Anda di halaman 1dari 27

Pengaruh Edukasi GOOD LOCK Terhadap Efikasi Diri

Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja


Puskesmas Sei Panas Kota Batam Tahun 2017

Nora Hadira
2013023

Prodi NERS
STIKes Mitra Bunda Persada Batam
LATAR BELAKANG
Pentingnya Masalah

Perkembangan zaman
Perubahan gaya hidup
dan era globalisasi
seperti pola makan,
yang terjadi saat ini kurang aktivitas fisik dan Menurut organisasi kesehatan
membawa perubahan- prilaku tidak sehat dunia WHO pada tahun 2012,
perubahan dalam berkontribusi besar dalam kematian akibat PTM (Penyakit
menyebabkan timbulnya Tidak Menular) akan meningkat
kehidupan terutama di seluruh dunia, dan
berbagai macam penyakit
terhadap gaya hidup. seperti salah satunya yaitu
peningkatan yang terbesar akan
terjadi pada negara-negara
penyakit Diabetes menengah dan miskin. Lebih
Mellitus. (Padila, 2012 dari dua per tiga (70 %)
dalam Wahid, 2016). populasi global akan meninggal
akibat penyakit tidak menular
seperti salah satunya Diabetes
Mellitus.
Diabetes Care memperhatikan dengan adanya peningkatan jumlah
penderita Diabetes Mellitus membuat Indonesia menduduki peringkat
ke empat setelah Amerika Serikat, China, dan India. (PDPERSI, 2014).

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan RI


(2013) menunjukkan dari 176.689.340 jiwa jumlah penduduk Indonesia
yang berusia < 14 tahun diperkirakan sebanyak 2.650.340 jiwa (2,1 %)
telah di diagnosis menderita Diabetes Mellitus dan sebanyak 1.060.136
jiwa (1,5 %) diperkirakan telah mengalami tanda dan gejala Diabetes
Mellitus

Penyakit Diabetes Mellitus di Provinsi Kepulauan Riau telah mencapai


angka sebesar 2.206 dengan jumlah penderita tertinggi berada di Kota
Batam sebanyak 1.706 orang penderita sepanjang tahun 2013
(Riskesdas, 2013).

Berdasarkan data Puskesmas Sei.Panas Kota Batam (2017) didapatkan


jumlah penderita Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus sebanyak
768 jiwa (65 %) dari 1171 jiwa yang merupakan jumlah keseluruhan
penderita Diabetes Mellitus di wilayah kerja Puskesmas Sei. Panas.
RELEVANSI

Penelitian yang dilakukan oleh Hati (2014) tentang Efektifitas


Edukasi Diabetes Terpadu untuk Meningkatkan Efikasi Diri Pasien DM
tipe 2 dengan menggunakan jenis penelitian quasi eksperiment dengan
desain pre-test and post test with control group design yang dilakukan
di Puskesmas Sering Kecamatan Medan Tembung dengan jumlah
sampel sebanyak 38 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
efek edukasi terpadu untuk meningkatkan efikasi diri pasien DM tipe 2,
dengan hasil uji independent t test ρ < 0,05 dan t = 7,539. Perbandingan
efikasi diri sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan analisa data
paired t-test dengan ρ < 0,05 dan t = -6,659 antara post test dengan
follow up ρ < 0,05 dan t = -5,217.
SOLUSI
Mengingat peningkatan angka kejadian Diabetes
Mellitus khususnya di Indonesia pemerintah
Indonesia telah melakukan upaya untuk
menanggulangi kejadian Diabetes Mellitus yaitu
dengan mengadakan Program pengendalian
Diabetes Mellitus yang dilakukan secara terintegrasi
melalui kegiatan Posbindu PTM (Pos Pembinaan
Terpadu Penyakit Tidak Menular) dengan program
“CERDIK” dan “PATUH” yang dikhususkan untuk
penyandang Diabetes Mellitus. (PERKENI, 2015).
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas
maka, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut : Adakah Pengaruh
Edukasi GOOD LOCK Terhadap Efikasi Diri
Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah
Kerja Puskesmas Sei. Panas Kota Batam Tahun
2017 ?
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Dasar Diabetes Mellitus

Konsep Dasar Efikasi Diri

Konsep Dasar Edukasi


Kesehatan GOOD LOCK
Kerangka Konseptual

Sumber : Schumacher dan


Jancksonville (2005), Bandura
(1994), Notoatmodjo (2010)
&PERKENI (2011).
METODOLOGI PENELITIAN
• Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
desain penelitian ini adalah eksperimental dengan
rancangan eksperimen murni (True Eksperiment)
dengan jenis rancangan ekperimen yaitu Randomize
Control Group Pre Test Post Test Design

• Populasi target dalam penelitian ini adalah semua


penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di wilayah kerja
Puskesmas Se-Kota Batam tahun 2017.

• Populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah


penderita Diabetes Mellitus tipe 2 di wilayah kerja
Puskesmas Sei Panas Kota Batam tahun 2017
berjumlah 768 orang.
Besar Sampel
Untuk menentukan besar sampel (replikasi) yang dibutuhkan
digunakan rumus berikut :
n = (t-1)(r-1) ≥ 15
Keterangan :
• t = Banyak kelompok perlakuan
• r = Jumlah replikasi

Diketahui :
• t =2
• r =2
n = (2-1)(2-1) ≥ 15
= (1)(1) ≥ 15
= 1 ≥ 15
Maka besar sampel untuk masing-masing kelompok adalah 15.
Teknik Pengambilan Sampel
Teknik Probability Sampling

Simple Random Sampling


LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja
Puskesmas Sei Panas Kota Batam

Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan penulis di bulan
September 2017.
Variabel Penelitian
Variabel Bebas :
Edukasi GOOD LOCK

Variabel Terikat :
Efikasi Diri Pasien Diabetes Mellitus tipe 2
Analisa Data
• Analisa Univariat
Perhitungan analisa univariat ini dilakukan dengan persentase
menggunakan rumus (Arikunto, 2006). Rumus ini digunakan untuk
mengukur variabel independen dan variabel dependen.

𝑓
𝑃 = 𝑥 100%
𝑛

Keterangan :
p : Presentasi
f : Jumlah frekuensi
n : Jumlah responden
Analisa Bivariat
Untuk Kelompok Berpasangan digunakan uji uji Paired T-
Test dengan Ha diterima dan Ho ditolak apabila nilai ‘t’ hitung
> dari nilai ‘t’ tabel .

Untuk Kelompok Tidak Berpasangan digunakan uji


Independent T-Test dengan Ha diterima dan Ho ditolak
apabila nilai ρ < 0,05

Kemudian dilakukan Uji Shapiro Wilk untuk mengetahui normalitas data


sebelum dilakukan uji paired T-test dan uji Independent T-test. Data
dikatakan berdistribusi normal jika ρ > a (a = 0,05)
Definisi Operasional
Variabel Definisi operasional Parameter Cara Alat Skala Hasil ukur
ukur ukur ukur
Variabel Metode pemberian 1. Tahap awal - - Nominal 1. Dilakukan
Bebas : pendidikan kesehatan (Pembukaan) pada
Edukasi mengenai pengelolaan 2. Tahap Kerja kelompok
GOOD Diabetes Mellitus secara (Kegiatan Inti) intervensi
LOCK mandiri yang dilakukan 3. Tahap Akhir 2. Tidak
sebanyak 2 sesi dalam (Penutup) dilakukan
waktu 1 minggu dengan pada
durasi 45 menit untuk kelompok
tiap sesinya kontrol
Continue ....
Variabel Keyakinan atau 1. Pengaturan pola Wawancara Kuesioner Ordinal Baik :
terikat : kepercayaan diri makan (diet) terpimpin (76 -
Efikasi akan kemampuan 2. Aktifitas fisik 100%)
Diri 3. pemantauan
pasien Diabetes
Pasien kadar glukosa Cukup :
Mellitus tipe 2 darah
Diabetes (55-75
Mellitus untuk memahami 4. Terapi %)
tipe 2 atau melakukan pengobatan
tindakan yang 5. Perawatan Kurang :
mendukung umum. (≤ 55
penanganan %)
penyakit
Karakteristik Lokasi
Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di wilayah kerja Puskesmas Sei Panas Kota
Batam terletak di Wilayah Pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau, Kecamatan
Bengkong. Puskesmas Sei Panas terdiri dari Kelurahan Bengkong Laut,
Bengkong Indah, Bengkong Sadai dan Tanjung Puntung.
Dengan batas wilayah sebagai berikut :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Tanjung Sengkuang Kecamatan
Batu Ampar.
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sei Panas Kecamatan Batam
Kota
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Pelita Kecamatan Lubuk Baja
• Sebelah Timur Berbatasan dengan Laut Nongsa
(Sumber : Profil Puskesmas Sei Panas Kota Batam
Tahun 2014)
Data Umum
 Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa jenis kelamin penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di
Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas Kota Batam Tahun 2017 pada kelompok Intervensi
sebagian besar berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 10 orang penderita (66,7%) dan
pada kelompok kontrol sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 8 orang
penderita (53,3%).
 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa usia penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah
Kerja Puskesmas Sei Panas Kota Batam Tahun 2017 pada kelompok Intervensi rata-rata
berusia 48 tahun dan pada kelompok kontrol rata-rata berusia 52 tahun.
 Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa status pekerjaan penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas Kota Batam Tahun 2017 pada kelompok Intervensi
sebagian besar masih bekerja yaitu sebanyak 9 orang penderita (60,0%) dan pada
kelompok kontrol sebagian besar juga masih bekerja yaitu sebanyak 10 orang penderita
(66,7 %).
 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa tingkat pendidikan penderita Diabetes Mellitus Tipe 2
di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas Kota Batam Tahun 2017 pada kelompok Intervensi
sebagian besar memiliki tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 6 orang penderita (40,0%)
dan pada kelompok kontrol sebagian besar juga memiliki tingkat pendidikan SD yaitu
sebanyak orang 7 orang penderita (46,7 %).
ANALISIS UNIVARIAT
 Efikasi Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Sebelum (Pretest)
Dilakukan Edukasi GOOD LOCK Pada Kelompok Intervensi dan
Kelompok Kontrol di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Panas Kota
Batam Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa efikasi diri
penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas
Sei Panas Kota Batam Tahun 2017 sebelum dilakukan edukasi
GOOD LOCK pada kelompok Intervensi sebagian besar berada
pada kategori rendah yaitu sebanyak 12 orang penderita
(80,0%). Sementara itu pada kelompok kontrol sebagian besar
juga berada pada kategori rendah yaitu sebanyak orang 13
orang penderita (86,7 %).
• Efikasi Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Sesudah Dilakukan
Edukasi GOOD LOCK Pada Kelompok Intervensi dan Tanpa
Dilakukan Edukasi GOOD LOCK Pada Kelompok Kontrol di Wilayah
Kerja Puskesmas Sei Panas Kota Batam Tahun 2017.
Berdasarkan tabel 4.6 diketahui bahwa efikasi diri
penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas
Sei Panas Kota Batam Tahun 2017 sesudah dilakukan edukasi
GOOD LOCK pada kelompok Intervensi sebagian besar berada
pada kategori Tinggi yaitu sebanyak 12 orang penderita (80,0%).
Sementara itu pada kelompok kontrol sebagian besar berada
pada kategori rendah yaitu sebanyak orang 12 orang penderita
(80,0%).
ANALISIS BIVARIAT
Hasil Analisis Efikasi Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Sebelum dan
Sesudah Dilakukan Edukasi GOOD LOCK Pada Kelompok Intervensi.
• Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa dari 15 orang penderita Diabetes
Mellitus tipe 2 (100%) pada kelompok intervensi terdapat 2 orang penderita
(13,3%) yang sebelum dilakukan edukasi GOOD LOCK memiliki nilai efikasi diri
yang cukup kemudian sesudah dilakukan edukasi GOOD LOCK 2 2 orang
penderita ini menjadi memiliki nilai efikasi diri yang tinggi dan dari 13 orang
penderita Diabetes Mellitus tipe 2 (86,7%) lainnya pada kelompok intervensi
sebelum dilakukan edukasi GOOD LOCK memiliki nilai efikasi yang rendah
kemudian sesudah dilakukan edukasi GOOD LOCK 10 orang penderita (66,7)
menjadi memiliki efikasi diri yang tinggi dan 3 orang penderita (20%)
memiliki efikasi yang cukup.
• Berdasarkan hasil uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan p < 0,05 maka
diperoleh hasil sebagai berikut : Ada perbedaan efikasi diri pasien Diabetes
Mellitus tipe 2 antara sebelum dan sesudah edukasi GOOD LOCK pada
kelompok intervensi dengan α < 0,05 (p-value = 0,000).
Hasil Analisis Efikasi Diri Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 Sebelum dan
Sesudah Dilakukan Edukasi GOOD LOCK Pada Kelompok Kontrol.
• Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa dari 15 orang penderita Diabetes
Mellitus tipe 2 (100%) pada kelompok kontrol terdapat 3 orang penderita
(20%) pada pengukuran awal (pretest) memiliki nilai efikasi diri yang
cukup kemudian pada pengukuran akhir (posttest) tanpa dilakukan edukasi
GOOD LOCK seorang penderita (6,7%) memiliki efikasi yang rendah dan 2
orang penderita (13,3%) tetap memiliki nilai efikasi diri yang cukup.
Sementara 12 orang penderita Diabetes Mellitus tipe 2 (80%) lainnya pada
kelompok kontrol pada pengukuran awal (pretest) memiliki nilai efikasi diri
yang rendah kemudian pada pengukuran akhir (posttest) tanpa dilakukan
edukasi GOOD LOCK seorang penderita (6,7%) memiliki efikasi yang cukup
dan 11 orang penderita (73,3%) tetap memiliki nilai efikasi diri yang rendah.
• Berdasarkan hasil uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan p < 0,05 maka
diperoleh hasil sebagai berikut : Tidak ada perbedaan efikasi diri pasien
Diabetes Mellitus tipe 2 antara sebelum dan sesudah edukasi GOOD LOCK
pada kelompok kontrol dengan α > 0,05 (p-value = 1,000).
KESIMPULAN
• Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 sebelum dilakukan edukasi GOOD
LOCK pada kelompok Intervensi sebagian besar berada
pada kategori rendah yaitu sebanyak 12 orang penderita
(80,0%). Sementara itu pada kelompok kontrol sebagian
besar juga berada pada kategori rendah yaitu sebanyak
orang 13 orang penderita (86,7 %).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri penderita
Diabetes Mellitus Tipe 2 sesudah dilakukan edukasi GOOD
LOCK pada kelompok Intervensi sebagian besar berada pada
kategori Tinggi yaitu sebanyak 12 orang penderita (80,0%).
Sementara itu pada kelompok kontrol sebagian besar berada
pada kategori rendah yaitu sebanyak orang 12 orang
penderita (80,0%).
• Berdasarkan hasil uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan p <
0,05 maka diperoleh hasil sebagai berikut : Ada perbedaan
efikasi diri pasien Diabetes Mellitus tipe 2 antara sebelum dan
sesudah edukasi GOOD LOCK pada kelompok intervensi dengan
α < 0,05 (p-value = 0,000). Kemudian berdasarkan hasil uji
Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan p < 0,05 maka diperoleh
hasil sebagai berikut : Tidak ada perbedaan efikasi diri pasien
Diabetes Mellitus tipe 2 antara sebelum dan sesudah edukasi
GOOD LOCK pada kelompok kontrol dengan α > 0,05 (p-value =
1,000).
SARAN
• Bagi Institusi Pendidikan (STIKes Mitra Bunda Persada Batam)
Diharapkan dapat menjadi tambahan referensi khususnya dalam keperawatan medikal
bedah bahwa edukasi GOOD LOCK dapat mempengaruhi peningkatan efikasi diri pasien
Diabetes Mellitus tipe 2, serta menambah kepustakaan di STIKes Mitra Bunda Persada Batam
sebagai referensi dalam penyusunan tugas akhir (Skripsi).
• Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat melanjutkan penelitian dengan menggunakan sampel yang sama sekali
belum terpapar guna mencegah terjadinya bias khususnya bias selection, serta meneliti
faktor lain yang dapat mempengaruhi peningkatan efikasi diri pasien Diabetes Mellitus tipe
2, karena masih banyak faktor lain yang berhubungan dengan efikasi diri pasien Diabetes
Mellitus tipe 2 selain edukasi GOOD LOCK.
Bagi Tempat Penelitian.
Diharapkan dapat memberi informasi mengenai pengaruh edukasi GOOD LOCK terhadap
efikasi diri efikasi diri pasien Diabetes Mellitus tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Sei Panas,
agar tenaga kesehatan di Puskesmas Sei Panas dapat meningkatkan mutu dan pelayanan
kesehatan khususnya kesehatan medikal bedah, melakukan pendidikan kesehatan sebagai
langkah preventif dan promotif, serta menghadirkan inovasi-inovasi baru yang lebih baik
guna mengatasi rendahnya efikasi diri yang terjadi pada penderita Diabetes Mellitus tipe 2.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai