Anda di halaman 1dari 15

KONSEP

KEBIDANAN
KOMUNITAS

Erlin Novitasari, S.Keb. Bd., M.Keb.


Program Studi Pendidikan Sarjana dan Profesi Kebidanan_STIKes Bnayuwangi
Kebidanan Komunitas
• Kebidanan komunitas adalah pelayanan
kebidanan yang menekankan pada aspek-
aspek psikososial budaya yang ada di
komunitas (masyakart sekitar).
• Maka seorang bidan dituntut mampu
Your Picture Here
memberikan pelayanan yang bersifat individual
maupun kelompok.

Tantangan/kendala yang ada di komunitas:


1. Sosial budaya seperti ketidakadilan gender,
pendidikan, tradisi yang merugikan Ekonomi,
seperti kemiskinan.
2. Politik dan hukum, seperti ketidakadilan sosial.
3. Fasilitas, seperti tidak ada peralatan yang Kebidanan Komunitas
cukup, pelayanan rujukan.
4. Lingkungan, seperti air bersih, daerah konflik,
daerah kantong (daerah yang terisolir), kumuh,
Sarjana Kebidanan STIKES
padat, dll.
Tujuan Bidan Komunitas
Tujuan Umum
• mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
khususnya kesehatan perempuan diwilayah kerjanya, sehingga
masyarakat mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta mampu
memecahkan masalahnya secara mandiri

Tujuan Khusus
• Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan tanggung
jawab bidan.
• Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan, perawatan nifas
dan perinatal secara terpadu.
• Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko kehamilan,
persalinan, nifas, dan perinatal.
• Medukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.
• Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh masyarakat
setempat atau terkait.
SEJARAH BIDAN KOMUNITAS DI INDONESIA

o tahun 1851 : pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia


oleh dokter Belanda (dr. W. Rosch). Fokus : pelayanan di RS
o Tahun 1952 : sekolah bidan 4 tahun bidan bertugas secara
mandiri dan ada konsep pelayanan komunitas
o Pada tahun 1953 di Yogyakarta diadakan kursus tambahan
bagi bidan (KTB), yang berfokus pada kesehatan
masyarakat yang berbasis di balai kesehatan ibu dan anak
(BKIA)
o pada tahun 1967, pelayanan BKIA menjadi bagian dari
pelayanan Puskesmas sehingga peran bidan mengalami
penyusutan (bidan hanya sebagai pelaksana, bukan
perencana dan pengambil keputusan)
SEJARAH BIDAN KOMUNITAS DI INDONESIA

o Pada tahun 1990-1996 konsep bidan di desa


dilaksanakan untuk mengatasi tingginya
angka kematian ibu. Ruang lingkup tugas
BDD mencakup peran sebagai penggerak
masyarakat, memiliki wilayah kerja, dan
narasumber berbagai hal.
o Tahun 1996 IBI melakukan advokasi ke
pemerintah untuk melahirkan bidan D3,
dimana bidan dibekali banyak materi untuk
bisa menjadi agen pembaharu di masyarakat
dan praktik klinis
PRINSIP PELAYANAN ASUHAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN
PADA PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS

1. Kebidanan komunitas sifatnya multi disiplin meliputi ilmu kesehatan


masyarakat, sosial, psikologi, ilmu kebidanan, dan lain-lain yang
mendukung peran bidan di komunitas.
2. Berpedoman pada etika profesi kebidanan yang menjunjung harkat
dan martabat kemanusiaan klien.
3. menggunakan populasi sebagai unit analisis. Populasi bisa berupa
kelompok sasaran (jumlah perempuan, jumlah Kepala Keluarga (KK),
jumlah laki-laki, jumlah neonatus, jumlah balita, jumlah lansia) dalam
area yang bisa ditentukan sendiri oleh bidan.
4. Ukuran keberhasilan bukan hanya mencakup hasil upaya bidan, tetapi
hasil kerjasama dengan mitra-mitra seperti PKK, kelompok ibu-ibu
pengajian, kader kesehatan, perawat, PLKB, dokter, pekerja sosial, dll.
5. Sistem pelaporan kebidanan komunitas berhubungan dengan wilayah
kerja yang menjadi tanggung jawabnya
PRINSIP PELAYANAN ASUHAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN
PADA PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS

• Sedangkan tanggung jawab bidan pada pelayanan kebidanan


komunitas meliputi kemampuan memberikan penyuluhan dan
pelayanan individu, keluarga, dan masyarakat.
• Untuk itu diperlukan kemampuan untuk menilai mana tradisi
yang baik dan membahayakan, budaya yang sensitif gender
dan tidak, nilai-nilai masyarakat yang adil gender dan tidak,
dan hukum serta norma yang ternyata masih melanggar hak
asasi manusi
PRINSIP PELAYANAN ASUHAN DAN TANGGUNG JAWAB BIDAN
PADA PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS

• Bidan harus mampu bertindak profesional dalam bentuk:


a. Mampu memisahkan antara nilai-niai dan keyakinan
pribadi dengan tugas kemanusiaan sebagai bidan, dan
b. Mampu bersikap non judgemental (tidak menghakimi),
non discriminative (tidak membeda-bedakan), dan
memenuhi standar prosedur kepada semua klien
(perempuan, laki-laki, transgender).
SASARAN BIDAN KOMUNITAS

1. Ibu : prakonsepsi, kehamilan, persalinan, nifas, menyusui, menopause


2. Anak : janin, bayi, balita, batita, prasekolah, usia sekolah,
3. Keluarga dan pasangan : pendidikan pranikah, pencegahan infertititas, KB, dukungan
keluarga, perbaikan gizi anggota keluarga
4. Penduduk
5. Masyarakat
RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS

1. Promotif atau peningkatan Kesehatan . Bersifat promosi, edukasi, memberikan informasi


langsung atau dengan alat bantu media. Contoh kegiatan : Penyuluhan, konseling,
konsultasi
2. Preventif atau pencegahan penyakit. Contoh imunisasi, pemberian fe ipada bu hamil
remaja, pemeriksaan kehamilan, nifas, dll, pengembangan kader posyandu
3. Kuratif atau pemeliharaan dan pengobatan. Berupata menyembuhkan, mengurangi rasa
sakit, mengendalikan penyakit dan mencegah kecacatatan atau komplikasi penyakit
yang diderita.
Ruang lingkup : perawatan bayi balita anak sakit di rumah, perawatan payudara dg
masalah pada masa nifas, rujukan ke faskes yang lebih mendukung
4. Rehabilitatif. Upaya pemulihan kesehatan setelah menjalani terapi pengobatan. Contoh :
mobilisasi dini pasca salin, pemberian gizi masa nifas
5. Resosiantitatif. Upaya mengembalikan fungsi dan mengaktifkan individu, keluarha,
kelompok penduduk dan masyarakat dalam lingkungan sosial untuk menggerakkan
berpartisipasi dalam derajat kesehatan lungkunga, contoh : desa siaga. Tabulin, dsb.
SASARAN KEBIDANAN KOMUNITAS

Dalam memberikan asuhan kebidanan di komunitas, bidan harus mempunyai pandangan


bahwa masyarakat
adalah mitra dengan focus utama anggota masyarakat. Anggota masyarakat sebagai intinya
dipengaruhi oleh
subsistem komunitas yaitu ::
1.Lingkungan
2. Pendidikan
3. Keamanan dan transportasi
4. Politik dan pemerintah
5. Pelayanan kesehatan dan social
6. Komunikasi
7. Ekonomi
8. rekreasi
SDG’S SEBAGAI LANDASAN BERPIKIR KEBIDANAN
KOMUNITAS

The Millennium Development Goals ( MDGs ) , 2015


Fokus MDGs pada tiga bidang utama pembangunan manusia (kemanusiaan) :
1. fokus sumber daya manusia termasuk gizi membaik, kesehatan (termasuk mengurangi
tingkat kematian anak , HIV / AIDS , tuberkulosis dan malaria , serta meningkatkan
kesehatan reproduksi ), dan pendidikan.
2. Infrastruktur
3. Hak ekonomi, sosial politik : termasuk pemberdayaan perempuan, kekerasan perempuan

SDGS, sustainable development


goals konsep melanjutkan MDGS
SDG’S SEBAGAI LANDASAN BERPIKIR KEBIDANAN
KOMUNITAS

The Millennium Development Goals ( MDGs ) , 2015


Fokus MDGs pada tiga bidang utama pembangunan manusia (kemanusiaan) :
1. fokus sumber daya manusia termasuk gizi membaik, kesehatan (termasuk mengurangi
tingkat kematian anak , HIV / AIDS , tuberkulosis dan malaria , serta meningkatkan
kesehatan reproduksi ), dan pendidikan.
2. Infrastruktur
3. Hak ekonomi, sosial politik : termasuk pemberdayaan perempuan, kekerasan perempuan

SDGS, sustainable development goals


konsep melanjutkan MDGS
SDG’S SEBAGAI LANDASAN BERPIKIR KEBIDANAN
KOMUNITAS

SDGS, sustainable development goals


konsep melanjutkan MDGS
Indonesia menggunakan tiga indikator SDGs, yaitu
• pembangunan manusia atau human development yang
meliputi pendidikan dan kesehatan,
• lingkungan dalam skala kecil atau social economic
development,
• lingkungan yang besar atau environmental development
berupa ketersediaan kualitas lingkungan dan sumber daya
alam yang baik.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai