Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TERAPI MODALITAS

SENAM KAKI DIABETIK

Di Susus Oleh:
KELOMPOK 17

1. Sovia Fitria Tunizan (201601038)


2. Diniati Puji Astutik (201601060)
3. Sherli Ferdiana Asri M. (201601099)
4. Erwin Putra Ardiansyah (201601142)
5. Silvia Rarasanti (201601181)

PROGRAM SI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
SENAM KAKI DIABETIK

1.1 Latar Belakang


Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Hiperglikemia jangka panjang dapat
ikut menyebabkan komplikasi mikrovaskuler yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan
komplikasi neuropati (penyakit pada syaraf) (Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes Melitus
(DM) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pancreas tidak memproduksi insulin yang
cukup atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan insulin yang dihasilkan.
Insulin adalah hormon yang mengatur gula darah. Hiperglikemia atau gula darah yang
meningkat, merupakan efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol dan dari waktu ke
waktu menyebabkan kerusakan serius pada banyak sistem tubuh, khususnya saraf dan
pembuluh darah (WHO, 2011).
Meningkatnya prevalensi diabetes melitus di beberapa Negara berkembang akibat
peningkatan kemakmuran di Negara bersangkutan akhir-akhir ini banyak disoroti. Dengan
bertambahnya angka harapan hidup bangsa Indonesia perhatian masalah kesehatan beralih
dari penyakit infeksi ke penyakit degeneratif. Selain penyakit jantung koroner dan hipertensi,
diabetes melitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang saat ini semakin
bertambah jumlahnya (Atmaja, 2015).
Diabetes melitus merupakan penyakit yang memiliki komplikasi atau menyebabkan
terjadinya penyakit lain yang paling banyak. Komplikasi diabetes melitus yang sering terjadi
antara lain penyebab utama gagal ginjal, neuropati (kerusakan syaraf) dikaki yang
meningkatkan kejadian ulkus kaki, infeksi dan bahkan keharusan utuk amputasi kaki (Mutu
& Yuda, 2019)
Komplikasi ulkus diabetes di Indonesia sekitar 15%, angka amputasi 30%, angka
mortalitas 32% dan ulkus diabetes merupakan penyebab perawatan rumah sakit yang
terbanyak sebesar 80%. Jika kondisi ini terjadi maka pasien diabetes melitus akan mengalami
perawatan luka dalam jangka waktu yang lama dan dengan biaya yang relatif menambah
beban keuangan pasien. Jika sudah sampai tahapan terjadi infeksi ke tulang (osteomielitis)
maka pasien berisiko dilakukan amputasi kaki. Jika hal ini terjadi maka akan sangat
mempengaruhi kualitas hidup pasien, sehingga pengurangan gejala neuropati perifer sebagai
pencegahannya penting dilakukan (Wijaya et al., 2018) .
Penanganan neuropati dapat dilakukan melalui tiga hal yaitu penyuluhan atau edukasi,
pengobatan nyeri, dan perawatan kaki. Penyuluhan atau edukasi diberikan kepada penderita
diabetes melitus berupa pengontrolan pola makan. Pengobatan nyeri dengan memberikan
obat analgetik serta perawatan kaki dengan latihan fisik dan senam kaki. Salah satu tindakan
yang diharuskan dalam perawatan secara dini adalah memotong kuku yang benar, pemakaian
alas kaki yang baik, dan menjaga kebersihan kaki, serta melakukan senam kaki diabetes.
Salah satu upaya pencegahan terjadinya luka kaki diabetik diperlukan perilaku perawatan
kaki (foot care behaviour) yang sangat baik pada pasien Diabetes Melitus. Perawatan kaki
merupakan upaya pencegahan primer terjadinya luka pada kaki diabetes, salah satu tindakan
yang harus dilakukan dalam perawatan kaki untuk mengetahui adanya kelainan kaki secara
dini adalah dengan melakukan senam kaki diabetes, disamping memotong kuku yang benar,
pemakaian alas kaki yang baik, dan menjaga kebersihan kaki.
Perawatan kaki dapat dilakukan dengan baik dan mandiri apabila pasien memiliki
pengetahuan dan sikap yang baik tentang pengelolaan atau menajemen diabetes melitus salah
satunya yaitu pengetahuan dalam perawatan kaki.

1.2 Diagnosa Keperawatam


Kurangnya pengetahuan masyarakat perawatan kaki penderita diabetes
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
1. Untuk meningkatkan pengetahuan senam kaki diabetik.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Untuk mengetahui pengertian senam kaki diabetik.
2. Untuk mengetahui tujuan senam kaki diabetik.
3. Untuk mengetahui indikasi senam kaki diabetik.
4. Untuk mengetahui kontraindikasi senam kaki diabetik.
5. Untuk mengetahui pelaksanaan senam kaki diabetik sdcara mandiri.
1.4 Prosedur Pelaksanaan
1.4.1 Persiapan Alat (Alat dan bahan/media, metode, sasaran, waktu)
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Praktek
2. Media
a. Power Point (PPT)
b. LCD
c. Video
d. Laptop
3. Waktu dan Tempat
Terapi modalitas senam kaki diabetes melitus dilaksanakan hari Sabtu, 30 November
2019 di Balai Desa denga durasi waktu selama 60 menit.
4. Sasaran
Sasaran terapi modalitas adalah orang yang mempunyai riwayat diabetes melitus.

