Oleh :
Pande Luh Sintha Oktaviani
NIM : P07124019031
3) Strukstur keluarga
Struktur keluarga didasarkan pada organisasi keluarga, yaitu perilaku anggota
keluarga dan pola hubungan dalam keluarga. Struktur keluarga dapat diperluas dan
dipersempit tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut untuk merespon
stressor yang ada dalam keluarga. Struktur keluarga terdiri dari sebagai berikut :
a) Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
b) Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
c) Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d) Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e) Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami dan istri.
Di lihat dari fungsinya, terdapat tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota
keluarganya, yaitu sebagai berikut.
1. Asih, yaitu memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, dan kehangatan
kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
2. Asuh, yaitu menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-
anak yang sehat baik fisik, mental dan spiritual.
3. Asah, yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
b. Konsep masyarakat
1) Definisi masyarakat
Masyarakat sebagai suatu sistem sosial menunjukkan bahwa semua orang bersatu
untuk saling melindungi dalam kepentingan bersama, dan berfungsi sebagai suatu
kesatuan dan secara terus menerus mengadakan hubungan (interaksi) dengan sistem
yang lebih besar.
2) Ciri-ciri masyarakat
a) Terdapat interaksi antar warga
b) Adat istiadat, norma hukum dan aturan khas yang mengatur seluruh
penduduk warga kota atau desa.
c) Satuan komunitas dalam wilayah atau orang yang berbagi suatu area pada
beberapa perioda waktu
d) Satuan rasa identitas kuat yang mengikat semua warga
3) Tipe masyarakat
a) Masyarakat terbuka
Masyarakat terbuka adalah masyarakat yang mau menerima perubahan-
perubahan, bak perubahan budaya maupun perubahan teknologi dan segala
macam perubahan yang terjadi di lingkungannya. pada masyarakat terbuka
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
Masyarakat yang menerima perubahan dengan seleksi
Masyarakat yang menerima perubahan tanpa seleksi
b) Masyarakat terutup
Masyarakat tertutup adalah masyarakat yang sulit menerima perubahan.
Mereka bersifat bahwa perubahan akan menyebabkan hilangnya keaslian
budayanya. Mereka menutup diri akan perubahan, adakalanya mereka
menerima perubahan namun sifatnya terbatas bahkan ada yang tak mau
menerimanya sama sekali. Mereka tak mau bergaul dengan masyarakat luar.
Cirri-ciri masyarakat tertutup :
Tak mau kehilangan budaya aslinya
Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
Memiliki sifat etnosentrisme yang tinggi
Terlalu kuat memegang tradisi dan ideologi kelompok
Mobilitas sosial rendah
a) Advokasi
Upaya mendapatkan komitmen dan dukungan dari para pemangku
kepentingan dan para pengambil kebijakan untuk melakukan perubahan
tata nilai atau peraturan yang ada, sehingga tujuan kesehatan yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Dukungan dapat berupa kebijakan, penyediaan
sumberdaya seperti tenaga, dana, dan sarana. Kelompok sasaran tersier
yaitu para pemangku kepentingan dan para pengambil kebijakan. Bentuk
oprasional : berupa pendekatan kepada pimpinan/ institusi tinggi
setempat.
b) Bina suasana (sosial support)
Upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong
individu anggota masyarakat melakukan kegiatan dan program kesehatan.
Dilakukan melalui pendekatan individu, kelompok, maupun massa,
sehingga lingkungan sekitar bersikap positif terhadap tujuan kesehatan
yang ingin dicapai. Bentuk operasional : berupa pelatihan, sosialisasi
program, pertemuan-pertemuan, yang dapat memanfaatkan metode
komunikasi modern dan formal maupun metodre sederhana (tatap muka)
dan informal.
c) Gerakan pemberdayaan masyarakat
Suatu uapaya dalam peningkatan kemampuan masyarakat guna
mengangkat harkat hidup, martabat dan derajat kesehatannya.
Langkah-langkah SMD
a) Persiapan SMD
a) Menyusun daftar pertanyaan
Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui
dipuskesmas atau desa.
Pertanyaan harus jelas singkat dan tidak bersifat
mepengaruhi responden.
Kombinasi pertanyaan terbuka dan tertutup
Menampung semua harapan masyarakat.
b) Menyusun lembar observasi
c) Menentukan kriteria responden
1) Pelaksanaan SMD
2) Pengolahan data
3) Penyajian data
b) Analisis masalah
Seluruh data yang dikumpulkan, yang releven, digunakan sebagai bulan
untuk analisis. Dari data yang terkumpul diperoleh informasi tentang
masalah-masalah kesehatan (termasuk penyakit) ibu dan anak.
c) Merumuskan masalah kesehatan masyarakat/kebidanan komunitas
Biasanya besaran kesehatan masyarakat di buat dengan menentukan
persentase atau proporsi.
d) Perencanaan
Langkah selanjutnya adalah menyusun perencanaan kesehatan
masyarakat/kebidanan komunitas. Dilakukan melalui kegiatan musyawarah
musyawarah desa. Rencana kesehatan masyarakat/kebidanan komunitas
adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan untuk dilaksanakan dalam
memecahkan masalah kesehatan yang telah teridentifikasi.
Tujuan dari MMD diharapkan masyarakat dapat :
1) Mengenal masalah kesehatan diwilayahnya
2) Bersepakat untuk menaggulangi masalah kesehatan yang ada
3) Menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan.
e) Pelaksanaan kegiatan
1) Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana
pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
2) Dalam pelaksanaannya bidan memonitor perkembangan dan perubahan
yang terjadi pada ibu, anak dan lingkungan. Tidak selalu upaya yang
dilakukan akan mencapai hasil yang diharapkan, karena dalam
pelaksanaan tindakan jarang ditemukan masalah dan hambatan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tindakan :
a. Merangsang komunitas untuk mengenal dan menerima masalah dan
kebutuhan kesehatan mereka.
Memperluas pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan
kesehatan.
Membantu melihat situasi dan akibat dari situasi tersebut
Meningkatkan kebutuhan kesehatan dari sasaran masyarakat
Mengembangkan sikap positif dalam masyarakat
b. Menolong komunitas untuk melakukan tindakan
Merundingkan dengan masyarakat mengenai akibat-akibat jika
mereka tidak mengambil tindakan.
Memeperkenalkan kepada masyarakat tentang alternative yang
dapat dipilih dan sumber yang diperlukan dalam melakukan
tindakan.
Membandingkan dengan masyarakat akibat dari tindakan dan
kemungkinan efek samping yang mungkin timbul.
c. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap bidan
Memberikan asuhan kepada anggota maysrakat yang
bermasalah
Mencari data untuk mengurangi anacaman kesehatan
Membantu meperbaiki fasilitas fisik rumah dengan menolong
keluarga memperbaiki yang sudah ada.
Membantu keluarga mengembangkan kesanggupan mereka
dalam memenuhi kebutuhan psikologis anggontanya.
Mencegah rintangan dalam mengadakan rujukan.
f) Evaluasi
Bertujuan untuk mengetahui ketetapan anatara hasil yang dicapai dengan
tujuan yang ditetapkan.
D. KADER KESEHATAN
a. Definisi kader kesehatan
Kader kesehatan adalah tenaga yang berasal dari masyarakat yang dipilih oleh
masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela. Kader kesehatan
masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih
untuk menanggani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat
setra untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat- tempat
pemberian pelayanan kesehatan.
b. Tujuan pembentukan kader
Memberikan kemampuan pada kader agar dapat melaksanakan tugasnya sebagai
tenaga sukarela.
c. Persyaratan menjadi kader
Adapun persyaratan menajdi kader yaitu :
a) Dapat membaca dan menulis
b) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara sukarela
c) Mengetahui adat istiadat dan kebiasaan masyarakat
d) Mempunyai waktu yang cukup
e) Bertempat tinggal diwilayah posyandu
f) Berpenampilan ramah dan simpatik
g) Mengikuti pelatihan tentang kader
d. Tugas kader
a) Melakukan kegiatan bulanan posyandu
1) Persiapan
Tugas-tugas kader posyandu pada H- atau saat persiapan hari buka
posyandu, meliputi:
Menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat penimbangan bayi,
KMS, alat peraga, LILA, alat pengukur, obat-obat yang
dibutuhkan (pil besi, vitamin A, oralit), bahan/materi
penyuluhan.
Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu
memberitahu ibu-ibu untuk datang ke posyandu.
Menghubungi Pokja Posyandu, yaitu menyampaikan rencana
kegiatan kepada kantor desa dan meminta mereka untuk
memastikan apakah petugas sector bisa hadir pada hari buka
posyandu.
Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan pembagian
tugas di antara kader posyandu baik untuk persiapan maupun
pelaksanaan kegiatan.
2) Pelaksanaan kegiatan
a) Meja satu (pendaftaran)
Dimeja satu yaitu bertugas mendaftar bayi atau balita, yaitu
menulis nama balita pada KMS dan secarik kertas yang
diselipkan pada KMS dan mendaftar ibu hamil, yaitu menulis
nama ibu hamil pada Formulir atau Register Ibu Hamil
b) Meja dua (penimbangan)
yaitu bertugas menimbang bayi atau balita dan mencatat hasil
penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan pada
KMS
c) Meja tiga (pengisian KMS)
Pada meja tiga yaitu bertugas untuk mengisi KMS atau
memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik
kertas ke dalam KMS anak tersebut.
d) Meja empat (penyuluhan)
yaitu bertugas menjelaskan data KMS dan keadaan anak
berdasarkan data kenaikan berat badan yang digambarkan
dalam grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan
dan memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan
mengacu pada data KMS anaknya atau dari hasil pengamatan
mengenai masalah yang dialami sasaran
e) Meja lima (pelayanan)
Merupakan kegiatan pelayanan sektor yang biasanya
dilakukan oleh petugas kesehatan, PLKB, PPL, dan lain-lain.
Pelayanan yang diberikan antara lain: Pelayanan Imunisasi,
Pelayanan Keluarga Berencana, Pengobatan Pemberian pil
penambah darah (zat besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya
3) Pasca kegiatan
a) Memindahkan catatan-catatan dalam Kartu Menuju Sehat
(KMS) ke dalam buku register atau buku bantu kader.
b) Menilai (mengevaluasi) hasil kegiatan dan merencanakan
kegiatan hari Posyandu pada bulan berikutnya. Kegiatan
diskusi kelompok (penyuluhan kelompok) bersama ibu-ibu
yang rumahnya berdekatan (kelompok dasawisma).
c) Kegiatan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan)
merupakan tindak lanjut dan mengajak ibu-ibu datang ke
Posyandu pada kegiatan bulan berikutnya.
2) Menggerakan masyarakat
Langsung ke tengah masyarakat
Melalui tokoh masyarakat atau pemuka agama atau adat