Anda di halaman 1dari 7

Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang

Vol 4 No 1 Tahun 2019


p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
PENGARUH SENAM KAKI TERHADAP
SENSITIVITAS KAKI PADA PASIEN DIABETES
MELITUS TIPE 2 DI RSU KABUPATEN
TANGERANG
Paojah 1, Imas Yoyoh 2
1
Universitas Muhammadiyah Tangerang, imasyoyoh@gmail.com

INFORMASI ARTIKEL: ABSTRAK

Riwayat Artikel: Transisi epidemiologi yang terjadi di Dunia saat ini telah mengakibatkan
Tanggal di Publikasi: Juli 2019 berbagai perubahan pola penyakit, yaitu dari penyakit menular ke penyakit
Kata kunci: tidak menular (PTM). PTM yang menyita banyak perhatian Salah satunya
Diabetes Melitus Tipe 2 adalah diabetes melitus (DM). DM memiliki kategori utama yaitu DM tipe 1
Senam Kaki dan tipe 2. DM tipe 2 merupakan tipe terbanyak pada penderita DM. DM
Sensitivitas Kaki merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat kerusakan pada
sekresi insulin, kerja insulin, atau bisa dari keduanya. Komplikasi yang
paling sering dialami penderita diabetes adalah neuropati. Neuropati
menimbulkan gejala berupa penurunan sensitivitas terhadap sentuhan ringan
terutama pada kaki. Penanganan DM secara non-farmakologi dengan
mencegah terjadinya neuropati salah satunya adalah dengan senam kaki.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode quasy
eksperimen dan menggunakan rancangan pre and post test without control
group. Sampel penelitian ini berjumlah 44 responden. Penelitian ini untuk
melihat pengaruh senam kaki terhadap sensitivitas kaki yang diberikan
perlakuan selama 6 hari. Intrumen yang digunakan adalah kapas, sikat dan
jarum. Uji statistik yang digunakan yaitu paired T-Test, hal tersebut
didapatkan hasil adanya pengaruh senam kaki terhadap sensitivitas kaki
dengan p-value=0,000 (ɑ=0,05). Kesimpulan dalam penelitian ini adalah
senam kaki dapat meningkatkan sensitivitas kaki pada pasien DM tipe 2 di
RSU Kabupaten Tangerang. Saran: dari penelitian ini, diharapkan perawat
yang berada di RSU Kabupaten Tangerang dapat mengimplementasikan
senam kaki sebagai salah satu cara alternatif dalam upaya pencegahan
terjadinya neuropati pada pasien Diabetes Melitus tipe 2.

14
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917

PENDAHULUAN Neuropati perifer pada pasien Diabetes


Penyakit Tidak Menular (PTM) melitus memiliki tanda sensitivas kaki
sekarang menjadi masalah kesehatan yang kurang. Menurut Riskesdas tahun
masyarakat, baik secara global, regional, 2013 Neuropati adalah komplikasi
nasional dan lokal. Global status report terbanyak pada 54% penderita diabetes
on NCD World Health Organization melitus yang dirawat di RSCM pada
(WHO) tahun 2010, melaporkan bahwa 2011. Komplikasi akibat diabetes
60% penyebab kematian semua umur di melitus dapat dicegah atau ditunda
dunia adalah karena PTM. PTM yang dengan pengendalian metabolisme yang
menyita banyak perhatian Salah satunya baik dan menjaga agar kadar gula darah
adalah Diabetes Melitus (DM). berada dalam batas normal.
Menurut International Diabetes Dari hasil penelitian yang
Federation (IDF) tahun 2015, terdapat dilakukan oleh Priyanto, Sahar, &
415 juta orang dengan diabetes didunia Widyatuti (2013). Menunjukkan bahwa
dan diprediksi 25 tahun mendatang akan adanya perbedaan secara bermakna rata-
meningkat menjadi 642 juta orang. Dari rata sensitivitas kaki sebelum dan
hasil Riskesdas tahun 2013, di Indonesia sesudah dilakukannya senam kaki pada
jumlah absolut penderita diabetes kelompok intervensi.
melitus adalah sekitar 12 juta dengan Pada studi pendahuluan di RSU
usia >15 tahun. Di Banten diperkirakan Kabupaten Tangerang dari catatan
jumlah penduduk yang terdiagnosa rekam medik didapatkan 44 pasien
diabetes mellitus sebanyak 104.962 diabetes melitus tipe 2 yang menjalani
orang. Data yang diperoleh dari profil rawat inap di paviliun penyakit dalam
kesehatan Kabupaten Tangerang tahun (Paviliun Cempaka dan Paviliun Seruni)
2016 Diabetes Melitus menjadi penyakit selama periode Februari 2018. Pada
terbanyak ke 2 setelah hipertensi dengan wawancara secara non-formil dengan
jumlah penderita 42648. perawat yang bertugas di ruang inap
Diabetes melitus memiliki dua RSU Kabupaten Tangerang didapatkan
kategori utama yaitu diabetes melitus 6 pasien diabetes melitus tipe 2 dengan
tipe 1 dan tipe 2. Diabetes melitus tipe 2 komplikasi neuropati sampai terjadinya
merupakan 90% dari seluruh diabetes luka kaki.
yang disebabkan penggunaan insulin Berdasarkan uraian diatas, peneliti
yang kurang efektif oleh tubuh. tertarik untuk melakukan sebuah
Penggunaan insulin yang kurang efektif penelitian “Pengaruh senam kaki
dari waktu ke waktu dapat menyebabkan terhadap sensitivitas kaki pada pasien
kerusakan berbagai sistem tubuh diabetes melitus tipe 2 di RSU
terutama syaraf dan pembuluh darah. Kabupaten Tangerang”.
Beberapa komplikasi yang sering terjadi
pada pasien diabetes adalah penyakit
jantung dan stroke, retinopati METODE PENELITIAN
diabetikum, gagal ginjal, dan juga Penelitian ini termasuk dalam
neuropati (Riskesdas, 2013). penelitian kuantitatif, dengan metode
Penelitian yang dilakukan oleh quasi eksperimen dan menggunakan
Khana tahun 2016. Menunjukkan bahwa rancangan Pre and Post test without
control group. Pada penelitian ini
peneliti hanya melakukan intervensi

15
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
pada satu kelompok tanpa pembanding. untuk mencatat hasil dari sensitivitas
Kelompok intervensi ini akan dilakukan kaki sebelum dan sesudah dilakukan
6 hari berturut-turut selama 15 menit. intervensi. Variabel Bebas pada
Efektifitas perlakuan ini dinilai dengan penelitian ini adalah Senam Kaki Pada
cara membandingkan nilai pre test variabel senam kaki ini menggunakan
dengan post test. instrumen kursi, koran dan lembar
Populasi penelitian ini adalah observasi untuk mencatat sudah
penderita Diabete Melitus Type 2 yang dilakukan atau tidak dilakukannya
berobat di RSU Kabupaten Tangerang intervensi. Untuk membuktikan uji
dengan jumlah sampel adalah 44 pasien statistik menggunakan “Pired T-Test”
diabetes melitus tipe 2 di RSU dengan mengunakan derajat
Kabupaten Tangerang selama periode kepercayaan 95% (0,05).
Februari 2018. Sampel pada penelitian
ini menggunakan total sampling atau HASIL DAN PEMBAHASAN
semua responden yang menderita DM
tipe 2 yang sedang menjalani rawat jalan Tabel 1.1
sesuai dengan saran saat uji etik di RSU Distribusi Frekuensi Usia Responden
Kabupaten yang memenuhi kriteria di RSU Kabupaten Tangerang Juni
inklusi dan eksklusi dilakukan intervensi 2018
pada satu kelompok saja. kriteria inklusi
dalam sampel pada penelitian ini adalah:
1) Pasien rawat jalan yang bersedia
menjadi responden dengan
menandatangani lembar informed
consent dan mengikuti prosedur
penelitian sampai tahap akhir. 2)
Responden yang menderita Diabetes
Melitus tipe 2 dan tidak memiliki luka
diabetes yang menjalani rawat jalan di Berdasarkan tabel 4.1,
RSU Kabupaten Tangerang. 3) Kadar didapatkan hasil bahwa mayoritas
gula darah kurang dari 600 mg/dl. 4) responden berusia 55-64 tahun dengan
Menderita diabetes melitus kurang dari jumlah 14 orang (31,8 %), dan hasil
10 tahun dan tidak memiliki penyakit minoritas pada usia 75+ tahun dengan
kronis. Kriteria eksklusi pada penelitian jumlah 1 orang (2,3 %). Hal ini
ini adalah : 1) Pasien yang tidak menunjukkan bahwa umur responden
bersedia menjadi responden dan tidak lebih banyak terjadi pada lansia.
bersedia menandatangani lembar Hal tersebut sesuai dengan teori
informed consent dan responden yang LeMone, Priscilla., (2016) yang
tidak bersedia mengikuti senam kaki. 2) menunjukkan peningkatan resiko
Responden Diabetes Melitus tipe 2 yang diabetes sesuai dengan umur, khususnya
memiliki komplikasi luka pada kaki. pada usia lebih dari 40 tahun,
Variabel Terikat pada penelitian ini disebabkan karena pada usia tersebut
adalah Sensitivitas Kaki Pada variabel mulai terjadi peningkatan intoleransi
ini menggunakan instrumen alat glukosa. Adanya proses penuaan
pengecekan sensitivitas kaki adalah menyebabkan berkurangnya
kapas, jarum dan sikat. lembar observasi

16
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
kemampuan sel β pankreas dalam berjumlah 20 orang (45,5 %). Hal ini
memproduksi insulin (sunjaya dalan menunjukkan bahwa jenis kelamin yang
Endriyanto, Hasneli, & Dewi, 2013). sering terjadi pada perempuan
Menurut Black dan Hawk, dibandingkan dengan laki-laki.
2005. DM tipe 2 biasanya terdiagnosa Hal tersebut sesuai dengan teori
pada umur dewasa dan suku bangsa dari Taylor dalam Endriyanto, Hasneli,
tertentu. DM tipe 2 adalah tipe dari & Dewi, tahun 2013. Kejadian DM lebih
penyakit DM yang tidak bergantung banyak pada wanita dibanding pada pria
pada insulin, penyakit ini biasanya terutama pada DM tipe 2. Hal tersebut
terdiagnosa pada dewasa yang berumur disebabkan oleh menopause karena
lebih dari 40 tahun serta DM tipe 2 ini penurunan hormon estrogen. Estrogen
lebih umum terjadi pada orang dewasa berfungsi untuk menjaga keseimbangan
dengan suku bangsa tertentu. kadar gula darah dan meningkatkan
Menurut Andrews, jhonson dan penyimpanan lemak, sedangkan
Weinstock dalam Endriyanto, Hasneli, progesteron berfungsi untuk
& Dewi tahun 2013. Seiring menormalkan kadar gula darah dan
bertambahnya usia sel manusia menjadi membantu menggunakan lemak sebagai
semakin resisten terhadap insulin, energi.
kemampuan lansia untuk Didukung oleh Penelitian yang
memetabolisme glukosa menjadi dilakukan Endriyanto, Hasneli, & Dewi
menurun dan pengeluaran insulin dari (2013) ditemukan bahwa jenis kelamin
sel beta pankreas juga mengalami yang lebih banyak terjadi pada
penurunan dan terhambat. perempuan yang berjumlah 22
Didukung oleh Penelitian yang responden (73,3 %).
dilakukan Endriyanto, Hasneli, & Dewi
(2013) ditemukan bahwa kelompok Tabel 1.3
umur yang paling banyak menderita DM Uji Pair T-Test (Pre dan Post) latihan
adalah kelompok umur 45-52 (47,5%). senam kaki pada pasien DM tipe 2 di
RSU Kabupaten Tangerang, Juni
2018
Tabel 1.2
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
Responden di RSU Kaupaten
Tangerang, juni 2018

Berdasarkan tabel 4.2,


didapatkan hasil bahwa mayoritas
responden berjenis kelamin perempuan
Berdasarkan tabel 4.4 terdapat
dengan jumlah 24 orang (54,5 %)
perbedaan yang signifikan dari hasil
sedangkan responden laki-laki
skor pre test (mean = 2,09) dan post post

17
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
test (mean = 2,66) dengan selisih (- sensitivitas kaki pada pasien diabetes
0,568) pada pemberian latihan senam melitus tipe 2.
kaki dapat mempengaruhi hasil rata-rata Selain itu, dari penelitian yang
pengukuran sensitivitas kaki pada pasien dilakukan oleh Endriyanto, Hasneli, &
DM tipe 2 di RSU Kaupaten Tangerang. Dewi (2013) yang berjudul “pengaruh
Setelah melakukan uji analisa bivariat senam kaki pakai koran terhadap
dengan menggunakan uji Paired TTest sensitivitas kaki pada pasien DM tipe
dengan menggunakan program SPSS 23 2”. Menunjukan adanya peningkatan
for window. Diperoleh hasil uji Paired sensitivitas kaki setelah pemberian
T-Test yaitu p value = 0,000 kurang dari senam kaki dengan (pvalue 0,000).
nilai ɑ=0,05, maka dapat disimpulkan
H0 ditolak dengan interpretasi ada KESIMPULAN
pengaruh senam kaki terhadap Berdasarkan hasil penelitian dan
sensitivitas kaki pada pasien diabetes pembahasan yang dilakukan mengenai
melitus tipe 2 di RSU Kabupaten pengaruh senam kaki terhadap
Tangerang. Dengan ini menunjukkan sensitivitas kaki pada pasien diabetes
bahwa setelah dilakukan senam kaki melitus tipe 2 di RSU Kabupaten
selama 6 hari dapat meningkatkan Tangerang dapat disimpulkan sebagai
sensitivitas kaki. berikut :
Hasil tersebut sesuai dengan 1. Hasil usia responden lebih
pendapat Flora, Hikayati, Purwanto, mayoritas berusia 55-64 tahun
(2013). Bahwa senam kaki diabetes dengan jumlah 14 orang (31,8 %)
adalah suatu kegiatan atau latihan yang sedangkan jenis kelamin lebih
dilakukan oleh pasien diabetes melitus mayoritas berjenis kelamin
untuk mencegah terjadinya luka dan perempuan sebanyak 24 responden
membantu melancarkan peredaran darah (54,5%).
bagian kaki. 2. Sensitivitas kaki sebelum dilakukan
Kemudian sejalan dengan latihan senam kaki memiliki rata-
penelitian yang dilakukan oleh Priyanto, rata 2,09 sedangkan sensitivitas kaki
Sahar, & Widyatuti (2013) “Pengaruh sesudah dilakukan senam kaki
senam kaki terhadap sensitivitas kaki memiliki kenaikan dengan rata-rata
dan kadar gula darah pada agregat lansia 2,66 yang berarti memiliki kenaikan
pasien diabetes melitus di Magelang”. mean tingkat sensitivitas kaki antara
Bahwa menunjukkan adanya perbedaan sebelum dan sesudah dilakukannya
secara bermakna rata-rata sensitivitas senam kaki.
kaki sebelum dan sesudah dilakukannya 3. Hasil dari penelitian terdapat
senam kaki pada kelompok intervensi pengaruh sensitivitas kaki dengan
dengan (t=14,87; p value=0,000). Pada nilai pvalue =0,000 setelah
kadar gula darah menunjukkan dilakukannya latihan senam kaki.
(t=10,636; p value=0,000) adanya
perbedaan secara bermakna rata-rata Berdasarkan penelitian yang
kadar gula darah sebelum dan sesudah dilakukan oleh peneliti tentang pengaruh
dilakukannya senam kaki. Dari hasil senam kaki terhadap sensitivitas kaki
tersebut, maka disimpulkan bahwa ada pada pasien diabetes melitus tipe 2 di
pengaruh senam kaki terhadap RSU Kabupaten Tangerang, maka

