1.1 Defenisi
Keluarga adalah suatu grup sosial primer yang didasarkan pada ikatan
perkawinan (hubungan suami-istri) dan ikatan kekerabatan (hubungan antar generasi,
orang tua-anak) sekaligus (Morgan, 1977). Keluarga adalah kumpulan dua orang atau
lebih yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi, hidup dalam
satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lainnya dalam perannya dan
menciptakan dan mempertahankan (Maglaya, 1989).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga,
anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalm satu rumah tangga karena
pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi (Mubarak, 2005).
2.1.2 Tipe dan Jenis Keluarga
a. Keluarga batin (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anaknya yang belum mengikatkan diri dalam membentuk keluarga
sendiri.
b. Keluarga luas (extended family) adalah keluarga yang terdiri dari semua orang
yang berketurunan dari kakek dan nenek yang sama, termasuk masing-masing
istri dan suami.
c. Keluarga pangkal (stream family) ialah sejenis keluarga yang menggunakan
sistem pewarisan kekayaan pada satu anak yang paling tua.
d. Keluarga gabungan (joint family) ialah keluarga yang terdiri atas orang-orang
yang berhak atau hak milik keluarga, antara lain: saudara laki-laki pada setiap
generasi.
e. Keluarga prokreasi ialah sebuah keluarga yang individunya merupakan orang
tua.
f. Keluarga orientasi ialah keluarga yang individunya merupakan salah seorang
keturunan.
2.1.3 Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya adalah:
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melaui jalur garis
ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melaui jalur garis ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah
istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal baresam keluarga sedarah
suami.
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga, dan beberapa sanak saudara menjadi bagian dan keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
2.1.4 Peran Keluarga
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagi berikut:
a. Peranan ayah
Sebagai suami dan ayah dari anak-anaknya, ayah berperan sebagai pencari
nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat
dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk
mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
2.1.5 Fungsi Keluarga
Fungsi-fungsi keluarga meliputi:
a. Fungsi biologis
Keluarga yang dibentuk melalui ikatan perkawinan merupakan sarana yang
sah bagi pasangan suami istri untuk memenuhi kebutuhan seksualnya. Jadi,
keluarga berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan biologis manusia,
yang secara khusus dalam bentuk hubungan seks, agar manusia tidak
memenuhi kebutuhan tersebut secara bebas seperti binatang.
b. Fungsi sosialisasi anak
Anak memperoleh sosialisasi yang pertama di lingkungan keluarganya. Orang
tua mempersiapkannya untuk menjadi anggota masyarakat yang baik. Dengan
melaksanakan fungsi sosialisasi ini dapat dikatakan bahwa keluarga
berkedudukan sebagai penghubung anak dengan kehidupan sosial di
masyarakat.
c. Fungsi afeksi
Anak, terutama pada saat masih kecil, berkomunikasi dengan lingkungannya dan
orang tuanya dengan keseluruhan kepribadiannya. Ia dapat merasakan dan menangkap
suasana perasaan yang meliputi orang tuanya pada saat berkomunikasi dengan
mereka. Oleh karena itu, orang tua terutama ibu harus melaksanakan fungsi afeksi
(perasaan) ini dengan baik agar jiwa anak tumbuh dengan baik.

4. Fungsi edukatif
Fungsi edukatif atau fungsi pendidikan keluarga merupakan salah satu tanggung
jawab yang sangat pentingyang dipikul oleh orang tua. Keluarga merupakan
lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak. Kehidupan keluarga sehari-hari
tertentu beralih menjadi situasi pendidikan yang dihayati oleh anak-anaknya. Karena
sekarang berbagai kemampuan yang harus dikuasai anak begitu kompleksnya, maka
tidak semua hal dapat diajarkan atau dididik oleh orang tua, sehingga anak-anak harus
sekolah. Namun demikian, pendidikan di keluarga dapat merupakan dasar atau
landasan utama babi anak untuk mengembangkan pendidikan selanjutnya.
5. Fungsi religius
Keluarga mempunyai fungsi religius. Artinya keluarga berkewajiban
memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lainnya kepada kehidupan
beragama. Pembinaan rasa keagamaan anak lebih awal lebih baik. Di lingkungan
keluarga pertama-tama anak mesti dibiasakan dalam kehidupan beragama. Anak akan
mempunyai keyakinan agama dan landasan hidup yang kuat jika keluarganya mampu
melaksanakan fungsi religius ini dengan baik.
6. Fungsi protektif atau perlindungan
Diantara alasan seseorang melangsungkan pernikahan atau membentuk sebuah
keluarga adalah untuk mendapatkan rasa keterjaminan atau keterlindungan hidupnya,
baik secara fisik (jasmani) maupun psikologi (rohani). Misalnya seorang istri akan
merasa hidupnya terjamin dan terlindungi serta tentram di samping suaminya. Dalam
kelurgapun anak-anak merasa terlindungi oleh kasih sayang kedua orang tuanya. Jadi
fungsi-fungsi perlindungan dari keluarganya terhadap anak meliputi perlindungan
lahir dan batin.
7. Fungsi rekreatif
Fungsi rekreatif sangat penting bagi anggota keluarga, karena dapat menjamin
keseimbangan kepribadian anggota keluarga, memperkokoh kerukunan dan solidaritas
keluarga, mengurangi ketegangan perasaan, meningkatkan saling pengertian dan
meningkatkan rasa kasih sayang.
8. Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi sangat penting bagi kehidupan keluarga, karena merupakan
pendukung utama bagi keutuhan dan kelangsungan keluarga. Fungsi ekonomi
keluarga meliputi pencari nafkah, perencanaan serta penggunaan, pelaksanaan fungsi
ekonomi keluarga oleh dan untuk semua anggota keluarga mempunyai kemungkinan
menambah saling pengertian, solidaritas dan tanggung jawab bersama dalam keluarga
itu.
9. Fungsi penentuan status
Keluarga dapat berperan sebagai agen penentuan status bagi anggotanya. Keluarga
dapat melakukan upaya pencegahan terhadap anggota agar tidak melakukan perilaku
menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Keluarga juga dapat
melakukan upaya kreatif, misalnya dengan mengingatkan, menyadarkan ataupun
menghukum anggota keluarganya yang telah melakukan perilaku menyimpang atau
melanggar nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat

2.1.6 Tugas Perkembangan Keluarga


A. Tahap
I. Pasangan Baru (Keluarga Baru)
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
B. Tahap
II. Keluarga ”Child-bearing” (Kelahiran Anak Pertama)
a. Persiapan menjadi orang tua
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga: peran, interaksi, hubungan seksual
dan kegiatan.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
C. Tahap III. Keluarga Dengan Anak Prasekolah
1. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal,
privasi dan rasa aman.
2. Membantu anak untuk bersosialisasi
3. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain
juga harus terpenuhi.
4. Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun di luar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar).
5. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling repot)
6. pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
7. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
D. Tahap IV. Keluarga Dengan Anak Sekolah
1. Membantu sosialisasi anak, tetangga, sekolah dan lingkungan.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
E. Tahap V. Keluarga Dengan Anak Remaja
1. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat
remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya.
2. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga.
3. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang. Hindari
perdebatan, permusuhan dan kecurigaan.
4. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
F. Tahap VI. Keluarga Dengan Anak dewasa (Pelepasan)
1. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2. Mempertahankan keintiman pasangan.
3. Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
4. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
5. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.

G. Tahap VII. Keluarga Usia Pertengahan


1. Mempertahankan kesehatan.
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-
anak.
3. Meningkatkan keakraban pasangan.
H. Tahap VIII. Keluarga Usia Lanjut
1. Mempertahankan suasana rumah tangga yang menyenangkan.
2. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
3. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
4. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
5. Melakukan life review.

2.2 BALITA
Konsep dasar
Perkembangan yaitu suatu proses menuju terciptanya kedewasaan yang ditandai
bertambahnya kemampuan/keterampilan yang menyangkut struktur tubuh yang
berkaitan dengan aspek non fisik. Pertumbuhan dan perkembangan termasuk suatu
proses yang saling berkaitan dan sulit di pisahkan.
Pengertian Balita
Balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih popular
dengan pengertian usia anak dibawah lima tahun. (Muaris.H,2006)
Balita adalah istilah umum bagian anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah(3-
5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk
melakukan kegiatan penting, sepetri mandi, buang air dan makan. Menurut Sutomo
dan Anggraeni. DY, (2010)
Balita merupakan istilah yang berasal dari kependekan kata bawah lima tahun. Istilah
ini cukup populer dalam program kesehatan.
Balita merupakan kelompok usia tersendiri yang menjadi sasaran program KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak) di lingkup Dinas Kesehatan.
Balita merupakan masa pertumbuhan tubuh dan otak yang sangat pesat dalam
pencapaian keoptimalan fungsinya.
Masa balita merupakan periode penting dalam proses tumbuh kembang manusia.
Perkembangan dan pertumbuhan di masa itu menjadi penentu keberhasilan
pertumbuhan dan perkembangan anak di periode selanjutnya.
Masa tumbuh kembang di usia ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan takan
pernah terulang, karena itu sering disebut golden age atau masa keemasan.
Karakteristik Balita
Menurut karakteristik, balita terbagi dalam dua kategori yaitu anak usia 1 – 3 tahun
(batita) dan anak usia prasekolah (Uripi, 2007).
Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan
dari apa yang di sediakan ibunya. Laju pertumbuhan masa balita lebih besar dari masa
usia pra sekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar..
Tumbuh Kembang Balita
Secara umum tumbuh kembang setiap anak berbeda-beda, namun prosesnya
senantiasa melalui tiga pola yang sama, yakni:
1. Pertumbuhan dimulai dari tubuh bagian atas menuju bagian bawah
(sefalokaudal). Pertumbuhannya dimulai dari kepala hingga ujung kaki, anak-anak
berusaha menegakkan tubuhnya. Lalu dilanjutkan belajar menggunakan kakinya.
2. Perkembangan dimulai dari batang tubuh kearah luar. Contohnya adalah anak
akan lebih dulu menguasai penggunaan telapak tangan untuk menggenggam, sebelum
ia mampu meraih benda dengan jemarinya.
3. Setelah dua pola dikuasai, barulah anak belajar mengeksplorasi keterampilan-
keterampilan lain. Seperti melempar, menendang, berlari dan lain-lain.
Tujuan mempelajari pertumbuhan dan perkembanga bayi dan balita
Untuk mengetahui tumbuh kembang bayi yang normal; untuk mengetahui adanya
kelainan dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi sedini mungkin; untuk
mengarahkan agar pertumbuhan dan perkembangan bayi langsung selaras sesuia
dengan usianya.
Tahap / fase tumbuh kembang anak
Fase neonatus, sejak lahir sampai umur 4 minggu; fase bayi, 4 minggu sampai dengan
1 tahun; fase prasekola/balita, 1 sampai 5 tahun; fase anak srkolah, 6 sampai dengan
12 tahun; fase remaja, 12 sampai dengan 18 atau 21 tahun (Belum Menikah).
Pola tahap perkembangan
Pola ini mencerminkan ciri khusus dalam setiap tahapan perkebangan yang ddapat
digunakan untuk mendeteksi dini perkembanga selanjutnya. Pada masa ini di bagi
menjadi lima tahap yaitu : a). masa pra lahir, terjadi pertumbuhan yag sangat cepat
pada alat dan jaringan tubuh; b). masa neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan
kehidupan diluar rahim dan hampir sedikit aspek pertumbuha fisik dalam perubahan;
c). masa bayi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang mempengaruhinya fan
mempunyai dan mempunyai kemampuan untuk melindungi dan menghindari hal yang
mengancam dirinya ; d) masa anak terjadi perkembangan yang cepat dalam asfek
sifat, sikap, minat dan cara penyesuaian dengan lingkungan.
faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
1. faktor herediter: merupakan faktor pertumbuhan yang dapat di turunkan yaitu
suku, ras, dan jenis kelmin.
2. Faktor lingkungan: lingkungan pranatal, kondisi lingkungan, yang
mempengaruhi fetus dalam uterus yang dapat mengganggu pertumbuhan dan
perkembangan anak atau balita.
3. Nutrisi: nutrisi adalh salah satu komponen yang penting dalam menunjang
keberlangsungan proses pertumbuhan perkembangan.
4. Lingkungan budaya: budaya keluarga atau mmasyarakat akan mempengaruhi
bagaimanna mereka dalam mempersepsikan dan memahami kesehatan dan perilaku
hidup sehat.
5. Status sosial dan ekonomi keluarga : anak yang dibesarkann di keluarga yang
berekonomi tinggi untuk pemenuhan kebutuhan gizi akan tercukupi dengan baik di
bandingkan dengan anak yang di besarkan dikeluarga yang berekonomi sedang atau
krang.
6. Iklim/cuaca: iklim tertentu akan mempengarhi status kesehatan anak misalnya
musim penghujan akan dapat menimbulkan banjir sehingga menyebabpkan sulitnya
trasportasi untuk mendapatkan bahan makanan, timbul penyaki menular, dan penyakit
kulit yang dapat menyerang bayi dan anak-anak.
7. Olah raga/latihan fisik: manfaat olah raga atau latihan fisik yang teratur akan
meningkatkan sirkulasi darah sehingga meningkatkna suplai oksigen ke seluruh
tubuh, meningkatkan aktivitas fisik dan menstimulasi perkembangan otot dan jaringan
sel.
8. Posisi anak dalam keluarga: posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak
tengah atau anak bungsu dan mempegaruhi pola perkembangan anak tersebut diasuh
dan didik dalam keluarga.
9. Status kesehatan: status kesehatan anak dapat mempengaruhi pada pencapaian
pertumbuhan dan perkembangan.
10. Faktor hormoanal: faktor hormonal yang berperan dalam pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah somatotropon yang berperan dalam mempengaruhi
pertumbuhan tinggi badan,hormon tiroid dengan menstimulasi metabolisme tubuh.
Ciri-ciri tumbuh kembang anak
Tumbuh kembang anak yang sudah di muali sejak lonsepsi sampai dewasa itu
mempunyai ciri-ciri tersendiri, yaitu : tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu
sejak dari konsepsi sampai maturitas/dewasa yang dipengaruhi oleh faktor bawaan
dan lingkungan.
Kunjungan Balita
Asuhan masa balita diperlukan pada masa ini karena merupakan masa kritis bagiorang
tua dan balitanya. Adapun tujuan asuhan masa balita:
a. Menjaga kesehatan orang tua dan balitanya, baik fisik maupun psikologik
b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati
atau merujuk apabila terjadi komplikasi pada ibu maupun balitanya.
c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencaan, menyusui, pemberian imunisasi kepada balita dan perawatan
hidup sehat.
d. Memberikan pelayanan keluarga berencana.
Pelayanan kesehatan anak balita
Pelayanan kesehatan sesuai standar yang meliputi :
1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam
Buku KIA/ KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak
balita setiap bulan yang tercatat dalam Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik
dalam 2 bulan berturut-turut atau berat badan anak balita di bawah garis merah harus
dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.
2. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2
kali dalam setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik
kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali pertahun
(setiap 6 bulan). Pelayanan SDIDTK diberikan disarana pelayanan kesehatan.
3. Pemberian vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali setahun.
4. Kepemilikan dan pemanfaatan buku KIA oleh setiap anak balita.
5. Pelayanan anak balita sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS.

BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN KELUARGA TN.W


1. Identitas Keluarga
Salah satu keluarga RT 02 RW 03 dengan nama kepala keluarga bernama Tn. W
berjenis kelamin laki-laki umur 32 tahun beragama islam dengan suku bangsa jawa,
pendidikan terakhir Tn. W SMP, pekerjaan Tn. W adalah seorang karyawan dengan
lama pernikahan 6 tahun, untuk pengambilan keputusan dalam keluarga adalah Tn. W
atau Suami, alamat Tn. W Jalan R.A Kartini Gg. Mawar 06 RT 02 RW 003 No. 18
kelurahan Maragahayu Kecamatan Bekasi Timur.
2. Anggota Keluarga
No.
NAMA
UMUR
L/P
HUB.KLG
PENDIDIKAN
PEKERJAAN
1
Ny. W
28 tahun
P
Istri
SMP
IRT
2
An. A
3 tahun 5 bulan
P
Anak
-
-

3. Status Kesehatan Keluarga


Pada saat survei, keluarga Tn. W dalam keadaan sehat tidak menderita penyakit
apapun.
4. Keadaan Keluarga
Frekuensi makan keluarga Tn. W dalam 1 hari adalah 3 kali sehari dengan komposisi
makanan yang dikonsumsinya cukup, keluarga Tn. W menggunakan garam
beryodium dan kebiasaan berobat keluarga di Tenaga Kesehatan.
5. Genogram

Laki-laki

perempuan

6. Lokasi Rumah
Adapun tempat atau lokasi rumah keluarga binaan yang dapat penulis jelaskan
adalah bertempat tinggal di Rt. 02 Rw. 003 Kelurahan Margahayu Bekasi

LOKASI
RT

7. Posisi dan Bentuk Rumah Keluarga Binaan


Posisi rumah keluarga binaan menghadap ke selatan, keadaan rumah
sudah berlantai keramik terdiri dari ruang tamu, dua kamar tidur dan dapur. Kamar
mandi sudah berada didalam rumah, didepan rumah ada teras.

