TANGGAL : ...................................
5.1 TUGAS
Terangkan kepada pasien apa yang akan dikerjakan pada pemeriksaan EKG. (Buat dalam
bentuk laporan)
5.3 PENDAHULUAN
Keunikan otot jantung ialah kemampuannya mencetuskan impuls secara otomatis dan
ritmis serta menjalarkan impuls tersebut ke seluruh otot jantung. Impuls ini menimbulkan
eksitasi terhadap otot jantung yang selanjutnya menyebabkan serabut otot jantung tersebut
berkontraksi.
Aktivitas listrik yang timbul pada pembentukan dan penjalaran impuls ini menimbulkan
arus listrik yang sangat lemah yang menjalar keseluruh tubuh, mengingat bahwa tubuh
merupakan penghantar volemik (volume conductor).
Arus listrik ini menimbulkan potensial listrik yang tingginya beruba-ubah di berbagai bagian
tubuh, sesuai dengan aktivitas iistrik yang timbul di jantung dan situasi serta kondisi bagian-
bagian tubuh tersebut. Dengan mengkaji perubahan-perubahan potensial listrik pada bagian
tubuh tertentu, dapatlah diketahui berbagai peristiwa yang terjadi di jantung.
Perekaman potensial listrik dan bentuk grafik dibagian tubuh tertentu adalah dasar
elektrokardiografi, alat yang dipergunakan pada perekaman ini disebut elektrokardiograf dan
hasil perekamannya disebut elektrokardiogram. Dengan mengkaji elektrokardiogram, secara
langsung dapat diperkirakan adanya gangguan frekuensi dan irama denyut jantung, gangguan
penjalaran impuls, hipertrofi, iskemia dan infark otot jantung. Untuk mendeteksi infark otot
jantung, elektrokardiografi bahkan merupakan cara yang paling praktis disamping pemeriksaan
dengan serum enzim.
Pada kateterisasi jantung, elektrokardiogram selalu direkam secara simultan dengan
besaran-besaran hemodinamik untuk memudahkan pengkajian besaran-besaran hemodinamik
tersebut. Demikian pula pada fonokardiografi, ekhokardiografi dan lain-lain, elektrokardiogram
selalu diikutsertakan.
Agar elektrokardiogram dapat dikaji secara umum, maka bagian tubuh yang menjadi
tempat perekaman, teknik perekaman dan cara bekerja alat perekam harus dibakukan.
Sebuah elektrokardiograf harus memiliki dua buah elektroda yang masing-masing disebut
exploring electrode dan indifferent electrode. Alat perekam pada elektrokardiograf harus dibuat
sedemikian rupa sehingga jika potensial listrik di exploring electrode lebih tinggi daripada di
indifferent electrode, jarum pencatat harus dibuat naik dari garis dasar (isoelectric line) dan
jika potensial listrik di exploring electrode lebih rendah dari pada di indifferent electrode, jarum
pencatat harus dibuat turun dari garis dasar. Jika potensial listrik pada kedua elektroda
tersebut sama tingginya, jarum pencatat harus dibuat setinggi garis dasar. Dengan demikian,
semua elektrokardiograf memberikan hasil perekaman yang sama.
Bagian tubuh yang dipakai sebagai tempat perekaman dinyatakan dengan istilah leads.
Yang lazim dipakai dalam elektrokardiografi berjumlah 12 leads (lead I, lead II, lead III, lead
aVR, lead aVL, lead aVF, lead V1, lead V2, lead V3, lead V4, lead V5 dan lead V6). Kedua
belas leads ini selalu direkam pada setiap elektrokardiografi sedangkan leads yang lain boleh
direkam sebagai tambahan.
Tinggi grafik elektrokardiogram dan kecepatan aliran kertas grafik dapat disesuaikan
dengan keperluan perekaman, umumnya tinggi grafik elektrokardiogram adalah 0,1 mV/mm
dan kecepatan aliran kertas 25 mm/detik.
Setiap lead memberikan gambar grafik dalam pola yang sama tetapi dalam bentuk yang
berlainan.
Pada setiap siklus denyut jantung terlukis grafik dengan gelombang-gelombang yang
diberi nama gelombang P, kompleks QRS, gelombang T dan kadang-kadang gelombang U.
Gelombang P melukiskan depolarisasi atrium (saat atrium berkontraksi); kompleks QRS
melukiskan depolarisasi ventrikel dan repolarisasi atrium (saat ventrikel berkontraksi dan
atrium berrelaksasi) dan gelombang T melukiskan repolarisasi ventrikel (saat ventrikel
berrelaksasi).
Lead aVL: merekam beda potensial listrik antara tangan kiri dan tangan kanan bersama
kaki kiri. "Exploring electrode" dipasang di tangan kiri, "indifferent electrode" di
tangan kanan bersama kaki kiri.
Lead aVF: merekam beda potensial listrik antara kaki kiri dan tangan kanan bersama kaki
kiri. "Exploring electrode" dipasang di kaki kiri dan "indifferent electrode" di tangan
kiri.
Nama :
NIM :
Tanggal :
Skoring
No Aspek yang dinilai Bobot Nilai
0 1 2
I. Persiapan Alat
Elektrokardiograf, gel, kasa, alcohol, ground cable, 1
1
electrode cable, power cable
II Persiapan Pasien
2 Memberikan salam dan memperkenalkan diri 1
3 Menanyakan identitas pasien 1
4 Meminta persetujuan pasien 1
5 Menjelaskan jenis tindakan yang akan dilakukan 1
III Pelaksanaan
Mempersilahkan pasien berbaring telentang 1
6
tidak bergerak.
Menentukan tempat-tempat pemasangan 2
7
elektroda
Membersihkan dengan alkohol pada kulit 1
8
tempat yang dipasang elektroda-elektroda.
Memberikan konduktor (gel) pada tempat yang 1
9
telah ditentukan
Memasang elektroda pada permukaan kulit 2
10
padatempat-tempat yang telah ditentukan.
11 Melaporkan kesiapan pemasangan elektroda 1
Membuat elektrokardiogram dengan 1
12
menuliskan keterangan.
IV Penutup
13 Melaporkan deskripsi hasil elektrokardiogram 2
Melepas perangkat dan membersihkan tempat
14 pemasangan elektroda menyatakan
pemeriksaan telah selesai.
Total Nilai
6.1. TUGAS
Interpretasikanlah gambaran EKG pada lampiran 8 dan 9 dengan menggunakan Fotocopy
formulir interpretasi elektrokardiogram yang tersedia (lampiran 7). Kumpulkan hasil
interpretasi Anda sebelum melaksanakan latihan keterampilan medik !
6.3. PENDAHULUAN
Elektrokardiogram (EKG) adalah rekaman gelombang listrik jantung yang dihasilkan
oleh depolarisasi sel otot jantung (kontraksi) dan repolarisasi. Pada keadaan normal, nodus
Sino Atrial (SA) membangkitkan impuls listrik awal dan memulai rangkaian kejadian yang
menghasilkan denyut jantung.
Pola gelombang listrik jantung tersebut dapat mengalami perubahan sesuai dengan
perubahan anatomi jantung akibat proses penyakit kardiovaskuler. Perubahan anatomi yang
dimaksud adalah meliputi abnormalitas atrium, hipertrofi ventrikel dan kerusakan miokard
akibat penyakit jantung koroner.
Meskipun standar baku pemeriksaan anatomi jantung adalah echocardiografi dan
tehnik-tehnik imaging yang baru, beberapa kriteria bacaan EKG mempunyai sensitivitas
sedang (sekitar 50%) dan spesifisitas yang tinggi (>90%).
Pembacaan EKG
Membaca identitas pasien dan mencocokkan dengan rekam medis, meliputi data:
Nama, umur, TB, BB,
Mengetahui riwayat penyakit (Penyakit Jantung Koroner, Hipertensi, PPOK dll),
pengobatan (khususnya digitalis),
Tekanan darah
Kalibrasi
Mesin EKG dapat berjalan dengan kecepatan 50 atau 25 mm/detik.
Pada kecepatan standar 25 mm/d:
Garis kotak besar (major grid lines) berukuran 5 mm, sesuai dengan 0.20 detik.
Garis kotak kecil (minor lines) berukuran 1 mm, sesuai dengan 0.04 detik.
Voltase diukur pada aksis vertikal.
Standard kalibrasi adalah 0.1 mV per mm defleksi atau 1 mV = 10 mm (Gambar 1)
Menilai irama
Yang dimaksud irama sinus normal adalah suatu irama jantung dengan penghasil
impuls listrik (pacemaker) dari nodus SA dengan frekwensi 60 hingga 100 kali per menit.
Diagnosis irama sinus normal (normal sinus rhythm) adalah:
1. Gelombang P tampak dengan interval teratur
2. Setiap P diikuti kompleks QRS dengan interval normal dan teratur.
3. Semua P dan kompleks QRS memiliki contour dan konfigurasi sama.
Irama jantung yang bukan irama sinus normal adalah aritmia.
Menilai gelombang P
Gelombang P adalah defleksi pertama pada siklus jantung, yang menunjukkan aktivasi
atria, baik dengan pacu jantung fisiologis dari simpul sinus atau dari sel-sel atria yang lain
atau dari penghubung Atrioventikuler (AV junction). Normal mempunyai amplitudo ≤ 0.25 mV
(pada aksis vertikal: 2.5mm atau 2.5 kotak kecil), tunggal dan teratur, setiap P diikuti
kompleks QRS yang berarti irama sinus (impuls listrik dari nodus SA). Kegunaan pertama
adalah untuk menilai irama sinus normal atau bukan. Selanjutnya dilakukan penilaian pada:
1. Contour:
o normal: halus dan monofasik di semua sandapan kecuali V1,
o abnormal: dapat merupakan
bifasik (P pulmonal atau P mitral)
P tidak tampak (Junctional rhythm)
P fibrilasi (atrial fibrilasi)
2. Konfigurasi:
o normal: defleksi positif di sandapan I,II, aVF, V3-V6 dan negatif di aVR
o abnormal: didapatkan defleksi negatif di II,III atau aVF, dapat berarti
pemasangan kutup elektroda yang terbalik atau suatu irama junctional (pacu
jantung berasal dari AV junction)
3. Durasi (aksis horisontal): 0.08-010 detik (2-2.5 kotak kecil)
4. Amplitudo (aksis vertikal): ≤ 0.25 mV/ 2.5mm/2.5 kotak kecil
5. Menghitung PR interval: 0.12-0.20 detik (3-5 kotak kecil), bila PR interval pendek,
nilai kemungkinan sindroma preeksitasi, bila memanjang, nilai kemungkinan blokade
AV
Perkiraan cepat axis QRS dapat dinilai di sandapan I, II dan aVF (Gambar 6).
Menilai ST segment
1. Menentukan besarnya deviasi segmen ST dari garis isoelektris:
o Normal: Isoelektris
o Abnormal:
1. Elevasi: deviasi ke atas dari isoelektris > 1mm
2. Depresi ada 3 bentuk yaitu (gambar7):
a. horizontal,
b. landai ke bawah (downsloping),
c. landai ke atas (upsloping),
yang dianggap spesifik adalah a dan b, dan dianggap bermakna bila
>1mm, makin dalam makin spesifik
Menilai gelombang T
Gelombang T mengikuti kompleks QRS,
1. Menentukan bentuk gelombang T:
o Normal: pada orang dewasa, biasanya gelombang T adalah tegak di semua
sandapan kecuali di aVR dan V1.
o Abnormal: Tinggi dan lebar (Tall T/ hyperacute T: Injuri/ Infark Akut),
Gelombang T terbalik yaitu vektor T berlawanan arah dengan vektor QRS (T
inversi) bisa terdapat pada iskemia miokard, tetapi tanda ini tidak terlalu
spesifik, yang lebih spesifik adalah bila gelombang T inversi ini simetris dan
berujung lancip (arrow head).
2. Menentukan sandapan mana terdapat perubahan gelombang T (lihat: penilaian
gelombang Q, point 2)
3. Menghitung QTc interval (Gambar 2)
Menilai gelombang U
Gelombang U biasanya tegak dan paling besar terdapat di V2 dan V3. Sering
gelombang U tidak jelas karena bersatu dengan T.
Menentukan apakah ada gelombang U:
o Normal: tidak tampak adanya gelombang U
o Abnormal: gelombang U tampak jelas (prominen) curiga adanya hipokalemia
Gambar 6.8 Abormalitas atrium kanan Gambar 6.9 Abormalitas atrium kiri
P prominen: P pulmonal P berlekuk : P mitral
Menghitung indeks hipertrofi ventrikel kiri dengan menggunakan skoring dari Romhilt-Estes:
Dari kriteria diatas, No. 1 : nilai 3
No. 2 : nilai 3
No. 3 : nilai 3
No. 4 : nilai 2
No. 5 : nilai 1
Bila jumlah nilai > 5, maka dianggap hipertrofi ventrikel kiri definitif
Bila jumlah nilai =4, maka dianggap ada kemungkinan hipertrofi ventrikel kiri
Interpretasi gambaran EKG pada kerusakan miokard akibat penyakit jantung koroner
Terganggunya aliran koroner menyebabkan kerusakan miokard yang dapat dibagi menjadi
3 tingkat (Gambar 11):
1. Iskemia: kelainan yang paling ringan dan masih reversible
2. Injuri: kelainan yang lebih berat, tetapi masih reversible
3. Nekrosis/Infark miokard: kelainan yang permanen
J point plus
0.04
second
ST-segment deviation
PR baseline = 4.5 mm
Skor
Aspek yang dinilai Bobot
0 1 2
I. Identitas dan riwayat penderita
1 Membaca identitas pasien dan mencocokkan dengan rekam 1
medis: Nama, umur, TB, BB,
2 Mengetahui riwayat penyakit (PJK, HT, PPOK dll), 1
pengobatan (khususnya digitalis), tekanan darah
II. Identifikasi waktu pemeriksaan
3 Membaca tanggal pemeriksaan EKG dilakukan 1
4 Membaca jam pemeriksaan EKG dilakukan 1
III. Penilaian awal
5 Membaca kalibrasi pada tiap sandapan 1
6 Menilai irama sinus atau bukan 2
7 Menghitung heart rate 2
IV. Menilai gelombang P
8 Contour: - monofasik 3
- bifasik: P Pulmonal/ P Mitral
9 Konfigurasi: 2
10 Durasi 1
11 Amplitudo 2
12 Menghitung PR interval 1
V. Menilai gelombang Q
13 Menentukan konfigurasi gelombang Q 3
14 Menentukan sandapan mana terdapat gelombang Q patologis 3
VI. Menilai QRS complex
15 Konfigurasi: Normal bila R makin besar dan S makin kecil dari 2
V1-V6
16 Durasi (< atau > 0.12 detik) 1
17 Menghitung axis QRS complex 3
VII. Menilai ST segment
18 Menentukan besarnya deviasi segmen ST: Isoelektris/ Elevasi/ 3
Depresi
19 Menentukan sandapan mana terdapat deviasi ST 3
VIII. Menilai gelombang T
20 Menentukan bentuk gelombang T: 3
- Tinggi (Tall T/ hyperacute T: Infark Akut)
- Gelombang T terbalik (T inversi: Iskemia )
21 Menentukan sandapan mana terdapat perubahan gelombang T 3
22 Menghitung QTc interval 1
IX. Menilai gelombang U
23 Menentukan apakah ada gelombang U 1
X. Menghitung indeks hipertrofi ventrikel
24 LVH: 3
25 RVH: 3
XI. Penutup
26 Membuat diagnosis/ kesimpulan pembacaan EKG 3
Total nilai
Catatan : Nilai 0 = Tidak melakukan pemeriksaan.
Nilai 1 = Melakukan pemeriksaan tidak sempurna.
Nilai 2 = Melakukan pemeriksaan dengan benar.
Nilai Akhir : Total Nilai x 100%
103
6.6 REFERENSI
1. Mirvis DM, Goldberger AL. Electrocardiography. In: Braunwald’s Heart Disease, A
Textbook of Cardiovascular Medicine. Eighth Edition. Philadelphia: Saunders Elsevier;
2008. p. 155-183.
2. Ferry DR. ECG In 10 Days. Second Edition. Singapore: Mc Graw Hill; 2007. p. 37-93
and 151-193.
3. The Alan E. Lindsay. ECG Learning Center in Cyberspace.
http://library.med.utah.edu/kw/ecg/image_index
4. Pratanu S. Buku Pedoman Kursus Elektrokardiografi. Surabaya; PT. Karya Pembina
Swajaya; 2000. h. 19-36.
TANGGAL : ...................................
7.1. TUGAS
Interpretasikanlah gambaran EKG pada lampiran 10 dan 11 dengan menggunakan Fotocopy
formulir interpretasi elektrokardiogram yang tersedia (lampiran 7). Kumpulkan hasil
interpretasi Anda sebelum melaksanakan latihan keterampilan medik !
