Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MATA KULIAH

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS


RESUME ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Oleh :
Pande Luh Sintha Oktaviani
NIM : P07124019031

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
JURUSAN KEBIDANAN
DENPASAR
2021
A. KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN
a. Konsep Asuhan Kebidanan
Proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan
wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu pengetahuan yang menjadi
tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebutuhan/masalah bidang kesehatan ibu masa hamil, masa persalinan, nifas, bayi
setelah lahir serta keluarga berencana.

b. Konsep Kebidanan Komunitas


Kebidanan komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu
dan ketrampilan untuk memberikan pelayanan kebidanan pada ibu dan anak yang
berada dalam masyarakat diwilayah tertentu. Asuhan kebidanan komunitas dilakukan
oleh seorang Bidan komunitas yaitu bidan yang bekerja melayani keluarga dan
masyarakat diwilayah tertentu.

c. Tujuan Kebidanan Komunitas


Tujuan kebidanan komunitas mencangkup tujuan umum dan tujuan khusus :
1) Tujuan umum
Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
khususnya kesehatan perempuan diwilayah kerjanya, sehingga masyarakat
mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta mampu memecahkan
masalahnya secara mandiri.
2) Tujuan khusus
a) Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan
tanggung jawab bidan
b) Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas dan perinatal secara terpadu.
c) Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko kehamilan,
persalinan, nifas, dan perinatal.
d) Mendukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.
e) Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat
setempat atau terkait.

d. Prinsip Pelayanan Asuhan Kebidanan Di Komunitas


Prinsip pelayanan asuhan kebidanan komunikasi yaitu :
a) Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan
masyarakat, sosial, psikologi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang mendukung
peran bidan di komunitas.
b) Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat dan
martabat kemanusiaan klien.
c) Ciri Kebidanan komunitas adalah menggunakan populasi sebagai unit analisis.
Populasi bisa berupa kelompok sasaran (jumlah perempuan, jumlah Kepala
Keluarga (KK), jumlah laki-laki, jumlah neonatus, jumlah balita, jumlah
lansia) dalam area yang bisa ditentukan sendiri oleh bidan. Contohnya adalah
jumlah perempuan usia subur dalam 1 RT atau 1 kelurahan/ kawasan
perumahan/ perkantoran.
d) Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya bidan, tetapi hasil
kerjasama dengan mitra-mitra seperti PKK, kelompok ibu-ibu pengajian,
kader kesehatan, perawat, PLKB, dokter, pekerja sosial, dll.
e) Sitem pelaporan bidan di komunitas, berbeda dengan kebidanan klinik. Sistem
pelaporan kebidanan komunitas berhubungan dengan wilayah kerja yang
menjadi tanggung jawabnya.

e. Tanggung Jawab Bidan Pada Pelayanan Kebidanan Komunitas


1. Kemampuan memberikan penyuluhan dan pelayanan individu, keluarga, dan
masyarakat. Untuk itu diperlukan kemampuan untuk menilai mana tradisi yang
baik dan membahayakan, budaya yang sensitive gender dan tidak, nilai-nilai
masyarakat yang adil gender dan tidak, dan hukum serta norma yang ternyata
masih melanggar hak asasi manusia.
2. Mampu memisahkan antara nilai-niai dan keyakinan pribadi dengan tugas
kemanusiaan sebagai bidan.
3. Mampu bersikap non judgemental (tidak menghakimi), non discriminative (tidak
membeda-bedakan), dan memenuhi standar prosedur kepada semua klien
(perempuan, laki-laki, transgender).

f. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan Komunitas


Adapun ruang lingkup pelayanan kebidanan di komunitas yaitu :
a) Peningkatan kesehatan (promotif)
Bidan lebih mengutamakan langkah promotif dalam setiap asuhannya, seperti
ibu hamil disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan di tenaga
kesehatan. Bayi dan balita dilakukan pemantauan tumbuh kembang di
posyandu.
b) Pencegahan (preventif)
Salah satu contoh tindakan preventif bidan yang dapat dilakukan adalah
pemberian imunisasi pada bayi dan balita serta ibu hamil.
c) Deteksi dini komplikasi dan pertolongan kegawatdaruratan
Bidan diharapkan mempunyai kemampuan dalam deteksi dini komplikasi
melaluiketerampilan tambahan yang dimiliki untuk menangani kasus
kegawatdaruratan maternal dan neonatal sehingga dalam proses rujukan tidak
mengalami keterlambatan.
d) Meminimalkan kesakitan dan kecacatan
Dalam memberikan asuhan bidan melakukan pendekatan secara fisiologis,
dengan meminimalisir intervensi yang berlebihan sesuai dengan kondisi
klien.
e) Pemulihan kesehatan (rehabilitasi)
Pada masa pemulihan bidan bekerjasama dengan tenaga kesehatan lain
(dokter kandungan) untuk mengobservasi kemajuan kesehatan klien. Sebagai
contoh adalah bidan melakukan perawatan pasca operasi pada klien dengan
tindakan persalinan caesar.
f) Kemitraan dengan LSM setempat, organisasi masyarakat, organisasi sosial,
kelompok masyarakat yang melakukan upaya untuk mengembalikan individu
ke lingkungan keluarga dan masyarakat. Terutama pada kondisi bahwa
stigma masyarakat perlu dikurangi seperti Tuberculosis (TB), kusta, Acquired
Immune Deficiency Syndrome (AIDS), kehamilan tidak diinginkan (KTD),
kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), prostitusi, korban perkosaan, dan
injecting drug user (IDU).

B. KONSEP KELUARGA DAN MASYARAKAT


a. Konsep keluarga
1) Definisi keluarga
keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan Dalam kebidanan/keperawatan kesehatan
masyarakat keluarga sebagai unit utama yang menjadi sasaran pelayanan, karena
keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat. Apabila salah satu diantara
anggota keluarga mempunyai masalah keperawatan atau kesehatan akan
mempengaruhi anggota keluarga yang lain, demikian pula terhadap kelompok dan
masyarakat di sekitarnya.

2) Tipe atau bentuk keluarga


a) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anakanak.
b) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah sanak
saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
c) Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari
perempuan dan lakilaki yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu
keluarga inti.
d) Keluarga Duda/Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
e) Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
f) Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.

3) Strukstur keluarga
Struktur keluarga didasarkan pada organisasi keluarga, yaitu perilaku anggota
keluarga dan pola hubungan dalam keluarga. Struktur keluarga dapat diperluas dan
dipersempit tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut untuk merespon
stressor yang ada dalam keluarga. Struktur keluarga terdiri dari sebagai berikut :
a) Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ayah.
b) Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, di mana hubungan itu disusun melalui jalur garis
ibu.
c) Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d) Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e) Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami dan istri.

4) Peran dan fungsi keluarga


Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Berbagai peranan yang umumnya terdapat di dalam kebanyakan keluarga, terutama
di Indonesia adalah sebagai berikut.
a) Peranan ayah
Peranan ayah adalah sebagai suami dari ibu dan ayah untuk anak-anak. Di
samping itu, ayah juga berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga, anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dalam lingkungannya.
b) Peranan ibu
Peranan ibu adalah sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dalam lingkungannya.
c) Peranan anak
Anak dalam keluarga melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial, maupun spiritual.

Di lihat dari fungsinya, terdapat tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota
keluarganya, yaitu sebagai berikut.
1. Asih, yaitu memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, dan kehangatan
kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
2. Asuh, yaitu menuju kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar
kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-
anak yang sehat baik fisik, mental dan spiritual.
3. Asah, yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi
manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.

5) Tugas keluarga dalam bidang kesehatan.


a) Mengenal masalah kesehatan .
Kesehatan merupakan bagian dari kebutuhan keluarga yang tidak boleh di
abaikan, karna kesehatan berperan penting dalam keluarga.
b) Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga.
Peran ini merupakan upaya keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadaan keluarga.
c) Memberikan perawatan pada keluarga yang sakit.
Pemberian secara fisik merupakan beban paling berat yang di rasakan
keluarga
d) Menggunakan pelayanan kesehatan.
Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam memanfaatkan sarana
kesehatan yang perlu di kaji tentang :
 Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang dapat di
jangkau keluarga
 Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan
 Kepercayaan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang ada
 Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga

b. Konsep masyarakat
1) Definisi masyarakat
Masyarakat sebagai suatu sistem sosial menunjukkan bahwa semua orang bersatu
untuk saling melindungi dalam kepentingan bersama, dan berfungsi sebagai suatu
kesatuan dan secara terus menerus mengadakan hubungan (interaksi) dengan sistem
yang lebih besar.

2) Ciri-ciri masyarakat
a) Terdapat interaksi antar warga
b) Adat istiadat, norma hukum dan aturan khas yang mengatur seluruh
penduduk warga kota atau desa.
c) Satuan komunitas dalam wilayah atau orang yang berbagi suatu area pada
beberapa perioda waktu
d) Satuan rasa identitas kuat yang mengikat semua warga

3) Tipe masyarakat
a) Masyarakat terbuka
Masyarakat terbuka adalah masyarakat yang mau menerima perubahan-
perubahan, bak perubahan budaya maupun perubahan teknologi dan segala
macam perubahan yang terjadi di lingkungannya. pada masyarakat terbuka
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
 Masyarakat yang menerima perubahan dengan seleksi
 Masyarakat yang menerima perubahan tanpa seleksi
b) Masyarakat terutup
Masyarakat tertutup adalah masyarakat yang sulit menerima perubahan.
Mereka bersifat bahwa perubahan akan menyebabkan hilangnya keaslian
budayanya. Mereka menutup diri akan perubahan, adakalanya mereka
menerima perubahan namun sifatnya terbatas bahkan ada yang tak mau
menerimanya sama sekali. Mereka tak mau bergaul dengan masyarakat luar.
Cirri-ciri masyarakat tertutup :
 Tak mau kehilangan budaya aslinya
 Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat
 Memiliki sifat etnosentrisme yang tinggi
 Terlalu kuat memegang tradisi dan ideologi kelompok
 Mobilitas sosial rendah

4) Ciri-ciri masyarakat sehat


a) Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
b) Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
c) Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan sanitasi dasar
yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk meningkatkan
mutu lingkungan hidup.
d) Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status
sosial ekonomi masyarakat.
e) Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit

C. KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


a. Pengertian dan tujuan pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,
melindungi dan meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan
masyarakat merupakan upaya fasilitas yang bersifat non instruktif guna
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu
mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan
memanfaatkan potensi setempat dan fasilitas yang ada, baik dari instansi lintas
sektoral maupun LSM dan tokoh masyarakat. Dibidang kesehatan, pemberdayaan
masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.
Tujuan pemberdayaan masyarakat yaitu :
1) Untuk membantu masyarakat mendapatkan daya, kekuatan dan kemampuan
untuk mengambil keputusan dan tindakan yang akan dilakukan dan
berhubungan dengan diri kline tersebut, termasuk mengurangi kendala
pribadi dan sosial dalam melakukan tindakan.
2) Sasaran diberdayakan melalui usaha mereka sendiri dan akumulasi
pengetahuan, keterampilan serta sumber lainya dalam rangka mencapai
tujuan tanpa tergantung pada pertolongan dari hubungan.

b. Prinsip-prinsip dan ciri-ciri pemberdayaan masyarakat


Terdapat empat prinsip yang sering digunakan untuk suksesnya program
pemberdayaan yaitu prinsip kesetaraan, pasrtisipasi, keswadayaan atau kemandirian
dan berkelanjutan.
1) Kesetaraan
Prinsip utama yang harus dipegang dalam proses pemberdayaan masyarakat
ialah adanya kesetaraan atau kesejajaran kedudukan antara masyarakat
dengan lembaga yang melakukan program-program pemberdayaan
masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan.
2) Partsipasi
Program pemberdayaan yang dapat menstimulasi kemandirian masyarakat
ialah program yang sifatnya partisipatif, direncanakan, dilaksanakan, diawasi
dan dievaluasi oleh masyarakat.
3) Keswadayaan atau kemandirian
Prinsip keswadayaan ialah menghargai dan mengedepankan kemampuan
masyarakat dari pada bantuan pihak lain. Konsep ini tidak memandang orang
miskin sebagai objek yang tidak berkemampuan “the have not”, melainkan
sebagai subjek yang memiliki kemampuan sedikit “the have little”.
4) Berkelanjutan
Program pemberdayaan perlu dirancang untuk berkelanjutan, sekalipun pada
awalnya peran pendamping lebih dominan dibanding masyarakat sendiri.
Tapi secara perlahan dan pasti, peran pendamping akan makin berkurang,
bahkan akhirnya dihapus, karena masyarakat sudah mampu mengelola
kegiatannya sendiri.

c. Strategi pemberdayaan masyarakat


a) Mudah diterima dan didayagunakan oleh masyarakat sebagai pelaksana dan
pengelola (Acceptable)
b) Dapat dikelola oleh masyarakat secara terbuka dan dapat
dipertanggungjawabkan (Accountable)
c) Memberikan pendapatan yang memadai dan mendidik masyarakat untuk
mengelola kegiatan secara ekonomis (Profitable)
d) Hasilnya dapat dilestarikan oleh masyarakat sendiri sehingga menciptakan
pemupukan modal dalam wadah lembaga sosial ekonomi setempat
(Sustainable).
e) Pengelolaan dana dan pelestarian hasil dapat dengan mudah digulirkan dan
dikembangkan oleh masyarakat dalam lingkup yang lebih luas (Replicable).

Adapun tiga strategi pe,berdayaan masyarakat lainya:

a) Advokasi
Upaya mendapatkan komitmen dan dukungan dari para pemangku
kepentingan dan para pengambil kebijakan untuk melakukan perubahan
tata nilai atau peraturan yang ada, sehingga tujuan kesehatan yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Dukungan dapat berupa kebijakan, penyediaan
sumberdaya seperti tenaga, dana, dan sarana. Kelompok sasaran tersier
yaitu para pemangku kepentingan dan para pengambil kebijakan. Bentuk
oprasional : berupa pendekatan kepada pimpinan/ institusi tinggi
setempat.
b) Bina suasana (sosial support)
Upaya menciptakan opini atau lingkungan sosial yang mendorong
individu anggota masyarakat melakukan kegiatan dan program kesehatan.
Dilakukan melalui pendekatan individu, kelompok, maupun massa,
sehingga lingkungan sekitar bersikap positif terhadap tujuan kesehatan
yang ingin dicapai. Bentuk operasional : berupa pelatihan, sosialisasi
program, pertemuan-pertemuan, yang dapat memanfaatkan metode
komunikasi modern dan formal maupun metodre sederhana (tatap muka)
dan informal.
c) Gerakan pemberdayaan masyarakat
Suatu uapaya dalam peningkatan kemampuan masyarakat guna
mengangkat harkat hidup, martabat dan derajat kesehatannya.

d. Langkah-langkah kegiatan pemberdayaan masyarakat


Pemberdayaan masyarakat memiliki enam tahapan atau langkah yang dilakukan
sebagai berikut :
a) Identifikasi Masalah
Melalui kegiatan survey maws diri (SDM), hal ini merupakan kegiatan untuk
mengenali keadaan dan masalah yang dihadapi masyarakat, serta potensi
yang dimiliki masyarakat untuk mengatasi masalah tersebut. Potensi yang
dimiliki antara lain ketersediaan sumber daya, serta peluang-peluang yang
yang dapat dimobilisasi. Hal ini penting untuk diidentifikasi oleh masyarakat
sendiri agar selajutnya masyarakat dapat digerakan untuk berperan aktif
memperkuat upaya-upaya perbaikannya, sesuai batas kewenanagan.
Tujuan SMD
1) Terlaksananya pengumpulan data, masalah kesehatan, lingkungan dan
prilaku.
2) Mengkaji dan menganalisis masalah kesehatan, lingkungan dan
perilaku yang paling menonjol dimasyarakat.
3) Menginventarisasi sumber daya masyarakat yang dapat mendukung
upaya mengatasi masalah kesehatan.
4) Diperoleh dukungan dari kepala desa/lurah dan pemuka masyarakat
dalam pelaksanaan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat.

Langkah-langkah SMD

a) Persiapan SMD
a) Menyusun daftar pertanyaan
 Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui
dipuskesmas atau desa.
 Pertanyaan harus jelas singkat dan tidak bersifat
mepengaruhi responden.
 Kombinasi pertanyaan terbuka dan tertutup
 Menampung semua harapan masyarakat.
b) Menyusun lembar observasi
c) Menentukan kriteria responden
1) Pelaksanaan SMD
2) Pengolahan data
3) Penyajian data
b) Analisis masalah
Seluruh data yang dikumpulkan, yang releven, digunakan sebagai bulan
untuk analisis. Dari data yang terkumpul diperoleh informasi tentang
masalah-masalah kesehatan (termasuk penyakit) ibu dan anak.
c) Merumuskan masalah kesehatan masyarakat/kebidanan komunitas
Biasanya besaran kesehatan masyarakat di buat dengan menentukan
persentase atau proporsi.
d) Perencanaan
Langkah selanjutnya adalah menyusun perencanaan kesehatan
masyarakat/kebidanan komunitas. Dilakukan melalui kegiatan musyawarah
musyawarah desa. Rencana kesehatan masyarakat/kebidanan komunitas
adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan untuk dilaksanakan dalam
memecahkan masalah kesehatan yang telah teridentifikasi.
Tujuan dari MMD diharapkan masyarakat dapat :
1) Mengenal masalah kesehatan diwilayahnya
2) Bersepakat untuk menaggulangi masalah kesehatan yang ada
3) Menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan.

Peserta MMD : pemuka desa, petugas puskesmas dan sektor terkait.

Tempat pelaksanaan MMD : biasanya dilakukan dibalai desa.

e) Pelaksanaan kegiatan
1) Kegiatan yang dilakukan bidan di komunitas mencakup rencana
pelaksanaan yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.
2) Dalam pelaksanaannya bidan memonitor perkembangan dan perubahan
yang terjadi pada ibu, anak dan lingkungan. Tidak selalu upaya yang
dilakukan akan mencapai hasil yang diharapkan, karena dalam
pelaksanaan tindakan jarang ditemukan masalah dan hambatan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tindakan :
a. Merangsang komunitas untuk mengenal dan menerima masalah dan
kebutuhan kesehatan mereka.
 Memperluas pengetahuan masyarakat melalui penyuluhan
kesehatan.
 Membantu melihat situasi dan akibat dari situasi tersebut
 Meningkatkan kebutuhan kesehatan dari sasaran masyarakat
 Mengembangkan sikap positif dalam masyarakat
b. Menolong komunitas untuk melakukan tindakan
 Merundingkan dengan masyarakat mengenai akibat-akibat jika
mereka tidak mengambil tindakan.
 Memeperkenalkan kepada masyarakat tentang alternative yang
dapat dipilih dan sumber yang diperlukan dalam melakukan
tindakan.
 Membandingkan dengan masyarakat akibat dari tindakan dan
kemungkinan efek samping yang mungkin timbul.
c. Menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap bidan
 Memberikan asuhan kepada anggota maysrakat yang
bermasalah
 Mencari data untuk mengurangi anacaman kesehatan
 Membantu meperbaiki fasilitas fisik rumah dengan menolong
keluarga memperbaiki yang sudah ada.
 Membantu keluarga mengembangkan kesanggupan mereka
dalam memenuhi kebutuhan psikologis anggontanya.
 Mencegah rintangan dalam mengadakan rujukan.
f) Evaluasi
Bertujuan untuk mengetahui ketetapan anatara hasil yang dicapai dengan
tujuan yang ditetapkan.

e. Kegiatan teknis pemberdayaan masyarakat


Kegiatan teknis pemberdayaan masyarakat bisa dilakukan dengan membuat program
pemberdayaan masyarakat di desa, seperti :

a) Pemberdayaan masyarakat di bidang pemerintahan desa


Pemberdayaan masyarakat di bidang pemerintahan desa mencakup semua
sumber daya yang ada di pemerintahan desa seperti kepala desa, perangkat
desa dan BPD. Bentuk dari pemberdayaan ini dapat berupa pelatihan,
musyawarah dalam penyusunan program-program desa, koordinasi dalam
pelaksanaan program-program desa, dan peningkatan kualitas kinerja di
pemerintahan desa.
b) Pemberdayaan masyarakat di bidang kelembagaan
Program pemberdayaan masyarakat di bidang kelembagaan mencakup semua
lembaga kemasyarakat yang ada di desa. Program ini bertujuan untuk
membangun lembaga yang lebih terarah, produktif, dan terorganisir. Bentuk
program pemberdayaan ini dapat berupa pelatihan, penyelenggaraan kegiatan,
dan peningkatan sarana/prasarana.
c) Pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi
Program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi merupakan program
pemerintah untuk meningkatkan perekonomian desa. Program ini mencakup
pemberdayaan UKM, industri rumah tangga, BUMDes, kelompok tani, pasar,
serta penunjang ekonomi masyarakat lainnya. Bentuk program pemberdayaan
ini dapat berupa pelatihan, workshop, pemodalan/permodalan, bantuan alat
produksi, peningkatan sarana/prasarana dan lain-lain.
d) Pemberdayaan masyarakat di bidang teknologi
Program pemberdayaan masyarakat di bidang teknologi merupakan program
pemerintah desa dalam mengikuti perkembangan zaman. Selain itu,
penggunaan teknologi juga dapat meningkatkan kinerja agar lebih cepat dan
akurat. Bentuk program pemberdayaan ini dapat berupa pelatihan,
pengembangan teknologi, dan penggunaan teknologi dalam proses kerja dan
kehidupan masyarakat.
e) Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
Program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan salah
satu program pemerintah desa untuk meningkatkan kualitas hidup dan
kesehatan masyarakat. Bentuk program pemberdayaan ini dapat berupa
peningkatan sarana dan prasarana kesehatan, promosi dan penyuluhan
program kesehatan, dan membangun desa siaga.
f) Pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan
Program pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan merupakan
program pemerintah desa dalam meningkatkan pendidikan masyarakat agar
lebih berkualitas dan kompeten. Sasaran dari pemberdayaan ini tidak hanya
ditujukan kepada para pelajar saja, namun juga kepada para pengajar maupun
lembaga pendidikan lainnya. Bentuk dari pemberdayaan ini dapat berupa
pelatihan guru, peningkatan sarana dan prasarana, bantuan biaya pendidikan
untuk masyarakat kurang mampu, beasiswa untuk siswa yang berprestasi, dan
lain-lain.

D. KADER KESEHATAN
a. Definisi kader kesehatan
Kader kesehatan adalah tenaga yang berasal dari masyarakat yang dipilih oleh
masyarakat dan bekerja bersama untuk masyarakat secara sukarela. Kader kesehatan
masyarakat adalah laki-laki atau wanita yang dipilih oleh masyarakat dan dilatih
untuk menanggani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat
setra untuk bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat- tempat
pemberian pelayanan kesehatan.
b. Tujuan pembentukan kader
Memberikan kemampuan pada kader agar dapat melaksanakan tugasnya sebagai
tenaga sukarela.
c. Persyaratan menjadi kader
Adapun persyaratan menajdi kader yaitu :
a) Dapat membaca dan menulis
b) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara sukarela
c) Mengetahui adat istiadat dan kebiasaan masyarakat
d) Mempunyai waktu yang cukup
e) Bertempat tinggal diwilayah posyandu
f) Berpenampilan ramah dan simpatik
g) Mengikuti pelatihan tentang kader
d. Tugas kader
a) Melakukan kegiatan bulanan posyandu
1) Persiapan
Tugas-tugas kader posyandu pada H- atau saat persiapan hari buka
posyandu, meliputi:
 Menyiapkan alat dan bahan, yaitu alat penimbangan bayi,
KMS, alat peraga, LILA, alat pengukur, obat-obat yang
dibutuhkan (pil besi, vitamin A, oralit), bahan/materi
penyuluhan.
 Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu
memberitahu ibu-ibu untuk datang ke posyandu.
 Menghubungi Pokja Posyandu, yaitu menyampaikan rencana
kegiatan kepada kantor desa dan meminta mereka untuk
memastikan apakah petugas sector bisa hadir pada hari buka
posyandu.
 Melaksanakan pembagian tugas, yaitu menentukan pembagian
tugas di antara kader posyandu baik untuk persiapan maupun
pelaksanaan kegiatan.

2) Pelaksanaan kegiatan
a) Meja satu (pendaftaran)
Dimeja satu yaitu bertugas mendaftar bayi atau balita, yaitu
menulis nama balita pada KMS dan secarik kertas yang
diselipkan pada KMS dan mendaftar ibu hamil, yaitu menulis
nama ibu hamil pada Formulir atau Register Ibu Hamil
b) Meja dua (penimbangan)
yaitu bertugas menimbang bayi atau balita dan mencatat hasil
penimbangan pada secarik kertas yang akan dipindahkan pada
KMS
c) Meja tiga (pengisian KMS)
Pada meja tiga yaitu bertugas untuk mengisi KMS atau
memindahkan catatan hasil penimbangan balita dari secarik
kertas ke dalam KMS anak tersebut.
d) Meja empat (penyuluhan)
yaitu bertugas menjelaskan data KMS dan keadaan anak
berdasarkan data kenaikan berat badan yang digambarkan
dalam grafik KMS kepada ibu dari anak yang bersangkutan
dan memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan
mengacu pada data KMS anaknya atau dari hasil pengamatan
mengenai masalah yang dialami sasaran
e) Meja lima (pelayanan)
Merupakan kegiatan pelayanan sektor yang biasanya
dilakukan oleh petugas kesehatan, PLKB, PPL, dan lain-lain.
Pelayanan yang diberikan antara lain: Pelayanan Imunisasi,
Pelayanan Keluarga Berencana, Pengobatan Pemberian pil
penambah darah (zat besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya

3) Pasca kegiatan
a) Memindahkan catatan-catatan dalam Kartu Menuju Sehat
(KMS) ke dalam buku register atau buku bantu kader.
b) Menilai (mengevaluasi) hasil kegiatan dan merencanakan
kegiatan hari Posyandu pada bulan berikutnya. Kegiatan
diskusi kelompok (penyuluhan kelompok) bersama ibu-ibu
yang rumahnya berdekatan (kelompok dasawisma).
c) Kegiatan kunjungan rumah (penyuluhan perorangan)
merupakan tindak lanjut dan mengajak ibu-ibu datang ke
Posyandu pada kegiatan bulan berikutnya.

b) Melakukan kegiatan di luar posyandu


1) Kunjungan rumah
 Setelah kegiatan didalam posyandu selesai, rumah ibu-ibu
yang akan dikunjungi ditentukan bersama.
 Tentukan keluarga yang akan dikunjungi oleh masing-masing
kader. Sebaiknya diajak pula beberapa ibu untuk ikut
kunjungan rumah.
 Mereka yang perlu dikunjungi adalah:
 Ibu yang anak balitanya tidak hadir 2 (dua) bulan
berturut-turut di posyandu.
 Ibu yang anak balitanya belum mendapat kapsul
vitamin.
 Berat badannya tidak naik 2 (dua) bulan berturut-turut
 Berat badannya di bawah garis merah KMS
 Sasaran posyandu yang sakit
 Ibu hamil yang tidak menghadiri kegiatan posyandu 2
(dua) bulan berturut-turut
 Ibu hamil yang bulan lalu dikirim atau dirujuk ke
puskesmas
 Ibu yang mengalami kesulitan menyusui anaknya
 Ibu hamil dan ibu menyusui yang belum mendapat
kapsul iodium

2) Menggerakan masyarakat
 Langsung ke tengah masyarakat
 Melalui tokoh masyarakat atau pemuka agama atau adat

3) Membantu petugas kesehatan dalam pendaftaran, penyuluhan


dan berbagai usaha kesehatan masayarakat.

e. Kegiatan kader dalam penggerakan masyarakat.


Kegiatan yang dilakukan kader kesehatan dalam upaya menggerakkan masyarakat,
yaitu :
a) Menggerakkan masyarakat untuk menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan
Posyandu.
b) Membantu petugas kesehatan dalam pendaftaran, penyuluhan dan usaha
kesehatan masyarakat
DAFTAR PUSTAKA

1. Safrudin,S. K. M.,& Hamidah, S. P.(2019). Kebidanan komunitas. EGC.


2. Wahyuni,W., Mustar, M., Yanti, I.,Sulfianti,S.,Indrayani, I.,Winarso, S.P.,..& Suryani,L.
(2020). Kebidanan Komunitas. Yayasan Kita Menulis.
3. Dainty Maternity, S. S. T., Keb,M.,Putri, R. D., &Aulia, D. L.N. (2017). Asuhan
Kebidanan Komunitas. Penerbit Andi.
4. Pudiastuti, R. D. (2019). Buku Ajar Kebidanan Komunitas : Teori dan Aplikasi
Dilengkapi Contoh Askeb.

Anda mungkin juga menyukai