RT

8. Keadaan rumah keluarga bianaan


Rumah keluarga bianaan terawat ditinjau dari keadaan ruang tamu, kamar tidur,
dapur, halaman belakang rumah. Ventilasi udara dan cahaya memenuhi syarat.
Keadaan keluarga tampak harmonis dan keluarga ramah setiap kali dikunjungi.
II. FORMAT PENGKAJIAN BALITA (1-5 TAHUN)

A. IDENTITAS
Nama Balita : An. A
Tanggal Lahir : 30 Juli 2010
Usia Balita : 3 tahun 5 bulan
Jenis Kelamin : Perempuan
Nama Ibu : Ny. W
Nama Ayah : Tn. W
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Alamat Rumah : Jl. RA Kartini Gg. Mawar 06 RT 02 RW 03, Margahayu
Bekasi - Timur.

B. ANAMNESA pada tanggal 31 Desember 2013 Pukul : 10.00 Wib


Oleh : Asmawati

1. Alasan kunjungan saat ini :


Kunjungan pertama Keluhan : Tidak Ada Keluhan
ü Kunjungan Rumah

2. Usia Balita : 3 tahun 5 buan


3. Kunjungan ke posyandu :
ü Ya,
Frekuensi :
ü Teratur
Kepemilikan KMS :
ü Ya, terisi Lengkap
Pemberian vitamin A :
ü Ya
4. Keadaan gizi menurut KMS :
ü Baik
5. Status Imunisasi
No.
Jenis Imunisasi
Sudah/Belum
Tempat
KMS/Pengakuan Ortu
Kesimpulan
1
BCG
Sudah
Bidan
KMS
2
Polio 1
Sudah
Bidan
KMS

3
Polio 2
Sudah
Bidan
KMS

4
Polio 3
Sudah
Posyandu
KMS

5
Polio 4
Sudah
Posyandu
KMS

6
Hepatitis (0-7 hari)
Sudah
Bidan
KMS

7
Combo 2
Sudah
Posyandu
KMS

8
Combo 3
Sudah
Posyandu
KMS

9
Combo 4
Sudah
Posyandu
KMS

10
Campak
Sudah
Posyandu
KMS

6. Ibu memberikan ASI ekslusif


ü Tidak, alasan karena ibu melahirkan dirumah sakit dengan tindakan Sectio Sesar
sehingga ibu tidak bisa memberikan ASI saat dirumah sakit.
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada keluarga binaan di RT 02 RW 003


Kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur, pembahasan dari laporan keluarga
binaan ini sebagai berikut:

Pembahasan hasil asuhan pada balita Ny. C dengan keadaan normal


Setelah dilakukan asuhan pada Tanggal 20 September 2023 An. SR 3 tahun 5 bulan,
memiliki Berat Badan 14 kg, Tinggi Badan 95 cm, Lingkar Kepala 48 cm dan Lingkar
Lengan 16 cm. Maka dapat diketahui status gizi anak dalam keadaan baik sesuai
dengan usianya.
Saat dilakukan DDST pada An. A dengan Usia 3 tahun, An. A dapat
melakukan sesuai dengan usianya yaitu dapat memakai T-shirt, menyebutkan nama
temannya, mencuci tangan dan mengeringkannya, meloncat jauh berdiri 1 kaki dalam
1 detik, dapat mengekspresikan emosi serta dapat menyebut gambar. Maka dapat
diketahui perkembangan motorik kasar, bahasa, adaptif/ motorik halus dan personal
soaial.
Maka dapat disimpulkan bahwa balita dalam keadaan sehat dan tidak adkeluhan
yang dirasakan pada saat ini.
BAB V
PENUTUP

Penutup
Asuhan pada balita adalah asuhan yang diberikan pada balita umur 1-5 tahun. Dari
asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada 1 keluarga binaan di RW 03 di RT 05
Kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur, maka penulis menyimpulkan
beberapa hal, yaitu Pada keluarga Balita An.SR dengan perbaikan gizi , maka balita
perlu asupan gizi yang baik seperti mengkonsumsi makan – makanan yang bergizi
seperti sayur-sayuran dan buah-buahan .

Saran
Adapun saran yang penulis berikan yaitu sebagai berikut:
1. Untuk masyarakat agar ikut berperan serta dalam meningkatkan derajat
kesehatan dengan membantu tenaga kesehatan dalam menjalankan tugas-tugasnya
dengan mengikuti program- program dari tenaga kesehatan.
2. Bagi mahasiswa dapat meningkatkan minat belajar dan keterampilannya agar
asuhan yang diberikan pada masyarakat mendapatkan hasil yang maksimal serta dapat
belajar untuk berkomunikasi yang lebih baik lagi kepada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai