Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS CERME
Jalan Raya Cerme Kidul No. 52 Telp. (031) 7990007
Email : cermepkm@yahoo.co.id
GRESIK – 61171

Notulen Pertemuan Nama Pertemuan : Penyuluhan Senam Kaki Diabet di kegiatan


Prolanis

Tanggal: 19 Januari 2024 Pukul: 08.00 wib-selesai

Susunan Acara 1. Pembukaan


2. Senam Kesegaran jasmani bersama
3. Pemeriksaan fisik dan laborat
4. Pembagian konsumsi
5. Penyampaian materi penyuluhan dan Tanya jawab
6. Pengobatan dan edukasi
7. Penutup serta doa
Notulen sebelumnya Pembukaan disampaikan Penanggung Jawab UKM

Pembahasan Isi Materi :


Pembahasan
Program Penanggulangan Penyakit Kronis(Prolanis) merupakan
program dari BPJS Kesehatan yang bertujuan meningkatkan kualitas
hidup para penderita penyakit kronis dan merupakan kegiatan
terintegrasi yang membutuhkan kerja sama solid antara BPJS
Kesehatan, Fasilitas Kesehatan, dan pasien.
Penyakit yang di kategorikan dalam PROLANIS yaitu pasien
hipertensi dan Diabetes Melitus tipe 2 (BPJS Kesehatan,2014)

Sumber : World Health Organization (WHO). 2010. Physical Activity


In Guide to Community Preventive Services. WHO.
Apa pengaruh senam kaki diabetik pada pasien diabetes
mellitus ?

Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronik yang memerlukan


perawatan baik secara medis dan keperawatan. Diabetes mellitus
merupakan gangguan pada kemampuan pankreas memproduksi
insulin yang berdampak pada meningkatnya kadar gula darah
(Rohmah, 201 9). Ada 4 tipe diabetes mellitus yakni diabetes melitus
tipe 1, diabetes melitus tipe 2, diabetes gestasional, dan diabetes tipe
khusus lainnya. World Health Organization (WHO) memprediksi pada
tahun 2030 jumlah penduduk yang menderita diabetes mellitus
minimal 366 juta penduduk (World Health Organisation (WHO),
2016). Indonesia merupakan urutan ke-4 setelah India, Cina, dan
Amerika Serikat untuk jumlah penduduk yang menderita diabetes
mellitus dengan angka prevalensi 8,6% dari seluruh penduduk
Indonesia (Rohmah, 2019). Federasi Diabetes Internasional (IDF)
atlas 2017 edisi ke-8 menyatakan bahwa angka penderita diabetes di
Indonesia mencapai 10,3 juta orang dan angka ini diperkirakan akan
terus meningkat hingga tahun 2045 (Saragih et al., 2020).

AKTIFITAS FISIK BERPENGARUH PADA KADAR GULA


DARAH
Sahabat sehat, sejalan dengan perkembangan jaman, pola penyakit di
Indonesia mengalami pergeseran dari penyakit infeksi dan kekurangan
gizi menjadi penyakit degeneratif yang salah satunya adalah diabetes
melitus. Indonesia memiliki lebih dari 12 juta penduduk diatas 15
tahun yang menderita diabetes melitus. Sebagian besar faktor risiko
diabetes melitus adalah gaya hidup yang tidak sehat seperti kurangnya
aktivitas fisik.

Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan


pengeluaran tenaga, yang meliputi aktivitas fisik sehari-hari dan
olahraga, sedangkan menurut WHO yang dimaksud dengan aktivitas
fisik adalah kegiatan yang dilakukan paling sedikit 10 menit tanpa
henti.

Aktivitas fisik dibagi atas tiga tingkatan yakni :


1. aktivitas fisik ringan,
Aktivitas fisik ringan adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan menggerakkan tubuh.
2. aktifitas fisik sedang,
Aktivitas fisik sedang adalah pergerakan tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga cukup besar
3. aktifitas fisik berat..
Sedangkan aktivitas fisik berat adalah pergerakan tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga besar.

Ketika beraktivitas fisik, tubuh akan menggunakan glukosa dalam otot


untuk diubah menjadi energi. Hal tersebut menyebabkan kekosongan
glukosa dalam otot. Kekosongan yang terjadi menyebabkan otot untuk
menarik glukosa dalam darah sehingga kadar glukosa dalam darah
akan turun.

Pada kasus diabetes tipe 2 aktivitas fisik sangat membantu dalam


penyerapan glukosa darah kedalam otot. Pada saat otot berkontraksi
permeabilitas membran terhadap glukosa meningkat. Sehingga saat
otot berkontaksi akan bertindak seperti insulin. Maka dari itu saat
beraktivitas fisik, resistensi insulin berkurang.

Pada orang yang belum menderita diabetes, aktivitas fisik akan


menghindarkan diri dari risiko diabetes. Karena manfaat utama
aktivitas fisik adalah menurunkan kadar gula darah, mencegah
kegemukan, serta menurunkan tekanan darah. Selain itu aktivitas fisik
juga dapat menurunkan risiko keropos tulang (osteoporosis) pada
wanita, mengendalikan kadar kolesterol, meningkatkan daya tahan dan
sistem kekebalan tubuh, memperbaiki kelenturan sendi dan kekuatan
otot, memperbaiki postur tubuh, mengendalikan stres, mengurangi
kecemasan.

Peningkatan angka penderita diabetes mellitus ini dipengaruhi oleh


umur, berat badan berlebihan, kurangnya pengetahuan, dan life style
yang tidak sehat (Rohmah, 2019). Komplikasi yang paling umum
terjadi adalah luka kaki diabetik dengan angka kejadian 15%
(Rohmah, 2019). Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
kehidupan sehari-hari untuk mencegah tidak terjadinya luka pada kaki
diabetik adalah diet (terapi nutrisi), latihan fisik (olahraga), terapi
farmakologi dan pendidikan (Damayanti, 2015). Salah satu latihan
fisik yang bisa dilakukan adalah senam kaki diabetes mellitus. Ulkus
diabetikum terjadi akibat kadar gula darah yang meningkat.
Peningkatan kadar gula darah ini diakibatkan karena kurangnya
aktivitas fisik. Hal ini terjadi karena kurangnya penggunaan energi
yang ada dalam tubuh sehingga energi tertumpuk Pernyatan tersebut
dibuktikan dengan penelitian dari Puspita & Mutmainah (2019) yang
menyatakan bahwa senam kaki diabetik menggunakan koran mampu
menurunkan kadar gula darah pada pasien diabetes melitus tipe 2 dari
236 mg/dl menjadi 186,25 mg/dl. Senam kaki diabetik juga data
mengobati neuropati diabetik pada pasien diabetes mellitus (Suhertini
& Subandi, 2016).

Adapun gerakan senam kaki diabetes yang dapat dilakukan sebagai


berikut :

1). Duduk tegak di atas bangku dengan kaki menyentuh lantai.

2) Tumit diletakkan di lantai, jari – jari kedua belah kaki diluruskan


keatas lalu dibengkokkan kembali ke bawah seperti cakar ayam
sebanyak 10 kali.

3) Letakkan salah satu tumit di lantai, angkat telapak kaki ke atas.


Kemudian sebaliknya pada kaki yang lainnya, jari – jari kaki
diletakkan di lantai dan tumit kaki diangkat ke atas. Gerakan ini
dilakukan secara bersamaan pada kaki kanan dan kiri bergantian dan
diulangi sebanyak 10 kali.

4).Tumit kaki diletakkan di lantai, kemudian di bagian ujung jari kaki


diangkat ke atas dan buat gerakan memutar pada pergelangan kaki
sebanyak 10 kali.

5). Jari – jari diletakkan di lantai, kemudian tumit diangkat dan buat
gerakan memutar dengan pergerakan pada pergelangan kaki sebanyak
10 kali.

6) Kemudian angkat salah satu lutut kaki. Lalu gerakan jari – jari kaki
ke depan kemudian turunkan kembali secara bergantian ke kiri dan ke
kanan. Ulangi gerakan ini sebanyak 10 kali.

7) Luruskan salah satu kaki di atas lantai kemudian angkat kaki


tersebut dan gerakan ujung jari – jari kearah wajah lalu turunkan
kembali ke lantai.

8) Angkat kedua kaki lalu luruskan. Ulangi sama seperti pada langkah
ke-8. Namun gunakan kedua kaki kanan dan kiri secara bersamaan.
Ulangi gerakan tersebut sebanyak 10 kali.

9) Angkat kedua kaki dan luruskan. Pertahankan posisi tersebut.


Kemudian gerakan pergelangan kaki kedepan dan kebelakang. 10)
Luruskan salah satu kaki dan angkat. Lalu putar kaki pada
pergelangan kaki, lakukan gerakan seperti menulis di udara dengan
kaki dari angka 0 hingga

10) lakukan secara bergantian.

11) Letakkan selembar Koran di lantai. Kemudian bentuk kertas koran


tersebut menjadi seperti bola dengan kedua belah kaki. Buka kembali
bola tersebut menjadi lembaran seperti semula menggunakan kedua
belah kaki. Gerakan ini dilakukan hanya sekali saja.

12) Robek Koran menjadi 2 bagian. Lalu pisahkan kedua bagian


Koran tersebut.

13) sebagian Koran disobek menjadi kecil – kecil dengan kedua kaki.
14) Pindahkan kumpulan sobekan – sobekan tersebut dengan kedua
kaki lalu letakkan sobekan kertas pada bagian kertas Koran yang utuh
tadi.

15) lalu bungkus semua sobekan – sobekan tadi dengan kedua kaki
kanan dan kiri menjadi bentuk bola.

Senam kaki diabetes mellitus ini dilakukan 2 kali sehari selama 3 hari
akan berdampak pada peningkatan sensitivitas kaki pada pasien
diabetes mellitus tipe 2 (Khaerunnisa, 2019). Pernyataan tersebut
didukung oleh penelitian masita (2020) yang menyatakan bahwa
orang yang berdiam diri atau kurang bergerak akan lebih berisiko
menderita diabetes mellitus dibandingkan dengan yang banyak
aktivitas fisik.

AKTIFITAS FISIK BERPENGARUH PADA KADAR GULA


DARAH
Sahabat sehat, sejalan dengan perkembangan jaman, pola penyakit di
Indonesia mengalami pergeseran dari penyakit infeksi dan kekurangan
gizi menjadi penyakit degeneratif yang salah satunya adalah diabetes
melitus. Indonesia memiliki lebih dari 12 juta penduduk diatas 15
tahun yang menderita diabetes melitus. Sebagian besar faktor risiko
diabetes melitus adalah gaya hidup yang tidak sehat seperti kurangnya
aktivitas fisik.
Aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang menyebabkan
pengeluaran tenaga, yang meliputi aktivitas fisik sehari-hari dan
olahraga, sedangkan menurut WHO yang dimaksud dengan aktivitas
fisik adalah kegiatan yang dilakukan paling sedikit 10 menit tanpa
henti.

Aktivitas fisik dibagi atas tiga tingkatan yakni :


1. aktivitas fisik ringan,
Aktivitas fisik ringan adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan menggerakkan tubuh.
2. aktifitas fisik sedang,
Aktivitas fisik sedang adalah pergerakan tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga cukup besar
3. aktifitas fisik berat..
Sedangkan aktivitas fisik berat adalah pergerakan tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga besar.

Ketika beraktivitas fisik, tubuh akan menggunakan glukosa dalam otot


untuk diubah menjadi energi. Hal tersebut menyebabkan kekosongan
glukosa dalam otot. Kekosongan yang terjadi menyebabkan otot untuk
menarik glukosa dalam darah sehingga kadar glukosa dalam darah
akan turun.

Pada kasus diabetes tipe 2 aktivitas fisik sangat membantu dalam


penyerapan glukosa darah kedalam otot. Pada saat otot berkontraksi
permeabilitas membran terhadap glukosa meningkat. Sehingga saat
otot berkontaksi akan bertindak seperti insulin. Maka dari itu saat
beraktivitas fisik, resistensi insulin berkurang.

Pada orang yang belum menderita diabetes, aktivitas fisik akan


menghindarkan diri dari risiko diabetes. Karena manfaat utama
aktivitas fisik adalah menurunkan kadar gula darah, mencegah
kegemukan, serta menurunkan tekanan darah. Selain itu aktivitas fisik
juga dapat menurunkan risiko keropos tulang (osteoporosis) pada
wanita, mengendalikan kadar kolesterol, meningkatkan daya tahan dan
sistem kekebalan tubuh, memperbaiki kelenturan sendi dan kekuatan
otot, memperbaiki postur tubuh, mengendalikan stres, mengurangi
kecemasan.

Referensi

Damayanti, S. (2015). Diabetes melitus dan penatalaksanaan


keperawatan. Nuha Medika.

Fitriani, F., & Fadilla, R. (2020). Pengaruh Senam Diabetes Terhadap


Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal
Kesehatan Dan Pembangunan, 10(19), 1–7.
https://doi.org/10.52047/jkp.v10i19.54

Karinda, R. . (2013). Pengaruh senam sehat diabetes melitus terhadap


profil lipid pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja
puskesmas patrang kabupaten jember.

Khaerunnisa, N. (2019). Penerapan senam kaki pada pasien diabetes


melitus tipe 2 dalam pemenuhan kebutuhan keamanan dan proteksi
(integritas kulit/ jaringan) di wilayah kerja puskesmas mamajang.
Jurnal Media Keperawatan?: Politeknik Kesehatan Makasar, 9 (2).

Nugraha, et al. (2016). Kadar gula darah sebelum dan sesudah


melaksanakan senam diabetes pada pasien diabetes melitus tipe ii.

Pratiwi, D., Nurhayati, S., & Purnomo, J. (2021). Penerapan senam


diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pasien diabetes melitus
tipe II di wilayah kerja uptd puPratiwi, D., Nurhayati, S., & Purnomo,
J. (2021). Penerapan senam diabetes terhadap penurunan kadar gula
darah pasien diabetes melitus tip. Jurnak Cendikia Muda, 1, 512–522.

Puspita, R. R., & Mutmainah, T. (2019). Pengaruh Senam Kaki


Diabetik Menggunakan Koran Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah
Penderita DM Tipe 2 di Pondok Aren Tangerang Selatan. Edu Masda
Journal, 3(1), 59. https://doi.org/10.52118/edumasda.v3i1.28

Rohmah, S. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pencegahan


Luka Kaki Diabetik Pada Pasien Diabetes. Journal of Midwifery and
Public Health, 1(1), 23. https://doi.org/10.25157/jmph.v1i1.2001

Saragih, L., Faruq Afifuddin, M., Subekti, I., & Septiasih, R. (2020).
Pengaruh Rawat Luka Gangrene Terhadap Pencegahan Tindakan
Amputasi Dan Penurunan Tingkat Kecemasan. JUrnal Keperawatan
Terapan (e-Journal), 06(01), 27–35.

Suhertini, C., & Subandi, S. (2016). Senam kaki efektif mengobati


neuropati diabetik pada penderita Diabetes Mellitus. Jurnal
Kesehatan, 7(3), 480. https://doi.org/10.26630/jk.v7i3.232

World Health Organisation (WHO). (2016). Global Status Report on


Noncommunicable Diseases 2010. Description of the Global Burden
of NDCs. Their Risk Factors and Determinants. Google SCholar.

Damayanti, S. (2015). Diabetes melitus dan penatalaksanaan


keperawatan. Nuha Medika.

Fitriani, F., & Fadilla, R. (2020). Pengaruh Senam Diabetes Terhadap


Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus. Jurnal
Kesehatan Dan Pembangunan, 10(19), 1–7.
https://doi.org/10.52047/jkp.v10i19.54

Karinda, R. . (2013). Pengaruh senam sehat diabetes melitus terhadap


profil lipid pada pasien diabetes mellitus tipe 2 di wilayah kerja
puskesmas patrang kabupaten jember.

Khaerunnisa, N. (2019). Penerapan senam kaki pada pasien diabetes


melitus tipe 2 dalam pemenuhan kebutuhan keamanan dan proteksi
(integritas kulit/ jaringan) di wilayah kerja puskesmas mamajang.
Jurnal Media Keperawatan?: Politeknik Kesehatan Makasar, 9 (2).

Nugraha, et al. (2016). Kadar gula darah sebelum dan sesudah


melaksanakan senam diabetes pada pasien diabetes melitus tipe ii.

Pratiwi, D., Nurhayati, S., & Purnomo, J. (2021). Penerapan senam


diabetes terhadap penurunan kadar gula darah pasien diabetes melitus
tipe II di wilayah kerja uptd puPratiwi, D., Nurhayati, S., & Purnomo,
J. (2021). Penerapan senam diabetes terhadap penurunan

kadar gula darah pasien diabetes melitus tip. Jurnak Cendikia Muda,
1, 512–522.

Puspita, R. R., & Mutmainah, T. (2019). Pengaruh Senam Kaki


Diabetik Menggunakan Koran Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah
Penderita DM Tipe 2 di Pondok Aren Tangerang Selatan. Edu Masda
Journal, 3(1), 59. https://doi.org/10.52118/edumasda.v3i1.28

Rohmah, S. (2019). Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pencegahan


Luka Kaki Diabetik Pada Pasien Diabetes. Journal of Midwifery and
Public Health, 1(1), 23. https://doi.org/10.25157/jmph.v1i1.2001

Saragih, L., Faruq Afifuddin, M., Subekti, I., & Septiasih, R. (2020).
Pengaruh Rawat Luka Gangrene Terhadap Pencegahan Tindakan
Amputasi Dan Penurunan Tingkat Kecemasan. JUrnal Keperawatan
Terapan (e-Journal), 06(01), 27–35.

Suhertini, C., & Subandi, S. (2016). Senam kaki efektif mengobati


neuropati diabetik pada penderita Diabetes Mellitus. Jurnal
Kesehatan, 7(3), 480. https://doi.org/10.26630/jk.v7i3.232

World Health Organisation (WHO). (2016). Global Status Report on


Noncommunicable Diseases 2010. Description of the Global Burden
of NDCs. Their Risk Factors and Determinants. Google SCholar.

DOC, PROMKES, RSMH

SEMBOYAN PROMKES
” MARI MENUJU MASA MUDA SEHAT, HARI TUA
NIKMAT DENGAN PERILAKU CERDIK”

Tanya Jawab 1 : ( Ibu Sumaiyah)


Sendi lutut nyeri dan kaki bengkok kenapa? Apa bisa pulih ?

Jawab:
Kontrol rutin bila ada kekurangan zat sinofial ke dokter
Lakukan aktifitas fisik ringan(senam kaki diabet) secara rutin untun
mencegahdeformitas tulang yang lebih parah

Tanya jawab 2 : (ibu Mujianah)


Apakah ada pengaruh obat yang dikonsumsi terhadap nyeri tulang?

Jawab :
Ada, konsumsi obat golongan kortikosteroid menyebabkan
osteoporosis atau keropos tulang.
Penutup
Ditutup dengan bacaan Doa

Kesimpulan Peserta yang hadir antusias dan aktif, berjanji akan hadir lagi di
kegiatan berikutnya, akan melakukan senanm di rumah secara
teratur.
Evaluasi aktifitas fisik peserta di rumah
Rekomendasi Kepala Puskesmas
Pelaksana Kegiatan

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Cerme Notulis,

dr. Eningsih Fitriani Dewi Mutmainnah M,S.Kep.,Ns


NIP. 19830217 201412 2 002 NIP. 19710311 202221 2 001
DOKUMENTASI KEGIATAN PENYULUHAN SENAM KAKI DIABET
DI KEGIATAN PROLANIS
JUM’AT, 19 JANUARI 2024

Anda mungkin juga menyukai