www.lppm-stikes.faletehan.ac.id/ejournal
ISSN 2088-673X
Abstrak
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik yang dapat menimbulkan komplikasi neuropati
perifer. Latihan pada kaki dapat meningkatkan sensitifitas sensorik, salah satunya melalui senam kaki dan terapi
kelereng. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh senam kaki dan terapi kelereng dalam meningkatkan
sensitivitas sensorik pasien DM. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain one grup pre test dan post
test, dengan jumlah sampel 16 orang pasien DM tipe 2. Hasil penelitian menunjukkan setelah diberikan intervensi,
rerata jumlah titik neuropati pada kaki kiri menurun dari 5,38 menjadi 2,50 sedangkan pada kaki kanan dari 4,81
menurun menjadi 2,38. Hasil uji paired t-test menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara sebelum dan
sesudah intervensi senam kaki dan terapi kelereng terhadap penurunan rerata jumlah titik neuropati (p value 0,000).
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai alternatif untuk mengurangi kejadian neuropati diabetik oleh Rumah Sakit
Umum dr. Dradjat Prawiranegara Serang dan sebagai acuan dalam membuat standar prosedur operasional.
Kata Kunci: Akupresur, Diabetes Melitus, Neuropati Sensori, Senam Kaki, Terapi Kelereng
Abstract
Diabetes melitus (DM) is a metabolic disorder can cause complications such as peripheral neuropathy. Foot exercise
for diabetic patient can increase sensory sensitivity such as gymnastic foot and marble therapy. This study aims to
determine the influence of foot gymnastic and marble therapy to sensory neuropathy for diabteic patient. This
research is a quasy exsperiment design with one group pre and post test. Sample of this research are 16 patients type 2
diabetes melitus. Analysis using the dependent t test. The result showed the average number of points on left foot
neuropathy decline from 5.38 to 2.50 after a given intervention, while on the right foot decline from 4.81 to 2.38. There
was a significant relationship between effect of gymnastics legs and marbles therapy with a decrease in average
number of points neuropathy ( p value of 0.000).This study is expected to be used as an alternative therapy for
reducing the insidance of diabetic neuropathy in General Hospital dr. Dradjat Prawiranegara of Serang and as
guidance in creating standard operational procedure.
Keywords: Accupressure, Diabetic Foot Gymnastics, Diabetes Melitus, Marbles Therapy, Peripheral Neuropathy
271
Faletehan Health Journal, 4 (5) (2017) 271-276
www. lppm-stikes.faletehan.ac.id/ejournal
ISSN 2088-673X
272
Faletehan Health Journal, 4 (5) (2017) 271-276
www. lppm-stikes.faletehan.ac.id/ejournal
ISSN 2088-673X
bulan Desember 2016. Jumlah sampel penelitian kelima sedangkan pada telapak kaki yaitu bagian
adalah 16 responden yang diambil menggunakan titik kesatu, ketiga dan kelima.
tehnik purposive sampling. Penelitian dimulai
dengan menghitung jumlah titik neuropati Gambar 1 menunjukkan area yang berisiko
sebelum dan setelah terapi, kemudian dicari rerata mengalami neuropati pada pasien DM. Neuropati
jumlah titik neuropati tersebut. Semakin tinggi yang terjadi di ujung kaki atau tangan pasien DM
rerata maka semakin banyak titik neuropati yang termasuk kelompok neuropati perifer (National
ada yang menandakan risiko neuropati perifer. Institute Diabetes and Digestive and Kidney
Pelaksanaan senam kaki dan terapi kelereng Disease, 2009). Neuropati pada pasien DM
dilakukan setiap hari pada sore hari selama dua terjadi karena kerusakan saraf akibat
minggu. Pemeriksaan Diabetic Peripheral hiperglikemi. Umumnya neuropati terjadi di
Neuropathy (DPN) dalam penelitian ini telapak kaki pasien DM pada beberapa titik
menggunakan 10 g Semmes-Weinstein penekanan. Semakin banyak area yang mengalami
monofilament (SWM), sebuah alat pemeriksaan neuropati maka semakin beresiko mengalami
DPN yang terbaik (gold standard) (Craig, at. al., ulkus kaki diabetik atau Diabetic Foot Ulcer
2014). Pemeriksaan neuropati dilakukan dengan (DFU) (Craig, Strauss, Daniller, & Miller, 2014).
menempelkan monofilamen pada area-area yang
beresiko mengalami neuropati. Jika pasien tidak DPN pada pasien DM ditandai oleh adanya rasa
merasakan di titik tersebut, maka kemungkinan baal atau insensitivitas terhadap nyeri dan
besar pasien mengalami neuropati. Jumlah titik temperatur. Selain itu pasien terkadang juga
yang mengalami neuropati kemudian dihitung merasakan sensasi geli, seperti terbakar atau
reratanya dan didokumentasikan.Validitas dan tertusuk, terkadang kram. Namun ada juga yang
reliabilitas alat diyakini sudah tercapai karena sangat sensitif terhadap sentuhan bahkan cahaya
peneliti menggunakan alat standar pemeriksaan (National Institute Diabetes and Digestive and
neuropati perifer. Kidney Disease, 2009). Selain itu kelemahan otot
(National Institute Diabetes and Digestive and
Kidney Disease, 2009; Mayo Clinic, 2015) serta
Hasil dan Pembahasan
gangguan keseimbangan dan koordinasi (Mayo
Hasil penelitian menunjukkan ada perubahan Clinic, 2015) dapat pula menjadi gejala neuropati
rerata titik neuropati baik di kaki kiri maupun kaki perifer. DPN pada pasien DM seringkali menjadi
kanan. Sebelum terapi, rerata titik neuropati di penyebab terjadinya DFU karena penurunan
kaki kiri 5,38 berubah menjadi 2,50 setelah terapi. sensasi pada kaki menyebabkan pasien tidak
Sedangkan rerata titik neuropati kaki kanan merasakan saat terjadi lesi atau injuri (American
berubah dari 4,81 menjadi 2,38 setelah terapi. Diabetes Association, 2013; Mayo Clinic, 2015).
Hasil uji statistik menunjukkan ada pengaruh Neuropati dapat dicegah dengan cara
senam kaki dan terapi kelereng terhadap neuropati mempertahankan kadar glukosa darah (American
dengan nilai p 0,000 baik pada kaki kiri maupun Diabetes Association, 2013; Mayo Clinic, 2015),
kaki kanan. olahraga teratur (Mayo Clinic, 2015), dan konsep
terapi akupresur untuk memperbaiki fungsi saraf
Skor yang berkurang menunjukkan area neuropati yang belum mengalami kerusakan (Dorman,
juga berkurang. Hasil penelitian juga 2013).
menunjukkan rerata jumlah titik neuropati pada
kaki kiri sebelum senam kaki dan terapi kelereng
rata-rata sebanyak 8 titik, dan setelah senam kaki
dan terapi kelereng berkurang rata-rata menjadi 3-
4 titik. Sedangkan pada kaki kanan sebelum
senam kaki dan terapi kelereng rata-rata sebanyak
7 titik, dan setelah senam kaki dan terapi
kelereng berkurang rata-rata menjadi 2-3 titik.
Dari gambaran pemeriksaan jumlah titik neuropati
sensori yang lebih terkena neuropati pada jari
kaki yaitu bagian jari kesatu, jari ketiga dan jari
Gambar 1. Titik risiko neuropati
(Institute for Preventive Foot Health, 2011)
273
Faletehan Health Journal, 4 (5) (2017) 271-276
www. lppm-stikes.faletehan.ac.id/ejournal
ISSN 2088-673X
Konsep olahraga dan akupresur tersebut kemudian akupresur. Akupresure dan akupunktur
digunakan dalam penelitian ini melalui senam merupakan seni pengobatan kuno dari Cina yang
kaki diabetik dan terapi kelereng. Terapi kelereng mempunyai efek penyembuhan (Sehgal, 2014).
bertujuan untuk meningkatkan aliran darah ke Seni akupresur menggunakan teori acupoint atau
perifer sehingga dapat memerbaiki perfusi dan titik akupresur, menggunakan garis meridian atau
nutrisi ke perifer dan mielin (Dorman, 2013), channels pada tubuh manusia. Titik tersebut
sedangkan senam kaki selain bertujuan dipercaya sebagai invisible channels yang dialiri
melancarkan sirkulasi juga memperbaiki uptake energi vital atau kekuatan hidup disebut Qi (ch’i)
glukosa darah sehingga menurunkan glukosa (Sehgal, 2014). Titik meridian ini dipercaya
darah (American Diabetes Association, 2013). menghubungkan organ spesifik atau jaringan
Hasil akhirnya diharapkan dapat merangsang organ (networks of organ), dan mengatur sistem
kembali kerja saraf dalam menghantarkan impuls. komunikasi di tubuh manusia. Titik meridian
Senam kaki diabetik dan terapi kelereng dimulai dari ujung-ujung jari yang terhubung
mengandung unsur preventif (pencegahan) dan dengan otak, dan kemudian berhubungan dengan
juga menyembuhkan (kuratif) pada pasien DM, organ tertentu sesuai titik di meridian.
gerakan-gerakan senam kaki diabetik dan terapi
kelereng dilakukan sebanyak 3-4 kali sehari.
Merujuk hasil penelitian lainnya yang sejalan
dengan hasil penelitian yang dilakukan melakukan
senam kaki diabetik dengan bola-bola plastik
dapat meningkatkan sensitivitas kaki pada pasien
DM tipe 2 dengan nilai p 0,002 (Oktavia, 2012).
Senam kaki yang digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan senam kaki yang direkomendasikan
oleh Persatuan Diabetes Indonesia (PERSADIA).
Selama melakukan gerakannya pasien duduk di
kursi dengan kaki menjuntai ke bawah (gambar
2). Kemudian dilakukan gerakan mulai dari
gerakan ujung kaki, pergelangan kaki, hingga
gerakan saat menggunakan kelereng untuk
menstimulasi titik meridian (gambar 3).
Akupresur mempunyai cara kerja yang sama
dengan akupunktur yaitu untuk menstimulasi titik
yang menjadi area organ tertentu. Gambar 4
menunjukkan titik yang menunjukkan kontrol
organ. Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa pada
telapak kaki manusia terdapat titik-titik kontrol Gambar 2. Posisi awal sebelum senam kaki
organ yang dapat distimulasi menggunakan
Tabel 1. Distribusi rata-rata neuropati perifer sebelum dan sesudah dilakukan senam kaki dan terapi
kelereng pada pasien diabetes melitus tipe II (n=16)
Kaki kanan
a. Sebelum intervensi 4,81 1,905 2-8 3,8 – 5,83
b. Setelah intrvensi 2,38 1,544 0–5 1,55 – 3,2 0,000
274
Faletehan Health Journal, 4 (5) (2017) 271-276
www. lppm-stikes.faletehan.ac.id/ejournal
ISSN 2088-673X
275
Faletehan Health Journal, 4 (5) (2017) 271-276
www. lppm-stikes.faletehan.ac.id/ejournal
ISSN 2088-673X
276