18
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
terdapat saran yang dapat peneliti dari kelompok kontrol dengan
berikan berikan yaitu sebagai berikut : kelompok intervensi.
1. Bagi Perawat dan RSU Kabupaten
Tangerang DAFTAR PUSTAKA
a. Hasil riset ini dapat menjadi Black, J., & Hawks, J.H. (2014).
bahan informasi dalam Medical Surgical Nursing.
mengimplementasi pasien Clinical Management for Positif
Outcome. Ed 6th. Singapura.
diabetes melitus tipe 2.
Saundres: Elseiver.
b. Bagi kepala ruangan dapat
mengimpementasikan senam Data Rekam Medis RSU Kabupaten
kaki dalam upaya pencegan Tangerang. 2018.
komplikasi neuropati pada
pasien diabetes melitus tipe 2. Endriyanto, Hasneli, & Dewi. (2013).
Efektifitas senam kaki diabetes
c. Bagi RSU Kabupaten
melitus dengan koran terhadap
Tangerang dapat menyediakan tingkat sensitivitas kaki pada
sarana dan prasarana untuk pasien dm tipe 2. Universitas
pemberian edukasi secara rutin Riau.
pada pasien di poliklinik.
2. Bagi masyarakat Faisal, Mieke, dan Junita (2016).
Gambaran klinis neuropati pada
a. Masyarakat diharapkan lebih
pasien diabetes melitus di
sering berkunjung ke tempat Poliklinik Neurologi RSUP Prof.
kesehatan untuk mengecek Dr. R. D. Kandou. Periode Juli
kadar gula darah dan cek 2014 – Juni 2015. Jurnal e-Clinic
sensitivitas kaki guna mencegah (eCl), Volume 4, Nomor 1,
terjadinya neuropati. Januari-Juni 2016.
b. Bagi pasien dapat
International Diabetes Federation (IDF).
mengimplementasikan senam
2015. Diabetes Voice Improving
kaki secara rutin dan terjadwal. Access To Diabetes Care. Edisi 2
c. Bagi pasien yang sudah July 2017.
terdeteksi masalah sensitivitas
kaki agar melakukan Kementrian Kesehatan Republik
pengobatan yang lebih lanjut. Indonesia (2015). Diabetes
3. Bagi peneliti selanjutnya Melitus Penyebab Kematian
Nomor 6 di Dunia: Kemenkes
a. Diharapkan melakukan Tawarkan Solusi CERDIK
penelitian di kelompok khusus Melalui Posbindu.
prolanis diabetes melitus agar http://www.depkes.go.id/article/vi
penelitian lebih mudah. ew/2383/diabetesmelitus-
b. Diharapkan melakukan penyebab-kematian-nomor-6-di-
penelitian yang terkait dengan dunia-kemenkes-tawarkan-
solusicerdik-melalui-
desain penelitian yang berbeda
posbindu.html (diakses pada
seperti metode yang berbeda, tanggal 16 Desember 2017).
rancangan penelitian yang
berbeda dengan menambahkan Kementrian Kesehatan Republik
kelompok kontrol supaya dapat Indonesia. (2015). Penyakit Tidak
membandingkan hasil penelitian Menular (Ptm) Penyebab
Kematian Terbanyak di

19
Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah Tangerang
Vol 4 No 1 Tahun 2019
p-ISSN 2502-0552; e-ISSN 2580-2917
Indonesia. dan kadar gula darah pada
http://www.depkes.go.id/article/ aggregat lansia diabetes Melitus
print/1637/penyakit-tidak- di magelang (Tesis). FIK UI.
menular-ptmpenyebab-kematian-
terbanyak-di-indonesia.html
(diakses 16 Desember 2017).

Khana Rosyida. 2016. Gambaran


Neuropati Perifer pada Diabetisi
diWilayah Kerja Puskesmas
Kedungmundu Semarang.
Universitas Diponegoro.

LeMone, Priscilla. 2016. Buku Ajar


keperawatan medikal bedah
gangguan integumen, gangguan
Endokrin, Gangguan
Gastrointestinal. Vol. 2. Jakarta :
EGC.

Priyanto, Sahar, & Widyatuti (2013).


Pengaruh Senam Kaki Terhadap
Sensitivitas Kaki Dan Kadar Gula
Darah Pada Aggregat Lansia
Diabetes Melitus Di Magelang.
Prosiding konferensi nasional
ppni jawa tengah.

Profil Kesehatan Kabupaten Tangerang


(2016).
http://dinkes.tangerangkab.go.id/
wp-
content/files/Profil_2016_New.pd
f. (Diakses 15 Maret 2018).

Riset Kesehatan Dasar (2013).


Infodatin Diabetes. Jakarta.
http://www.depkes.go.id/resources
/download/pusdatin/infodatin/info
datindiabetes.pdf. (Diakses 29
September 2017).

Rostika Flora, Hikayati, Sigit Purwanto.


2013. Pelatihan Senam Kaki Pada
Penderita Diabetes Mellitus
Dalam Upaya Pencegahan
Komplikasi Diabetes Pada Kaki
(Diabetes Foot). Jurnal
Pengabdian Sriwijaya.

Sigit Priyanto. 2013. Pengaruh senam


kaki terhadap sensitivitas kaki

20

Anda mungkin juga menyukai