Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK I

ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT


DARURATAN PADA TREND DAN
ISSUE SISTEM MUSKULOSKELETAL
Di susun oleh :
Dosen pembimbing : Ns. Destiawan EU, S.Kep. M.Kep. Sp.Kep.KMB 1. Eka Haniawati
2.Heppy Osca Mekarliawati Simbolon
3. Intan
4. Intan Riska
5. Jihan Salsabila
6. Mochamad Handi Prasetyo
7. Muhamad Aditya
8. Muhamad Yusup Ardawilly
9. Muhamad Rohedi
MUSKULOSKELETAL

Sistem skeletal adalah sistem yang terdiri dari tulang (rangka) dan
struktur yang membangun hubungan (sendi) di antara tulang-tulang
tersebut. Secara umum fungsi dari sistem skeletal adalah:

Menyediakan·Sebagai alat gerak pasif,


bentuk untuk menopang tubuh,
Melindungi organ-organ internal dari trauma mekanik,
Menyimpan dan melindungi sumsum tulang selaku sel hemopoietic (red bone marrow),
Menyediakan tempat untuk menyimpan kelebihan kalsium, dan
Menyimpan lemak (yellow bone marrow).

Pada manusia, rangka dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu rangka aksial
(membentuk sumbu tubuh, meliputi tengkorak, kolumna vertebra, dan toraks) dan rangka
apendikular (meliputi ekstremitas superior dan inferior).
Definisi Fraktur

Fraktur didefinisikan sebagai hilangnya kontinuitas (kerusakan), biasanya mendadak, dari setiap

struktur yang dihasilkan ketika stress internal, yang disebabkan oleh beban, melebihi batas
kekuatannya. Kompleksitas dan perpindahan dari fraktur tergantung secara besar pada tenaga yang

terbangun pada struktur mendahului fraktur.Bentuk bidang fraktur (fraktur transversal, fraktur split,
avulsi, impaksi, dsb) berhubungan dengan sifat beban, yang mana bisa bersifat penekanan,
pembengkokan, torsional, pemotongan, atau setiap kombinasi dari hal-hal tersebut. Klavikula adalah

satu satunya tulang penopang yang menghubungkan tulang belakang ke bahu dan lengan. Fraktur
klavikula atau klavikula yang fraktur adalah tulang kerah yang rusak.
KLASIFIKASI
Pengklasifikasian fraktur clavicula didasari oleh
lokasi fraktur pada clavicula tersebut. Ada tiga
lokasi pada clavicula yang paling sering
mengalami fraktur yaitu pada bagian midshape
clavikula dimana pada anak-anak berupa
greenstick, bagian distal clavicula dan bagian
proksimal clavicula. Menurut Neer secara umum
fraktur klavikula diklasifikasikan menjadi tiga
tipe yaitu :
Tipe 1 : Fraktur pada bagian tengah clavicula.
Lokasi yang paling sering terjadi fraktur.
Tipe II : Fraktur pada bagian distal clavicula.
Lokasi tersering kedua mengalami fraktur
setelah midclavicula.
Tipe III : Fraktur pada bagian proksimal
clavicula. Fraktur yang paling jarang terjadi
dari semua jenis fraktur clavicula,
insidensnya hanya sekitar 5%.
Etiologi
Penyebab farktur clavicula biasanya disebabkan oleh trauma pada bahu akibat
kecelakaan apakah itu karena jatuh atau kecelakaan kendaraan bermotor, namun
kadang dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non traumatik. Berikut beberapa
penyebab pada fraktur clavicula yaitu :
Fraktur clavicula pada bayi baru lahir akibat tekanan pada bahu oleh simphisis pubis selama
proses melahirkan.
Fraktur clavicula akibat kecelakaan termasuk kecelakaan kendaraan bermotor, jatuh dari
ketinggian dan yang lainnya.
Fraktur clavicula akibat kompresi pada bahu dalam jangka waktu lama, misalnya pada pelajar
yang menggunakan tas yang terlalu berat.
Fraktur clavicula akibat proses patologik, misalnya pada pasien post radioterapi, keganasan
clan lain-lain.
Patofisiologi
Fraktur / patah tulang terjadi karena benturan tubuh, jatuh / trauma (long, 1996
: 356). Baik itu karena trauma langsung, misalnya : tulang kaki terbentur bumper mobil,
karena trauma tidak langsung , misalnya : seseorang yang jatuh dengan telapak tangan
menyangga. Juga bisa oleh karena trauma akibat tarikan otot misalnya tulang patella dan
dekranon, karena otot triseps dan biseps mendadak berkontraksi. (Oswari, 2000 : 147).

Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Tertutup bila tidak terdapat
hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar. Sedangkan frakturterbuka bila
terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar oleh karena perlukaan di
kulit. (Mansjoer, 2000 : 346).
Di tempatpatah terbentuk fibrin (hematoma fraktur) dan berfungsi sebagai jala-jala untuk
melekatkan sel-sel baru. Aktivitas osteoblast terangsang dan terbentuk tulang baru umatur
yang disebut callus. Bekuan fibrin direabsorbsi dan sel-sel tulang baru mengalami
remodelling untuk membentuk tulang sejati. (Corwin, 2000 : 299).
Gejala Klinis

Diagnosis dari fraktur clavicula biasanya didasari dari mekanisme kecelakaan dan lokasi
adanya ekimosis, deformitas, ataupun krepitasi. Pasien biasanya mengeluh nyeri setelah
terjadinya kecelakaan tersebut dan sulit untuk mengangkat lengan atau bahu. Fraktur pada
bagian tengah clavicula, pada inspeksi bahu biasanya asimetris, agak jatuh kebawah, lebih
kedepan ataupun lebih ke posterior.

Diagnosis
Diagnosis pasti untuk fraktur clavicula ialah berdasarkan pemeriksaan radiologi. Secara
praktis diagnostik dibuat berdasarkan anamnesis misalnya apakah ada riwayat trauma,
dan pemeriksaan fisik bias kita dapatkan pembengkakan daerah clavicula atau aberasi,
diagnosanya akan lebih mudah apabila yang terjadi adalah fraktur terbuka.

Pneumotoraks biasa didapatkan pada pasien dengan fraktur clavicula terutama yang mengalami
multiple traumatik, dilaporkan sekitar lebih dari 3% dengan fraktur clavicula mengalami
pneumotoraks. Pneumotoraks diakibatkan masuknya udara pada ruang potensial antara pleura
viseral clan parietal. Dislokasi fraktur vertebra torakal juga dapat ditemukan bersama dengan
pneumotoraks. Laserasi paru merupakan penyebab tersering dari pnerum.
Prinsip Legal Etik Keperawatan

Praktik keperawatan dipengaruhi oleh hukum, terutama yang berhubungan dengan hak
pasien dan kualitas asuhan. Pengetahuan tentang hukum meningkatkan kebebasan baik
bagi perawat maupun pasien.

1. Peran legal perawat

Perawat memiliki hak dan tanggung jawab dalam tiga peran legal : perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan, perawat sebagai pekerja, dan perawat sebagai warga negara.
Perawat mungkin mengalami konflik kepentingan antara hak dan tanggung jawab ini.
Penilaian keperawatan professional memerlukan pemeriksaan yang teliti dalam konteks
asuhan keperawatan, kemungkinan konsekuensi tindakan keperawatan dan alternatif
yang mungkin dilakukan perawat.
Prinsip legal etik yang dapat diterapkan dalam keperawatan pasien dengan kretinisme
dapat meliputi :

a. Autonomi
Otonomi merupakan suatu kebebasan dalam menentukan pilihan tentang kehidupan
seseorang. Pada pasien kretinisme, prinsip otonomi sangat penting. kewenangan atau
kebebasan dari klien maupun dari pihak keluarga harus diberikan. Peran perawat disini
harus menghargai harkat dan martabat manusia sebagai individu yang dapat memutuskan
hal yang terbaik buat dirinya.

Perawat harus melibatkan klien dan keluarga atau orang terdekat klien untuk
berpartispasi dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan asuhan keperawatan
klien, yakni kebebasan memilih apakah klien mau dirawat, dioperasi demi keselamatan
klien atau justru tidak ingin ada program perawatan ataupun pengobatan. Hal tersebut
adalah hak klien dan keluarga dalam mengambil keputusan.
Lanjutan..

b. Kemurahan Hati

Prinsip ini mengharuskan perawat bertindak dengan cara menguntungkan klien. Dalam
arti, tanggung jawab untuk melakukan kebaikan yang menguntungkan. Peran perawat
disini menasihati klien ataupun keluaga tentang program pengobatan untuk meperbaiki
kesehatan secara umum.otoraks akibat trauma tumpul.
Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai