“T”
DENGAN PEMERIKSAAN DDST PADA BAYI “A” USIA 13 BULAN
DI DUSUN KEKEP DESA TULUNGREJO – KEC.BUMIAJI
TANGGAL 26 NOPEMBER 2008
KOTA BATU
OLEH :
ENI FAUZIYAH
NIM. 06.2.075
POLITEKNIK KESEHATAN
RUMAH SAKIT TK II dr. SOEPRAOEN
MALANG
2008
LEMBAR PENGESAHAN
OLEH :
ENI FAUZIYAH
NIM. 06.2.075
Mengetahui,
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga dapat terselesaikannya
“asuhan kebidanan pada keluarga Tn. “T” dengan pemeriksaan ddst pada bayi “A”
usia 13 bulan di dusun kekep desa tulungrejo – kec.bumiaji tanggal 26 Nopember
2008”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penilaian perkembangan
anak dengan menggunakan metode DDST ini karena ada bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. dr. Prabowo Sp.OG, selaku Ka Prodi Kebidanan Poltekkes dr. Soepraoen
Malang
2. Ibu Sumarmi selaku Bidan Desa Tulungrejo
3. Ibu Dhasih Afiat Selaku pembimbing Akademik mahasiswa Poltekkes dr.
Soepraoen Malang
4. Tn. Tambeng beserta keluarga yang telah menjadi keluarga binaan selama
PKMD berlangsung.
5.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun dan demi perbaikan laporan selanjutnya.
Semoga asuhan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya
dan khusunya bagi penulis sendiri.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan dalam melayani
masyarakat dan keluarga, dimana konsep tersebut berisi berbagai unsur, antara
lain bidan sebagai pelaksana pelayanan (pelayan kebidanan), komunitas sebagai
sasaran pelayanan, ilmu dan teknologi kebidanan serta factor-faktor yang
mempengaruhi lingkungan.
Dalam pelaksanaan tugasnya bidan perlu mengaitkan upaya yang
dilakukan untuk mewujudkan “Health for All” yang merupakan cita-cita
pembangunan kesehatan dalam rangka meningkatkan derajad kesehatan yang
optimal bagi seluruh penduduk.
Salah satu arah pelayanan kebidanan komunitas adalah untuk mewujudkan
keluarga yang sehat dan sejahtera menuju keluarga kecil, sehat, bahagia dan
sejahtera yang mencakup upaya pencegahan penyakit, pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan, penyembuhan serta pemulihan kesehatan bagi keluarga.
(Syahlan, 1996:11-17).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan kebidanan komunitas pada keluarga
diharapkan mahasiswa mendapatkan pengetahuan dan pengalaman manajemen
kebidanan komunitas pada keluarga dengan salah satu anggota keluarga yang
menggunakan DDST dalam mendeteksi pertumbuhan dan perkembangan
balitanya.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan asuhan kebidanan mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian pada keluarga
b. Mengidentifikasi masalah pada keluarga
c. Menentukan prioritas masalah keluarga
d. Mengidentifikasi intervensi yang dapat diberikan untuk mengatasi masalah
keluarga
e. Melakukan implementasi sesuai rencana pada keluarga
f. Melakukan evaluasi jangka panjang dan jangka pendek pada keluarga
C. BATASAN MASALAH
Sebenarnya terdapat berbagai masalah pada keluarga, tetapi karena
keterbatasan waktu maka penulis membatasi pada keluarga dengan kasus KPSP
D. METODE PENULISAN
Penulisan laporan menggunakan metode Varney yang disesuaikan dengan
metode asuhan kebidanan komunitas.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Metode Penulisan
D. Sistematika Penulisan
BAB II : Landasan Teori
A. Konsep Keluarga
B. Perawatan Kesehatan Keluarga
C. Pertumbuhan dan Perkembangan dengan KPSP
BAB III : Tinjauan Kasus
A. Pengkajian
B. Interprestasi data dasar
C. Prioritas Masalah
D. Intervensi
E. Implementasi
BAB IV : Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP KELUARGA
I. PENGERTIAN
a.Keluarga adalah suatu kelompok yang hidup bersama sebagai suatu
kesatuan atau unit masyarakat terkecil, tidak selalu ada hubungan darah,
ikatan perkawinan, hidup satu rumah dibawah asuhan seorang kepala
rumah tangga dan makan satu periuk. ( Sub Dit Perkemas, Depkes RI,
1983 ).
b. Keluarga adalah unit terkecil masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat
di bawah satu atap dan saling ketergantungan. ( Depkes RI 1988 )
c.Keluarga adalah 2 atau lebih dari individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pegangkatan dan mereka
hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain di dalam
peranannya masing-masing, menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan. ( Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1989 )
V. PERANAN KELUARGA
Peranan keluarga menggambarkan perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu
yang didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan
masyarakat.
4. Radiasi
Pada umur kehamilan kurang dari 18 minggu terjadi
proses organogenesis. Jika sebelum umur kehamilan 18 mniggu
terkena sinar radiasi proses organogenesis terganggu sehingga
menyebabkan kerusakan jaringan otak, mikrosevali dan cacat
bawaan.
5. Stress
Stress yang dialami ibu pada waktu hamil dapat
mempengaruhi tumbuh kembang janin. Contoh: karena stress
nafsu makan ibu menjadi berkurang sehingga nutrisi yang
dialirkan ke janin menjadi berkurang. Janin yang kekurangan
nutrisi proses pertumbuhan dan perkembangan di dalam
kandungan terganggu sehingga kemungkinan besar terjadi cacat
bawaan, kelainan kejiwaan dan lain-lain.
6. Imunitas
Rhesus atau ABO inkontabilitas sering menyebabkan:
- Abortus
- Kern ikterus
- Hidrops fetalis
- Lahir mati
7. Infeksi
Ibu yang selama hamil terkena virus seperti Herpes
simplex, rubella, toxoplasmosis maka virus tersebut akan
masuk ke sirkulasi darah janin, janin akan tertular dan proses
organogenesis terganggu mengakibatkan cacat bawaan.
Lingkungan post natal yang mempengaruhi tumbuh kembang
anak antara lain:
1. Lingkungan biologis
a. Ras/suku bangsa
Ras Eropa memiliki pertumbuhan fisik lebih tinggi dan
besar daripada ras Asia.
b. Jenis kelamin
Anak wanita lebih cepat matang dalam
mental/psikologisnya daripada anak laki-laki.
Anak laki-laki pertumbuhan fisiknya lebih cepat
daripada anak perempuan.
Anak laki-laki lebih sering sakit dibandingkan anak
perempuan.
c. Umur
Masa balita merupakan dasar pembentukan kepribadian
anak. Pada masa tersebut anak mudah sakit dan mudah
terjadi kurang gizi sehingga diperlukan perhatian
khusus.
d. Gizi
Makanan memegang peranan penting dalam tumbuh
kembang anak. Makanan untuk pertumbuhan
dipengaruhi oleh:
- Ketahanan makanan (food security)
- Keamanan makanan (food safety)
e. Perawatan kesehatan
Perawatan kesehatan yang teratur misalnya pemeriksaan
kesehatan dan menimbang anak secara rutin di
posyandu setiap bulan akan menunjang tumbuh
kembang anak.
f. Kepekaan terhadap penyakit
Dengan memberikan imunisasi, maka diharapkan anak
terhindar dari penyakit yang sering menyebabkan cacat
atau kematian imunisasi yang dianjurkan sebelum anak
berumur 1 tahun:
- BCG - Hepatitis B 3x - DPT 3x
- Polio 4x - Campak
g. Penyakit kronis
Penyakit menahun akan mengganggu tumbuh kembang
dan pendidikan anak.
h. Fungsi metabolisme
Kebutuhan akan berbagai macam nutrient harus
didasarkan atas pertumbuhan fisik.
i. Hormon
Hormon-hormon yang berpengaruh antara lain:
- Samatotropin/growth hormon: pengatur utama
pada pertumbuhan fisik.
- Hormon tiroid : berfungsi dalam metabolisme
protein, lemak, karbohidrat, maturasi tulang,
pertumbuhan dan fungsi otak.
- Glukokortikoid
- Hormon-hormon seks : mempunyai peranan
dalam fertilisasi dan reproduksi.
- Insulin like grwoth factors (IGFS) : berperan
pada pertumbuhan.
2. Faktor Fisik
a. Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah
b. Sanitasi
c. Keadaan rumah (struktur bangunan, ventilasi, cahaya,
kepadatan hunian)
d. Radiasi
3. Faktor – Psikososial
a. Stimulasi
Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur
akan lebih cepat berkembang daripada anak yang
kurang/tidak mendapat stimulasi.
b. Motivasi belajar
Memberikan lingkungan yang kondusif untuk belajar.
c. Ganjaran atau hukuman yang wajar.
Jika anak berbuat benar maka wajib kita memberi
ganjaran misalnya pujian, ciuman dll. Sedangkan
menghukum dengan cara yang wajar kalau anak berbuat
salah, masih dibenarkan.
d. Kelompok sebaya
Teman sebaya diperlukan untuk proses sosialisasi
dengan lingkungan anak.
e. Stress
Stress pada anak berpengaruh terhadap tumbuh
kembangnya, misalnya anak akan menarik diri, nafsu
makan menurun dsb.
f. Sekolah
Pendidikan yang baik diharapkan dapat meningkatkan
taraf hidup anak.
g. Cinta dan kasih sayang
Anak memerlukan kasih sayang dan perlakuan yang adil
dari orang tuanya agar kelak menjadi anak yang tidak
sombong dan bisa memberikan kasih sayangnya pula
pada sesamanya.
4. Faktor Keluarga dan Adat Istiadat
a. Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang
tumbuh kembang anak.
b. Pendidikan Ayah/Ibu
Pendidikan orang tua yang baik maka dapat menerima
informasi dari luar tentang cara pengasuhan anak yang
baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya,
pendidikannya dsb.
c. Jumlah saudara
Jumlah anak yang banyak pada keluarga yang keadaan
sosial ekonominya cukup, akan menyebabkan
kurangnya perhatian akan kasih sayang yang diterima
anak.
d. Jenis kelamin dalam keluarga
Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status,
pendidikan yang lebih rendah daripada laki-laki.
e. Stabilitas rumah tangga
Stabilitas dan keharmonisan rumah tangga
mempengaruhi tumbuh kembang anak.
f. Kepribadian Ayah/Ibu
Kepribadian orang tua yang terbuka akan berpengaruh
baik pada tumbuh kembang anak.
g. Adat-Istiadat, norma-norma, tabu-tabu (takhayul)
h. Agama
Pengajaran agama harus sudah ditanamkan pada anak
sedini mungkin karena dapat menuntun untuk berbuat
kebaikan.
i. Urbanisasi
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan
dengan segala permasalahannya.
Adapun tugas yang harus dicapai pada anak usia 3 tahun menurut Denver,
antara lain:
Personal Sosial
- Mengambil makan
- Gosok gigi tanpa bantuan
- Bermain ular tangga
- Berpakaian tanpa bantuan
- Memakai T-shirt
- Menyebut nama teman
- Cuci dan mengeringkan tangan
Motorik Halus
- Memilih garis yang lebih panjang
- Mencontoh gambar +
- Menggambar orang 3 bagian
- Mencontoh gambar O
- Menggoyamgkan ibu jari
- Menara dari 8 kubus
- Meniru garis vertical
- Mencontoh gambar
- Menggambar orang 3 bagian
- Mencontoh gambar
Bahasa
- Berlawan 2
- Mengetahui kata sifa
- Mengartikan 5 kata
- Menyebutkan 4 warna
- Mengerti 4 kata depan
- Bicara semua di mengerti
- Mengetahui 4 kegiatan
- Kegunaan 3 benda
- Menghitung 1 kubus
- Kegunaan 2 benda
- Menyebut 1 warna
Motorik Kasar
- Berdiri 1 kaki dalam 5 detik
- Berdiri 1 kaki dalam 4 detik
- Berdiri 1 kaki dalam 3 detik
- Melompat dengan 1 kaki
- Berdiri 1 kaki dalam 2 detik
- Berdiri 1 kaki dalam 1 detik
- Berjalan dari tumi ke jari kaki
- Berdiri 1 kaki dalam 5 detik
Penilaian
Dari buku petunjuk terdapat penjelasan tentang bagaimana melakukan
penilaian, apakah lulus ( passed = P ), gagal ( fail = F ), dan anak menolak
( refuse = R ). Kemudian ditarik garis berdasarkan umur sacara horizontal dan
melakukan tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung
pada masing-masing sector, berapa yang P dan berapa yang F serta berapa
yang R. selanjutnya berdasarkan hasil tersebut diklasifikasikan dalam :
Normal, Abnormal, Meragukan dan Tidak dapat ditest.
Normal
Semua yang tidak tercantum dalam criteria di atas.
Abnormal
Bila di dapat 2 atau lebih keterlambatan pada 2 sektor atau lebih, bila
dalam 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan pada sector yang
sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang berpotongan dengan
garis vertical usia.
Tidak dapat ditest
Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil test menjadi abnormal
atau meragukan.
BAB III
ASUHAN KELUARGA
DENGAN DDST PADA BALITA
I. PENGKAJIAN
Dilakukan pada tanggal 26 Nopember 2008, pukul 10.00 WIB
DATA SUBYEKTIF
1. Biodata Keluarga
Nama KK : Tn. “ T ”
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 49 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Jawa - Indonesia
Pekerjaan : Petani
Penghasilan : Rp. 700.000,-
Alamat : Dsn. Kekep, Ds. Gondang, Kec. Tulungrejo, Kota Batu
2. Susunan Keluarga
No Nama L/ P Hub. Umur Status Pendi Agama Peker
Keluarga dikan jaan
1. Tambeng L KK 49 Kawin SD Islam Petani
2. Rokanah P Istri 40 Kawin SD Islam -
3. Gatot L Anak 20 Kawin SD Islam Swasta
4. Ida P Menantu 18 Kawin SMP Islam -
5. Dewi S. P Anak 8 Belum SD Islam -
6. Alivia P Cucu 1 Belum - Islam -
Genogram
Keterangan :
Laki- laki
Perempuan
Tinggal 1 rumah
3. Pengambilan Keputusan
Ibu mengatakan pengambilan keputusan dan memutuskan masalah dalam
keluarga lebih banyak dipegang oleh KK, tapi bila KK sedang bekerja, dan
membutuhkan keputusan yang segera, istri memutuskan masalah bersama
anak laki – lakinya.
5. Kebutuhan Sehari-hari
5.1 Kebutuhan Nutrisi
o Frekuensi makan dalam satu hari kadang-kadang 2x, kadang-kadang
3x.
o Menu dalam sehari : nasi, dengan lauk tempe/tahu, telur (jarang-
jarang), daging (1 tahun sekali)
5.2 Kebutuhan Istirahat
Ibu mengatakan kebiasaan istirahat keluarga tidak teratur tergantung pada
kemauan dan kesibukan masing-masing:
o Tn ”T” pada siang hari jarang tidur dikarenakan harus mengurus
urusan pekerjaannya, sedang pada malam hari Ayah mulai tidur mulai
sektar pukul 22.00 atau pukul 23.00 WIB dan bangun pagi ketika
subuh.
o Ny “R” biasa tidur pada siang hari, sekitar 1 – 2 jam /hari, dan
biasanyatidur malam sekitar pukul 21.00 WIB sampai subuh.
o Tn “G” jarang dan hampir tidak pernah tidur siang karena bekerja.
Dan biasanya malam tidur mulai pukul 22.00 malam sampai subuh.
o Ny. “I” tidak biasa tidur siang, karena harus merawat dan mengasuh
anaknya yang balita, dan membantu ibu mertua mengurus urusan
rumah tangga. Sedang tidur malam tidak tentu, menunggu anaknya
tertidur terlebih dahulu. Biasanya mulai pukul 20.00 WIB sampai
pukul 05.00 WIB.
o An. “D” tidur siang sekitar 1-2 jam sehari, sedang tidur malam mulai
pukul 20.00 WIB sampai subuh.
o An. “V” tidur siang pukul 11.00 – 13.00 WIB. Dan tidur malam tidak
tentu ( sering mulai pukul 20.00 – 05.00 WIB )
5.3 Kebersihan Diri
Ibu mengatakan dalam sehari anggota keluarga mandi 3 x sehari, gosok
gigi 2 x sehari menggunakan pasta gigi, anggota keluarga mengganti
pakaian 1 x sehari dan Ny “R” mengganti pakaian dalam 1x sehari.
5.4 Eliminasi
Ibu mengatakan pola BAB masing-masing anggota keluarga sama yaitu
1 x sehari dan tidak gangguan ataupun keluhan.
5.5 Olah Raga
Ibu menganggap bahwa pekerjaan rumah yang dilakukan merupakan
olah raga bagi ibu. Demikian halnya dengan suami.
5.6 Rekreasi
Ibu beserta seluruh anggota keluarga jarang berekreasi. Kurang lebih 1
tahun sekali.
5.7 Faktor Sosial, Budaya dan Ekonomi
1. Penghasilan
Setiap bulan Tn “T” mendapat penghasilan ± Rp. 700.000,- yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
Sedangkan Tn “G” mendapat penghasilan ± Rp. 500.000,- yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan anak dan istrinya serta
membantu perekonomian keluarganya.
2. Pendidikan
Tn. “T”, Ny. “R” dan Tn “G” mempunyai riwayat pendidikan sampai
bangku SD, Sedangkan Ny. “I”sekolah sampai bangku SLTP
sedangkan An.“D” sekarang sekolah di bangku SD dan An “V”
masih belum sekolah.
3. Suku dan Agama
Tn. “T” dan Ny. “R” sama-sama suku jawa dan beragama Islam.
Ny “I” sebagai menantu juga berasal dari suku jawa dan beragama
islam.
4. Hubungan dengan Keluarga
Ny “R” dan Ny “D” mengatakan setiap hari sering berkunjung ke
rumah tetangga untuk mengobrol. Hubungan dengan tetangga sangat
baik, seperti saudara sendiri.
6. Faktor Lingkungan
a. Perumahan
Rumah yang ditempati keluarga Tn “T” adalah milik sendiri, dengan
luas bangunan 48 m2, terdiri dari 3 kamar tidur, ruang tamu, dapur,
kandang sapi. Ventilasi rumah berupa jendela terbuka dengan sirkulasi
udara dan cahaya sinar matahari sedang. Kamar mandi dan WC
cemplung tertutup milik sendiri.
Denah rumah
Ruang Tamu
Kamar Tidur
WC Dapur
b. Jenis Bangunan
Lantai rumah berupa tanah, dinding terbuat dari dinding tembok,
ventilasi jendela terbuka, penerangan listrik, cahaya masuk sedang.
c. Kebersihan
Keadaan rumah cukup bersih karena tiap pagi dan sore selalu disapu.
d. Pemakaian Air
Air berasal dari air sumber yang disalurkan lewat perpipaan, jernih,
tidak berbau dan tidak berasa, milik umum.
e. Jamban Keluarga
Jamban keluarga adalah cemplung tertutup dengan jarak sumber air
>10 meter dengan staus milik sendiri.
f. Pembuangan Limbah
Pembuangan limbah rumah melalui selokan yang dialirkan ke sungai.
g. Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dibuang dilubang sampah kemudian dibakar,
kadang di sungai.
h. Pemanfaatan Fasilitas Kesehatan
Keluarga Tn “T” biasa berobat ke tenaga kesehatan bila ada yang sakit.
Melahirkan di Polindes..
7. Psikologis
Dalam keluarga suka bergurau, sering berkumpul untuk menonton TV bila ada
waktu senggang, dan dalam keluarga terbiasa bersikap terbuka.
DATA OBYEKTIF
1. Tn “T”
Pemeriksaan umum
Kesadaran : CM
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 80 x/mnt
Pernafasan : 24 x/mnt
Suhu : 36,5 C
Pemeriksaan fisik
Kepala : rambut hitam, bersih tidak rontok
Mata : simetris, konjungtivca merah muda, sklera putih
Hidung : bersih tidak ada sekret
Mulut : bersih, gigi ada caries, bibir basah, tidak pucat
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
Dada : simetris, oedem (-), varises (-)
2. Ny “R”
Pemeriksaan umum
Kesadaran : CM
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/mnt
Pernafasan : 24 x/mnt
Suhu : 36,5 C
Pemeriksaan fisik
Kepala : rambut hitam, bersih tidak rontok
Mata : simetris, konjungtivca merah muda, sklera putih
Hidung : bersih tidak ada sekret
Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, bibir basah, tidak pucat
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
Dada : simetris, oedem (-), varises (-)
3. Tn “G”
Pemeriksaan umum
Kesadaran : CM
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/mnt
Pernafasan : 22 x/mnt
Suhu : 36,5 C
Pemeriksaan fisik
Kepala : rambut hitam, bersih tidak rontok
Mata : simetris, konjungtivca merah muda, sklera putih
Hidung : bersih tidak ada sekret
Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, bibir basah, tidak pucat
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
Dada : simetris, oedem (-), varises (-)
4. Ny “I”
Pemeriksaan umum
Kesadaran : CM
TD : 110/70 mmHg
Nadi : 84 x/mnt
Pernafasan : 24 x/mnt
Suhu : 36,5 C
Pemeriksaan fisik
Kepala : rambut hitam, bersih tidak rontok
Mata : simetris, konjungtivca merah muda, sklera putih
Hidung : bersih tidak ada sekret
Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, bibir basah, tidak pucat
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
Dada : simetris, oedem (-), varises (-)
5. An “D”
Pemeriksaan umum
Kesadaran : CM
Nadi : 84 x/mnt
Pernafasan : 24 x/mnt
Suhu : 36,5 C
Pemeriksaan fisik
Kepala : rambut hitam, bersih tidak rontok
Mata : simetris, konjungtivca merah muda, sklera putih
Hidung : bersih tidak ada sekret
Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, bibir basah, tidak pucat
Leher : tidak ada pembesaran vena jugularis dan kelenjar tiroid
Dada : simetris, oedem (-), varises (-)
6. An “A”
a. Pemeriksaan Umum
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : N = 100 ×/menit
R = 36×/menit
S = 36,5oC
b. Pemeriksaan Antropometri
BB/TB : 10 kg/ 72 cm
LK/LD/LILA : 50 cm/ 48 cm/ 14 cm
c. Pemeriksaan Fisik
Kepala : bentuk normal, warna rambut hitam, bersih
Muka : tidak pucat, tidak tampak sakit
Mata : simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : simetris, tidak ada sekret, tidak ada pernapasan cuping
hidung.
Gigi dan Mulut : bersih, tumbuh gigi, gigi tidak caries, lidah bersih
Telinga : simetris, tidak ada sekret
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid dan
bendungan vena jugularis
Dada : tidak ada retraksi dinding dada, bentuk normal
Perut : bentuk normal, tidak tampak pembesaran hepar
Genetalia : bersih, bentuk normal (laki-laki)
Ekstremitas : simetris, tidak ada kelainan
3. Usia Anak
Tgl. Pemeriksaan : 2008-12-02
Tgl. Lahir : 2007-11-13
1 0 19 = 13 bulan
Jadi usia anak sekarang adalah 13 bulan.
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH
Dx : An. “A” usia 13 bulan dengan pemeriksaan DDST
Ds : - ibu mengatakan selalu rutin membewa anaknya ke posyandu
- ibu mengatakan anaknya sudah mulai berjalan dan berbicara
- ibu mengatakan imunisasi anaknya telah lengkap.
- ibu mengatakan anaknya bisa makan sendiri
Do : - Anak terlihat ceria dan lincah
- Terlihat tubuh anak sesuai dengan usianya saat ini.
III.INTERVENSI
Dx : An. “A” usia 13 bulan dengan pemeriksaan DDST
Tujuan : - Perkembangan anak sesuai dengan usianya
- Anak dapat tumbuh dan berkembang tanpa ada kelainan
KH : Anak dapat melakukan tugas sesuai dengan usianya
Intervensi :
1. Jelaskan pada ibu tentang hasil dengan pemeriksaan menggunakan metode
DDST.
R : Ibu mengetahui perkembangan anaknya terutama tentang keterlambatan
yang harus segera ditangani.
2. Jelaskan pada ibu tentang manfaat dari penilaian pertumbuhan dan
perkembangan menggunakan DDST.
R : Ibu mengerti tentang manfaat dari penialaian perkembangan dengan
menggunakan metode DDST
3. Motivasi orang tua untuk memberi rangsangan pertumbuhan dan perkembangan
sesuai dengan usia perkembangan berikutnya.
R : Anak dapat berkembang dengan pertumbuhan dan perkembangan sesuai
dengan usianya.
4. Sarankan ibu untuk segera kontrol bila terdapat kelainan-kelainan dalam
perkembangannya
R : Deteksi dini adanya kelainan dalam perkembangannya.
VI. IMPLEMENTASI
1. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan perkembangan dengan DDST dan
pada anaknya tidak terdapat keterlambatan.
2. Menjelaskan pada ibu tentang manfaat penilaian perkembangan dengan
menggunakan DDST sangaat diperlukan karena apabila ada keterlambatan
perkembangan dapat segera dikonsultasikan dan segera dilakukan penanganan
dengan tepat.
3. Memberi motivasi ibu untuk memberi rangsangan pertumbuhan dan
perkembangan sesuai dengan usia perkembangan berikutnya.
4. Menyarankan ibu untuk segera kontrol bila terdapat kelainan untuk
mendeteksi dini adanya kelainan perkembangan pada anak.
VII. EVALUASI
Dilaksanakan pada tanggal : 26 Nopember 2008, pkl : 11.00 WIB
Dx : An. “A” usia 13 bulan dengan pemeriksaan DDST
S : Ibu mengatakan telah mengetahui perkembangan anaknya
O : Anak dapat mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
A : Telah dilakukan pemeriksaan DDST pada An. “A”.
P : Sarankan ibu untuk memberikan stimulus secara teratur sesuai dengan
usianya
CATATAN PERKEMBANGAN
Dilakukan pada tanggal 30 Nopember 2008, pukul 09.00 WIB
BAB IV
PEMBAHASAN
I. KESIMPULAN
Dari hasil pengkajian yang dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan
DDST ( Denver Developmental Screening Test ) pada An. “A” tidak ditemukan
masalah yang mengganggu dalam hal pertumbuhan dan perkembangannya. Dari
hasil penilaian perkembangan didapatkan hasil bahwa perkembangan anak tersebut
baik. Sedangkan untuk menunjang agar perkembangan anak lebih lanjut dapat
berkembang dengan baik dan normal maka harus dilakukan perencanaan untuk
tindakan yang akan dilakukan yaitu meliputi, penjelasan kepada ibu tentang hasil
dari pemeriksaan perkembangan. Jelaskan tentang kegunaan dari penilaian
perkembangan bagi anak, anjurkan agar ibu untuk selalu mengamati perkembangan
anaknya dan beritahukan juga pada ibu tentang tahapan perkembangan anaknya
dan beritahukan juga pada ibu tentang tahapan perkembangan anak selanjutnya.
Penatalakanaan dalam hal ini perlu disesuaikan dengan kasus serta umur
dari anak, sehingga tindakan yang akan kita lakukan sesuai, dan petugas nantinya
dapat mengevaluasi dari tahapan perkembangan lebih lanjut pada anak sesuai
dengan rencana asuhan kebidanan dan tindakan yang telah dilakukan.
B. SARAN
1. Sebaiknya orang tua mengetahui tentang adanya uji perkembangan pada anak
dan bisa melakukan pemeriksaan sendiri, salah satunya dengan DDST.
2. Orang tua diwajibkan untuk mengerti perkembangan anaknya sehingga dapat
mendeteksi dini jika ada keterlambatan pada perkembangan anak.
3. Apabila dalam pertumbuhan dan perkembangan anak terdapat keterlambatan,
hendaknya segera diketahui dan dirangsang untuk dilakukan pada anak agar
proses perkembangannya tidak terganggu dan tetap berjalan normal.
4. Jika terdapat keterlambatan yang tidak dapat diatasi setelah dilakukan
rangsangan pada anak hendaknya orang tua segera memeriksakan anak ke
petugas kesehatan
DAFTAR PUSTAKA