1.4.2 Kriteria Evaluasi (Proses, Struktur, Hasil)


1. Evaluasi Struktur
Persiapan media yang digunakan dalam terapi modalitas semua lengkap dan dapat
digunakan dalam terapi modalitas yaitu:
a. Power Point (PPT)
b. LCD
c. Video
d. Laptop
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan terapi modalitasdapat berlangsung dengan lancar.
b. Peserta penyuluhan memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dengan
sasaran.
3. Evaluasi Hasil
1. Jangka pendek
Seluruh peserta penyuluhan mengerti apa yang disampaikan mengenai senam kaki
diabetik dengan kriteria mampu menjawab beberapa pertanyaan pengertian senam
kaki diabetic. Berikut beberapa pertanyaan yang akan diberikan:
a. Apa tujuan senam kaki diabetic?
b. Apa indikasi senam kaki diabetic?
c. Apa kontraindikasi senam kaki diabetic?

2. Jangka panjang
Pengetahuan masyarakat tentang senam kaki diabetic meningkat, sehingga
mereka mampu melaksanakan senam kaki diabetik secara mandiri.
STANDAR OPERASIONAL PELAKSANAAN (SOP)
SENAM KAKI DIABETIK

A. Pengertian Senam Kaki Diabetes Melitus


Senam kaki diabetes melitus adalah kegiatan atau latihan yang dilakukan oleh pasien
yang menderita diabetes melitus untuk mencegah terjadinya luka dan membantu
memperlancar peredaran darah bagian kaki.
B. Tujuan
1. Memperbaiki sirkulasi darah, memperkuat otot-otot kecil kaki, dan mencegah terjadinya
kelainan bentuk kaki.
2. Meningkatkan kekuatan otot betis, otot paha.
3. Mengatasi keterbatasan pergerakan sendi.
C. Indikasi
1. Diberikan kepada semua penderita diabetes melitus (DM tipe I dan tipe II)
2. Sebaiknya diberikan sejak pasien didiagnosis menderita diabetes melitus sebagai
tindakan pencegahan dini.
D. Kontraindikasi
1. Pasien yang mengalami perubahan fungsi fisiologis seperti dispneu dan nyeri dada
2. Pasien yang mengalami depresi, khawatir, dan cemas.
E. Prosedur
Persiapan
Persiapan alat dan lingkungan :
1. Kertas koran dua lembar
2. Kursi ( jika tindakan dilakukan dalam posisi duduk )
3. Lingkungan yang nyaman dan jaga privasi
Persiapan klien : Lakukan kontrak topik, waktu, tempat, dan tujuan dilaksanakan senam
kaki kepada klien.

F. Pelaksanaan
1. Perawat mencuci tangan.
2. Jika dilakukan dalam posisi duduk maka posisikan klien duduk tegak tidak boleh
bersandar dengan kaki menyentuh lantai.

3. Dengan meletakkan tumit di lantai, jari-jari kedua kaki diluruskan ke atas lalu
dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam sebanyak 10 kali.

4. Dengan meletakkan tumit salah satu kakii di lantai, angkat telapak kaki ke atas.
Cara ini dilakukan bersamaan pada kaki kiri dan kanan secara bergantian dan
diulangi sebanyak 10 kali.
5. Tumit kaki diletakkan di lantai. Bagian ujung kaki diangkat ke atas dan buat
gerakan memutar dengan pergerakkan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

6. Jari-jari kaki diletakkan di lantai. Tumit diangkat dan buat gerakan memutar
dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak 10 kali.

7. Angkat salah satu lutut kaki, dan luruskan. Gerakkan jari-jari ke depan turunkan
kembali secara bergantian ke kiri dan ke kanan. Ulangi sebanyak 10 kali.
8. Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki tersebut dan
gerakkan ujung jari kaki ke arah wajah lalu turunkan kembali ke lantai.
9. Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi langkah ke-8 , namun gunakan kedua
kaki secara bersamaan. Ulangi sebanyak 10 kali.
10. Angkat kedua kaki dan luruskan, pertahankan posisi tersebut. Gerakkan
pergelangan kaki ke depan dan ke belakang.
11. Luruskan salah satu kaki dan angkat, putar kaki pada pergelangan kaki, tuliskan
pada udara dengan kaki dari angka 0 hingga 9 lakukan secara bergantian.

12. Letakkan sehelai koran di lantai. Bentuklah koran tersebut menjadi seperti bola dengan
kedua kaki. Kemudian, buka bola itu menjadi lembaran seperti semula menggunakan
kedua kaki. Cara ini dilakukan hanya sekali saja.
a. Lalu sobek koran menjadi dua bagian, pisahkan kedua bagian koran.
b. Sebagian koran disobek menjadi kecil dengan kedua kaki.
c. Pindahkan kumpulan sobekan tersebut dengan kedua kaki lalu letakkan
sobekan koran pada bagian kertas yang utuh.
d. Bungkus semuanya dengan kedua kaki menjadi bentuk bola.
G. Evaluasi
1. Lansia dapat menyebutkan kembali pengertian senam kaki.
2. Lansia dapat menerapkan sendiri teknik senam kaki secara mandiri
DAFTAR PUSTAKA

Setyoadi, & Kushariyadi. (2011). Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien Psikogeriatrik.
Jakarta: Salemba Medika.
Atmaja, R. T. (2015). ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. D DENGAN MASALAH
UTAMA DIABETES MELITUS PADA Ny. R DI DUKUH NAMPAN RT 2/RW 1 JATI,
GATAK, SUKOHARJO.
Mutu, D. A., & Yuda, H. T. (2019). Studi Kasus Penerapan Senam Kaki Pada Pasien Diabetes
Melitus Didesa Giwangretno Kabupaten Kebumen. Jurnal Keperawatan Malang.
Wijaya, P., Benny, Sari, K., Dewi, Fatmawati, & Siti. (2018). Penerapan Senam Kaki Diabetes
Terhadap Penurunan Resiko Ulkus Kaki Diabetes Di Kelurahan Karangsari Kecamatan
Jatiyoso.

Anda mungkin juga menyukai