7.3. PENDAHULUAN
Elektrokardiogram (EKG) adalah rekaman gelombang listrik jantung yang dihasilkan oleh
depolarisasi sel otot jantung (kontraksi) dan repolarisasi. Pada keadaan normal, nodus Sino
Atrial (SA) membangkitkan impuls listrik awal dan memulai rangkaian kejadian yang
menghasilkan denyut jantung.
Pola gelombang listrik jantung tersebut dapat mengalami perubahan irama (aritmia)
akibat berbagai proses, termasuk penyakit kardiovaskuler. Perubahan irama yang dimaksud
adalah meliputi aritmia supraventrikuler, aritmia ventrikuler, aritmia akibat gangguan konduksi
dan perubahan gambaran EKG pada gangguan elektrolit dan intoksikasi obat. Pemeriksaan
EKG mempunyai sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi (>90%) dalam menentukan aritmia,
sehingga menjadi standar baku.
Aritmia jantung dapat merupakan gangguan irama yang jinak tanpa keluhan dan tidak
memerlukan terapi. Namun beberapa aritmia jantung dapat merupakan aritmia ganas yang
lethal, sehingga perlu cepat dikenali dan diterapi. Dalam ketrampilan medis ini akan diajarkan
salah satu cara diagnosis aritmia secara sederhana dan cepat.
Pembacaan EKG
Membaca identitas pasien dan mencocokkan dengan rekam medis, meliputi data:
Nama, umur, TB, BB,
Mengetahui riwayat penyakit (Penyakit Jantung Koroner, Hipertensi, PPOK dll),
pengobatan (khususnya digitalis),
Tekanan darah
Kalibrasi
Mesin EKG dapat berjalan dengan kecepatan 50 atau 25 mm/detik.
Pada kecepatan standar 25 mm/d:
Garis kotak besar (major grid lines) berukuran 5 mm, sesuai dengan 0.20 detik.
Garis kotak kecil (minor lines) berukuran 1 mm, sesuai dengan 0.04 detik.
Voltase diukur pada aksis vertikal.
Standard kalibrasi adalah 0.1 mV per mm defleksi, atau 1 mV = 10 mm.
Menilai irama
Yang dimaksud irama sinus normal adalah suatu irama jantung dengan penghasil
impuls listrik (pacemaker) dari nodus SA dengan frekwensi 60 hingga 100 kali per menit.
Diagnosis irama sinus normal (normal sinus rhythm) adalah:
1. Gelombang P tampak dengan interval teratur
2. Setiap P diikuti kompleks QRS dengan interval normal dan teratur.
3. Semua P dan kompleks QRS memiliki contour dan konfigurasi sama.
4. Irama jantung yang bukan irama sinus normal adalah aritmia.
1. Kompleks QRS normal mempunyai interval < 0.12 detik (3 kotak kecil),
kompleks QRS tampak sempit, yang berarti irama supraventrikuler (atrial)
2. Kompleks QRS lebar/bizare mempunyai interval > 0.12 detik yang berarti
irama ventrikuler
2. Sinus takikardia: ada kompleks QRS sempit secara teratur mengikuti setiap
P dengan rate > 100 x/menit
3. Sinus aritmia: ada kompleks QRS sempit tidak teratur mengikuti setiap P.
Biasanya terkait dengan siklus respirasi.
5. Atrial Flutter: ada kompleks QRS sempit, Gelombang P > 1 dan tampak
seperti gigi gergaji (sawtooth appearance)
.
Aritmia Ventrikuler
7. Ventrikuler Takikardia (VT) ada kompleks QRS lebar teratur dengan rate
>150x/menit, gelombang P tidak ada (tidak jelas tampak). Impuls listrik
berasal pada pacu jantung ventrikuler, sering akibat infark miokard
Gambar 7.9 Ventrikuler Takikardia (VT)
8. Ventrikuler fibrilasi (VF): kompleks QRS tidak jelas ada, amplitude tidak
teratur (naik-turun). Depolarisasi ventrikuler yang kacau menyebabkan
pompa darah tidak efektif dan dalam beberapa menit mengakibatkan
kematian.
12. Blok AtrioVentrikuler derajat dua (second degree AV block): ada satu
kompleks QRS yang menghilang (Sudden dropped QRS-complex). Tipe 1
bila PR interval makin memanjang, tipe 2 bila PR interval tetap.
14. Right Bundle Branch Block (RBBB): 1) durasi QRS >0.12d; 2) gelombang
R ganda (RR’) di V1; 3) S lebar di leads I, V5 dan V6; dan 4) orientasi vektor
terminal QRS ke arah anterior dan kanan. Gelombang ST-T harus ber-
orientasi kebalikan dari vektor terminal QRS.
15. Left Bundle Branch Block (LBBB): dikenali dengan 1) durasi QRS >0.12d;
2) gelombang R ganda di I dan V6; 3) S lebar di leads V1; dan 4) orientasi
vektor terminal QRS ke arah posterior dan kiri. Gelombang ST-T harus ber-
orientasi kebalikan dari vektor terminal QRS
Gambaran EKG pada Sindroma Pre-eksitasi dan Long QT
16. Sindroma Pre-eksitasi: yaitu kelainan pola EKG akibat adanya jalur
tambahan (jalur Kent) dari atrium ke ventrikel tanpa melewai jalur
penghubung AV. Sering disebut sindroma WPW (Wolf-Parkinson-White).
Dapat dikenali dengan 1) PR interval pendek <0.12 detik (<3 kotak kecil); 2)
gelombang Delta
17. Long QT syndrome: dikenali secara kasar dengan menilai interval QT yang
melebihi setengah dari interval RR. Dapat merupakan kelainan bawaan atau
didapat. Ukur interval QT dengan rumus: QT/ √RR, nilai normal ≤0.44 detik.
20. Intoksikasi Digitalis: dua efek toksik dari digitalis adalah 1) stimulasi vagal
yang berlebihan yang mengakibatkan perlambatan konduksi melalui nodus
AV (AV block). Efek yang sama dapat menyebabkan perlambatan frekwensi
impuls dari SA node; 2) Stimulasi berlebihan pada fokus ektopik (extra
systole)
Skor
Aspek yang dinilai Bobot
0 1 2
I. Identitas dan riwayat penderita
1 Membaca identitas pasien dan mencocokkan dengan 1
rekam medis (Nama, umur, TB, BB)
2 Mengetahui riwayat penyakit (PJK, HT, PPOK dll), 1
pengobatan (khususnya digitalis), tekanan darah
II. Identifikasi waktu pemeriksaan
3 Membaca tanggal pemeriksaan EKG dilakukan 1
4 Membaca jam pemeriksaan EKG dilakukan 1
III. Penilaian awal
5 Membaca kalibrasi pada tiap sandapan 1
6 Menilai irama sinus atau bukan 3
7 Menghitung heart rate 2
IV. Menilai kompleks QRS
8 Menentukan apakah kompleks QRS ada ? 3
9 Menentukan apakah kompleks QRS tampak sempit atau 3
lebar ?
10 Menentukan apakah kompleks QRS tampak teratur atau 3
tidak ?
11 Menentukan apakah kompleks QRS tampak cepat atau 3
lambat ?
12 Menentukan apakah ada gelombang P ? 3
13 Menentukan bagaimana hubungan gelombang P dengan 3
kompleks QRS ?
V. Menilai gangguan pembentukan impuls
14 Menentukan gelombang prematur (extra systole) 3
VI. Menilai gangguan konduksi
15 Mengukur PR interval 3
16 Menentukan apakah kompleks QRS ada yang hilang 3
(missing beat)
17 Menentukan RBBB 3
18 Menentukan LBBB 3
VII Membuat diagnosis/ kesimpulan pembacaan EKG 3
19 Membuat diagnosis 3
TOTAL NILAI
ELEKTROKARDIOGRAM
Nama : ……………………………………
Kalibrasi : voltase mV, speed mm/detik
Heart rate : x / menit, teratur tidak teratur
Irama :
Gelombang P
Kontour : normal tidak normal, Alasan :
Konfigurasi : normal tidak normal, Alasan :
Durasi : detik normal tidak normal
Amplitudo : mV normal tidak normal
Kompleks QRS :
Durasi : normal tidak normal, Alasan ...................................................
Axis : derajat normal LAD RAD Superior
Konfigurasi : normal tidak normal, Alasan :
Kesimpulan :
Lampiran 8
Laki-laki, 40 tahun, perokok berat 20 tahun. Sejak 2 jam yang lalu nyeri
dada kiri hebat menjalar ke lengan kiri disertai keringat dingin
Lampiran 9
Laki-laki, 50 tahun, datang ke UGD dengan nyeri dada kiri menjalar ke leher
disertai berdebar-debar